TIM PENELITI :
1. CHELSEA AMANDA P
2. SASKIA INGGRITA W.
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Selama ini daun kelor jarang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari, hanya
dimanfaatkan sebagai sayuran atau digunakan pada saat upacara adat kematian masyarakat jawa.
Padahal, daun kelor (Moringa Oleifera) merupakan tanaman yang mudah ditemui disekitar, daun
kelor juga tergolong tanaman yang dapat bertumbuh dengan cepat. Dalam artikel yang ditulis
oleh Krisna pada Moringa Organik Indonesia menyatakan bahwa pohon kelor dapat tumbuh
dengan cepat, bahkan kelor ditemukan tumbuh 6 – 7 m dalam satu tahun di daerah yang curah
hujannya kurang dari 400 mm.
1.4 HIPOTESIS
Hipotesis yang diduga dari penelitian ini adalah :
a) Kandungan Vitamin A pada daun kelor (Moringa Oleifera) adalah tinggi.
b) Penggunaan kandungan Vitamin A pada daun kelor (Moringa Oleifera) sebagai obat anti
iritasi mata berbentuk tetes berpengaruh terhadap terhadap perawatan kaca mata dan soft
lens setelah digunakan.
c) Obat anti iritasi mata berbentuk tetes yang terbuat dari kandungan Vitamin A pada daun
kelor (Moringa Oleifera) dapat bertahan lama.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
BAB 3
MEDE PENELITIAN
5
batangnya, kemudian dicuci bersih sebanyak 3 kali, daun kelor yang sudah dicuci dijemur
dibawah sinar matahari selama 3 hari kemudian dipanaskan menggunakan oven dengan suhu 70
derajat C selama 5 menit. Daun kelor yang sudah kering diblender dan diayak.
Ektraksi
Selanjutnya yaitu proses ekstraksi, yaitu pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
menggunakan pelarut, dengan cara memasukan 25g serbuk daun kelor dan 425ml Aquades
kedalam gelas beaker 200g dan diaduk hingga tercampur rata, kemudian campuran tersebut
dipanaskan pada suhu 90 derajat C selama 25 menit. Setelah didinginkan pada suhu ruang,
ekstraksi disaring menggunakan saringan teh dan disaring kembali sebanyak 2 kali menggunakan
kertas saring. Hasil ekstraksi ditempatkan pada wadah sampel.
Formulasi
kemudian hasil ekstraksi diformulasi dengan hyaluronic acid yang berfungsi memberi
kelembaban, hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) sebagai artificial tears yang bertujuan
membersihkan kotoran pengiritasi mata dan benzalkonium chloride yang berfusngsi mencegah
pertumbuhan bakteri pada obat tetes mata setelah kemasan dibuka.
Setelah melalui proses formulasi, obat tetes akan melalui serangkaian uji berupa uji fisiokimia,
uji antiinflamasi dan uji antibakteri sehingga layak digunakan.
Analisis data yang digunakan penulis untuk mengetahui perbedaan obat tetes mata sebelum
digunakan dan setelah digunakan yaitu digunakan kepada penderita gangguan ringan mata, dan
dilihat efeknya setelah digunakan.
6
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
8
UCAPAN TERIMA KASIH
9
DAFTAR PUSTAKA
Butarbutar, Robin, Augustinus dan Pangemanan, Melky. 2022. “Peranan Vitamin A terhadap
kesehatan mata usia 6 sampai dengan 11 tahun” dalam jurnal pendidikan kesehatan dan
rekreasi. Vol 03. Nomor 01 (halaman 1 – 10). Manado: Universitas Negeri Manado.
Teguh, Audrey , Michelle. Andyra, Uly, Vaina. Ignatio, Eugenius, Irvine dan Junedi, Sendy. 2023.
“formulasi dan bioaktivitas tetes mata dari ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) untuk
iritasi mata” dalam seminar nasional biologi. Vol 18. Sleman : Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Sanif, Rizal dan Nurwany, Raissa. 2017. “vitamin A dan perannya dalam siklus sel” dalam jurnal
kesehatan. Vol 4. Nomor 2. Palembang : Universitas Sriwijaya.
Susanty, Naufal Abiyu, Alfan Chaerrudin, dan Sri Anastasia. 2019. “aktivitas antioksidan ekstrak
daun kelor (Moringa Oleifera) sebagai zat tambahan pembuatan moisturizer” dalam seminar
nasional sains dan tekhnologi. Jakarta : Universitas Muhammadiyah.
Pane, Perlindungan, Jagentar. Saragih, Septriani, Ice dan Laoli, Lestari, Triyani. 2022. “Hubungan
lama penggunaan gadget dengan kejadian astenopia pada mahasiswa program studi ners”
dalam jurnal penelitian perawat profesional. Vol 4. Nomor 3. Medan : STIKes Santa Elisabeth
Medan.
Giovani D. P., 2019. WHO: 2,2 miliar penduduk dunia punya gangguan penglihatan.
https://www.liputan6.com/health/read/4082792/who-22-miliar-penduduk-dunia-punya-
gangguan-penglihatan
10