Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENELITIAN OPSI

PENERAPAN TEKNOLOGI EKSTRAKSI UNTUK PEMANFAATAN


VITAMIN A PADA DAUN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI OBAT
ANTIIRITASI MATA BERBENTUK TETES

TIM PENELITI :
1. CHELSEA AMANDA P
2. SASKIA INGGRITA W.

BIDANG KOMPETISI PENELITIAN :


MATEMATIKA, SAINS, DAN TEKHNOLOGI

SMA NEGERI 1 DRIYOREJO


KABUPATEN GRESIK, PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2023
ABSTRAK

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut KBBI mata (/ma-ta/) adalah indra untuk melihat; indra penglihat. Menurut Jogi
(2009:3), mata adalah organ penglihatan yang terletak di rongga orbital. Dari 2 pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa mata merupakan organ yang berperan penting dalam kehidupan.
Dengan adanya mata kita dapat melihat segala sesuatu yang ada di dunia.World Health
Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, bahwa sekitar 2,2 miliar
orang di dunia mengalami gangguan penglihatan atau kebutaan. Padahal, satu miliar dari kasus
masalah penglihatan sesungguhnya bisa dicegah, hanya saja belum tertangani.
Dengan banyaknya permasalahan tersebut, maka masyarakat memerlukan alat bantu untuk
mengatasi gangguan penglihatan tersebut. Alat bantu penglihatan adalah alat yang
digunakan untuk meningkatkan tajam penglihatan dan membantu sistem kerja pada
mata. Alat bantu penglihatan meliputi kacamata dan soflens. Kacamata adalah alat bantu
penglihatan berupa lensa beserta frame untuk menormalkan dan mempertajam
penglihatan serta digunakan untuk membantu mata mencapai penglihatan normal
(Hasyim, 2012). Sedangkan Softlens merupakan alat bantu penglihatan yang terbuat dari
bahan plastik yang sangat tipis dan memiliki beragam warna (Pustaka Kesehatan Populer
Edisi Panca Indra, 2009:67–68) yang dipasang pada jaringan anterior kornea dan
sklera untuk memperbaiki tajam penglihatan (Kemenkes, 2008).
Walaupun kacamata dan softlens termasuk solusi terbaik untuk mengatasi gangguan
pada mata, namun, perawatan kacamata dan softlens juga susah. Apalagi dengan
meningkatnya permintaan kacamata dan softlens tak sedikit ditemukan pihak yang
membuat produk perawatan abal – abal untuk kacamata dan softlens. Dengan ini, penulis
berinisiatif membuat obat anti iritasi mata berbentuk tetes untuk perawatan kacamata dan
softlens yang memiliki kandungan Vitamin A berasal dari daun kelor (Moringa Oleifera) .
Daun kelor (Moringa Oleifera) adalah tanaman yang tumbuh dalam bentuk pohon, berumur
panjang (perenial), dengan tinggi 7 – 12 m, batang berkayu, cenderung tumbuh lurus dan
memanjang, daun majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun
gasal (imparipinnatus) serta helai daun berwarna hijau muda atau hijau tua. Tanaman ini dikenal
sebagai tanaman multi guna, padat nutrisi, dan berkhasiat obat, serta mengandung senyawa alami
yang lebih banyak dibanding jenis tanaman lainnya (Krisnadi. 2015). Daun kelor mengandung
senyawa aktif yang berfungsi sebagai antioksidan, salah satunya adalah Vitamin A (Susanty,
Naufal Abiyu, Alfan Chaerrudin, dan Sri Anastasia. 2019).

2
Selama ini daun kelor jarang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari – hari, hanya
dimanfaatkan sebagai sayuran atau digunakan pada saat upacara adat kematian masyarakat jawa.
Padahal, daun kelor (Moringa Oleifera) merupakan tanaman yang mudah ditemui disekitar, daun
kelor juga tergolong tanaman yang dapat bertumbuh dengan cepat. Dalam artikel yang ditulis
oleh Krisna pada Moringa Organik Indonesia menyatakan bahwa pohon kelor dapat tumbuh
dengan cepat, bahkan kelor ditemukan tumbuh 6 – 7 m dalam satu tahun di daerah yang curah
hujannya kurang dari 400 mm.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari uraian diatas maka masalah yang dirumuskan adalah :
a) Berapakah persentase kandungan Vitamin Apada daun kelor (Moringa Oleifera).
b) Apakah penggunaan kandungan Vitamin A pada daun kelor (Moringa Oleifera) sebagai
obat anti iritasi mata berbentuk tetes berpengaruh terhadap perawatan kaca mata dan soft
lens setelah digunakan.
c) Apakah obat anti iritasi mata berbentuk tetes yang terbuat dari kandungan Vitamin A pada
daun kelor (Moringa Oleifera) dapat bertahan lama.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan penelitian ini dilakukan adalah :
a) Untuk mengetahui berapakah persentase kandungan Vitamin A pada daun kelor (Moringa
Oleifera).
b) Untuk mengetahui apakah penggunaan kandungan Vitamin A pada daun kelor (Moringa
Oleifera) sebagai obat anti iritasi mata berbentuk tetes berpengaruh terhadap perawatan kaca
mata dan soft lens setelah digunakan.
c) Untuk mengetahui apakah obat anti iritasi mata berbentuk tetes yang terbuat dari kandungan
Vitamin A pada daun kelor (Moringa Oleifera) dapat bertahan lama.

1.4 HIPOTESIS
Hipotesis yang diduga dari penelitian ini adalah :
a) Kandungan Vitamin A pada daun kelor (Moringa Oleifera) adalah tinggi.
b) Penggunaan kandungan Vitamin A pada daun kelor (Moringa Oleifera) sebagai obat anti
iritasi mata berbentuk tetes berpengaruh terhadap terhadap perawatan kaca mata dan soft
lens setelah digunakan.
c) Obat anti iritasi mata berbentuk tetes yang terbuat dari kandungan Vitamin A pada daun
kelor (Moringa Oleifera) dapat bertahan lama.

1.5 MANFAAT PENELITIAN


Dalam penelitian ini, diharapkan dapat menjadi pengetahuan tentang kandungan yang
terdapat pada daun kelor (Moringa Oleifera),pengaruh penggunaan Vitamin A pada daun kelor
(Moringa Oleifera) sebagai obat anti iritasi mata berbentuk tetes terhadap terhadap perawatan kaca
mata dan soft lens setelah digunakan, ketahanan obat anti iritasi yang terbuat dari daun kelor
(Moringa Oleifera).

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENELITIAN TERDAHULU


Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari penelitian – penelitian terdahulu yang pernah
dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil – hasil penelitian penelitian
yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik penelitian yaituVitamin A, daun kelor
(Moringa Oleifera) dan obat anti iritasi mata.
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Susanty, Naufal Abiyu, Alfan
Chaerrudin, dan Sri Anastasia (2019). Tentang aktivitas antioksidan ekstrak daun kelor
(Moringa Oleifera) sebagai zat tambahan pembuatan moisturizer. Hasilnya menunjukkan bahwa
daun kelor mengandung senyawa aktif yang berfungsi sebagai antioksidan.
Dalam penelitiannya, Krisnandi (2015) juga menjelaskan terkait ciri dan kandungan pada
daun kelor (Moringa Oleifera), dimana penelitiannya menyatakan Daun kelor (Moringa
Oleifera) adalah tanaman yang tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang (perenial), dengan
tinggi 7 – 12 m, batang berkayu, cenderung tumbuh lurus dan memanjang, daun majemuk,
bertangkai panjang, tersusun berseling (alternate), beranak daun gasal (imparipinnatus) serta
helai daun berwarna hijau muda atau hijau tua. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman multi guna,
padat nutrisi, dan berkhasiat obat, serta mengandung senyawa alami yang lebih banyak dibanding
jenis tanaman lainnya
World Health Organization (WHO) atau Organisasi kesehatan dunia dalam artikelnya
menganjurkan penggunaan daun kelor bagi anak – anak di dunia karena tanaman ini mengandung
banyak vitamin, kalsium dan protein (Rissa Noor A’in, SP. 2022).
Dalam artikel yang ditulis oleh Krisna pada Moringa Organik Indonesia menyatakan
bahwa pohon kelor dapat tumbuh dengan cepat, bahkan kelor ditemukan tumbuh 6 – 7 m dalam
satu tahun di daerah yang curah hujannya kurang dari 400 mm.
Menurut Dea Nadia Ulfa (2017) dalam penelitiannya yang berjudul uji perbedaan
antioksidan ekstrak dan rebusan daun kelor (Moringa Oleifera) muda dan tua dengan metode
cuprac secara spektofotometri, menunjukan pengukuran kadar antioksidan ekstrak daun kelor tua
sebesar 485,4 ugAAE/g ekstrak dan daun kelor muda sebesar 4.4 ugAAE/g ekstrak .

4
BAB 3
MEDE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus hingga September 2023. Lokasi
penelitian berada di Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Driyorejo.

3.2 SUMBER DATA, ALAT DAN BAHAN


 Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
dari penelitan tentang formulasi dan bioaktivitas tetes mata dari ekstrak bunga telang (Clitoria
ternatea L.) untuk iritasi mata (2023). Serta, data primer yang diperoleh dari praktikum
langsung dilaboratorium dipandu guru pembimbing serta didukung oleh jurnal dan literatur
yang sesuai.
 Alat yang digunakan berupa :
a) Nampan
b) Oven
c) Blender
d) Saringan
e) Timbangan
f) Spatula
g) Pipet
h) Gelas ukur 250 ml
i) Gelas beaker 50 ml
j) Gelas beaker 200 ml
k) Corong
l) Pembakar Bunsen
m) Kaki tiga
n) Seng
o) Klem
p) Termometer
q) Kertas saring
 Bahan yang digunakan adalah :
a) Menggunakan bahan utama berupa 200 g daun kelor segar (Moringa Oleifera)
b) 3,4 L Aquades
c) 0,09 % Hyaluronic acid
d) 0,09 % hydroxypropyl methylcellulose (HPMC)

3.3 METODE PEROLEHAN DATA


Penelitian ini akan menerapkan metode perolehan data dengan pengambilan sampel ekstrak
daun kelor di Laboratorium SMAN 1 Driyorejo yang selanjutnya akan dikirim untuk melakukan
serangkaian Uji ke Laboratorium Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cerme, Gresik untuk
mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium dan melampirkan surat keterangan lolos kelayakan
etik (ethical clearance) dari instansi yang berwenang.
4.3 METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Menyerbukan
Rencana pengolahan yang akan diterapkan penulis adalah dengan melakukan proses
penyerbukan daun kelor. Daun kelor segar yang dipetik dari pohon dipisahkan antara daun dan

5
batangnya, kemudian dicuci bersih sebanyak 3 kali, daun kelor yang sudah dicuci dijemur
dibawah sinar matahari selama 3 hari kemudian dipanaskan menggunakan oven dengan suhu 70
derajat C selama 5 menit. Daun kelor yang sudah kering diblender dan diayak.
Ektraksi
Selanjutnya yaitu proses ekstraksi, yaitu pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
menggunakan pelarut, dengan cara memasukan 25g serbuk daun kelor dan 425ml Aquades
kedalam gelas beaker 200g dan diaduk hingga tercampur rata, kemudian campuran tersebut
dipanaskan pada suhu 90 derajat C selama 25 menit. Setelah didinginkan pada suhu ruang,
ekstraksi disaring menggunakan saringan teh dan disaring kembali sebanyak 2 kali menggunakan
kertas saring. Hasil ekstraksi ditempatkan pada wadah sampel.
Formulasi
kemudian hasil ekstraksi diformulasi dengan hyaluronic acid yang berfungsi memberi
kelembaban, hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) sebagai artificial tears yang bertujuan
membersihkan kotoran pengiritasi mata dan benzalkonium chloride yang berfusngsi mencegah
pertumbuhan bakteri pada obat tetes mata setelah kemasan dibuka.
Setelah melalui proses formulasi, obat tetes akan melalui serangkaian uji berupa uji fisiokimia,
uji antiinflamasi dan uji antibakteri sehingga layak digunakan.
Analisis data yang digunakan penulis untuk mengetahui perbedaan obat tetes mata sebelum
digunakan dan setelah digunakan yaitu digunakan kepada penderita gangguan ringan mata, dan
dilihat efeknya setelah digunakan.

6
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

7
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

8
UCAPAN TERIMA KASIH

9
DAFTAR PUSTAKA

Butarbutar, Robin, Augustinus dan Pangemanan, Melky. 2022. “Peranan Vitamin A terhadap
kesehatan mata usia 6 sampai dengan 11 tahun” dalam jurnal pendidikan kesehatan dan
rekreasi. Vol 03. Nomor 01 (halaman 1 – 10). Manado: Universitas Negeri Manado.

Teguh, Audrey , Michelle. Andyra, Uly, Vaina. Ignatio, Eugenius, Irvine dan Junedi, Sendy. 2023.
“formulasi dan bioaktivitas tetes mata dari ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) untuk
iritasi mata” dalam seminar nasional biologi. Vol 18. Sleman : Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.

Sanif, Rizal dan Nurwany, Raissa. 2017. “vitamin A dan perannya dalam siklus sel” dalam jurnal
kesehatan. Vol 4. Nomor 2. Palembang : Universitas Sriwijaya.

Susanty, Naufal Abiyu, Alfan Chaerrudin, dan Sri Anastasia. 2019. “aktivitas antioksidan ekstrak
daun kelor (Moringa Oleifera) sebagai zat tambahan pembuatan moisturizer” dalam seminar
nasional sains dan tekhnologi. Jakarta : Universitas Muhammadiyah.

Pane, Perlindungan, Jagentar. Saragih, Septriani, Ice dan Laoli, Lestari, Triyani. 2022. “Hubungan
lama penggunaan gadget dengan kejadian astenopia pada mahasiswa program studi ners”
dalam jurnal penelitian perawat profesional. Vol 4. Nomor 3. Medan : STIKes Santa Elisabeth
Medan.

Giovani D. P., 2019. WHO: 2,2 miliar penduduk dunia punya gangguan penglihatan.
https://www.liputan6.com/health/read/4082792/who-22-miliar-penduduk-dunia-punya-
gangguan-penglihatan

Rissa N. A., 2022. kelor si daun mini yang kaya gizi.


http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/99276/KELOR-SI-DAUN-MINI-YANG-KAYA-
GIZI/#:~:text=kandungan%20vitamin%20di%20dalam%20100,dan%20220%20mg
%20vitamin%20C

10

Anda mungkin juga menyukai