ABSTRAK
Daun Binahong (Anredera cordifolia) mengandung Flavonoid, Asam oleanolic, Protein, Asam
askorbat dan Saponin. Flavonoid berperan sebagai anti inflamasi, analgesik dan anti oksidan.
Saponin memberikan manfaat yang sangat penting sebagai anti bakteri dan anti jamur. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui suspensi ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) yang
mempunyai aktivitas daya hambat terhadap jamur Aspergillus clavatus dan bakteri Pseudomonas
aeruginosa, untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) yang
mempunyai aktivitas daya hambat yang paling baik serta untuk mengetahui suspensi ekstrak
daun Binahong (Anredera cordifolia) yang memenuhi evaluasi sediaan.
Metode yang digunakan ekstraksi daun Binahong (Anredera cordifolia) adalah maserasi dengan
pelarut etanol 70%. Metode uji aktivitas daya hambat adalah metode sumuran. Konsentrasi
ekstrak yang digunakan yaitu 30%, 40% dan 50%, kontrol positif yang digunakan Suspensi
Ciprofloksasin (untuk Bakteri) dan Suspensi Flukonasole (untuk Jamur) dan kontrol negatif
supensi tanpa zat aktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa suspensi ekstrak daun Binahong
(Anredera cordifolia) memiliki aktifitas daya hambat terhadap jamur Aspergillus clavatus dan
Bakteri Pseudomonas aeruginosa. Sediaan suspensi dengan konsentrasi 50% yang paling efektif
sebagai anti bakteri dan anti jamur.
Kata kunci : Ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) , Suspensi Ektrak daun
Binahong (Anredera cordifolia), Jamur Aspergillus clavatus dan Bakteri
Pseudomonas aeruginosa
ABSTRACT
Binahong leaves (Anredera cordifolia) contain flavonoids, oleanolic acid, protein, ascorbic acid
and saponins. Flavonoids act as anti-inflammatory, analgesic and anti-oxidant. Saponins provide
very important benefits as anti-bacterial and anti-fungal. This study aims to determine the leaf
extract suspension of Binahong (Anredera cordifolia) which has the best inhibitory activity
against Aspergillus clavatus and Pseudomonas aeruginosa bacteria, to determine the
concentration of Binahong leaf extract (Anredera cordifolia) which has the best inhibitory
activity and to determine the extract suspension. Binahong leaf (Anredera cordifolia) which
fulfilled the dosage evaluation.
The method used in the extraction of Binahong (Anredera cordifolia) leaves was maceration
with 70% ethanol as a solvent. The inhibitory activity test method is the pitting method. The
extract concentrations used were 30%, 40% and 50%, positive control used Ciprofloxacin
Suspension (for Bacteria) and Fluconasole Suspension (for fungi) and negative control was
supposition without active substances. The results showed that the leaf extract suspension of
Binahong (Anredera cordifolia) had inhibitory activity against Aspergillus clavatus and
Pseudomonas aeruginosa bacteria. Suspension preparation with a concentration of 50% is the
most effective as an anti-bacterial and anti-fungal.
Keywords: Binahong leaf extract (Anredera cordifolia), leaf extract suspension
Binahong (Anredera cordifolia), Aspergillus clavatus fungus and Pseudomonas
aeruginosa bacteria
PENDAHULUAN
menggeser peranan obat tradisional, tepat, baik waktu maupun dosis turut
murah dan mudah didapat, obat menggunakan secara tidak tepat dan
Indonesia masih sangat banyak yang disebabkan oleh infeksi jamur dan
sebagian besar berasal dari bahan dengan menggunakan anti fungi dan
sebagai anti fungi dan anti bakteri didalam tanah dan air, pada beberapa
dengan pelarut etil asetat memiliki partikel padat tidak larut yang
Dalam penelitian ini, pelarut ada dalam larutan tetapi stabil bila
aktivitas daya hambat suspensi ekstrak yang telah diberikan dan untuk
Tabung kaca maserasi, Batang bagian bunga, daun, buah dan lain –
glass, Kaki tiga, Kapas, Rak tabung, daun Binahong adalah sebagai
clave, korek api, Mortir dan stamper, yang rusak, Mencuci daun binahong
gram simplisia daun Binahong, konsentrasinya yang terdiri dari 30%, 40%,
Berat ekstrak kental = cawan Uji Aktivitas Daya Hambat Pada Jamur
Menuangkan larutan PDA yang sudah goyangkan cawan petri tersebut membentuk
disterilkan kedalam 5 cawan petri, masing- angka 8, tunggu hingga media mengeras,
Aspergillus clavatus kedalam 5 cawan petri, Masukan kontrol (-), suspensi Siprofloksasin
masing-masing sebanyak 0,2 ml dengan (+) dan suspensi ekstrak daun binahong (X1,
spuit, Kedua larutan tersebut dihomogenkan X2, X3) pada cawan yang telah ditandai,
dengan menggoyang-goyangkan cawan petri Inkubasi pada suhu 370C selama 2x24 jam.
media mengeras, Membuat lubang sumuran Membalik cawan petri agar zona bening
dengan perforator dengan diameter 0,6 mm, disekitar sumuran terlihat, Mengukur zona
(+) dan suspensi ekstrak daun binahong (X1, Menghitung zona bening dengan rumus
V + H+ D
Z= −0,6 cm
3
Uji Aktivitas Daya Hambat Pada Bakteri
Z = ....... cm
Uji daya hambat dilakukan dengan
Keterangan :
metode difusi cakram kertas dengan cara
V : Vertikal H : Horizontal D
:Mengambil 5 cawan petri yang sudah
: Diagonal
disterilkan dan masing-masing cawan
HASIL DAN PEMBAHASAN
ditandai dengan spidol 30%,40%,50%,
Penelitian ini bertujuan untuk
kontrol positif dan kontrol negative,
mengetahui suspensi ekstrak daun Binahong
Menuangkan larutan Nutrien Agar yang
(Anredera cordifolia L.) yang mempunyai
sudah disterilkan kedalam 5 cawan petri,
aktivitas daya hambat terhadap
masing-masing 20 ml, kemudian diamkan
pertumbuhan Jamur Aspergillus clavatus
beberapa menit, Memasukan suspensi
dan Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
bakteri Pseudomonas aeruginosa kedalam 5
untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun
cawan petri, masing-masing cawan sebanyak
Binahong (Anredera cordifolia L.) yang
0,2 ml dengan spuit, Kedua larutan tersebut
mempunyai aktivitas daya hambat paling
baik dalam menghambat pertumbuhan Ekstraksi merupakan suatu proses
Jamur Aspergillus clavatus dan Bakteri atau cara pemisahan untuk memperoleh
mengetahui suspensi ekstrak daun Binahong dari suatu bahan alam dengan menggunakan
yang memenuhi evaluasi sediaan. pelarut yang sesuai. Tujuan ekstraksi adalah
Penelitian yang berjudul uji untuk menarik bahan atau zat-zat aktif dari
aktivitas daya hambat suspensi ekstrak daun bagian tanaman obat. Pelarut yang
Binahong (Anredera cordifolia L.) terhadap digunakan dalam Pembuatan ektrak daun
jamur Aspergillus clavatus dan bakteri Binahong (Anredera cordifolia L.) yaitu
penelitian ini diawali dengan determinasi hingga polar sehingga diharapkan mampu
tanaman Binahong (Anredera cordifolia L.) menyari senyawa yang mempunyai aktifitas
yang bertujuan untuk membuktikan bahwa antimikroba baik polar maupun semi polar
tanaman tersebut benar-benar merupakan seperti polifenol dan saponin dan lain-lain.
tanaman Binahong (Anredera cordifolia L.). Dalam proses maserai, sebanyak 500 gram
buku flora : untuk sekolah Indonesia sebanyak 3750 ml direndam selama 5 hari
C.G.G.J. Van Steins (1978). dan sesekali diaduk pada hari ke lima
(Anredera cordifolia) yang berasal dari cairanya penyari sebanyak 1250 ml etanol
daerah Kertajati, Majalengka, Jawa Barat 70% direndam selama 2 hari,terus hari ke
sebanyak 1500 gram kemudian dirajang dua dan memperoleh filtrat sebnayak 1450
atau diiris tipis dengan tujuan memperluas ml . kemudian gabungkan filtrat 1 dan 2
pengeringan. Dikeringkan dengan cara cair sebanyak 730 ml. Selanjutnya diuapkan
dijemur dibawah sinar matahari langsung diatas tangas air dengan suhu 80OC untuk
dengan ditutupi dengan kain hitam untuk memperoleh ekstrak yang kental. Ekstrak
menjaga zat kimia pada tanaman agar tidak kental yang diperoleh sebanyak 155,54 gram
menunjukan bahwa senyawa-senyawa kimia daun Binahong perlu dilakukan, hal ini
yang dapat tersaring dalam ekstrak cukup untuk menjamin bahwa sediaan memiliki
senyawa zat aktif pada sampel. Pengujian Evaluasi yang dilakukan meliputi uji
yang dilakukan adalah uji saponin, ekstrak organoleris, uji homogenenitas, uji Ph, uji
kental daun Binahong sebanyak 1-2 ml sedimentasi dan uji viskositas. Hasil uji
ditambahkan 1-2 ml air panas kemudian evaluasi sediaan dapat dilihat pada tabel 4.3.
kemudian tambahkan 1-2 tetes HCL Pekat, clavatus dan bakteri Pseudomonas
dan buih tidak hilang menunjukan adanya aeruginosa. Sebagai aktivitas anti mikroba,
Binahong dibuat dengan konsentrasi 30%, selama 2 x 24 jam. Setelah itu masing-
40% dan 50% . bahan yang digunakan masing dilakukan pembuatan suspensi dari
dalam pembuatan suspensi ekstrak daun biakan murni disesuaikan dengan standar
nipagin digunakan sebagai pengawet dengan daya hambat suspensi ekstrak daun
tujuan agar sediaan dapat disimpan dalam Binahong terhadap jamur dan bakteri secara
jangka waktu yang lama dan tidak in-vitro, menunjukan adanya aktivitas anti
ditumbuhi oleh mikroorganisme baik jamur bakteri dan anti jamur, begitu juga pada
sebagai suspending agent dengan tujuan aktivitas antibakteri dan anti jamur terhadap
untuk menambah viskositas dari sediaan jamur Aspergillus clavatus dan bakteri
daun Binahong yaitu 30%, 40%, dan 50%. dalam 10 ml NaCl . kemudian masukan
Konsentrasi yang paling efektif dalam kedalam cawan petri sebanyak 1 ml setiap
yaitu pada konsentrasi 50% dengan rata-rata Kemudian membuat 5 sumuran pada
daya hambat 20,88 mm dan konsentrasi masing-masing cawan petri, lalu masukan
yang paling efektif pada pertumbuhan sediaan suspensi ekstrak daun Binahong 1
bakteri Pseudomonas aeruginosa juga pada ml pada massing-masing sumuran yang telah
konsentrasi 50% dengan rata-rata daya diberi tanda yaitu 30%, 40%, 50%, Kontrol
terhadap Jamur bertujuan untuk menentukan diletakan secara teratur agar jamur
aktivitas antijamur yang menunjukan dan zona hambat terlihat jelas. Kemudian
daya hambat dengan metode difusi sumuran. untuk melihat daya hambat anti jamur dari
Media yang digunakan adalah PDA (Potato sediaan suspensi ekstrak daun Binahong
Dextrosa Agar). Jamur aspergillus yang terhadap jamur Aspergillus clavatus. Setelah
akan digunakan sebagai uji aktivitas daya diinkubasi dilakukan pengukuran zona
dahulu dengan agar miring kemudiian vertikal dan diagonal,jumlahnya dibagi tiga
Agar) sebanyak 3,9 gram dilarutkan dengan daya hambat suspensi ekstrak daun
petri daan masing-massing 20 ml. Ditunggu aeruginosa, dilakukan terlebih dahulu uji
clavatus, diambil 1 ose hasil peremajaan untuk memastikan apakah benar bakteri
biakan murni jamur Aspergillus clavatus yang digunakan dalam penelitian adalah
bakteri gram negatif Pseudomonas dengan kontrol negatif. Hal ini
warna merah tersebut karena peptidoglikan karena senyawa aktif yang terkandung
dalam dinding sel tipis sehingga tidak dapat suspensi ekstrak daun Binahong berdifusi
menghasilkan daya hambat dengan metode dugunakan adalah Nutrient Agar sebanyak
difusi sumuran. Media yang digunakan 2 gram dilarutkan dalam 100 ml aqudest
adalah Nutrien Agar. Pengujian aktivitas untuk 5 cawan petri dan masing-masing 20
daya hambat mendapat hasil bahwa suspensi ml.tunggu media setengah memadat sambil
ekstrak daun Binahong dengan konsentrasi dibuat suspensi biakan murni bakteri
30%,40% dan 50% sudah memiliki aktivitas Pseudomonas aeruginosa,, diambil 1 ose
daya hambat dengan timbulnya zona bening hasil peremajaan biakan murni bakteri
hambat ini disebabkan karena senyawa aktif agar miring dan dilarutaan dalam 10 ml
yang terkandung dalam suspensi ekstrak NaCl. Kemudian masukan kedalam cawan
hasil yang paling besar aktivitas cawan petri. Lalu masukan sedian suspensi
konsentrasi 50% dengan nilai zona hambat sumuran yang telah diberi tandai yaitu 30%,
diletakan secara teratur agar bakteri Hasil analisa data secara statistik
merata dan zona hambat terlihat jelas. Windows menunjukan bahwa data uji
Kemudian dilakukkan inkubasi selama 2 x aktivitas daya hambat suspensi ekstrak daun
24 jam untuk melihat daya hambat anti Binahong terhadap jamur Aspergillus
bakteri dari sediaan suspensi ekstrak daun clavatus secara invitro berdistribusi normal
Binahong terhadap bakteri Pseudomonas karena semua konsentrasi nilai sig > 0,05.
aeruginosa. Setelah diinkubasi dilakukan Untuk hasil homogenitas diperoleh nilai sig
pengukuran zona bening yang didapatkan > 0,05 menunjukan bahwa data yang
diagonal,jumlahnya dibagi tiga dan kurangi selanjutnya dilakukan pada anava satu arah
Kemudian setelah data berdistribusi normal Dari hasil perhitungan diatas didapat
dilanjutkan dengan uji homogenitas, karena nilai (sig) = 0,000; dimana nilai (sig) 0,000
akan menentukan langkah analisis < 0,05, artinya H0 ditolak dan H1 diterima
selanjutnya, jika data homogen maka data yaitu terdapat aktivitas daya hambat
bisa dianalisis dengan uji anova, tetapi jika suspensi ekstrak daun Binahong (Andrea
tidak normal dan tidak homogen maka data cordifolia) terhadap Jamur Aspergillus
mengetahui efektif atau tidaknya suspensi didapat nilai nilai (sig) > 0,05 yaitu pada X3
ekstrak daun Binahong terhadap jamur dan yang dibandingkan dengan kontrol positif.
bakteri sekaligus untuk menjawab rumusan Hasil ini menunjukkan bahwa Suspensi
masalah yang diajukan. Hal tersebut dapat ekstrak daun Binahong (Anredera
cordifolia) dengan konsentrasi 50% besar sebagai antijamur terhadap bakteri
Hasil analisa data secara statistika ekstrak daun Binahong terhadap jamur
secara in vitro berdistribusi secara norrmal 30%, 40% dan 50% adalah 13,01 mm, 16,99
karena semua konsentrasi nilai sig > 0,05. mm dan 20,88 mm sedangkan terhadap
Untuk hasil homogenitas diperoleh nilai sig bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan
> 0,05 menunjukan bahwa data yang konsentrasi yang sama didapat zona hambat
diperoleh homogen, sehingga pengujian 5,47mm, 7,72 mm dan 11,25 mm. Menurut
selanjutnya dilakukan pada anava satu arah David dan Stouth (1971) menyatakan bahwa
dan uji-t untuk memperoleh apakah apabila zona hambat yang terbentuk pada
konsentrasi ekstrak daun Binahong difusi agar kurang dari 5 mm maka aktivitas
nilai (sig) = 0,000; dimana nilai (sig) 0,000 dikategorikan sangat kuat.
suspensi ekstrak daun Binahong (Andrea Dari hasil penelitian yang telah
uji-t didapat nilai nilai (sig) > 0,05 yaitu hambat terhadap pertumbuhan Jamur
Suspensi ekstrak daun Binahong (Anredera daun Binahong (Anredera cordifolia L.)
memiliki aktivitas daya hambat yang paling konsentrasi yang mempunyai aktivitas daya
hambat paling efektif terhadap jamur Jakarta : Dirjen POM Republik
daun Binahong (Anredera cordifolia L.) 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adibah, dkk. 2016. Laporan Teknologi Dwidjoseputro, 2010. Dasar-dasar
Research.
Gupte, S., 1990, Mikrobiologi Dasar, Alih
Madiun : Universitas PGRI.
Bahasa Oleh Julius, E.S., Edisi ketiga.
Ansel, Howard C., 1989. Penghantar
Jakarta : Binarupa Aksara.
Sediaan Farmasi. Jakarta : EGC.
Hariana, Arief. 2013. Tumbuhan Obat dan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI.
Khasiatnya. Cetakan 1. Penebar
2008. Formularium Obat Nasional
Swadaya: Jakarta
Indonesia. Jakarta : Badan Pengawas
Brooks, GF. Butel, Janet S.,and Morse, SA. Penurunan Panas oleh masyarakat
Melnick & Adelberg. Jakarta : EGC. Seminar Nasional XXV Tumbuhan Obat
Fitokimia. Jakarta Timur : CV. Trans Info Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Sumatera Utara.
Suseno, Mahmud. 2013. Sehat dengan daun.
Narulita, Windy. 2017. Uji Efektifitas
Cetakan pertama. Yogyakarta : PT. Buku
Ekstrak Dauan Binahong (Anredera
Pintar.
cordifolia L.) Dalam Menghambat
Suswati, E. Dan Mufida, DC. 2009.
Pertumbuhan Bakteri Propionibakterium
Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.
Acnes Secara Invitro. Fakultas Tarbiyah
Jember. Fakultas Farmasi Universitas
dan Keguruan UIN Raden Intan.
Jember.
Lampung.
Syamsuni, 2006. Ilmu Resep. Jakarta ; Buku
Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi
Kedokteran EGC.
Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta.
Salni H, Hanifa Marisa, Ratna Wedya Voight, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran
Mukti. 2011. Isolasi Senyawa Antibakteri Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah
Dari Daun Jengkol ( Pithecolobium Mada University Press.
lobatum Benth) dan Penentuan Nilai Wijaya Kusuma H. 1999. Tanaman
KHM-nya.,Jurnal Penelitian Sains, Berkhasiat Obat. Jakarta : PT Elex Media
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Komputindo.
Sriwijaya, Sumatera Selatan.
Zaenudin, Ahmad. 2014. Uji Daya Hambat
Sanjay,B.,Dinesh, S., dan Neha, S., 2003.
Antibakteri Ekstrak Daun Kesumba
Stabilitas Testing Guidelines : Stability
Keling (Bixa Orellana L.) Terhadap
Testing of New Drug Substances and
Bakteri Eschericha Coli. Skripsi Sarjana,
Prodects, ICH Streem.
Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon, Jawa Barat.