Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya lah penulis bisa menyelesaikan Makalah dengan judul “Uji
dunia medis saat ini. Oleh karena itu, penelitian terus dilakukan untuk mencari
alternatif pengobatan yang efektif dan aman. Salah satu sumber potensial yang
menjadi fokus penelitian adalah tumbuhan, khususnya ekstrak etanol dari daun ubi
jalar.
dimiliki, namun dengan kerendahan hati, penulis berharap makalah ini dapat
pemanfaatan tumbuhan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I Pendahuluan 3
BAB II Pembahasan 6
Kesimpilan 11
Saran 11
Daftar Pustaka 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
obat sudah dikenal luas baik di negara berkembang maupun negara maju. Hal ini
semakin diperkuat oleh adanya pemikiran back to nature serta krisis berkepanjangan
yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Pengobatan primer di Asia dan
tradisional berbahan alami, lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping (WHO,
2008).
sebagai bahan obat. Dewasa ini terdapat berbagai produk sediaan farmasi
menggunakan bahan alam sebagai bahan baku obatnya. Salah satu bahan alam
yang telah diuji daya antibakterinya ialah daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas Poir)
(Rangotwat et al.,2016). Produksi ubi jalar digunakan sebagai bahan pangan dengan
bahan baku industri, terutama saus, dan pakan ternak. Selama ini penggunaan ubi
jalar sebagai bahan pangan masih terbatas dalam bentuk makanan tradisional,
seperti ubi rebus, ubi goreng, kolak, gethuk, timus, dan keripik, sehingga citranya
rendah. Setelah tahun 2000-an, pemanfaatan ubi jalar sebagai bahan pangan mulai
antaranya diketahui memiliki khasiat obat. Sementara 400 jenis dari 1.000 jenis itu
telah digunakan untuk produksi obat tradisional dalam negeri. Salah satu tanaman
3
yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional adalah daun ubi jalar.
Ubi jalar juga merupakan sejenis umbi-umbian yang sering kita jumpai dalam bentuk
tanaman yang bermanfaat sebagai obat yaitu akar, daun, kulit dan ubinya.
obat bisul, penurun panas dan luka bakar (Choesrina, 2015). Ubi jalar mengandung
tidak hanya terkandung di dalam ubinya saja, namun flavonoid terkandung juga di
dalam daunnya. Hasil penafsiran fitokimia pada ekstrak daun ubi jalar menunjukkan
bahwa daun ubi jalar mengandung flavonoid dan tanin (Choesrina, 2015).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui daun ubi jalar ungu
saponin dan polifenol, menghambat berbagai kerusakan yang terjadi pada sel
bakteri. Ciri khas infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus adalah
radang supuratif (bernanah) pada jaringan lokal dan cenderung menjadi abses.
Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah furunkel pada kulit dan
jaringan yang lebih dalam menimbulkan osteomielitis, artritis, endokarditis dan abses
pada otak, paru-paru, ginjal serta kelenjar mammae. Pneumonia yang disebabkan
virus influenza. Staphylococcus aureus dikenal sebagai bakteri yang paling sering
Gel adalah bentuk sediaan semi padat yang mengandung zat pembentuk gel
(gelling agent) untuk memberikan kekakuan pada larutan atau dispersi koloid yang
4
digunakan untuk pemakaian luar pada kulit (Mayba and Gooderham, 2018). Sediaan
gel banyak dipilih karena sangat mudah diaplikasikan (mudah merata, meresap dan
lainnya. Selain itu, sediaan gel tidak lengket, membarikan sensasi dingin, dan relatif
stabil sehingga memilki potensi lebih baik untuk formulasi sediaan topikal (Panjaitan
et al., 2012 dalam Sayuti, 2015). Sifat fisik dan stabilitas fisik gel harus memenuhi
syarat agar menghasilkan sediaan gel yang baik dan dapat diterima di masyarakat.
Sifat fisik gel yang diukur meliputi viskositas dan daya sebar. Stabilitas fisik dapat
dilihat dari perunahan viskositas gel selama penyimpanan. Daya sebar yang baik
menjamin pemerataan gel saat diaplikasikan ke kulit, sedangkan viskositas gel untuk
Faktor yang paling penting untuk menghasilkan sediaan gel yang baik adalah
memilih gelling agent yang akan dipakai. Gelling agent merupakan bahan yang
digunakan untuk menjaga konsistensi cairan padatan dalam suatu bentuk gel
air yang tinggi dalam basis gel dapat menyebabkan terjadinya hidrasi pada luka
sehingga akan memudahkan penetrasi obat (Allen et al., 2014). Contoh dari gelling
5
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian Maria Krista Taolin pada tahun 2019 bertujuan untuk membuktikan
bahwa ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) memiliki efek
dilakukan dengan menggunakan metode dilusi agar. Metode ini digunakan untuk
mengetahui Kadar Hambat Minimum (KHM) dari ekstrak etanol daun ubi jalar ungu
Metode ini tidak dapat digunakan untuk menilai Kadar Bunuh Minimum (KBM).
Penelitian ini tidak menggunakan metode dilusi tabung karena ekstrak terlalu keruh
visual dalam penentuan KHM pada metode dilusi tabung. Penentuan KHM pada
metode dilusi agar dilakukan secara visual dengan melihat langsung ada atau
dengan campuran berbagai konsentrasi ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea
batatas (L.) Lam) setelah diinkubasi di inkubator dengan suhu 37°C selama 18-24
jam. Penilaian visual pada metode dilusi agar dilakukan oleh tiga pengamat, yaitu
oleh peneliti sendiri, analis yang membantu peneliti, dan pengamat non-peneliti dan
pada penelitian ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan dosis efektif jika
Pada awal penelitian Maria Krista Taolin pada tahun 2019, terlebih dahulu
aureus yang akan digunakan adalah bakteri yang sesuai. Identifikasi bakteri
6
dilakukan dengan melakukan, pewarnaan Gram, Penanaman bakteri pada media
Nutrient Agar (NA), Penanaman bakteri pada media Manitol Salt Agar (MSA), Uji
katalase dan uji Koagulase. Identifikasi bakteri Staphylococcus aureus terbukti valid
karena bakteri berbentuk bulat dan berwarna kuning keemasan yang merupakan ciri
khas dari bakteri Staphylococcus aureus dan tidak dimiliki oleh bakteri lainnya.
Selain itu, pada pengecatan Gram didapatkan bakteri berbentuk bulat berwarna
ungu (basil, Gram Positif), Pada uji katalase(+) dan uji koagulase(+). Untuk Uji
Senyawa-senyawa aktif pada ekstrak etanol daun daun ubi jalar ungu (Ipomoea
batatas (L.) Lam) didapatkan melalui proses ekstraksi dengan metode maserasi dari
300 gram serbuk daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) dan menggunakan
pelarut etanol 96%. Metode maserasi dipilih karena cara ini mudah, relatif murah,
tidak perlu pemanasan sehingga kecil kemungkinan bahan alam menjadi rusak atau
terurai (Susanty dan Bachmid, 2016). Pelarut yang digunakan adalah pelarut etanol
karena etanol adalah pelarut yang bersifat universal yang dapat menarik senyawa
polar, non-polar dan semi-polar. Pemilihan pelarut etanol 96% sebagai pelarut
ekstraksi karena memiliki kelarutan yang tinggi dan tidak memiliki efek menghambat
senyawa-senyawa lain yang tidak memiliki efek antimikroba (Rajayanti, 2014). Hasil
akhir ekstrak yang diperoleh berupa cairan pekat dan kental sebanyak 35 ml
berwarna coklat tua, mengandung banyak endapan daun ubi jalar ungu. Hasil ini
daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) yang digunakan pada penelitian ini
adalah 0,3%, 0,4%, 0,5%, 0,6%, 0,7%, 0,8%, dan 0% sebagai bakteri kontrol,
7
Ekstrak etanol daun daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) yang
cairan dan endapannya dilakukan proses sentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm
tetap keruh dan masih terdapat endapan, sehingga penelitian tidak dapat dilakukan
metode dilusi tabung, maka peneliti menggunakan metode dilusi agar untuk
membuktikan bahwa ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam)
dengan ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) sebagai satu
Minimum (KHM) pada penelitian ini, peneliti mengamati ada atau tidaknya koloni
bakteri yang tumbuh pada media agar yang telah ditetesi oleh bakteri uji
106CFU/10µL bakteri Staphylococcus aureus dan telah diinkubasi pada suhu 37°C
selama 18-24 jam. Penentuan nilai KHM dari ekstrak etanol daun ubi jalar ungu
(Ipomoea batatas (L.) Lam) pada penelitian ini didefinisikan sebagai konsentrasi
Hasil dari penelitian ini diinterpretasikan dengan sistem skoring melalui pengamatan
secara visual dengan melibatkan 3 pengamat untuk menilai ketebalan dan kejelasan
koloni dari bakteri Staphylococcus aureus secara subyektif. Dari hasil pengamatan
koloni bakteri. Hasil rata-rata tingkat ketebalan dan kejelasan koloni dari konsentrasi
0%, 0,3%, 0,4%, 0,5%, 0,6%, 0,7% saling dibandingkan dan menunjukkan adanya
8
perbedaan rata-rata tingkat ketebalan dan kejelasan dari koloni bakteri
dari ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) .Efek hambat
ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) terhadap
Alkaloid, Saponin, dan Tanin (Alstrin et al., 2016). Mekanisme kerja dari flavonoid
sitoplasma, dan metabolisme energi dari bakteri. Selain itu, flavonoid juga dapat
menginaktivasi adhesi mikroba, enzim, dan protein transport pada membran sel
bakteri (Cushnie dan Lamb, 2005; Kumar dan Pandey, 2013). Sedangkan alkaloid
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan sel bakteri tidak terbentuk
dengan utuh. Selain itu, alkaloid juga dapat menghambat sintesis DNA melalui
steroid, protein, dan fosfolipid membran sel bakteri sehingga dapat mengubah
dengan ion logam pada bakteri sehingga dapat mengurangi ketersediaan ion penting
9
Penelitian Maria Krista Taolin pada tahun 2019 menunjukkan bahwa terdapat
efek antimikroba pada setiap pemberian berbagai macam konsentrasi ekstrak etanol
daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) terhadap pertumbuhan koloni bakteri
Staphylococcus aureus. Hal ini sesuai dengan uji Kruskal Walis yang memiliki nilai
probabilitas < 0,05. Selain itu, efek antimikroba dari ekstrak etanol daun ubi jalar
konsentrasi ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) yang
dibuktikan dengan uji Mann Whitney yang mempunyai nilai probabilitas < 0,05.
antara dua konsentrasi ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.)
Lam) memiliki nilai probabilitas > 0,05 maka bisa dikatakan perbedaan tidak
signifikan atau tidak jauh berbeda. Pada penelitian ini juga memiliki hubungan yang
signifikan pada setiap pemberian konsentrasi ekstrak etanol daun ubi jalar ungu
aureus yang dapat dibuktikan dengan uji korelasi Rank Spearmann dengan nilai
probabilitas < 0,05. Koefisien korelasi yang bernilai negatif mempunyai arti semakin
tinggi ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) yang digunakan
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
1. Ekstrak etanol daun daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam)
2. Nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) dari ekstrak etanol daun ubi jalar
peningkatan konsentrasi ekstrak etanol daun daun ubi jalar ungu (Ipomoea
batatas (L.) Lam) yang artinya efek hambat antimikroba terhadap pertumbuhan
peningkatan konsentrasi ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas
(L.) Lam).
B. Saran
(KBM) ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) terhadap
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efek dari daun ubi
jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) sebagai antimikroba pada bakteri
Staphylococcus aureus dalam bentuk lain selain ekstrak cair (contoh: dalam
11
bentuk bubuk atau pasta) atau ekstrak dengan menggunakan pelarut selain
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode lain selain metode
dilusi agar (contoh: metode difusi cakram) untuk menguji efek antimikroba pada
ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas (L.) Lam) terhadap
12
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, thursina., DKK. 2013. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar
Ungu (Ipomea batatas L.) Hasil Budidaya Daerah Saree Aceh Besar. Jurnal
Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 9, No. 3: 125 – 130.
Choesrina, ratu., Yudha Riansyah., Lanny Mulqie. 2015. Uji Aktivitas Antiinflamasi
Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas (L.) Lamk) terhadap
Tikus Wistar Jantan. Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba, hlm. 630-636.
Damayanty D.S. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar
(ipomoea batatas l.) terhadap Peningkatan Jumlah Trombosit pada Tikus
Jantan Galur Wistar. Skripsi diterbitkan. Jember: Fakultas Farmasi Universitas
Jember.
Darwis D. 2000. Teknik Dasar Laboratorium Dalam Penelitian Senyawa Bahan Alam
Hayati, Workshop Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Bidang Kimia
Organik Bahan Alam Hayati, FMIPA Universitas Andalas Padang.
Rangotwat A, Yamlean P, and Lolo WA, Fornulasi Dan Uji Antibakteri Sedia Losio
Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Ungu ( Ipomoae batatas Poir ) Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus, Pharmacon Jurnal Ilmiah farmasi, 2016, 5 (4).,90-96.
13