ABSTRAK
Staphylococcus aureus merupakan bakteri flora normal yang ditemukan dikulit dan selaput
lendir pada manusia. Bakteri Staphylococcus aureus dapat pula tumbuh berlebihan dan
melakukan invasi pada kondisi tertentu, bersifat sebagai bakteri pathogen yang menyebabkan
bermacam- macam penyakit atau gangguan dalam tubuh salah satunya adalah penyakit infeksi
saluran pernafasan. Tanaman cabe rawit banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pada bagian
buah cabe rawit sebagai bahan rempah dalam berbagai masakan tradisional, akan tetapi bagian
daun cabe rawit masih belum banyak dimanfaatkan. Daun cabe rawit mengandung senyawa
golongan saponin dan golongan fenol yaitu flavonoid yang mempunyai aktivitas daya hambat
terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui fraksi paling
aktif yang menghambat pertumbuhan bakteri Staphyloccocus aureus secara in vitro Pengujian
aktivitas antibakteri dari tanaman uji dilakukan dengan metode difusi padat. Hasil penelitian ini
menujukkan bahwa Fraksi esktrak etil asetat dari daun cabe rawit (Capsicum frutescent L.)
merupakan fraksi teraktif antibakteri terhadap bakteri Staphylococus aureus dengan kadar
hambat minimum (KHM) sebesar 10% b/v dengan kategori sangat kuat.
Kata kunci: Cabe Rawit, Daun, Staphylococcus aureus.
ABSTRACT
Staphylococcus aureus is a normal bacterial flora found on the skin and mucous membranes of
humans. Staphylococcus aureus bacteria can also overgrow and invade under certain
conditions, act as pathogenic bacteria that cause various diseases or disorders in the body, one
of which is a respiratory tract infection. The cayenne pepper plant is widely used by people in
the cayenne pepper fruit section as a spice ingredient in various traditional dishes, however, the
cayenne pepper leaves are still not widely used. Cayenne pepper leaves contain saponin and
phenol group compounds, namely flavonoids, which have inhibitory activity against
Staphylococcus aureus bacteria. The purpose of this study was to determine the most active
fraction inhibiting the growth of staphylococcus aureus bacteria in vitro. It carried testing the
antibacterial activity of the test plants out by the solid diffusion method. The results showed that
the ethyl acetate extract fraction from cayenne pepper leaves (Capsicum frutescent L.) Was the
most active antibacterial fraction against staphylococcus aureus bacteria with a minimum
inhibitory level (MIC) of 10% w / v with a very strong category.
134
Rahim et.al.;Aktivitas ANtibakteri…..Pharmacoscript Volume 3 No. 2, Agustus 2020
membandingkan antar kelompok perlakuan daun cabe rawit diuapkan dengan pelarutnya
dan mengetahui perbedaan signifikan dari dengan menggunakan vaccum rotary
o
rata-rata diameter daya hambat yang evaporator pada suhu 50 C sampai
dibentuk dari masing- masing konsentrasi diperoleh ekstrak yang kental. Ekstrak
fraksi. Semua percobaan dilakukan dalam 3 kental yang diperoleh kemudian difraksinasi
kali replikasi dan disajikan dalam nilai rata- bertingkat dengan Diklorometan, Etil asetat
rata ± standar deviasi. dan Metanol. Fraksi yang diperoleh
HASIL DAN PEMBAHASAN diuapkan sampai etanol menguap
Hasil karakteristik dari fraksinasi seluruhnya, yang ditandai dengan tidak
yang diperoleh dapat dilihat tabel 1. Ekstrak tercium bau etanol.
Tabel 1. Karakteristik Fraksinasi Daun Cabe Rawit
aktif melawan beberapa bakteri patogen dapat bereaksi dengan fosfolipid dari
antara lain Staphylococcus aureus, Bacillus membran sel bakteri sehingga
subtilis and Micrococcus luteus dengan mengakibatkan lisis sel (Jawetz et al.,
diameter daya hambat berturut-turut 8.0; 1992). Kontrol negatif yang digunakan
9.7; 8.5 mm (Jamal et al., 2013). adalah pelarut DMSO. Pelarut yang
Aktivitas antibakteri fraksi daun digunakan tidak menghasilkan zona hambat
cabe rawit karena adanya golongan senyawa pada semua uji aktivitas antibakteri. Hal ini
fenol. Pada uji aktivitas antibakteri menujukkan bahw a zona hambat yang
Staphylococcus aureus, aktivitas antibakteri terbentuk tidak dipengaruhi oleh jenis
teraktif pada ekstrak dengan pelarut etil pelarut melainkan karena aktivitas senyawa
asetat. Senyawa yang berperan sebagai aktif yang ada pada fraksi ekstrak daun cabe
antibakteri pada fraksi ekstrak etil asetat rawit sebagai antibakteri.
diduga berasal dari senyawa fenol.
Senyawa-senyawa yang mengandung fenol KESIMPULAN
pada daun cabe rawit adalah senyawa furan, Fraksi etil asetat daun cabe rawit
2,3-dihydro-,methanol dan ethanol- (Capsicum frutescent L.) merupakan fraksi
ethylalcohol. Hal ini diperkuat dengan teraktif antibakteri terhadap bakteri
penelitian oleh Ayu (2016), menjelaskkan Staphylococus aureus dengan kadar hambat
bahwa Alelokimia teki (Cyperus rotundus minimum (KHM) sebesar 10% b/v.
L.) memiliki jenis senyawa fenol terbanyak Senyawa yang berperan sebagai antibakteri
yaitu 2-methoxy-4-vinylphenol; phenol,2,6- pada fraksi ekstrak etil asetat berasal dari
dimethoxy; 2-furan methanol; dan α- senyawa fenol.
tocopherol.
DAFTAR PUSTAKA
Sifat sensitifitas bakteri Gram-positif
Ayu Vandira Candra Kusuma. 2016.
terhadap antibakteri nonpolar disebabkan
Identifikasi Fenol Dari Tajuk Dan
komponen dasar penyusun dinding sel
Umbi Teki (Cyperus Rotundus L.)
bakteri Gram-positif adalah peptidoglikan
Pada Berbagai Umur Serta
yang salah satu penyusunnya adalah asam
Pengaruhnya Terhadap
amino D-alanin yang bersifat hidrofobik.
Perkecambahan Gulma Berdaun
Senyawa antibakteri yang bersifat non polar
140
Rahim et.al.;Aktivitas ANtibakteri…..Pharmacoscript Volume 3 No. 2, Agustus 2020
142