Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radikal bebas merupakan salah satu bentuk senyawa reaktif, yang secara umum
diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron yang tidak berpasangan di kulit
terluarnya (Winarsi, 2007). Radikal bebas terbentuk pada saat molekul yang kehilangan
elektron menjadi tidak stabil. Radikal bebas juga merupakan produk alamiah hasil
metabolisme sel. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai tumbuhan obat ialah
kelor, Tanaman kelor (Moringa oleifera Lam) telah dikenal selama berabad-abad sebagai
tanaman multiguna padat nutrisi dan berkhasiat obat. Kelor dikenal sebagai The Miracle
Tree atau pohon ajaib karena terbukti secara alamiah merupakan sumber gizi berkhasiat
obat yang kandungannya di luar kebiasaan kandungan tanaman pada umumnya.
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jenis tanaman yang beraneka
ragam. Salah satu tanaman yang banyak di Indonesia adalah kelor (Moringa oleifera)
yang banyak dijumpai di Aceh, Kalimantan, Sulawesi dan Kupang. Moringa oleifera
merupakan tanaman pangan tropis yang tampaknya memiliki nilai gizi, terapi, industri,
pertanian, dan memiliki sosial ekonomi yang tinggi. Moringa oleifera disebut sebagai
“The Miracle Plant” karena dikenal sebagai tanaman yang memiliki banyak manfaat pada
semua bagian tanamannya. Bagian akar kelor berfungsi sebagai anti scorbutic dapat
mengurangi iritasi. Bagian daun dapat digunakan sebagai antitumor, hipotensi,
antioksidan, antiinflamasi, radio-protektif, dan bersifat diuretik. Salah satu tanaman yang
dapat digunakan untuk mengatasi jerawat adalah daun kelor (Moringa oleifera). Moringa
oleifera adalah tanaman yang umumnya tumbuh di seluruh daerah tropis. Kelor
mengandung 539 senyawa yang dikenal dalam pengobatan tradisional afrika dan india
serta telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mencegah lebih 300 penyakit,
berbagai bagian dari tanaman kelor bertindak sebagai stimulan jantung dan peredaran
darah, memiliki antitumor, antipiretik, antiepilepsi, antiinflamasi, antiulcer, diuretik,
antihipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan, antidiabetik, antibakteri dan
antijamur. Berdasarkan uraian diatas, untuk mempertimbangkan kemungkinan aplikasi
daun kelor sebagai antibakteri alami pada pengobatan pasien berjerawat, maka diperlukan
penelitian mengenai aktivitas antibakterinya terhadap bakteri penyebab jerawat
terkhususnya yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Propionibacterium acnes,
Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus aureus.
Tanaman kelor mengandung 46 jenis antioksidan dan lebih dari 90 nutrisi. Selain
itu, ada 36 senyawa antiinflamasi (Oktaviani et al., 2019). Banyak ahli telah mengusulkan
penggunaan Moringa oleifera sebagai pilihan medis pelengkap atau untuk digunakan
dalam penyembuhan. Menurut data Riskesdas (2018), sebanyak 49% penduduk Indonesia
masih memanfaatkan tanaman herbal sebagai ramuan obatnya. Salah satu tanaman herbal
yang banyak digunakan dalam pengobatan kesehatan adalah tanaman kelor (Moringa
oleifera). Moringa oleiferamerupakan keluarga Moringaceae yang dapat tumbuh dengan
ketinggian 7 m hingga 15 m dan diameter mencapai 20 cm hingga 40 cm. Tanaman ini
umumnya dianggap sebagai sayuran, tanaman obat, dan sumber minyak goreng di
Negara-negara berkembang (Sandi et al., 2019).
Penelitian yang dilakukan oleh (Agustina, 2018), menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor
memiliki efek dalam penyembuhan luka bakar. Salep ekstrak daun kelor 10% paling
efektif dalam penyembuhan luka bakar serta memiliki potensi lebih besar dibandingkan
dengan Bioplacenton serta penyembuhan luka bakar pada konsentrasi 8% dan 6% lebih
efektif dibandingkan dengan pembanding negatif (kontrol aquadest). Selain itu, penelitian
yang dilakukan oleh Ananto et al., (2015), secara in vitro dari ekstrak daunnya
membuktikan adanya aktivitas antimikroba pada bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
Salmonella enteriditis. Beberapa kandungan senyawa pada tanaman ini dianggap
memiliki peran untuk kesehatan. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian berupa
uji fitokimia sebagai penelitian pendahuluan untuk mengetahui kandungan senyawa kelor
yang dapat digunakan sebagai obat antiinflamasi.

1.2 Manfaat Program


Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
a. Apa manfaat dari MAKLOR (Masker Daun Kelor) tumbuhan daun kelor untuk
kesehatan wajah?
b. Bagaimana cara pembuatan MAKLOR (Masker Daun Kelor)?
c. Bagaimana peluang usaha dari produksi MAKLOR (Masker Daun Kelor) ?

1.3 Tujuan Program


1. Dengan adanya produk masker wajah dalam kemasan ini diharapkan masyarakat
mampu menjaga kesehatan wajah dan menggobati jerawat pada wajah dengan
menggunakan masker tradisional dengan eksak daun kelor
2. Memasakan prodak maklor (masker daun kelor) dengan kemasan yang menarik dan
berkahsiat tinggi untuk meningkatakan kesehatan wajah agar dikenal dan tertaik
mencoba dan dibeli oleh masyarakat luas.
3. Memberikan kemudahan untuk mengaplikasikan masker dengan eksak daun kelor
dengan kemasan yang mudah di bawa kemana-mana.

1.4 Luaran Kegiatan


Luaran Kegiatan yang dihasilkan pada kegiatan PKM-K ini yaitu:
a. Laporan Kemajuan
b. Laporan Akhir
c. Produk Perawatan Kulit Wajah MAKLOR (Masker Daun Kelor)

1.5 Manfaat Program


Produk masker wajah ini dapat dijadikan alternatif untuk perawatan kulit wajah yang
aman dikonsumsi oleh semua kalangan usia termasuk ibu hamil dan menyusui. Serta
meningkatkan kreativifitas anggota kelompok.

Anda mungkin juga menyukai