Anda di halaman 1dari 5

Journal of Holistic and Health Sciences

V o l . 3 , N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 9 | 103

FORMULASI SEDIAAN DAN UJI ORGANOLEPTIK MASKER DAUN KELOR (Moringa


oleifera Lam) dan PATI BENGKUANG (Pachyrhizus erosus.L) UNTUK PERAWATAN
KULIT BERJERAWAT

Endah Pramudita1, Jenta Puspariki2*, Suharti3*


1,2,3Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik
*Korespondensi: Jl. Veteran No. 272 Ciseureuh Purwakarta,
Email: jenta@stikesholistic.ac.id, suharti@stikesholistic.ac.id

ABSTRAK
Latar Belakang: Pengobatan jerawat menggunakan antibakteri memiliki efek samping yaitu
iritasi dan kerusakan organ secara tidak langsung [1]. Oleh sebab itu dibutuhkan alternatif lain
untuk seperti penggunaan bahan-bahan obat berasal dari alam yang lebih aman. Bahan-bahan
alam yang dapat digunakan biasanya berasal dari tanaman obat, sayuran juga buah-buahan. [2]
Mengingat keunggulan daun kelor (Moringa oleifera Lam) dan bengkuang (Pachyrhizus erosus.L)
yang sama-sama mengandung senyawa yang berkhasiat untuk perawatan kulit wajah, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan membuat sediaan masker ekstrak daun
kelor dan pati bengkuang.
Tujuan: membuat sediaan daun kelor dan pati bengkuang yang praktis bisa dibawa kemana saja.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (Action Research) dengan tiga
formulasi dengan perbandingan ekstrak daun kelor dan pati bengkuang yang berbeda, F1
(3gr:7gr), F2 (2,5gr:7,5gr) dan F3 (2gr:8gr).
Hasil: hasil uji organoleptik sediaan masker daun kelor (Moringa oleifera Lam) dan bengkuang
(Pachyrhizus erosus.L) yang telah diuji dan diamati selama 3 minggu diperoleh hasil tidak
terdapat perubahan yang signifikan. Hasil uji pH yang dilakukan selama 3 minggu menunjukan
hasil pH pada F1 (3gr:7gr), F2 (2,5gr:7,5gr) dan F3 (2gr:8gr) relatif stabil berkisar 5.
Simpulan: Dari uji pH yang dilakukan setiap satu minggu sekali menunjukan hasil pH stabil yaitu
berkisar 5, sesuai dengan pH wajah normal berkisar 4,5-6,5. Hasil uji organoleptik yang dilakukan
pada ketiga formulasi tidak menunjukan perubahan yang signifikan. Perubahan hanya terdapat
pada aroma khas ekstrak daun kelor, hal ini disebabkan karena penambahan ekstrak daun kelor
pada setiap formulasi dengan jumlah yang berbeda – beda.
Kata kunci: Daun kelor (Moringa oleifera Lam) dan Pati bengkuang (Pachyrhizus erosus.L), Kulit
berjerawat

ABSTRACT
Background: Acne treatment using antibacterial has side effects such as irritation and indirect
organ damage [1]. Therefore we need other alternatives for safer use of natural ingredients. Natural
materials that can be used are usually derived from medicinal plants, vegetables and fruits. [2]
Considering the superiority of moringa (Moringa oleifera Lam) and yam (Pachyrhizus erosus.L)
leaves that both contain efficacious compounds for facial skin care, researchers are interested in
conducting research by making mask preparations for Moringa leaf extract and yam starch.
Research Objectives: making moringa leaf and yam starch preparations which can be taken
anywhere practically.
Methods: This research uses the Action Research method with three formulations with different
ratio of Moringa leaf extract and yam starch, F1 (3gr: 7gr), F2 (2.5gr: 7.5gr) and F3 (2gr: 8gr).
Result: Organoleptic test results of Moringa oleifera Lam (Moringa oleifera) mask and yam
(Pachyrhizus erosus.L) mask masks which have been tested and observed for 3 weeks showed that
there were no significant changes. The results of pH tests conducted for 3 weeks showed the results
of pH at F1 (3gr: 7gr), F2 (2.5gr: 7.5gr) and F3 (2gr: 8gr) were relatively stable at around 5.
Conclusion: From the pH test which is done once a week it shows a stable pH result which is around
5, in accordance with normal face pH around 4.5-6.5. Organoleptic test results performed on the
three formulations did not show significant changes. Changes are only found in the distinctive aroma
Journal of Holistic and Health Sciences
V o l . 3 , N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 9 | 104

of Moringa leaf extract, this is due to the addition of Moringa leaf extract to each formulation with
different amounts.
Keywords: Moringa oleifera Lam) and Yam (Pachyrhizus erosus.L) starch, acne prone skin

PENDAHULUAN dari pada buah pisang [4]. Daun kelor juga


Banyak orang yang memiliki mengandung Kalsium, Vitamin C, Vitamin
masalah pada kulit mereka. Masalah yang A, dan protein. Tanaman daun kelor
banyak terjadi adalah jerawat (acne), mengandung banyak antioksidan
munculnya jerawat diwajah atau diarea terutama pada daun kelor mangandung
tertentu disebabkan oleh produksi 46 senyawa antioksidan kuat atau
minyak yang berlebihan. Pengobatan senyawa-senyawa dengan karakteristik
jerawat menggunakan antibakteri antioksidan. Senyawa antioksidan ini
memiliki efek samping yaitu iritasi. Selain dapat menetralisir radikal bebas yang
itu penggunaan jangka panjang dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Antioksidan
menimbulkan resistensi dan kerusakan dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang
organ secara tidak langsung [1]. Oleh sebab dapat menghambat atau memperlambat
itu dibutuhkan alternatif lain untuk proses oksidasi.
seperti penggunaan bahan-bahan obat Bengkuang tergolong sebagai
berasal dari alam yang lebih aman untuk tanaman yang mempunyai potensi yang
merawat kulit wajah agar terbebas dari sangat baik untuk dikembangkan.
masalah kulit seperti jerawat Umbinya mengandung gula dan pati serta
dibandingkan pengobatan jerawat dengan fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki
antibiotika. Bahan-bahan alam yang dapat efek pendingin karena mengandung kadar
digunakan biasanya berasal dari tanaman air 78-94%. Menurut Lukitaningsih,
obat, sayuran juga buah-buahan. [2] bengkoang mengandung vitamin C,
Daun kelor (Moringa oleifera Lam) antibakteri, flavonoid dan saponin yang
merupakan tanaman perdu yang tumbuh merupakan tabir surya yang alami untuk
subur mulai dari dataran rendah sampai mencegah kulit rusak oleh radikal bebas
ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. dan zat fenolik dalam bengkoang cukup
Banyak yang menyebut pohon ini sebagai efektif menghambat proses pembentukan
“dinamit gizi” karena mengandung jumlah melanin, sehingga pigmentasi akibat
berlebihan dari nutrisi penting seperti zat hormon, sinar matahari dan bekas jerawat
besi, kalsium dan 41 Vitamin A. Karena dapat di cegah dan dikurangi. [2]
adanya kandungan senyawa novel Mengingat keunggulan daun kelor
isothiocynate, Kelor digunakan sebagai (Moringa oleifera Lam) dan bengkuang
bahan utama ratusan obat, baik untuk (Pachyrhizus erosus.L) yang sama-sama
pencegah maupun pengobatan [3]. mengandung senyawa yang berkhasiat
Hasil penelitian Winasis yang untuk perawatan kulit wajah, maka
berjudul “Pengaruh Proporsi Ekstrak peneliti tertarik untuk melakukan
Daun Kelor dan Pati Jagung Terhadap penelitian dengan membuat sediaan
Hasil Jadi Masker Tradisional Untuk masker ekstrak daun kelor dan pati
Perawatan Kulit Wajah” menyatakan bengkuang. Tujuan penelitian ini yaitu
bahwa daun kelor memiliki potasium yang membuat sediaan daun kelor (Moringa
kandungannya tiga kali lipat lebih banyak oleifera Lam) dan pati bengkuang
Journal of Holistic and Health Sciences
V o l . 3 , N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 9 | 105

(Pachyrhizus erosus.L) yang praktis bisa menggunakan pati jagung yang tidak
dibawa kemana saja. memiliki kandungan antibakteri dan tabir
surya alami (flavonoid & saponin)
METODE PENELITIAN sedangkan dalam pati bengkuang
Penelitian ini menggunakan terdapat zat antibakteri dan tabir surya
metode penelitian tindakan (Action alami (flavonoid & saponin).
Research). Desain Penelitian tindakan Daun kelor yang akan digunakan
(Action Research) menurut Sanford & dijadikan sebagai bahan simplisia dengan
Kemmis merupakan sebuah proses cara dijemur dibawah sinar matahari
investigasi terkendali yang berdaur ulang selama 6 jam, sedangkan untuk
dan bersifat reflektif mandiri, yang bengkuang yang akan digunakan diparut
memiliki tujuan untuk melakukan terlebih dahulu kemudian di ambil sarinya
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, (endapan sari) lalu oven selama 3-4 jam
cara kerja, proses, isi, kompetensi atau dengan suhu 600C. Dalam penelitian ini
situasi. [5] Dalam penelitian ini peneliti pembuatan masker menggunakan tiga
melakukan perbandingan dengan formulasi yang berbeda-beda untuk diuji
mengubah bahan tambahan yang telah pada kondisi penyimpanan dengan suhu
dilakukan dalam penelitian sebelumnya, kamar (150-250C).
dimana penelitian sebelumnya

Tabel 1 Presentase Formulasi


Presentase
Bahan
F1 (gram) F2 (gram) F3 (gram)
Ekstrak Daun Kelor 3 2.5 2
Pati Bengkuang 7 7.5 8

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN (3gr:7gr), F2 (2,5gr:7,5gr) dan F3


Dalam penelitian yang dilakukan (2gr:8gr)). Hasil formulasi masker yang
dibuat tiga formulasi dengan didapatkan dapat dilihat pada tabel 4.2
perbandingan ekstrak daun kelor dan pati sebagai berikut:
bengkuang yang berbeda-beda F1
Tabel 2 Hasil Formulasi Masker
Pengamatan
Sampel Warna Bentuk Aroma Jamur
Kuat Khas Ekstrak Tidak Ada Jamur
Formulasi 1 Coklat Serbuk Halus Daun Kelor
Sedang Khas Tidak Ada Jamur
Formulasi 2 Cream Serbuk Halus Ekstrak Daun Kelor
Putih Tulang Lemah Khas Tidak Ada Jamur
Formulasi 3 Serbuk Halus Ekstrak Daun Kelor

Selain uji organoleptik selama tiga pH setiap seminggu sekali. Hasil uji pH
minggu, sampel F1 (3gr:7gr), F2 yang diperoleh dapat dilihat pada tabel
(2,5gr:7,5gr) dan F3 (2gr:8gr) juga diuji 4.3.
Journal of Holistic and Health Sciences
V o l . 3 , N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 9 | 106

Tabel 3 Hasil Uji pH Sediaan Pada Suhu Kamar 15-25oC


Waktu Pengukuran (Minggu)
Sampel
Ke-1 Ke-2 Ke-3
F1 5 5 5
F2 5 5 5
F3 5 5 5

Berdasarkan hasil pengamatan yang relatif stabil berkisar 5. Hal ini sesuai dengan
tertera pada Tabel menunjukan hasil uji penelitian Gozali dimana pH Balance kulit
organoleptik sediaan masker daun kelor berkisar 4,5-6,5, karena jika nilai pH kurang
(Moringa oleifera Lam) dan bengkuang dari 4 dan lebih dari 7 dikhawatirkan dapat
(Pachyrhizus erosus.L) yang telah diuji dan mengiritasi kulit. [6] Perubahan nilai pH
diamati selama 3 minggu, pengamatan selama penyimpanan dapat menandakan
dilakukan setiap tiga hari sekali tidak adanya reaksi atau kerusakan pada
terdapat perubahan yang signifikan. Yang komponen penyusun didalam sediaan
membedakan dari sampel F1 (3gr:7gr), F2 tersebut sehingga dapat menurunkan atau
(2,5gr:7,5gr) dan F3 (2gr:8gr) hanya dari menaikkan nilai pH sediaan tersebut [7]
aroma dan kelarutannya saja, hal ini Hasil uji organoleptik yang dilakukan
disebabkan karena proporsi ekstrak daun pada hari ke-1 sampai dengan pengamatan
kelor dan pati bengkuang yang berbeda- hari ke-21 untuk menguji stabilitas sediaan
beda. dengan mengamati fisik sediaan yang
Analisis yang dilakukan hasil meliputi aroma, warna, bentuk dan
formulasi didapatkan perbedaan pada ketiga pertumbuhan jamur pada suhu kamar 15-
formulasi dengan perbandingan F1 250C. Menunjukkan tidak adanya perubahan
(3gr:7gr), F2 (2,5gr:7,5gr) dan F3 (2gr:8gr) yang signifikan, baik dari aroma, bentuk,
Pada formulasi pertama didapatkan sediaan warna dan pertumbuh jamur. Hal ini
berwarna coklat, bentuknya serbuk halus disebabkan oleh kadar air dalam sediaan
dengan aroma khas ekstrak daun kelor yang sesuai dengan persyaratan kadar air
menyengat dan tidak ada pertumbuhan simplisia yaitu ≤ 10%, selain itu kestabilan
jamur. Formulasi kedua didapatkan sediaan sediaan dipengaruhi oleh kadar pH pada
berwarna cream, sediaan berbentuk serbuk sediaan. [8]
halus dengan aroma khas ekstrak daun kelor Pertumbuhan jamur merupakan salah
yang tidak terlalu menyengat dan tidak ada satu poin yang diamati pada uji organoleptik.
pertumbuhan jamur. Kemudian pada Jamur dapat tumbuh pada pH antara 6,5-7,5
formulasi ketiga didapatkan sediaan dan kondisi lingkungan yang lembab. [9] Hasil
berwarna putih tulang, sediaan berbentuk pengamatan pertumbuhan jamur pada
serbuk halus dengan aroma khas ekstrak ketiga sampel dari hari ke-1 sampai hari ke-
daub kelor yang lemah dan tidak ada 21 tidak adanya jamur yang tumbuh. Hal ini
pertumbuhan jamur. disebabkan karena bentuk sediaan yang
Hasil susut pengeringan simplisia kering dan pH sediaan yang stabil yaitu
daun kelor diperoleh sebanyak 9,2%. berkisar 5. Dari semua pengujian yang
Berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa
Ed.I (2008), hasil susut pengeringan harus kestabilan sediaan pada uji organoleptik
memenuhi persyaratan kadar air yang selama 3 minggu dengan mengamati aroma,
terkandung dalam simplisia yaitu ≤ 10%. warna, bentuk dan pertumbuhan jamur
Jadi, hasil susut pengeringan simplisia daun menunjukan tidak adanya perubahan yang
kelor yang diperoleh sebanyak 9,2% sudah signifikan pada sediaan, hal ini disebabkan
memenuhi persyaratan kadar air simplisia karena bentuk sediaan kering dengan kadar
yaitu ≤ 10%. air dalam sediaan sesui persyaratan kadar
Hasil uji pH yang dilakukan selama 3 air dalam simplisia yaitu ≤ 10%.
minggu menunjukan hasil pH pada F1 Berdasarkan hasil pengujian yang
(3gr:7gr), F2 (2,5gr:7,5gr) dan F3 (2gr:8gr) dilakukan didapatkan formulasi terbaik
Journal of Holistic and Health Sciences
V o l . 3 , N o . 2 , J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 9 | 107

adalah formulasi yang ke-3 dengan Kentang Terhadap Hasil Jadi Masker
perbandingan ekstrak daun kelor 2 gram Untuk Perawatan Kulit Wajah Flek Hitam
dan pati bengkuang 8 gram untuk perawatan Bekas Jerawat. Jurnal Pendidikan Tata
kulit wajah berjerawat. Hasil uji
Rias, 4(01), 211-220.
organoleptik dan uji pH sediaan tidak
menunjukan perubahan baik pada aroma, 3. Andriani, N.(2018). Pengaruh
warna, bentuk dan pertumbuhan jamur. Penggunaan Masker Daun Kelor
Selain itu dari segi aroma yang dihasilkan (Moringa Oleifera Lam) Terhadap
pada formulasi ke-3 pada sediaan tidak Pengurangan Flek-Flek Hitam Ringan
terlalu menyengat dan juga menghasilkan Pada Kulit Wajah. Universitas Negeri
warna yang lebih menarik dari formulasi Jakarta.
yang lain.
4. Retno Safitri, E. (2017). Pengaruh
SIMPULAN Proporsi Ekstrak Daun Kelor Dan Pati
Hasil pengamatan dan analisis data Jagung Terhadap Hasil Jadi Masker
dilakukan selama 3 minggu pada sediaan Tradisional Untuk Perawatan Kult Wajah.
masker daun kelor (Moringa oleifera Lam) Jurnal Tata Rias, 7(01).
dan tambahan pati bengkuang (Pachyrhizus 5. Suroto, B., Novira, N., Pailis, E. A.,
erosus.L) dengan F1 (3gr:7gr), F2 Waldelmi, I., & Fatlhurahman, F. (2017)
(2,5gr:7,5gr) dan F3 (2gr:8gr sebagai
Metode Penelitian Tindakan Solusi Bagi
antibakteri alami. Dari uji pH yang
dilakukan setiap satu minggu sekali Masalah Sosial. Jurnal Diklat Review, I(1),
menunjukan hasil pH stabil yaitu berkisar 5, 25-28.
sesuai dengan pH wajah normal berkisar 6. Gozali, D., Abdassah, M., Subghan, A., Dan
4,5-6,5. Hasil uji organoleptik yang Al-Lathiefah, S. 2009. Formulasi Krim
dilakukan pada ketiga formulasi tidak Pelembab Wajah yang Mengandung Tabir
menunjukan perubahan yang signifikan.
Surya Nanopartikel Zink Oksida Salut
Perubahan hanya terdapat pada aroma khas
ekstrak daun kelor, hal ini disebabkan Silikon. Bandung Farmaka, 7(1): 37-46.
karena penambahan ekstrak daun kelor 7. Putra, M. M., Dewantar, l. G., & Swastini, D.
pada setiap formulasi dengan jumlah yang A. (2017). Pengaruh Lama Penyimpanan
berbeda – beda. Kestabilan sediaan Terhadap Nilai pH Sediaan Cold Cream
dikarenakan kadar air yang terkandung Kombinasi Ekstrak Kulit Buah Manggis
dalam sediaan , pH dan cara penyimpanan (Gracinia mangostana L.), Herbal Pegagan
sudah sesuai, Formulasi terbaik adalah
(Centella asiatica) dan Daun Gaharu
formulasi yang ke-3 dengan perbandingan
ekstrak daun kelor 2 gram dan pati (Gyrinops versteegii (gilg) Domke).
bengkuang 8 gram. Hal ini disebabkan Jurnal Farmasi Udayana.
aroma yang dihasilkan pada formulasi ke-3 8. Young et al (2002), Putra, M. M., Swastini,
pada sediaan tidak terlalu menyengat dan D. A., & Dewantara , I. G. N. A. (2014).
juga menghasilkan warna yang lebih Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap
menarik dari formulasi yang lain. Nilai pH Sediaan Cold Cream Kombinasi
Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia
DAFTAR PUSTAKA
1. Yunita Ika. (2016). Pembuatan Sediaan mangostana L.), Herba Pegagan (Centella
Bedak Tabur Dari Bahan Tepung Beras asiatica) Dan Daun Gaharu (Gyrinops
(Oryza Sativa L) Dan Daun Jambu Biji versteegii (Gilg) Domke.” Jurnal Farmasi
(Psidium Guajava L) Sebagai Perawatan Udayana.
Kulit Berjerawat. STIKes Holistik 9. Ramadhani, D. R. (2012). Uji Mikrobiologi
Sediaan Serbuk Masker Wajah Daun
Purwakarta.
Jambu Biji (Psidium guajava. L) (Doctoral
2. Kartikasari, N. P. (2015). Pengaruh Dissertation, Universitas Islam Negeri
Proporsi Pati Bengkoang Dan Tepung Alauddin Makassar).

Anda mungkin juga menyukai