Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa reaktif, yang secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangan di kulit terluarnya (Winarsi, 2007). Radikal bebas terbentuk pada saat molekul yang kehilangan elektron menjadi tidak stabil. Radikal bebas juga merupakan produk alamiah hasil metabolisme sel. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai tumbuhan obat ialah kelor, Tanaman kelor (Moringa oleifera Lam) telah dikenal selama berabad-abad sebagai tanaman multiguna padat nutrisi dan berkhasiat obat. Kelor dikenal sebagai The Miracle Tree atau pohon ajaib karena terbukti secara alamiah merupakan sumber gizi berkhasiat obat yang kandungannya di luar kebiasaan kandungan tanaman pada umumnya. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jenis tanaman yang beraneka ragam. Salah satu tanaman yang banyak di Indonesia adalah kelor (Moringa oleifera) yang banyak dijumpai di Aceh, Kalimantan, Sulawesi dan Kupang. Moringa oleifera merupakan tanaman pangan tropis yang tampaknya memiliki nilai gizi, terapi, industri, pertanian, dan memiliki sosial ekonomi yang tinggi. Moringa oleifera disebut sebagai “The Miracle Plant” karena dikenal sebagai tanaman yang memiliki banyak manfaat pada semua bagian tanamannya. Bagian akar kelor berfungsi sebagai anti scorbutic dapat mengurangi iritasi. Bagian daun dapat digunakan sebagai antitumor, hipotensi, antioksidan, antiinflamasi, radio-protektif, dan bersifat diuretik. Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk mengatasi jerawat adalah daun kelor (Moringa oleifera). Moringa oleifera adalah tanaman yang umumnya tumbuh di seluruh daerah tropis. Kelor mengandung 539 senyawa yang dikenal dalam pengobatan tradisional afrika dan india serta telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mencegah lebih 300 penyakit, berbagai bagian dari tanaman kelor bertindak sebagai stimulan jantung dan peredaran darah, memiliki antitumor, antipiretik, antiepilepsi, antiinflamasi, antiulcer, diuretik, antihipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan, antidiabetik, antibakteri dan antijamur. Berdasarkan uraian diatas, untuk mempertimbangkan kemungkinan aplikasi daun kelor sebagai antibakteri alami pada pengobatan pasien berjerawat, maka diperlukan penelitian mengenai aktivitas antibakterinya terhadap bakteri penyebab jerawat terkhususnya yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus aureus. Tanaman kelor mengandung 46 jenis antioksidan dan lebih dari 90 nutrisi. Selain itu, ada 36 senyawa antiinflamasi (Oktaviani et al., 2019). Banyak ahli telah mengusulkan penggunaan Moringa oleifera sebagai pilihan medis pelengkap atau untuk digunakan dalam penyembuhan. Menurut data Riskesdas (2018), sebanyak 49% penduduk Indonesia masih memanfaatkan tanaman herbal sebagai ramuan obatnya. Salah satu tanaman herbal yang banyak digunakan dalam pengobatan kesehatan adalah tanaman kelor (Moringa oleifera). Moringa oleiferamerupakan keluarga Moringaceae yang dapat tumbuh dengan ketinggian 7 m hingga 15 m dan diameter mencapai 20 cm hingga 40 cm. Tanaman ini umumnya dianggap sebagai sayuran, tanaman obat, dan sumber minyak goreng di Negara-negara berkembang (Sandi et al., 2019). Penelitian yang dilakukan oleh (Agustina, 2018), menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor memiliki efek dalam penyembuhan luka bakar. Salep ekstrak daun kelor 10% paling efektif dalam penyembuhan luka bakar serta memiliki potensi lebih besar dibandingkan dengan Bioplacenton serta penyembuhan luka bakar pada konsentrasi 8% dan 6% lebih efektif dibandingkan dengan pembanding negatif (kontrol aquadest). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ananto et al., (2015), secara in vitro dari ekstrak daunnya membuktikan adanya aktivitas antimikroba pada bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Salmonella enteriditis. Beberapa kandungan senyawa pada tanaman ini dianggap memiliki peran untuk kesehatan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian berupa uji fitokimia sebagai penelitian pendahuluan untuk mengetahui kandungan senyawa kelor yang dapat digunakan sebagai obat antiinflamasi.
1.2 Manfaat Program
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Apa manfaat dari MAKLOR (Masker Daun Kelor) tumbuhan daun kelor untuk kesehatan wajah? b. Bagaimana cara pembuatan MAKLOR (Masker Daun Kelor)? c. Bagaimana peluang usaha dari produksi MAKLOR (Masker Daun Kelor) ?
1.3 Tujuan Program
1. Dengan adanya produk masker wajah dalam kemasan ini diharapkan masyarakat mampu menjaga kesehatan wajah dan menggobati jerawat pada wajah dengan menggunakan masker tradisional dengan eksak daun kelor 2. Memasakan prodak maklor (masker daun kelor) dengan kemasan yang menarik dan berkahsiat tinggi untuk meningkatakan kesehatan wajah agar dikenal dan tertaik mencoba dan dibeli oleh masyarakat luas. 3. Memberikan kemudahan untuk mengaplikasikan masker dengan eksak daun kelor dengan kemasan yang mudah di bawa kemana-mana.
1.4 Luaran Kegiatan
Luaran Kegiatan yang dihasilkan pada kegiatan PKM-K ini yaitu: a. Laporan Kemajuan b. Laporan Akhir c. Produk Perawatan Kulit Wajah MAKLOR (Masker Daun Kelor)
1.5 Manfaat Program
Produk masker wajah ini dapat dijadikan alternatif untuk perawatan kulit wajah yang aman dikonsumsi oleh semua kalangan usia termasuk ibu hamil dan menyusui. Serta meningkatkan kreativifitas anggota kelompok.