Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan mikroorganisme yang sangat pesat membuat beberapa
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme itu sendiri sulit ditangani.
Dalam mikrobiologi kedokteran, dipelajari mikroorganisme yang ada
kaitannya dengan penyakit (infeksi) dan dicari jalan bagaimana cara
pencegahan, penanggulangan serta pemberantasannya (Sujudi, 2010).
Sebagian kecil mikroorganisme bersifat patogen. Mikroorganisme alami
dalam tubuh kita disebut mikroorganisme normal atau flora normal.
Meskipun flora normal ini tidak patogen, namun dalam keadaan tertentu
dapat bersifat patogen dan menimbulkan penyakit infeksi. Contoh
mikroorganisme patogen adalah bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli O157:H7 yang menyebabkan diare (Pratiwi, 2008).
Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) merupakan tanaman
yang banyak tumbuh di Indonesia dan sering dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat sebagai bahan tambahan makanan, umumnya sebagai bahan
pewarna hijau dan pemberi aroma. Daun Pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb.) memiliki kandungan kimia antara lain alkaloida,
saponin, flavonoida, tanin, polifenol dan zat warna (Wijoyo, 2008). Dengan
adanya beberapa zat kimia yang bersifat antibakteri dalam daun pandan
wangi seperti alkaloid, flavonoid dan polifenol, maka daun ini diyakini dapat
menjadi tanaman herbal yang mempunyai efek antibakteri, baik yang bersifat
bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) maupun bakterisid
(membunuh bakteri).
Keunggulan pengobatan herbal dibandingkan dengan pengobatan
kimiawi terletak pada bahan dasarnya yang bersifat alami sehingga efek
sampingnya dapat ditekan seminimal mungkin, meskipun dalam beberapa
kasus dijumpai orang-orang yang alergi terhadap herbal (Agromedia, 2008).
Selain itu, ketersediaan tanaman herbal di alam bebas maupun lingkungan
sekitar cukup memadai. Saat ini, berbagai penelitian tentang tanaman obat

1
2

yang sering dilakukan oleh para peneliti antara lain mencakup aspek budi
daya, kandungan kimia dan efek farmakologis, serta pengaruh jamur dan zat
lainnya (Agromedia, 2008).
Daun pandan wangi memiliki peluang yang sangat besar apabila
dikembangkan sebagai bahan antibakteri alami pada makanan dan minuman.
Menurut Mardiyaningsih dan Aini (2014), Escherichia Coli dan
Staphylococcus aureus merupakan dua jenis bakteri indikasi keamanan
pangan yang harus ditekan pertumbuhannya pada makanan dan minuman
agar tidak menimbulkan penyakit pada manusia.
Escherichia coli merupakan flora normal yang terdapat dalam usus dan
bersifat oportunistik, karena sering dijumpai dan dapat hidup pada jaringan
tubuh makhluk hidup, bahkan dapat dijumpai dalam tanah, sampah serta air
(Kuswiyanto, 2016). Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif
berbentuk batang pendek, bersifat fakultatif anaerob, tumbuh baik pada agar
MacConkey dengan koloni berbentuk bulat dan cembung, bersifat
memfermentasikan laktosa dan beberapa strain Escherichia coli bersifat
menghemolisis darah. Eschericha coli umumnya menyebabkan diare terjadi
diseluruh dunia. Escherichia coli diklasifikasikan berdasarkan sifat
karakteristik dari virulensinya dan tiap kelompok menyebabkan penyakit
dengan mekanisme berbeda. Escherichia coli yang sering menyebabkan diare
digolongkan menjadi 5 yaitu: Enterophatogenic Escherichia coli (EPEC),
Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC), Enterohemorrhagic Escherichia
coli (EHEC), Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC), Enteroagregative
Escherichia coli (EAEC) (Dewanti dan Wahyudi, 2011).
Diare adalah pengeluaran tinja cair secara berulang dan tidak wajar.
Diare merupakan cara tubuh mengeluarkan racun atau keracunan makanan.
Diantara gejalanya yaitu buang air besar secara berulang, dengan tinja mirip
cairan dan disertai gangguan gerakan usus tampak seperti kolik. Beberapa
penyebab diare pada sistem pencernaan adalah penyakit infeksi bakteri,
parasit, virus dan radang seperti radang usus, makanan yang tidak seimbang,
keracunan makanan dan stres (As-Sayyid, 2014). Menurut Ellis dan Mitchel
(1973), diare pada bayi dan anak dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan lamanya
3

diare, yaitu diare akut (diare yang bersifat mendadak) dan diare kronis
(bersifat menahun) (Suharyono, 2008). Berdasarkan Profil Kesehatan
Provinsi Kalimantan Barat Bulan Januari - September 2016, jumlah penderita
diare diseluruh kota dan kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat masih
terbilang cukup tinggi, yaitu sebanyak 33.168 kasus. Sementara itu, tidak
disebutkan berapa jumlah kasus diare yang telah ditangani.
Menurut penelitian Ambarwati dkk. (2016), ekstrak etil asetat 96%
daun Pandan Wangi dapat menghambat 92,86% isolat bakteri dan 8 isolat
diantaranya terhambat dengan kategori kuat. Dalam penelitian
Mardiyaningsih dan Aini (2014) menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun
pandan wangi menunjukkan potensi penghambatan yang paling tinggi
terhadap Escherichia coli dibandingkan dengan ekstrak air maupun ekstrak
campuran etanol-etil asetat.
Dari fakta yang telah dipaparkan di atas, peneliti ingin mengadakan
penelitian tentang Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb.) dalam Menghambat Pertumbuhan Escherichia coli.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah Bagaimana Pengaruh
Ekstrak Etanol Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
Konsentrasi 5%, 10% dan 15% Dalam Menghambat Pertumbuhan
Escherichia coli dengan Metode Dilusi Padat.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menjelaskan adanya pengaruh ekstrak etanol daun pandan
wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli pada
media Mueller-Hinton Agar setelah diberi ekstrak etanol daun
pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)
4

b. Untuk mengetahui konsentrasi terendah ekstrak etanol daun pandan


wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) yang masih efektif dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan metode
dilusi agar atau padat
c. Untuk menganalisis pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun
pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan metode dilusi agar
atau padat.

D. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini hanya membahas studi Bakteriologi yang berada dalam
cakupan dan jangkauan pembelajaran mahasiswa jurusan Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Pontianak, sehingga prosedur uji laboratorium yang
disajikan sesuai dengan kompetensi yang dikuasai oleh seorang tenaga Analis
Kesehatan.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Sebagai aplikasi dari ilmu pengetahuan Bakteriologi, sebagai
tambahan wawasan bagi penulis tentang tanaman herbal yang dapat
berkhasiat sebagai antibakteri serta bentuk apresiasi penulis dalam
mendukung program pemerintah di bidang kesehatan, yaitu Indonesia
Sehat 2020
2. Bagi Institusi Kesehatan
Dapat dipakai sebagai bahan acuan, referensi maupun literatur
untuk penelitian selanjutnya tentang tumbuhan yang dapat berkhasiat
sebagai antibakteri
3. Bagi Masyarakat
Dapat menjadi sumber informasi kepada masyarakat tentang
tumbuhan herbal yang dapat berkhasiat sebagai antibakteri untuk
mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh Escherichia coli
5

dengan menggunakan ekstrak etanol daun pandan wangi dari berbagai


konsentrasi, diantaranya:
a. Pengenceran ekstrak etanol daun pandan wangi yang mulai efektif
dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli pada penelitian
ini ialah ekstrak etanol daun pandan wangi dengan pengenceran 10%
b. Pengenceran ekstrak etanol daun pandan wangi yang paling efektif
dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli pada penelitian
ini ialah ekstrak etanol daun pandan wangi dengan pengenceran
15%.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Penelitian-penelitian (Jurnal) tentang Ekstrak Daun


Pandan Wangi Sebagai Antibakteri

Nama dan Tahun Judul Desain


Kesimpulan
Penelitian Penelitian Penelitian
Ambarwati, Uji Aktivitas Eksperimen Hasil uji penghambatan
Tanti Azizah Ekstrak Daun ekstrak etil asetat 96%
Sujono dan Pandan Wangi daun Pandan Wangi
Retno Sintowati,(Pandanus menunjukkan sebanyak
2016 amaryllifolius 92,86% isolat bakteri
Roxb.) terhambat, dan 8 isolat
Sebagai di antaranya terhambat
Antibakteri dengan kategori kuat
Ana Pengembanga Eksperimen Ekstrak etil asetat dan
Mardiyaningsih n Potensi campuran etanol – etil
dan Resmi Aini, Ekstrak Daun asetat (1:1 v/v)
2014 Pandan memiliki aktivitas
(Pandanus antibakteri. Ekstrak etil
amaryllifolius asetat menunjukkan
Roxb.) potensi penghambatan
Sebagai Agen yang paling tinggi,
Antibakteri dengan nilai KHM dan
KBM 1,1% b/v dan
6,7% b/v terhadap
Staphylococcus aureus
serta 0,5% b/v dan
4,5% b/v terhadap
Escherichia coli.
6

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang telah


disebutkan diatas terletak pada pelarut untuk mengambil zat aktifnya.
Penelitian-penelitian diatas menggunakan etil asetat 96% dan campuran
etanol-etil asetat sebagai pelarutnya, sementara penelitian ini menggunakan
etanol 70% sebagai pelarut untuk melarutkan zat aktif yang terdapat didalam
daun pandan wangi.

Anda mungkin juga menyukai