Anda di halaman 1dari 45

KONSEP DASAR PERAWATAN LUKA

Presented by Ns Endang Saptorini Skep,ETN


INTRODUCTION

 Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik
dengan tingkat keparahan ringan, sedang atau berat.

 Luka adalah hilangnya atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan


ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan
suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan .

 Luka pada kulit adalah adanya kerusakan morfologi jaringan kulit atau
jaringan yang lebih dalam → Penyembuhan luka adalah kembalinya
integritas kulit menjadi normal dan jaringan yang berada dibawahnya
Review : FASE PENYEMBUHAN LUKA

Fase inflamasi terjadi Fase proliferasi terjadi 3 – Fase ini disebut juga dengan fase
0 s.d 3-5 hari 14 hari remodeling/ epitelisasi, dapat bertahan 2
Tanda - tandanya : adanya panas, Ditandai dengan jaringan – 3 minggu s.d 1 - 1.5 tahun
bengkak, eritema/ kemerahan, granulasi yang sehat
ketidaknyamanan serta gangguan berwarna merah terang
fungsional dan mudah berdarah
TIPE PENUTUPAN LUKA

 secara Primer

 secara Sekunder

 secara Tersier
KLASIFIKASI TIPE LUKA

 Luka dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis/ dalam & luas,


sifat/ penyebab, dan waktu penyembuhan luka.

 Klasifikasi Luka Berdasarkan Struktur Anatomis ( dalam & luasnya luka ) :


 Superfisial ~ batas epidermis
 Partial thickness
 Full thickness ~ sampai fasia
 Deep/ dalam ~ sampai otot
Klasifikasi tipe luka berdasarkan waktu
penyembuhan

 LUKA AKUT : sesuai dengan konsep penyembuhan


luka
Contoh luka akibat pembedahan atau trauma, seperti
luka post operasi, luka bakar,biasanya memiliki waktu
penyembuhan yang relatif singkat/ sesuai dengan
harapan.

 LUKA KRONIS : mengalami kegagalan dalam


penyembuhan / waktu penyembuhan luka lebih
lambat
Contoh luka kaki, pressure ulcer, ulkus diabetes dan
luka kanker
Luka kronis cenderung memiliki waktu penyembuhan
lebih lama, rentan terhadap infeksi, dan eksudatif
akibat inflamasi yang berkepanjangan.
Gambar klasifikasi luka berdasarkan sifat/ penyebab

KONTUSIO

ABRASI LASERASI

ULKUS

PUNCTURE BURN

AVULSION
Klasifikasi luas luka bakar “ RULE OF NINE ATAU RULE OF
WALLACE”
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka

Systemic factors:
malnutrition cancer jaundice
diabetes mellitus uremia geriatric age
systemic corticosteroids chemotherapy smoking
alcoholism

PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Local factors:
infection venous insufficiency
foreign bodies local toxin
hypoxia/ischemia scars/previous
trauma Perawatan luka
radiation damage Pengobatan
PRINSIP UMUM DALAM PERAWATAN LUKA

 PENCUCIAN LUKA
 DEBRIDEMENT
 PEMILIHAN TOPIKAL/DRESSING
Pencucian Luka

Mencuci luka merupakan satu dari beberapa komponen penting dari suatu
penatalaksanaan luka yang efektif.

Proses penyembuhan luka tidak akan berjalan secara optimal sampai


semua benda asing atau jaringan rusak dibersihkan dari luka.

Komponen yang perlu diperhatikan dari pencucian luka : JENIS CAIRAN,


JUMLAH CAIRAn, TEKANAN
Tujuan Pencucian Luka

1. Memfasilitasi proses fagositosis dengan cara melunakkan dan


mengangkat jaringan mati, debris, kontaminan, dan sisa-sisa bahan toksik
dari permukaan luka.
2. Memisahkan eschar dari jaringan fibrosis dan jaringan fibrosis dengan
jaringan granulasi.
3. Membersihkan permukaan luka dari kontaminasi bakteri
4. Menghidrasi permukaan luka untuk memberikan kelembaban.
5. Meminimalkan trauma pada luka.
6. Memfasilitasi pengkajian luka dengan mengoptimalkan visualisasi pada
permukaan luka
Jenis cairan
Jumlah cairan
Tekanan

 Saat melakukan pembersihkan luka dengan cara irigasi, tekanan cairan


ideal adalah 4-15 psi.
 Tekanan tinggi (8-15 psi) diperlukan untuk membersihkan luka nekrotik
dan infeksi.
 Sedangkan luka granulasi memerlukan tekanan kurang dari 8 psi (1-4
psi).
Tehnik Pencucian Luka

Irigating/
Swabbing Soaking
Flushing

Sit bathing Whirlpool


DEBRIDEMENT
 Berasal dari bahas Perancis Debridement yang artinya membuang
hambatan.

 Dalam bidang medis, istilah ini pertama kali digunakan oleh


Henri Le Dran (1685-1770) dalam konteks membuat drainage dan
mengurangi tekanan.

 Debridement adalah pembuangan jaringan mati (nekrotik),


eskar, krusta, jaringan terinfeksi , slough, hiperkeratosis, pus,
sisa metabolisme, debris, benda asing, pecahan tulang atau
apapun yang membebani luka luka untuk mempercepat atau
memfasilitasi proses penyembuhan luka.
Indikasi Debridement

Indikasi debridemen dilihat dari jenis penghambat yang menutup


permukaan luka dan tepi luka.

 Jenis penghambat yang dimaksud adalah sesuai definisi dari


debridemen yaitu eschar, krusta, jaringan terinfeksi , slough,
hiperkeratosis, pus, sisa metabolisme, debris, benda asing, pecahan
tulang atau apapun yang membebani luka.

 Bila salah satu jenis tersebut menutup permukaan luka atau kulit
sekitar luka, maka itu menjadi indikasi debridemen perlu
dilakukan.
Jaringan Mati

SLOUGH

NECROTIC
Manfaat Debridement
Mengurangi pertumbuhan bakteri di luka
Jaringan mati merangsang reaksi peradangan dan menjadi media
yang baik untuk pertumbuhan kuman.

 Memberikan visualisasi lebih luas dan dalam tentang luka


Luas dan kedalaman luka akan terlihat lebih jelas bila jaringan
mati yang menutupi permukaan luka sudah dibuang.

 Menciptakan luka akut di dalam luka kronis


Memperbaiki sirkulasi darah (nutrisi dan oksigen) ke area luka
untuk mempercepat proses penyembuhan.
Metode Debridement

Autolitik

Mekanik

Sharp

Enzimatik/ Kimiawi

Biologi
Debridemen Autolitik
Debridemen autolitik adalah suatu cara
membuang jaringan mati yang selektif
dengan cara tubuh melepaskan enzim
proteolitik (endogen) dan
mengaktifkan makrofag untuk
melakukan fagositosis.
 Aktifitas makrofag dioptimalkan dengan
suasana luka yang lembab.
 Memberikan kelembaban pada jaringan
mati masuk ke dalam debridemen
autolitik.
Contoh: dengan mengaplikasikan balutan
interaktif pada jaringan mati.
Debridemen Mekanik
Salah satu tehnik yang dilakukan untuk
membuang jaringan mati dengan cara
gerakan fisika. Contohnya adalah wet to
dry dressing, whirlpool, irigasi dengan
tekanan.
 Wet to dry dressing ini adalah
menempelkan kasa lembab pada luka,
membiarkan kering sehingga jaringan
mati atau yang membebani luka
menempel di kasa, kemudian
melepaskannya.
 Debridemen mekanik menjadi
kontraindikasi untuk luka bersih.
 Debridemen menggunakan enzim proteolitik eksogen, kolagen di jaringan nekrotik
yang memungkinkan terlepas
 Tidak disarankan utk proses lanjutan atau pasien dengan sensivitas yang diketahui
terhadap barang produk
 Kontra indikasi : Luka terinfeksi, Kolagenase tidak bisa di gunakan Bersama produk
berbasis perak
Debridement Biologi

 Suatu tindakan membuang


atau membersihkan
jaringan mati menggunakan
organisme.
Contoh: maggot (larva) terapi

 Debridemen biologi kontraindikasi


untuk pasien dengan alergi
terhadap larva
Debridemen Tajam ( Sharp )
Suatu tindakan membuang jaringan mati atau hal-hal yang membebani luka
dengan menggunakan skapel, gunting, pinset dan atau curetage.
 Debridemen tajam terkadang memerlukan sedasi dan area steril
(debridemen
bedah) atau bisa juga dilakukan di tempat tidur pasien (conservative sharp
wound debridement/ CSWD)
 Dalam melakukan debridemen tajam (sharp),
diperlukan peralatan steril dan
dilakukan oleh tenaga profesional terlatih
Kontra Indikasi Debridemen Tajam ( Sharp )
 Petugas tidak memiliki ketrampilan
Dikawatirkan staf akan merusak jaringan hidup yang akan memperburuk
kondisi luka.
 Vaskularisasi yang buruk
Jaringan yang tidak mendapatkan aliran darah yang baik akan sulit untuk
tumbuh jaringan baru.
 Waktu pembekuan darah yang memanjang
Bisa menyebabkan perdarahan yang sulit untuk dihentikan.
 Kondisi klinis tidak stabil
 Jenis luka kanker
Sifat dari jaringan dengan keganasan sangat mudah untuk berdarah
 Immunocompromise
Daya tahan tubuh yang menurun membuat rentan untuk terjadi infeksi.
Edukasi Sebelum Tindakan Debridemen
Perawatan yang berorientasi pada pasien (patient-centered)
mengharuskan klinisi memberikan edukasi kepada pasien mengenai
debridemen.

 Proses ini harus dimengerti oleh pasien dan keluarga sebelum


tindakan debridemen dilakukan.

 Sangat penting untuk pasien dan keluarga mengerti mengapa


jaringan mati harus dibersihkan.

 Selalu ada kemungkinan luka akan terlihat lebih luas atau lebih
dalam setelah dilakukan debridemen. Dan bila keluarga sudah
memahami hal tersebut, komplain/ tuntutan bisa diminimalkan.
Edukasi Yang Diberikan

Tujuan Debridemen

Metode yang digunakan dan cara


kerja

Dampak/ hasil yang diharapkan dari


debridemen
 Luka Kompleks
PEMILIHAN DRESSING

 “ Balutan adalah tambahan yang digunakan oleh seseorang untuk aplikasi


pada luka untuk mempromosikan penyembuhan atau mencegah
kerusakan lebih lanjut.”
Tujuan Pemilihan Balutan

 Membuang jaringan mati, benda asing dan partikel


 Balutan agar mengontrol kejadian infeksi/melidungi luka dari trauma dan
invasi bakteri
 Mampu mempertahankan kelembababan
 Mampu mempercepat penyembuhan luka
 Absorbs cairan luka
 Nyaman digunakan
 Sreril
 Cost effective
Pemilihan balutan ideal

 Mengeluarkan kelebihan eksudat.


 Mempertahankan kelembaban dalam penyembuhan luka.
 Memungkinkan pertukaran gas.
 Mempertahankan temperature luka yang sesuai untuk penyembuhan luka
 Sebagai barrier terhadap kuman patogen.
 Mencegah infeksi.
 Tidak meninggalkan serat atau substansi toksis bagi penyembuhan luka.
 Tidak menimbulkan sensitifitas atau reaksi alergi.
 Pelindung dari trauma mekanik seperti tekanan, tarikan atau gesekan.
 Mudah dilepaskan tapi tidak menimbulkan trauma jaringan.
 Mudah di aplikasikan.
 Nyaman digunakan.
 Mengikuti contour tubuh.
Pemilihan topikal/ dressing berdasarkan warna dasar luka
Kategori topical/ dressing untuk luka:

Tipe Actions Indikasi Contoh merek

Alginate Absorb fluid, stimulasi Moderate exudate, luka ALGISITE M, Kaltostat,


pembekuan darah mudah berdarah, cavity Cutimed alginate,
osmonate,etc

Hidrokoloid Absord fluid dan autolysis Minimal exudate, luka dg ELECT HYDRO, Duoderm
minimal, Melindungi luka dari dasar merah/ pink CGF,extrathin,
trauma Renoderm,etc

Hidrogels Rehidrate wound bed, autolysis Necrotic, kering atau INTERASITE GEL, Duoderm
debridement minimal exudat gel, cutimed gel,
exelcare,etc

Hidrofiber Absorb fluid moderate – Eksudatif, slough, cavity dan DURAFIBER, Aquacel
heavy, mengikat bakteri dalam dressing, etc

Poliurethane foam Absorb fluid Moderate to high exuding ALLEVIN, Aquacel foam,
Moisture control wounds, Special cavity, off therasorb, cutimed siltec,
Conformability to wound bed loading wundress, etc

Tulle dressing Non-adherent dressing Luka post op, luka jahitan, BACTIGRAS, Darryan tule,
donor site, luka akut Lohmatulle, Cuticel, etc

Iodine Antiseptic Luka kontaminasi, colonisasi, Iodosorb,


critical dan infeksi
Tipe Actions Indikasi Contoh merek

Silver Antimicrobial action Luka infeksi, critical colonisasi Durafiber Ag, Aquacel AG,
Star Ag, Burnazin plus, etc

Honey Rehydrate wound bed Sloughy, low to moderate Medihoney, sanoskin, etc
Promote autolytic exuding wounds
debridement Critically colonised wounds or
Antimicrobial clinical signs of
infection

Transparant film Moisture control Primary/ secondary dressing Opsite, Tegaderm,


Breathable bacterial barrier Leukomed, etc
Transparent (allow
visualisation of wound)

Colagen Menstimulus penyembuhan Luka yang sudah bebas infeksi Collacure, Suprasorb C, etc
luka tapi masih sulit sembuh

PHMB Antimicrobial Untuk pencucian luka infeksi Killbac, Prontosan, sterobac,


(Polyhexamethylenebigua etc
nide )

Hidropobik Antimicrobial untuk luka bersih Cutimed sorbact


terkontaminasi atau luka
infeksi dengan eksudat
 Contoh bentuknya:

Iodine
Tulle grass

Alginate

Madu

Hidrokoloid Hidrogel

Hidrofiber with Ag

Poliurethane foam
Transparant film
Colagen

Hidropobik
Penggunaan alternatif teknologi untuk luka:

 Negative Pressure Wound Therapy( NPWT)


 Hiperbarik Oksigen
 Hydro surgery
Contoh case Perawatan luka dengan hidrogel with silver
Contoh case perawatan dengan foam
 Contoh case dengan NPWT
Kesimpulan

 Penilaian luka yang tepat menjadi kunci dalam memilih topikal/ dressing
yang efektif dan efisien → mempercepat penyembuhan luka
 Ketersediaan topikal/ dressing serta teknologi untuk perawatan luka akan
sangat membantu tenaga kesehatan dalam merawat luka yang sesuai
evidence base.

Anda mungkin juga menyukai