Anda di halaman 1dari 8

BAB I.

PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua
setelah Brazil. Daratan yang luas ditambah tanah yang subur sertaik limtropis menjadikan
Indonesia tempat yang cocok untuk bercocok tanam. Dengan kondisi yang dimiliki
Indonesia, tanaman obat-obatan dapat dikembangkan dengan baik. Namun, banyak
tanaman yang berpotensi sebagai bahanobat belum dimanfaatkan secara maksimal oleh
masyarakat Indonesia. Obat tradisional bahan tanaman merupakan warisan bangsa yang
perlu dilestarikan dan dikembangkan guna menunjang Kesehatan masyarakat. Obat
tradisional sangat besar perannya dalam pelayanan Kesehatan masyarakat di Indonesia.
Salah satu tanaman obat yang perlu dikembangkan adalah tanaman senduduk
(Melastoma Malabathricum L.). Temuan ilmiah mengungkapkan daun, tunas, kulit, biji, dan
akar dari tanaman senduduk dapat dimanfaatkan sebagai obat luka, diare, wasir, disentrik,
sakitperut. Penemuan lain juga mengungkapkan senduduk dapat digunakan sebagai
farmakologi, sepertiantiseptik, antiinflamasi, antitoksik, dan antioksidan, terutama digunakan
untuk penyembuhan luka (Joffryet al. 2012).
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis
yang berasal dari factor internal maupun eksternal yang mengenai organ tertentu (Potter
dan Perry, 2006). Banyak masyarakat Indonesia menganggap luka bukanlah hal yang
berbahaya. Faktanya,luka pada tubuh harus di tangani segera dengan tepat karna luka
dapat menyebabkan infeksi.apabila terjadi infeksi tepi luka akan terlihat bengkak dan
meradang. Sejumlahmasyarakat Indonesia sejak lama menggunakan daun senduduk
sebagai bahan sayuran dan obat-obatan tradisional. Tanaman khas perkampungan ini
memiliki khasiat sebagai obat luka .juga,digunakan sebagai obat sakit gigi,penyembuhan
dan penguatan Rahim bagi wanita yang baru melahirkan dengan meminum air rebusan
akarnya,hingga obat pendarahan Rahim.Namun pada dasarnya mayarakat Indonesia
menggunakan plaster untuk menutup luka agar tidak terjadinya infeksi. Namun,plaster luka
tersebut tidak berfungsi sebagai obat luka.
Daunsenduduk dan plaster jikadimanfaatkandapatmenjadi salah
satusolusidalammempercepatpenyembuhanluka yang murah dan
praktisbagirakyatIndonesia.denganmelihatpotensidaunsenduduksebagaiobatluka,penelitimer
asatertarikuntukmenjadikandaunsenduduksebagaiobatalternatifberbentuk plaster
tanpamenghilangkankandungan yang
terdapatdalamdaunsenduduktersebut.diharapkandenganadanyadaunsenduduksebagaiobatl
ukaberbentukluka ,dapatmemaksimalkanpemanfaatandaunsenduduk dan
meningkatkanpelayanan Kesehatan masyarakat Indonesia.
1.2 RumusanMasalah

1) Bagaimanakah keefektifan daun senduduk dalam penyembuhan luka kulit?


2) Bagaimanakahperbandingan plaster daunsenduduk dan betadine yang
baikdalamhalkecepatanpenyembuhanluka?

1.3 TujuanPenelitian

1) Untuk mengetahui seberapa efektif daun senduduk dalam penyembuhan luka kulit?
2) Untuk mengetahui perbandingan plaster daun senduduk dan betadine yang baik
dalam hal kecepatan dalam penyembuhan luka?

1.4 ManfaatPenelitian

A. Bagi Penulis

1) Mengembangkan pengetahuan penulis mengenai potensi daun senduduk


sebagai obat luka.
2) Melatih penulis Menyusun karya ilmiah yang baik dan benar
3) Melatih penulis dalam melakukan analisis data

B. Bagi Masyarakat

1) Memberikan solusi dalam penanganan luka yang cepat


2) Memberikan informasi pada masyarakat mengenai manfaat daun senduduk
untuk mempercepat penyembuhan luka
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Luka dan Penyembuhannya
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit. Luka adalah kontinuitas
kulit, selaput lendir dan tulang atau organ tubuh lain. Ketika luka, timbul beberapa efek
seperti : hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stress simpatis, perdarahan
serta pembekuan darah, kontaminasi bakteri, dan kematian sel (Kozier, 1995). Keparahan
luka tergantung dari besarnya trauma yang diterima oleh jaringan (Pavletic, 1992). Luka
terjadi karena rusaknya struktur dan fungsi anatomi normal akibat proses patologis yang
berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertntu. Luka dapat
diklasifikasikan secara sederhana yaitu luka terbuka dan luka tertutup (Marzoeki, 1993).
Menurut Prabakti (2005) luka dapat dibagi berdasarkan tingkat kontaminasi, yaitu:
1. Luka bersih (Clean wounds)
2. Luka bersih terkontaminasi (Clean-contaminedwounds)
3. Luka terkontaminasi (Contaminedwounds)
4. Luka kotor atau infeksi (Dirty wound)
Manajemen perawatan luka di perlukan untuk meningkatkan
penyembuhan,mencegah,kerusakan kulit lebih lanjut,mengurangi resiko infeksi dan
meningkatkan kenyaman pasien.berbagai jenis luka di kaitkan dengan tahap penyembuhan
luka memerlukan manajemen luka yang tepat (Gayatri,1999).ada 3 fase penyembuhan luka
yaitu fase inflamasi dan fase maturasi (setyarini EA et al,2013).
1. Fase Inflamasi (Reaksi)
Fase inflamasi ialah reaksi tubuh terhadap luka yang diawal setelah beberapa
menit dan berlangsung sekitar 3 hari setelah cedera. Tujuan yang hendak di
capai pada fase ini adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area
luka dari benda asing ,sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya
proses penyembuhan. Setelah terjadinya luka, pembuluh darah yang putus
mengalami konstriksi dan retraksi disertai reaksihemotasis karena
agregasitrombosit yang bersama jala fibrin membekukan darah. Komponen
hemotasis ini akan melepaskan dan mengaktifkan sitokin yang meliputi
Epidermal Growth Factor (EGF),Insulin-like Growth Factor (IGF), plateled-derived
Growth Factor (PDGF) dan transforming Growth Factor beta (TGF-B) yang
berperan untuk terjadinya kemotaksisnetrofil, makrofag, mastsel, selendotelial
dan fibroblast. Keadaan ini disebut fase inflamasi, pada fase ini kemudian terjadi
vasodilatasi dan akumulasi lekosit Polymorphonuclear (PMN). Agregattrombosit
akan mengeluarkan mediator inflamasiTransformingGrowthFactor beta 1 (TGF
B1) yang juga dikeluarkan oleh mamakrofag.
2. Proliferasi/regenerasi
Fase proliferasi ditandai dengan munculnya pembulu darah baru sebagai hasil
rekonstruksi, fase proliferasi terjadi dalam waktu 3-24 hari. Peran fibroblast
sangat besar pada proses perbaikan. Segera setelah terjadi luka, fibroblast akan
aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam ke area luka, kemudian akan
berkembang (proliferasi)serta mengeluar-kan berperan subtansi (kolagen,
elastin, hyaluronicacid,dan proteoglycans) yang berperan dalam membangun
(rekonstruksi) jaringan baru (singer,1999). Fase proliferasi di tandai dengan
pembentukan jaringan granulasi pada luka. Jaringan granulasi merupakan
kombinasi dari elemen seluler termasuk fibroblast dan sel inflamasi, yang
bersamaan dengan timbulnya kapiler baru tertanam dalam jaringan longgar
ekstra seluler dari matrikskolagen, fibronektin dan asam hialuronik.fase ini juga
disebut fibroplasi karena pada masa ini fibroblas sangat menonjol
perannya.Fibroblas mengalami proloferasi dan mensintesiskolagen.serat
kolagen yang terbentuk menyebabkan adanya kekuatan untuk bertautnya tepi
luka.pada fase ini mulai tejadi granulasi ,kontraksi luka dan epitelialisasi.
3. Maturasi/remodeling
Fase maturasi merupakan tahap akhir proses penyembuhan luka.dapat
memerlukan waktu lebih dari 1 tahun,bergantung pada kedalaman dan
keluasan luka.tujuan dari fase matursi adalah menyempunakan jaringan yang
baru terbentuk menjadi jaringan yang kuat.serat fibrin dari kolagen
bertamabah banyak untuk memperkuat jaringan parut.sintesakolagen yang
telah dimulai sejak fase proliferasi akan dilanjutkan pada fase maturasi.
Selain pembetukan kolagen juga akan terjadi pemecahan kolagen oleh enzim
kolagenase.kolagen muda (gelatinous collagen) yang tebentuk pada fase
ploriferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang ,yang lebih kuat
dan strukturnya yang lebih baik(proses remodeling) (Singer,1999).hambatan
utama penyembuhan luka adalah adanya infeksi,peradangan,dan tidak
seimbangnya kelembaban.sehingga pada setiap fase penyembuhan luka
memiliki kaakteristik tersendiri dai segi warna dan tekstur luka.area luka
dapat memounyai warna dan tekstur beragam yang berupa
pengelupasan,jaringan granulasi merah dan jaingan nekrotik hitam(prodan A
etal,2006).
2.2 Tanaman Senduduk
tanaman senduduk tumbuh liar di lahan terbuka atau terlindung, pada tanah kering
atau lembab. Tumbuh di daratan rendah sampai ketinggian 2000 m dpl. Tanaman ini
merupakan gulma pada tanaman keras, seperti karet, kelapa,kelapa sawit dan jati
(djauhariyah et al, 2004). Tanaman senduduk merupakan salah satu dari 22 spesies yang
ditemukan di Kawasan asia tenggara. Tanaman senduduk dianggap sebagai tanaman asli
asia tropis, subtropis dan kepulawan pasifik.tanaman senduduk ini umumnya ditemukan di
semak-semak, persawahan dan lereng gunung. Tanaman ini di Yakini sebagai obat herbal
oleh rakyat cina, india dan Indonesia.
Temuan ilmiah mengungkapkan pemanfaatan tanaman senduduk sebagai obat
seperti obat luka,wasir,disentri,sakit perut. Adapun bagian yang digunakan adalah
daun,tunas,kulit,biji dan akar. Penemuan lain juga mengungkap tanaman senduduk dapat
digunakan secara secara farmakologi, seperti antiseptik, antiflamasi, antitoksik dan
antioksidan (Joffry et al, 2012). Tanaman senduduk bekhasiat mengobati mabuk karena
minuman alkohol, mencret, keputihan, obat kumur, penenang, luka baker, mejen, cacingan
pada anak-anak, diare,sariawan,pendarahan,Rahim, bisul, keracunan singkong ,luka bakar
dan luka berdarah (Razak, 2011). Zat aktif yang dikandung daun senduduk yang berperan
sebagai penyembuh luka yaitu:
1. Flavonoid
Umumnya terdapat dalam tumbuhan, terkait pada gula sebagai glikosida dan
aglikon flavoida (flavoida tanpa gula terikat) terdapat dalam berbagai bentuk
struktur (Markham, 1998). Flavonoid dapat berfungsi sebagai antimikroba,
antivirus, antioksidan, antihipertensi, merangsang pembentukan estrogen, dapat
menghabambat pendarahan pada kulit dan mengobati gangguan fungsi hati
(Robinson, 1995).
2. Steroid/ Triterpenoida
Steroid adalah senyawa triterpenoida yang kerangka dasarnya system cincin
siklopentanoperhidropenantren. Senyawa ini tersebar luas di alam dan
mempunyai fungsi biologis yang sangat penting misalnya untuk antiinflamasi
(Harbone, 1987). Triterpenoida adalah senyawa yang kerangka karbonnya
berasal dari enam satuan isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari
hidrokarbonC30asiklik yaitu skualena. Senyawa ini tidak berwarna , berbentuk
kristal. Senyawa ini merupakan komponen aktif dalam tanaman obat yang telah
digunakan untuk penyakit diabetes, gangguan menstruasi, beberapa senyawa
tripenoida menunjukkan aktifitas antibakteri atau antivirus (Robinson, 1995).
3. Saponin
Saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptic yang berfungsi
membunuh atau mencegah pertanamanmikroorganisme. Mekanisme saponin
yaitu menurunkan tegangan pada permukaan yang mengakibatkan terjadinya
kebocoran pada sela tau dapat terjadi naiknya permeabilitas sehingga
mengakibatkan senyawa intraseluler keluar (Robinson, 1991).
4. Tanin
Tanin dalam tanaman dianggap memiliki fungsi utama sebagai penolak hewan
pemakan tanaman karena rasanya yang sepat. Dalam industry, kemampuan
tanin membentuk ikatan silang yang stabil dengan protein dan dalam bidang
farmasi digunakan sebagai adstringen, antioksidan serta dapat menghambat
pertanamantumor (Harbon, 1987).
5. Antosianin
Antosianin berfungsi mengahancurkan radikal bebas, lebih efektif daripada
vitamin E yang selama ini telah dikenal sebagai antioksidan kuat dan juga
kandungan sebesar 0,43-13,71 mg/L (Astawan & Kasih dalam Rahmawati, 2010)
6. Antiodsidan
Antioksidan befungsi mencegah atau menghambat oksidasi lemak,asam
nukleat ,atau molekul lainnya dengan mencegah inisiasi atau
pekembangangan dari pengoksidasian reaksi berantai kangdungan
didapatkan sebesar ±83 IC50/ppm (Rahmawati, 2010).Antioksidan yang
dibentuk di dalam tubuh dan juga di dapat juga dai makanan sepeti buah-
buahan ,sayur-sayuran,biji-bijian,kacang-kacangan,daging,dan minyak.ada
dua garis petahanan antioksidan di dalam sel.Garis pertahanan pertama
,terdapat membran sel larut lemak yang mengandung vitamin A (betakaroten)
E,dan koensim Q (Clarkson dan Thompson,2000).
7. Antimikroba
Antimikroba adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri ,zat
tersebut memiliki khasiat atau kemampuan unutuk menghambat/mematikan
pertanaman kuman sedangkan toksisitas terhadap manusia relative
kecil.Antimikroba merupakan zat-zat kimia yang diperoleh/dibentuk dan
dihasilkan oleh mikroorganisme,zat terdebut mempunyai daya penghambat
aktifitas mikrooganisme lain meskipun dalam jumlah sedikit (Waluyo,2004).

8. Analgesik
Analgesik nyeri atau sering juga dikenal sebagai rasa sakit merupakan
bentuk respon langsung tubuh terhadap kerusakan pada jaringan tubuh yang
dapat berupa luka ,infeksi atau penyakit lainnya yang memicu pelepasan
mediator nyeri seperti histamin,bradikini, leukotrein, dan prostaglandin.
Senyawa yang berfungsi mengurangi rasa nyeri seperti histamin,bradikinin,
leoukotrien,dan prostaglandin. Senyawa yang berfungsi mengurangi rasa
nyeri atau sakit dikenal dengan analgesik. Antinosiseptik meupakan uji yang
digunakan untuk mengetahui potensi suatu senyawa sebagai analgesik
sedangkan rasa nyeri dinduksi dengan asam asetat dengan memengaruhi
aktivitas system saraf perifer(Sulaiman et al.,2004).
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Bangkinang Kota, Bangkinang Seberang bertempatan di
desa Muara Jalai.

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakn pada Agustus-Oktober

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode Wawancara
Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara secara langsung di masyarakat
Bangkinang seberang bertempatan di desa Muara jalai.
Studi Kepustaan
Peneliti melakukan pengumpulan data dari literatur dan referensi dari jurnal-jurnal terkait
dengan manfaat dari daun senduduk.
BAB IV. HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil dari penelitian yang kami lakukan bahwasannya daun senduduk banyak
memiliki khasiat yang terkandung didalamnya yang dapat menyembuhkan luka tehadap
kulit seperti flavonoid,steroid,saponin,tanin,dll.tanaman ini sudah digunakan sebagai
tanaman obat sudah sejak lama karna dulu tidak ada betadine dan masyarakat di
perdesaan masih banyak yang menggunakan tanaman daun senduduk ini menjadi obat
alternatif sebagai pengganti betadine.

Anda mungkin juga menyukai