Anda di halaman 1dari 6

Biru : aurel

Kuning : sarah

Hijau : elisa

2.2 Bahan tanaman alami yang manakah yang harus dipakai oleh pasien
tersebut. (BM)
Jawab :
Bahan alami dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah satunya bida
kedokteran gigi. Jika dilihat dari kasus tersebut, pasien tersebut dapat diberikan
bahan:1,2,3,4
1. Daun sirih

Di Indonesia, daun sirih sering digunakan sebagai ramuan kunyah dan dapat
menimbulkan sensasi mati rasa. Kandungan utama pada daun sirih yang berperan
sebagai agen anestesi yaitu caryophyllene, eugenol, methyl eugenol, eucalyptol (1,8-
cineole), linalool, α-pinene, dan estragole. Penelitian oleh Jayasree et al. menunjukkan
bahwa ekstrak air daun sirih (Piper betle Linn.) pada konsentrasi 6% dan 12%
berperan sebagai anestesi lokal yang mempunyai pengaruh yang signifikan
dibandingkan dengan xylokain. Sebagai anestesi lokal, daun sirih sebagai anestesi
memiliki onset yang sama cepatnya dengan xylokain tetapi durasinya lebih pendek
dibandingkan xylokain.

Efek analgesik eugenol dengan kemampuannya menghambat prostaglandin


dan mediator inflamasi lainnya. Eugenol pada daun sirih dapat menghambat voltage-
gated natrium dan potassium channel. Hal ini menunjukkan bahwa eugenol
memblokir potensi aksi di serat aferen nosiseptif dan non-nosiseptif. Aktivitas
analgesik perifer eugenol yang menunjukkan aktivitas signifikan pada dosis 50, 75,
dan 100 mg/kg.

Penelitian sebelumnya oleh T. Jayasree menyatakan bahwa ekstrak daun sirih


dengan konsentrasi 6% dan 12% yang diaplikasikan pada pupil kelinci menunjukkan
aktivitas anestesi permukaan yang signifikan sebanding dengan xylokain 2% dengan
durasi kerja selama 17 menit.2 Sedangkan pada penelitian lain, ekstrak daun sirih
dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100%, rata-rata durasinya berturut-turut adalah 35
menit, 76,5 menit, dan 115 menit.

2. Minyak cengkeh

Penggunaan cengkeh di masyarakat telah banyak digunakan digunakan


sebagai obat pereda nyeri saat sakit gigi. Penggunaan minyak cengkeh secara
tradisional digunakan dalam perawatan gigi sebagai antiseptik dan analgesik. Ketika
digunakan pada dosis kurang dari 1500 ppm, cengkeh, minyak cengkeh, dan eugenol
dapat digunakan sebagai obat yang diakui aman pada manusia oleh Badan Pengawas
Obat dan Makanan Amerika Serikat.

Penelitian oleh Ronal A dkk, rata-rata durasi kerja anestesi topikal terlama
pada penggunaan minyak cengkeh adalah 75% dengan durasi 33,3 menit jika
dibandingkan dengan ekstrak daun sirih 20% dengan durasi 22,6 menit. Rata-rata
kedalaman maksimal anestesi topikal pada perlakuan dengan minyak cengkeh paling
tinggi pada konsentrasi 100% yaitu dengan tegangan 56,8 volt dibandingkan dengan
kontrol daun sirih 20% yaitu dengan tegangan 23,5 volt. Semakin tinggi konsentrasi
obat, semakin tinggi pula tingkat penetrasi ke dalam kulit.

Berdasarkan perbandingan dari kedua bahan tersebut, ekstrak minyak cengkeh


memiliki efek anestesi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daun sirih.
Sehingga pada pasien dapat digunakan minyak cengkeh sebagai pengganti bahan
anestesi dari bahan alami.

Dafpus :

1. Ronal A, et al. Preliminary study on the potential of topical anaesthesia from


betel leaf and clove leaf extract. Padjadjaran Journal of Dentistry, 2021, 33.3:
250-257.

2. Jayasree T, Ubedulla SKH, Shankar J. Evaluation of Surface anesthetic action of


Aqueous Extract of Piper Betel leaf On Rabbit Cornea. Int J Pharma Sci Res.
2014;5(7):402–5.
3. Havale R, et al. Comparative evaluation of pain perception following topical
application of clove oil, betel leaf extract, lignocaine gel, and ice prior to
intraoral injection in children aged 6–10 years: a randomized control study.
Journal of Dental Anesthesia and Pain Medicine, 2021, 21.4: 329.

4. Tirupathi S, Gopalakrishnan D, Deshkar S. Herbal topical anesthetics in


dentistry: an exploratory review. Journal of Dental Anesthesia and Pain
Medicine, 2022, 22.6: 419.

3. Aloe vera (uji ke manusia)


Lidah buaya memiliki sifat sintesis anti-prostaglandin yang baik dan senyawa yang
menghambat oksidasi asam arakidonat, sehingga dapat menurunkan peradangan.
Lidah buaya mengandung salisilat magnesium laktat dekarboksilase, yang diketahui
menghambat histidin, sehingga mencegah pembentukan histamin dari histidin
dalam sel mast. lidah buaya merupakan tanaman herbal yang digunakan dalam
berbagai kondisi medis seperti penyembuhan luka dan mengurangi kerusakan
jaringan, Selama proses penyembuhan, lidah buaya merangsang fibroblas dan
fibroblas menghasilkan kolagen baru. Penelitian telah mengungkapkan bahwa
penting untuk penyembuhan luka. Lidah buaya mengandung growth factor yang
berikatan dengan reseptor IGF fibroblas di area luka dan selanjutnya menghasilkan
kolagen dan proteoglikan yang mengakibatkan peningkatan kekuatan tarik luka.
Lidah buaya juga digunakan untuk menghambat peradangan akut, namun berbeda
dengan steroid, lidah buaya merangsang fibroblas untuk meningkatkan
penyembuhan luka dan mencegah penyebaran infeksi. Penggunaan gel lidah buaya
secara topikal juga dapat merangsang angiogenesis dan meningkatkan suplai darah
ke luka, sehingga memenuhi kebutuhan metabolisme luka dengan lebih baik.
4. Binahong (uji ke Tikus)
Beberapa literatur menyebutkan bahwa flavonoid dapat digunakan sebagai
analgetik atau anti nyeri. Hal ini dikarenakan flavonoid memiliki kemampuan untuk
menghambat ekspresi dan aktivasi protein-protein seluler, seperti sitokin dan faktor
transkripsi yang sebagian besar merupakan mediator nyeri, sehingga dapat
mengurangi respon inflamasi seluler dan rasa sakit.
Binahong diketahui memiliki khasiat farmakologis, seperti antiradang, antibakteri,
antijamur, antivirus, dan antioksidan. Bisa juga meningkatkan fungsi ginjal,
melawan hiperlipidemia, menurunkan hipertensi, menjadi antikanker, berperan
sebagai analgesik, dan membantu penyembuhan luka, termasuk soket gigi. luka.
Binahong juga telah digunakan dalam pengobatan tradisional dengan cara
menempelkan daunnya pada luka dan terbukti berkhasiat dalam mempercepat
penyembuhan luka. Hal ini disebabkan oleh adanya metabolit sekunder yang
terkandung dalam ekstrak daun Binahong seperti tanin, saponin, flavonoid, alkaloid.
, antrakuinon, asam fenolik, triterpen, steroid, dan glikosida. Flavonoid yang
ditemukan adalah quercetin, rutin, apigenin, apigetrin, morin, myricetin, dan
vitexin. Asam fenolik yang ditemukan pada ekstrak daun Binahong adalah asam P-
coumaric, dan thetriterpen yang ditemukan adalah asam ursolat dan asam oleanolic.
Hanafiah dkk menunjukkan bahwa ekstrak daun Binahong dapat meningkatkan
proliferasi fibroblas NIH-3T3 dan juga membuktikan bahwa gel ekstrak daun
Binahong 3% dapat mempercepat penyembuhan luka mukosa palatal pada tikus
dengan meningkatkan proliferasi fibroblast. Pada ekstrak daun binahong terdapat
issaponin yang dapat meningkatkan ekspresi TGF-α (transforming growth factor-
alpha) dan TGF-β (transforming growth factor-beta). TGF-βdapat mengaktifkan
fibroblas dan TGF-αdapat mengaktifkan Osterix, yang akan berfungsi dalam
diferensiasi osteoblas.Saponin juga bersifat antiseptik dan dapat mempengaruhi
integritas membran sel serta menyebabkan lisis patogen terutama jamur. Apigenin,
salah satu flavonoid yang terdapat pada Binahong, dapat meningkatkan ekspresi
TGF-β dan PDGF (platelet-derived growthfactor) yang juga berfungsi dalam
aktivasi fibroblas sehingga dapat bermigrasi menuju bekuan darah. PDGF juga
merupakan protein yang mempengaruhi proliferasi fibroblas. Apigenin juga
mempunyai sifat anti inflamasi karena dapat menghambat aktivasi NF-κB (nuclear
factor kappa B). Penghambatan NF-κB dapat mencegah produksi mediator
inflamasi yang dapat meningkatkan peradangan. Flavonoid lain pada tanaman
Binahong yang berfungsi dalam penyembuhan luka soket adalah quercetin dan
vitexin. Quercetin mempunyai kemampuan untuk mengurangi pembentukan
osteoklas melalui penghambatan IL-17 (interleukin -17), yang diinduksi oleh
RANKL (pengaktif reseptor ligan faktor nuclear kappa-B), dan quercetin juga dapat
meningkatkan osteogenesis, angiogenesis, dan berfungsi sebagai antioksidan.
Vitexin dapat mempengaruhi pembentukan tulang dengan meningkatkan
diferensiasi osteoblas melalui p -Smad (fosforilasi-ibu kecil melawan) dan Runx2
(runt-related transcription factor 2). Tanin pada tanaman Binahong berfungsi dalam
migrasi fibroblas karena dapat meningkatkan VEGF (faktor pertumbuhan endotel
vaskular) pada fase awal penyembuhan luka. VEGF bersifat protein yang berperan
dalam migrasi fibroblas. Tanin juga merupakan antioksidan. Antioksidan
diperlukan untuk menetralisir radikal bebas yang dihasilkan selama penyembuhan
luka. Radikal bebas dapat merusak struktur protein sel sehingga menghambat
proliferasi sel.

Referensi :
1 Nimma VL, Talla HV, Bairi JK, Gopaldas M, Bathula H, Vangdoth S. Holistic
Healing Through Herbs: Effectiveness of Aloe Vera on Post Extraction Socket
Healing. J Clin Diagn Res. 2017 Mar;11(3):ZC83-ZC86. doi:
10.7860/JCDR/2017/21331.9627. Epub 2017 Mar 1. PMID: 28511517;
PMCID: PMC5427443.
2 Hanafiah, Olivia & Hanafiah, Diana & Dohude, Gostry & Satria, Denny &
Livita, Livita & Moudy, Nindha & Rahma, Rahma. (2022). Effects of 3%
binahong (Anredera cordifolia) leaf extract gel on alveolar bone healing in
post-extraction tooth socket wound in Wistar rats (Rattus norvegicus).
F1000Research. 10. 923. 10.12688/f1000research.72982.2.

5. Daun pisang ambon


Adanya efek antiinflamasi diduga karena aktivitas metabolit sekunder yang terdapat
dalam ekstrak daun pisang ambon yaitu flavonoid, fenolik dan tannin. Hal ini didukung
dengan hasil uji penapisan fitokimia yang menunjukkan adanya golongan senyawa tersebut.
Flavonoid dalam tubuh bertindak menghambat enzim lipooksigenase yang berperan dalam
biosintesis leukotrien. Selain menghambat metabolisme asam arakidonat sehingga produksi
prostaglandin dapat berkurang. Flavonoid juga menghambat sekresi enzim lisosom yang
merupakan mediator inflamasi. Penghambatan mediator inflamasi ini dapat menghambat
proliferasi dari proses radang. Selain flavonoid senyawa bioaktif lain yang berpotensi sebagai
antiinflamasi yaitu tanin. Tanin mempunyai aktivitas antioksidan. Antioksidan berperan
sebagai antiinflamasi dengan berbagai cara yaitu (1) menghambat produksi oksidan (O2) oleh
neutrofil, monosit dan makrofag. Penghambatan produksi oksidan O2 akan mengurangi
pembentukkan H2O2 yang mengakibatkan produksi asam hipoklorid (HOCl) dan OH ikut
terhambat. (2) menghambat langsung oksidan reaktif seperti radikal hidroksi (OH) dan asam
hipoklorid.
6. Pepaya (Carica papaya L.)
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) mengandung senyawa aktif seperti alkaloid,
papain, antraquinon, saponin, steroid, tannin, dan triterpenoid. Kandungan tanaman pepaya
(Carica papaya L.) seperti flavonoid berperan untuk penyembuhan luka. Flavonoid mampu
mengobati luka serta bertindak sebagai astringensi dan antimikroba yang dapat bertanggung
jawab terhadap kontradiksi luka dan meningkatkan epitelisasi. Kandungan flavonoid dapat
membantu mempercepat pertumbuhan kolagen (mensintesis kolagen) melalui peningkatan
fibroblast dan pembentukan jaringan. biji tanaman pepaya (Carica papaya L.) yang selama ini
dianggap sebagai limbah ternyata bermanfaat sebagai antibakteri, antiinflamasi, dan antiluka
karena mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, dan senyawa fenol lain (Parampasi &
Soemarno, 2013; Rahayu & Tjitraresmi, 2016), dimana senyawa flavonoid dan saponin yang
berperan terhadap proses penyembuhan luka (Kastika & Rahayu, 2018; Larissa et al., 2017).
Kandungan flavonoid dalam ekstrak biji papaya (Carica papaya L.) dapat menghambat
pelepasan histamin dan jalur metabolisme asam arakhidonat, sehingga mempengaruhi
pembentukan prostaglandin (Kurniawan & Ferly Aryana, 2015). Flavonoid akan
menginhibisi jalur lipooksigenase dan siklooksigenase sehingga menjadi tidak stabil (Ibad et
al., 2013). Hal tersebut didukung oleh Sintowati dan Nugraha dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa efektivitas biji tanaman pepaya (Carica papaya L.) lebih baik dalam
mempercepat hilangnya pembengkakan yang berasal dari darah, beredar pada luka, dan
memiliki potensi efek setara dengan povidone iodine pada konsentrasi 50% dan 75%

Anda mungkin juga menyukai