DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BELO
Jalan :Lintas karumbu, cenggu Kec. Belo 84173
TENTANG
TATA NASKAH DOKUMEN AKREDITASI PUSKESMAS BELO
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : Cenggu
Pada Tanggal :
dr.Eni Andriani
Pembina IV/a
NIP: 198309023009072001
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
TENTANG TATA NASKAH DOKUMEN
AKREDITASI PUSKESMAS BELO
NOMOR : 440/A.I.0001.01/01.2.13/2017
TANGGAL : 3 JULI 2017 .
Bentuk dan susunan naskah dinas surat di lingkungan Puskesmas, terdiri atas:
a. surat edaran;
b. surat biasa;
c. surat keterangan;
d. surat perintah;
e. surat izin;
f. surat perjanjian;
g. surat perintah tugas;
h. surat perintah perjalanan dinas;
i. surat kuasa;
j. surat undangan;
k. surat keterangan melaksanakan tugas;
l. surat panggilan;
m. lembar disposisi;
n. telaahan staf;
o. pengumuman;
p. laporan;
q. rekomendasi;
r. surat pengantar;
s. berita acara;
t. notulen;
u. memo;
v. daftar hadir;
w. piagam;
x. sertifikat;
1. Atas nama yang disingkat a.n. merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam hubungan
intenal antara atasan kepada pejabat setingkat dibawahnya.
2. Untuk beliau yang disingkat u.b. merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam
hubungan internal antara atasan kepada pejabat dua tingkat dibawahnya.
3. Pelaksana tugas yang disingkat Plt. merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu
yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas, karena pejabat
definitif belum dilantik.
4. Plt. sebagamana dimaksud diangkat dengan keputusan kepala SKPD atau Keputusan
Bupati dan berlaku paling lama 1 (satu) Tahun.
5. Plt. sebagaimana dimaksud bertanggung jawab atas naskah dinas yang dilakukannya.
6. Pelaksana tugas harian yang disingkat Plh. merupakan pejabat sementara pada jabatan
tertentu yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas, karena
pejabat definitif berhalangan sementara.
7. Plh. sebagaimana dimaksud diangkat dengan keputusan kepala SKPD atau keputusan
Bupati dan berlaku paling lama 3 (tiga) bulan.
8. Plh. sebagaimana dimaksud ) mempertanggungjawabkan pelaksanaan atas naskah dinas
yang dilakukannya kepada pejabat definitif.
Bentuk dan Susunan Surat Undangan.
PUSKESMAS BELO
Kepada
Nomor : Yth. ........................................................
Lampiran : di -
Perihal : Undangan .....................
.............................................................................................................................................
.............................................................. :
Hari : ...................................
Tanggal : ...................................
Pukul : ...................................
Tempat : ...................................
Acara : ...................................
.............................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Susunan.
Surat Undangan terdiri atas :
a. Kepala Surat Undangan terdiri atas :
1) Nama Tanggal, Bulan dan Tahun pembuatan;
2) Nama dan alamat yang dituju;
3) Nomor;
4) Sifat surat;
5) Lampiran surat;
6) Hal surat.
b. Isi Surat Undangan terdiri atas :
1) Maksud dan Tujuan;
2) Hari penyelenggaraan;
3) Tanggal penyelenggaraan;
4) Waktu penyelenggaraan;
5) Tempat penyelenggaraan;
6) Acara yang akan diselenggaraan;
7) Tulisan penutup.
c. Bagian akhir Surat Undangan terdiri atas :
1) Nama Jabatan pengundang;
2) Tanda Tangan Pejabat yang mengundang;
3) Nama Jelas Pejabat berikut Pangkat dan NIP. pengundang;
4) Stempel Jabatan/Perangkat Daerah.
5) Tembusan yang dianggap perlu.
Bentuk surat Tugas
Ditetapkan di Raba-Bima
pada tanggal ................................
Kepala UPT Puskesmas.....
KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS
No : 440/A.I.SK.0001.01/01.2.13/2017
TENTANG
................................................................................
................................................................................
KEPALA PUSKESMAS ..........
Mengingat : 1. Undang-Undang.....................................................................;
2. Peraturan Pemerintah ....................................................... dan
seterusnya.
MEMUTUSKAN
KESATU : ...............................................................................................;
KEDUA : ................................................................................................;
KETIGA : .................................................................................................;
KEEMPAT : ..............................................................................................;
Ditetapkan di Cenggu
pada tanggal ..........................
Kepala Puskesmas.........
NAMA /PANGKAT/ GOL/NIP
2 Diktum:
a Diktum “Memutuskan” ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf
kapital, serta diletakkan di tengah margin;
b Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke bawah
dengan kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata menetapkan ditulis dengan
huruf capital, dan diakhiri dengan tanda baca titik koma ( ; );
c Nama keputusan sesuai dengan judul (kepala), seluruhnya ditulis dengan huruf
capital dan diakhiri dengan tanda baca titik ( . ).
3 Batang Tubuh.
a Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam dictum-
diktum, misalnya:
KESATU :
KEDUA :
dst
b Dicantumkan saat berlakunya peraturan/keputusan, perubahan, pembatalan,
pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya.
c Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan/keputusan, dan pada
halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan peraturan/ keputusan.
d Kaki:
Kaki peraturan/keputusan merupakan bagian akhir substansi peraturan/keputusan
yang memuat penanda tangan penerapan peraturan/keputusan, pengundangan
peraturan/keputusan yang teridiri atas tempat dan tanggal penetapan, nama
jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menanda tangani
ditulis gelar.
e Penandatanganan:
Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas ditandatangani oleh Kepala Puskesmas
f Lampiran peraturan/keputusan:
1). Halaman pertama harus dicantumkan judul dan nomor peraturan/keputusan
2). Halam terakhir harus ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas.
I. PENDAHULUAN
II. AUDIT INTERNAL:
A. Konsep Audit Internal: Esensi Audit, Aktifitas Audit, Auditor Internal, Tahapan
Audit Internal
B. Menyusun Rencana Audit Internal
C. Tehnik Audit dan Pengumpulan data
D. Analisis Data
E. Menyusun Laporan Audit
F. Tindak Lanjut Audit
III.PENUTUP
5. Pedoman Perencanaan Lima tahun
Bab I. Pendahuluan
A. Keadaan Umum Puskesmas
B. Tujuan penyusunan rencana lima tahunan
Bab II. Kendala dan Masalah
A. Identifi kasi keadaan dan masalah
a. Tim mempelajari kebijakan, RPJMN, rencana strategis Kementerian
Kesehatan, Standar Pelayanan Minimal (SPM) kabupaten/kota,Dinas
Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/Kota, target kinerja lima tahunan yang
harusdicapai oleh Puskesmas.
b. Tim mengumpulkan data:
a) Data umum
b) Data wilayah
c) Data penduduk sasaran
d) Data cakupan
e) Data sumber daya
c. Tim melakukan analisis data
d. Alternatif pemecahan masalah
B. Penyusunan rencana
1) Penetapan tujuan dan sasaran
2) Penyusunan rencana
a) Penetapan strategi pelaksanaan
b) Penetapan kegiatan
c) Pengorganisasian
d) Perhitungan sumber daya yang diperlukan
C. Penyusunan Rencana Pelaksanaan (Plan of Action)
1) Penjadwalan
2) Pengalokasian sumber daya
3) Pelaksanaan kegiatan
4) Penggerak pelaksanaan
D. Penyusunan Pelengkap Dokumen
Bab III. Indikator dan standar kinerja untuk tiap upaya dan jenis pelayanan Puskesmas.
Puskesmas menetapkan indikator kinerja capaian tiap upaya/program dan jenis
pelayanan
Bab IV. Analisis Kinerja
A. Pencapaian Kinerja untuk � ap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas
B. Analisis Kinerja: menganalisis faktor pendukung dan penghambat
pencapaian kinerja
Bab V. Rencana Pencapaian Kinerja Lima Tahun
A. Program Kerja dan kegiatan: berisi program-program kerja yang akan
dilakukan yang meliputi antara lain:
1) Program Kerja Pengembangan SDM, yang dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan, misalnya: pelatihan, pengusulan penambahan SDM, seminar,
workshop, dsb.
2) Program Kerja Pengembangan sarana, yang dijabarkan dalam kegiatan-
egiatan, misalnya: pemeliharaan sarana, pengadaan alat-alat kesehatan,
dsb.
3) Program Kerja Pengembangan Manajemen
4) Program Kerja Pengembangan UKM dan UKP dan seterusnya.
B. Rencana anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap program
kerja dan kegiatan-kegiatan yang direncanakansecara garis besar.
Bab VI. Pemantauan dan Penilaian
Bab VII. Penutup
Lampiran: matriks rencana kinerja lima tahunan Puskesmas.
Petunjuk Penulisana
Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait
dengan upaya/ kegiatan
b Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program
tersebut dapat lebih kuat.
c Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/ kegiatan. Tujuan umum adalah tujuan
secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan secara rinci
d Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainyaa tujuan upaya/ kegiatan tersebut. Oleh karena itu
antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan
rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan
rapat, melakukan audit, dan lain-lain
f Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan upaya/ kegiatan .
Sasaran upaya/ kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir
tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “SMART” yaitu :
1 Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan
cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas
sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang
spesifik.
2 Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan
apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas harus ditanamkan kedalam proses
perencanaan. Oleh karenanya metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran
(keberhasilan upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3 Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar keberhasilan,
maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh mengandung target yang tidak
layak. Umpamanya kita bisa menetapkan sebagai suatu sasaran “Pengurangan
kematian misalnya akibat TB akan dapat dicapai pada suatu tingkat tertentu”
tetapi meniadakan kematian merupakan hal yang tidak dapat dipastikan
kelayakannya.
4 Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan hasil yang ingin
dicapai. Misalnya : mengurangi komplain masyarakat terhadap pelayanan OAT
sebesar 50%
5 Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang relatif pendek,
mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan (sebaiknya kurang dari 1
tahun). Kalau ada upaya/ kegiatan 5 (lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran
akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila
dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.
Seni di dalam penentuan sasaran adalah menimbulkan tantangan yang dapat
dicapai. Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat mendorong peningkatan
kapasitas Puskesmas, namun dalam batas-batas kelayakan. Sasaran yang baik
tidak hanya akan meningkatkan upaya/ kegiatan dan jasa pelayanan yang
dihasilkan, namun juga menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri pada
para pelaksananya. Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak mungkin dicapai
akan melemahkan motivasi, membunuh inisiatif dan mengahmbat daya inovasi para
karyawan.
g Jadwal pelaksanaan kegiatan
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu melaksanakan langkah-
langkah pelaksanaan upaya/ kegiatan . Lama waktu tergantung rencana upaya/
kegiatan tersebut dilaksanakan. Untuk program tahunan, maka jadwal yang dibuat
adalah jadwal untuk 1 tahun, sedangkan untuk upaya/ kegiatan 5 tahun maka jadwal
yang harus dibuat adalah jadual 5 tahun. Skedul (jadwal) dapat dibuat time table sebagai
berikut :
h Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi dari skedul
(jadual) kegiatan. Skedul (jadual) tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali
(kurun waktu tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal
atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki sehingga tidak mengganggu
upaya/ kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan
adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan
dan siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat laporan evaluasi
pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus
ditulis di dalam kerangka acuan adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan
kapan laporan tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
i Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan adalaah
bagaimana melakukan pencatatan keegiatan atau membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kurun waaktu (kapan)
laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan.
Evaluai kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Upaya/ kegiatan secara menyeluruh.
Jadi yang di tulis didalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan
evaluasi harus dilakukan.
1 Kop/Heading SOP
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 01 Februari 2016
Halaman : 1/5
Kepala UPT Puskesmas Woha
Pemerintah Kab. Bima
Tandatangan
Dinas Kesehatan dr. H.Ganis Kristanto Prihadi
UPT Puskesmas ...... NIP. 196310151990031017
2 Komponen SOP
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Alat dan bahan
6. Langkah-langkah
7. Diagram Alir (jika dibutuhkan)
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan
9. Unit Terkait
10.Dokum
11.Rekam Tgl. Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan.
d Petujuk Pengisian SOP
1) Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/ kota, nama organisasi
adalah nama Puskesmas.
2) Kotak Heading : masing-masing kotak ( Puskesmas, judul SOP, No.
dokumen,
No.revisi, Halaman, SOP, tanggal terbit, ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi
sebagai berikut :
a) Heading dicetak hanya pada halaman pertama
b) Kotak Puskesmas diberi nama Puskesmas dan Logo pemerintah daerah.
c) Judul SOP : diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya
d) No. Dokumen: diisi dengan nomor urut SOP garis miring (/) PKMMB garis
miring (/) tahun penerbitan, penomoran SOP dibuat oleh sekretariat umum
akreditasi puskesmas
e) No. Revisi : diisi dengan status revisi, diisi menggunakan angka, misalnya
untuk dokumen baru dapat diberi nomor 00, sedangkan dokumen revisi
pertama diberi nomor 01, revisi kedua diberi nomor 02, dan seterusnya.
f) Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman
untuk SOP tersebut (misalnya : halaman pertama : 1/50. Namun ditiap
halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman kedua: 2/5, halaman
terakhir : 5/5.
g) SOP diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan
Puskesmas, misalnya : SOP.
h) Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau
tanggal diberlakukannya SOP tersebut
i) Ditetapkan Kepala Pusksmas: diberi tanda tangan Kepala Puskesmas dan nama
jelasnya.
3) Isi SOP
Isi SOP adalah sebagai berikut:
a) Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin
sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan multi
persepsi.
b) T ujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : “
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……”
c) Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang menjadi dasar
dibuatnya SOP tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SOP tersebut,
contoh untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan:
Keputusan Kepala Puskesmas No ........ ... tentang Pelayanan Imunisasi.
d) Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang- undangan, ataupun bentuk lain sebagai
bahan pustaka,
e) Langkah-langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan prose kerja
tertentu.
f) Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam
proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SOP sebagaiama diuraikan di atas, dapat ditambahkan antala
lain: bagan alir, dokumen terkait,
g) Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah- langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir untuk
memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun bagan alir
secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan
diagram alir mikro.
h) Dokumen Terkait : berisi nama-nama dokumen yang ada kaitannya dengan
SOP tersebut
i) Rekaman historis perubahan : berisi riwayat jika dilakukan revisi SOP
(1) Diagram alir makro/ Macro flow chart, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis
besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol. Bentuk
balok :
(2) Diagram alir mikro/ micro flow chart, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari
tiap tahapan diagram makro, bentuk simbul sebagai berikut:
o Awal kegiatan :
o Akhir kegiatan :
?
o Keputusan : Ya
Pokja I : A
Ya
Pokja II : B
Pokja II :C
Tidak
o Penghubung :
o Dokumen : Arsip :
D. Penomoran Dokumen
1) Setelah disahkan, sekretariat memberi nomor dokumen yang terdiri dari 4 bagian:
a) Penomoran Manual mutu, standar operasional prosedur, Kerangka Acuan
Kegiatan, bukti telusur.
(1) Bagian I adalah kode jenis surat yaitu 440
(2) Bagian II terdiri dari 6 jenis kode
(a) Kode pokja dalam bentuk huruf besar
NOMOR: / . . . / . /
44 A I SK 0001 0 01, 16 201
00 . . 1 2. . 6
......................................
Pangkat/Gol
NIP.....
Pasal ....
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
..................................................................... (isi perjanjian)
Pasal ....
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
.....................................................................
Penutup
Surat perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak, pada hari dan tanggal tersebut
diatas.
PIHAK KE II PIHAK KE I
BUPATI
NAMA JELAS NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Saksi-saksi :
1. ............................... (tandatangan)
2. ............................... (tandatangan)
3. dst.
Letak pembubuhan paraf pejabat tersebut pada butir a diatas ditentukan sebagai berikut :
a. Naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum yang materinya menyangkut
kepentingan unit lain sebelum ditandatangani oleh pejabat yang berwenang harus diparaf
terlebih dahulu oleh unit pengelola, unit lain yang terkait dan biro/bagian hukum pada setiap
lembar naskah.
b. Naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat yang materinya menyangkut kepentingan
unit lain sebelum ditandatangani oleh pejabat yang berwenang harus diaparaf terlebih
dahulu oleh unit pengelola, unit lain yang terkait pada lembar terakhir naskah.
c. Paraf koordonasi dibuat dalam bentuk stempel persegi empat.
contoh paraf hierarkhis dalam bentuk searah jarum jam :
(2) BUPATI BIMA (3)
(1) H.FERRY ZULKARNAIN, ST