BAB I
PENDAHULUAN
Daun kelor tidak hanya kaya nutrisi akan tetapi juga memiliki sifat
fungsional karena tanaman ini mempunyai khasiat dan manfaat kesehatan
manusia. Baik itu kandungan nutrisi maupun zat aktif yang terkandung
dalam tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan makhluk hidup
dan lingkungan. Semua bagian dari tanaman kelor memberikan khasiat dan
manfaat di bidang pangan maupun non pangan. Sebagian tanaman yang
kaya akan nutrisi baik makro maupun mikro tidak hanya sebagai sumber
nutrisi bagi produk pangan tetapi memberikan efek farmakologi. Hal ini
disebabkan oleh tingginya kandungan senyawa bioaktif pada tanaman kelor.
Potensi ini memberikan peluang bagi industri farmasi untuk menjadikan
tanaman kelor sebagai obat alternatif berbahan baku alami.1
penyembuhan 17 hari.
2. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu variabel terikat yang digunkan pada
penelitian sebelumnya adalah penyembuhan pada luka bakar sedangkan
pada penelitian ini variabel terikat yang digunakan adalah penyembuhan
pada luka insisi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Luka
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
1. Fase Inflamasi
3. Fase Remodelling
Luka Insisi
Fase Inflamasi
Angiogenesis Pembentukan
Epitelisasi Jaringan Ikat
19
Keterangan :
2.3 Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
4. Sehat
(n-1) (t-1) ≥ 15
(n-1) (5-1) ≥ 15
4n-4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75
Keterangan
n = jumlah sampel
t = jumlah kelompok
yang
memiliki
sifat
antioksidan
dan juga
antibakteri.
2 Variabel Merupakan Kromatograf Dosis 10 % Nomina
Bebas : antiseptik i l
Povidone
berspektrum
iodine
luas
dioleskan
topikal pada
luka
dipunggung
mencit 2 kali
sehari pada
pagi dan
sorehari.
3 Variabel Interpretasi Penggaris Luas Rasio
Terikat : lama Penyembuha
Penyembuha n Luka
penyembuha
n luka insisi
pada mencit n luka
didapatkan
dengan
melihat luka
yang sembuh
pada luka
insisi mencit
putih jantan
25
(Mus
musculus).
3.6.1.1. Alat
1. Alat ekstrak
(4) Gunting
3.6.1.2. Bahan
1. Bahan Penelitian
(5) Lidokain
26
(6) Aquades
2. Bahan Ekstrak
(2) Metanol
2. Pengadaptasian Mencit
5 ekor mencit 5 ekor mencit 5 ekor mencit 5 ekor mencit 5 ekor mencit
jantan yg di lukai jantan di beri jantan diberi jantan diberi jantan diberi
dan tidak diberi povidone iodine ekstrak daun ekstrak daun ekstrak daun
perlakuan 10% kelor 50 % kelor 75 % kelor 100 %
Analisis data
Analisis data yang pertama dilakukan adalah uji normalitas dengan uji
Saphiro-Wilk karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 25 ekor (<50). Analisis selanjutnya adalah melakukan uji
komparasi dengan one way Anova untuk menguji hipotesis yang ada
kemudian dilakukan uji Post-hoc dengan menggunakan uji Least
Significant Different (LSD) untuk mengetahui kelompok-kelompok mana
30
saja yang berbeda. Interpretasi hasil dari uji normalitas berdasarkan nilai p
yaitu p>0.05 artinya data berdistribusi normal, apabila p<0.05 data tidak
berdistribusi normal, dan untuk uji hipotesis berdasarkan nilai p yaitu
p<0.05 artinya hipotesis diterima, apabila p>0.05 berarti hipotesis ditolak.
DAFTAR PUSTAKA
9. Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah Jilid III. Jakarta: EGC; 2010.
Hlm 95-100.
10. Kartika RW, Bedah B, Paru J, Luka AP. Perawatan Luka Kronis
dengan Modern Dressing. Perawatan Luka Kronis Dengan Modern
Dressing. Wound Care/Diabetic Center RS Gading Pluit Jakarta.
2015;42(7):546–50.
11. Kramer M.et All. Iodine Release and antibacterial effects of wound
paste combined with PVP-iodine powder and/or solution in vitro.
International
12. Tjay, T. H., & Raharja K. Obat-obat penting : khasiat, penggunaan dan
efek samping. 5th ed. Jakarta: Gramedia; 2002. hlm 62-88.
13. Kumar Abbas Aster. Buku Ajar Patologi Robbins. Nasar IM, editor.
Vol. 9. Elsevier Saunders; 2015. 67-69.
32