ISSN : 2085-4714
ABSTRACT
Kayu jawa plants are one type of traditional plant that is often used to treat wounds, both
internal and external wounds. This plant has been shown to have anti-microbial, anti-oxidant and anti-
inflammatory effects. Flavonoid compounds have anti-inflammatory activity by protecting erythrocyte
membranes against membrane damage causing hemolysis because flavonoids can inhibit
inflammatory mediators and free radicals. This study aims to determine the effect of the administration
of simple patch from Kayu Jawa leaves extract (Lannea coromandelica Houtt. (Merr.)) On wound
healing in white rats (Rattus norvegicus) by looking at the extent of the wound closure and changes in
wound morphology compared to controls. This study used a laboratory experimental method with 25
rats as test animals divided into 5 treatment groups, namely 3 treatment groups (simple patch from
2.5% kayu jawa leaves extract, simple patch from 5% kayu jawa leaves extract, and simple patch
from 10% kayu jawa leaves extract), 1 positive control group (simple patch from povidone iodine) and
1 negative control group (simple patch without kayu jawa leaves extract). The conclusions of the study
was the administration of 5% Kayu Jawa leaves extract gave the best effect in accelerating wound
healing.
Key words : Flavonoid, kayu jawa leaves extract, rats, simple patch, wound healin.
169
Efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)
Merr.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus (Rattus norvegicus)
terkecuali hewan, baik hewan besar maupun itu, perlu dikembangkan suatu formula yang
kecil. Aktivitas hewan tersebut dapat dapat memudahkan penggunaannya,
terganggu akibat rasa sakit yang diakibatkan sehingga diharapkan akan terjadi perubahan
8
oleh luka. Luka menyebabkan bagian dalam yang lebih efektif dan efisien. Belakangan
tubuh hewan menjadi terpapar dengan bagian penggunaan plester luka cukup populer di
luar tubuh, apabila dibiarkan dan tidak diobati dunia medis karena dapat digunakan untuk
dapat timbul infeksi dan penyembuhan luka menutup luka. Plester luka sederhana yang
4
akan terhambat. Luka pada kulit, subkutis, mengandung antiseptik atau antibakteri
dan otot adalah hal yang paling umum (lapisan non-adherent dan penyerap) biasanya
8
dijumpai oleh dokter hewan. Luka bisa dipakai untuk menutup luka akut dan lecet.
disebabkan oleh banyak hal, misalnya gigitan, Penelitian sebelumnya yang dilakukan
8
kecelakaan, luka dari benda tajam, dari oleh Wirastuty menunjukkan bahwa ekstrak
tembakan peluru, tongkat, benda logam, dan kulit batang kayu jawa (Lannea coromandelica
5
luka-luka termal. (Houtt.) Merr.) dalam bentuk sediaan gel dapat
Selama ini secara turun temurun, memberikan efek penyembuhan terhadap luka
masyarakat juga menggunakan herbal dalam bakar dan pada konsentrasi 3% memberikan
penyembuhan luka. Pemberian perlakuan efek paling baik.
pada luka dapat mempengaruhi proses Penggunaan empiris secara luas
6
penyembuhan luka menjadi lebih baik. untuk pengobatan dalam masyarakat
Penyembuhan luka merupakan hasil dari menggunakan daun tanaman kayu jawa
proses perbaikan yang jaringan yang terjadi (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.) serta
secara kompleks untuk mengganti dan belum adanya publikasi ilmiah tentang
memperbaiki struktur sel dan lapisan jaringan efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun
yang hilang maupun rusak. Proses ini terbagi kayu jawa di Indonesia, menjadi dasar
menjadi empat proses yang telah terprogram dilakukannya penelitian tentang pengaruh
oleh tubuh yaitu pembekuan darah, inflamasi, pemberian ekstrak daun Kayu Jawa (Lannea
perkembangan jaringan baru (proliferasi) dan coromandelica (Houtt.) Merr.) dalam bentuk
pembentukan jaringan baru (maturasi). plester luka sebagai alternatif dalam
Dalam usaha mempercepat proses menyembuhkan luka berdasarkan kandungan
penyembuahan luka maka perlu dicari suatu kimia dalam tumbuhan tersebut.
cara yang bukan hanya membantu proses METODE PENELITIAN
kesembuhan, tetapi juga praktis, murah, dan Alat dan Bahan
yang tidak kalah pentingnya mampu Alat yang digunakan dalam penelitian
7
mengurangi bekas luka insisi akibat jahitan. ini yaitu: kandang tikus, alat bedah minor
Penggunaan ekstrak, simplisia, atau bagian (nampan stainless still, gunting, dan pinset),
dari suatu tanaman dijadikan sebagai obat timbangan analitik, caliper, clipper, blender,
khasiatnya belum maksimal karena oven simplisia, tabung (wadah), spatula, rotary
penggunaannya yang kurang praktis jika harus evaporator, erlenmeyer, sendok, kain hitam,
disiapkan dan dioleskan langsung dengan gelas ukur, botol vial, cawan porselin, toples,
simplisia utuh atau ekstraknya. Oleh karena alumunium foil, plastic wrapping, alat ukur
170
Efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)
Merr.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus (Rattus norvegicus)
kelembaban, kamera dan alat tulis. Bahan bahan aktif berupa ekstrak daun kayu jawa
penelitian yang digunakan antara lain; tempat konsentrasi bertingkat dengan bahan
minum tikus, masker, daun kayu jawa, etanol tambahan berupa propilen glikol konsentrasi
70%, NaCl, sekam, veet, gloves, spoit, jarum 5% dan alkohol 70% lalu dicampurkan satu
spoit, label, kertas saring, povidone iodine, sama lain dengan metode pencampuran lalu
propilen glikol, tisu, plester luka komersil, dimasukkan kedalam tabung (wadah).
bahan formulasi plester (lapisan Propilen glikol digunakan sebagai humektan
poliester/adhesive plester, kasa steril, kain yang akan mempertahankan kandungan air
perekat dan lem perekat), anastesi (ketamine dalam sediaan sehingga sifat fisik dan
dan xylasin) dan tikus putih (Rattus stabilitas sediaan selama penyimpanan dapat
9
norvegicus) galur Sprague dawley. dipertahankan. Selain menjaga kestabilan
Prosedur Penelitian sediaan, secara tidak langsung humektan juga
Pembuatan Patch Sederhana Ekstrak Daun dapat mempertahankan kelembaban kulit
Kayu Jawa sehingga kulit tidak kering. Berdasarkan
10
Pembuatan ekstrak menggunakan penelitian yang telah dilakukan oleh Waty ,
cara maserasi, yaitu dengan cara memasukan cara pembuatan plester dilakukan dengan
simplisia daun kayu jawa kedalam toples kecil, menyiapkan potongan kasa yang telah
2
ditambahkan etanol 70% sebagai pelarut dibentuk dengan ukuran 3x3 cm selanjutnya
dengan perbandingan 1:3 dan diaduk hingga dicelupkan kedalam larutan kental formulasi
larut. Selama maserasi sesekali diaduk. konsentrasi yang telah dibuat sampai larutan
Prosedur ini kemudian diulangi 3 kali menyerap 100% ke dalam kasa, setelah itu
(remaserasi) hingga filtrat yang didapatkan kasa diperas hingga kering, hal ini dilakukan
terlihat jernih. Selanjutnya hasil filtrat disaring berulang menggunakan larutan kental yang
menggunakan kertas saring sehingga sama sampai 40 kasa tiap perlakuan.
mendapatkan filtrat, selanjutnya dipekatkan Selanjutnya kasa dikeringkan di suhu ruang
dengan menggunakan alat rotary evaporator selama 24 jam untuk proses pengeringan zat
pada suhu 70°C sampai diperoleh ekstrak aktif lalu dimasukkan dalam toples yang
etanol kental daun kayu jawa. dibungkus dengan plastic wrapping sampai
Pada patch sederhana dari kelompok akan digunakan.
perlakuan dilakukan dengan mencampurkan
171
Efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)
Merr.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus (Rattus norvegicus)
172
Efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)
Merr.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus (Rattus norvegicus)
ekstrak daun kayu jawa memiliki aktivitas antiinflamasi, juga terdapat senyawa saponin
antiinflamasi. Hal ini juga dapat dikaitkan dan tanin yang berfungsi menurunkan
dengan penelitain yang dilakukan oleh inflamasi dan memiliki efek antimikroba yang
8
Wirastuty yang menyatakan bahwa selain dapat mencegah infeksi oleh mikroorganisme.
senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas
Hari Ke-2
Hari Ke-8
Hari Ke-14
Keterangan:
K(+) : Kontrol Positif
K(-) : Kontrol Negatif
PED : Patch Ekstrak Daun Kayu Jawa
173
Efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)
Merr.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus (Rattus norvegicus)
Untuk kelompok PED 2.5% memiliki ekstrak daun kayu jawa 2.5%, 5% dan 10%
persentase persembuhan luka pada hari ke-14 dikarenakan jumlah ekstrak pada setiap
yaitu 97.5 % dan tertutup sempurna pada hari konsentrasi yang berbeda, dimana semakin
ke-16, untuk kelompok perlakuan kelompok banyak ekstrak yang ditambahkan maka
PED 5% memiliki persentase persembuhan bahan tambahan yang dimasukkan juga akan
luka pada hari ke-14 yaitu 98.75 % dan berkurang begitupula sebaliknya. Akan tetapi,
tertutup sempurna pada hari ke-15, dan untuk semakin banyak ekstrak dalam sediaan tidak
kelompok PED 10% memiliki persentase memastikan akan memberikan efek yang
persembuhan luka pada hari ke-14 yaitu 96.25 paling baik.
% dan tertutup sempurna pada hari ke-16. Pada hasil penelitian kelompok
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan K(+) menunjukkan bahwa
ekstrak daun kayu jawa dapat mempercepat pemberian patch sederhana dari povidone
proses penyembuhan luka. Hal ini disebabkan iodine tidak lebih baik daripada penggunaan
karena daun kayu jawa mempunyai patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa
kandungan senyawa flavonoid yang memiliki konsentrasi bertingkat. Walaupun memiliki
aktivitas antiinflamasi dan antioksidan yang persentase persembuhan luka pada hari ke-14
dapat menghambat mediator inflamasi dan yaitu 95 % dan tertutup sempurna pada hari
radikal bebas. Adanya perbedaan persentase ke-16. Penggunaan patch sederhana dari
persembuhan luka terhadap tikus perlakuan povidone iodine pada penelitian ini digunakan
dengan menggunakan patch sederhana sebagai kontrol positif, yang aktifitasnya dalam
174
Efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)
Merr.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus (Rattus norvegicus)
penyembuhan luka terlihat kurang efektif. Hal lebih baik dibandingkan kelompok K (-). Hal ini
ini disebabkan karena luka sayat yang ditutupi disebabkan kelompok K (-) tidak mengandung
dengan patch sederhana dari povidone iodine obat atau ekstrak yang memberikan efek
akan lebih cepat kering karena patch mempercepat penyembuhan luka. Kelompok
sederhana povidone iodine tidak mengandung K (-) hanya mengandung propilen glikol yang
bahan tambahan propilen glikol yang dapat menyebabkan luka akan dalam keadaan
menjaga kelembaban patch sederhana lembab sehingga akan lama mengering. Luka
sehingga kurang efektif untuk digunakan, hal yang lembab terus menerus akan
serupa dikemukakan oleh Bakkara (2012) menyebabkan sulitnya terbentuk jaringan yang
yang mengatakan bahwa penggunaan baru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
povidone iodine kurang begitu efektif, Andrie dan Dies (2017) yang menyatakan,
menyebabkan luka tampak tidak sembuh kondisi luka yang lembab memfasilitasi
sempurna dan mengurangi kekuatan kulit pertumbuhan granulasi dan epitelisasi.
lokasi luka. Perawatan luka pada suasana lembab
Kelompok K (-) yang hanya bermanfaat mencegah dehidrasi jaringan,
mengandung propilen glikol 5% dan alkohol mempertahankan suhu optimal, mempercepat
70%, tetapi dari hasil penelitian menunjukkan pemecahan jaringan nekrotik, fase inflamasi,
bahwa persentase persembuhan luka pada K kontraksi luka dan re-epitelisasi, mempercepat
(-) dan K (+) tidak berbeda jauh sehingga angiogenesis, mengurangi pembentukan
dapat dipastikan kelompok PED 2.5%, 5% dan jaringan parut, dan mengurangi risiko infeksi.
10% memberikan efek penyembuhan luka
120
Persentase Penyembuhan Luka
100
80
60
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12 14
Hari Ke-
175
Efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)
Merr.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus (Rattus norvegicus)
Tabel 6. Uji post hoc dengan lsd terhadap rata-rata persentase persembuhan luka serta standar
Uji LSD pada hari ke-2 menujukkan kode huruf yang sama. Pada hari ke-14
perbedaan yang signifikan antar kelompok K menunjukkan yang nyata antar K(+), K(-), PED
(+), K (-) dan PED 2.5% ditandai dengan kode 2.5%, PED 5% dan 10% ditandai dengan kode
huruf yang berbeda. Sedangkan PED 5% tidak huruf yang berbeda. Sedangan K(-), PED
berbeda nyata dengan kelompok K (+), K(-) 2.5%, PED 5% dan PED 10% tidak memiliki
dan PED 2.5% ditandai dengan kode huruf perbedaan yang signifikan ditandai dengan
yang sama. Sedangkan PED 10% dan K(+) kode huruf yang sama. Kesimpulan uji LSD
tidak memiliki perbedaan yang signifikan tersebut bahwa kelompok PED 5% memiliki
ditandai dengan kode huruf yang sama. Pada pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan
hari ke-8 menunjukkan perbedaan yang rata-rata luas luka dengan kelompok K (+) dan
signifikan antar K(+) dengan K(-), PED 2.5%, K(-) 2.5% dan 10%. Hal ini berarti terdapat
PED 5% dan PED 10% ditandai dengan kode kandungan aktif dari daun kayu jawa di dalam
huruf yang berbeda. Sedangkan K(-), PED patch sederhana yang berpengaruh terhadap
2.5%, PED 5% dan PED 10% tidak memiliki penyembuhan luka sayat pada tikus
perbedaan yang signifikan ditandai dengan perlakuan.
176
Efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)
Merr.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus (Rattus norvegicus)
177
Efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)
Merr.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus (Rattus norvegicus)
Dari hasil pengamatan Tabel 8 menunjukkan bahwa keropeng muncul rata-rata pada hari ke-
4 dan telah kering sempurna dengan keropeng yang menutup dengan jelas pada hari ke-8 dan ke-10.
Keropeng akan menebal hingga terbentuk jaringan baru dan akan terlepas sendiri ketika proses
angiogenesis (pembentukan jaringan baru) selesai. Lepasnya keropeng akan memberikan perubahan
drastis pada luka, mulai dari warna, kelembaban dan ukuran luka. Rata-rata keropeng terbuka di hari
ke-14.
Tabel 8. Skoring perubahan keropeng luka
Hari Ke-
Kelompok
0 2 4 6 8 10 12 14
K (+) +4 +4 +3 +3 +2 +1 +1 +1
K (-) +4 +3 +3 +2 +2 +2 +2 +1
PED 2,5% +4 +3 +3 +3 +2 +2 +2 +1
PED 5% +4 +3 +3 +2 +1 +1 +1 +1
PED 10% +4 +4 +3 +3 +2 +2 +2 +1
Keterangan :
K : Kontrol,
PED : patch sederhana dari Ekstrak Daun kayu jawa.
+4 : Keropeng belum terbentuk
+3 : Keropeng tipis dan menutup sebagian luka
+2 : Keropeng tebal dan menutup seluruh luka
+1 : Keropeng terbuka dan terbentuk jaringan utuh/intact
Hasil dari pengamatan warna luka kebanyakan luka kelompok 4 berubah warna
ditunjukkan pada Tabel 9 Luka berwarna menjadi merah kecoklatan sampai hari ke-10,
merah segar pada hari ke-1 rata-rata pada sedangkan rata-rata luka kelompok lainnya
semua perlakuan hingga hari ke-2 diberi skor masih berwarna merah pucat. Pada hari ke-
+4. Rata-rata kelompok 1, 2, 3 dan 5 masih 12, kebanyakan luka kelompok 4 berubah
berwarna merah segar, sedangkan warna menjadi merah rose sampai hari ke-14,
kebanyakan luka kelompok 4 sudah berubah sedangkan rata-rata luka kelompok lainnya
menjadi merah pucat. Pada hari ke-4, berubah menjadi merah kecoklatan. Pada hari
kebanyakan luka kelompok 3 masih berwarna ke-14, rata-rata semua luka sudah berubah
merah segar dan luka kelompok lainnya warna menjadi merah rose.
berwarna merah pucat. Pada hari ke-6,
Hari Ke-
Kelompok
0 2 4 6 8 10 12 14
K (+) +4 +4 +3 +3 +3 +3 +2 +1
K (-) +4 +4 +3 +3 +3 +3 +2 +1
PED 2,5% +4 +4 +4 +3 +2 +2 +2 +1
PED 5% +4 +3 +3 +2 +2 +2 +1 +1
PED 10% +4 +4 +3 +3 +3 +2 +2 +1
Keterangan :
K : Kontrol
PED : patch sederhana dari Ekstrak Daun kayu jawa.
+4 : Merah Segar
+3 : Merah Pucat
+2 : Merah Kecoklatan
+1 : Merah rose
178
Efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)
Merr.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus (Rattus norvegicus)
179
Efektivitas patch sederhana dari ekstrak daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)
Merr.) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus (Rattus norvegicus)
180