Anda di halaman 1dari 16

UJI AKTIVITAS DAYA HAMBAT SUSPENSI EKSTRAK DAUN BINAHONG

(Anredera cordifolia) TERHADAP JAMUR Aspergillus clavatus DAN BAKTERI


Pseudomonas aeruginosa

ACTIVITY TEST OF THE INHIBOTORY OF THE SUSPENSION OF BINAHONG


LEAD EXTRACT (Anredera cordifolia) AGAINST FUNGUS Aspergillus clavatus AND
Pseudomonas aeruginosa BACTERIA
Dionisius Canggur
Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon

ABSTRAK

Daun Binahong (Anredera cordifolia) mengandung Flavonoid, Asam oleanolic, Protein, Asam
askorbat dan Saponin. Flavonoid berperan sebagai anti inflamasi, analgesik dan anti oksidan.
Saponin memberikan manfaat yang sangat penting sebagai anti bakteri dan anti jamur. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui suspensi ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) yang
mempunyai aktivitas daya hambat terhadap jamur Aspergillus clavatus dan bakteri Pseudomonas
aeruginosa, untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) yang
mempunyai aktivitas daya hambat yang paling baik serta untuk mengetahui suspensi ekstrak
daun Binahong (Anredera cordifolia) yang memenuhi evaluasi sediaan.
Metode yang digunakan ekstraksi daun Binahong (Anredera cordifolia) adalah maserasi dengan
pelarut etanol 70%. Metode uji aktivitas daya hambat adalah metode sumuran. Konsentrasi
ekstrak yang digunakan yaitu 30%, 40% dan 50%, kontrol positif yang digunakan Suspensi
Ciprofloksasin (untuk Bakteri) dan Suspensi Flukonasole (untuk Jamur) dan kontrol negatif
supensi tanpa zat aktif. Hasil penelitian menunjukan bahwa suspensi ekstrak daun Binahong
(Anredera cordifolia) memiliki aktifitas daya hambat terhadap jamur Aspergillus clavatus dan
Bakteri Pseudomonas aeruginosa. Sediaan suspensi dengan konsentrasi 50% yang paling efektif
sebagai anti bakteri dan anti jamur.
Kata kunci : Ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) , Suspensi Ektrak daun
Binahong (Anredera cordifolia), Jamur Aspergillus clavatus dan Bakteri
Pseudomonas aeruginosa

ABSTRACT

Binahong leaves (Anredera cordifolia) contain flavonoids, oleanolic acid, protein, ascorbic acid
and saponins. Flavonoids act as anti-inflammatory, analgesic and anti-oxidant. Saponins provide
very important benefits as anti-bacterial and anti-fungal. This study aims to determine the leaf
extract suspension of Binahong (Anredera cordifolia) which has the best inhibitory activity
against Aspergillus clavatus and Pseudomonas aeruginosa bacteria, to determine the
concentration of Binahong leaf extract (Anredera cordifolia) which has the best inhibitory
activity and to determine the extract suspension. Binahong leaf (Anredera cordifolia) which
fulfilled the dosage evaluation.
The method used in the extraction of Binahong (Anredera cordifolia) leaves was maceration
with 70% ethanol as a solvent. The inhibitory activity test method is the pitting method. The
extract concentrations used were 30%, 40% and 50%, positive control used Ciprofloxacin
Suspension (for Bacteria) and Fluconasole Suspension (for fungi) and negative control was
supposition without active substances. The results showed that the leaf extract suspension of
Binahong (Anredera cordifolia) had inhibitory activity against Aspergillus clavatus and
Pseudomonas aeruginosa bacteria. Suspension preparation with a concentration of 50% is the
most effective as an anti-bacterial and anti-fungal.
Keywords: Binahong leaf extract (Anredera cordifolia), leaf extract suspension
Binahong (Anredera cordifolia), Aspergillus clavatus fungus and Pseudomonas
aeruginosa bacteria
PENDAHULUAN

Indonesia kaya akan sumber bahan masalah besar yang menyedot

obat alam dan tradisional yang perhatian dunia. Penyakit infeksi

secara turun temurun telah telah menyebabkan kematian sebesar

digunakan sebagai ramuan obat 13 juta orang di seluruh dunia setiap

tradisional. Pengobatan tradisional tahun, terutama di negara-negara

dengan tanaman obat diharapkan yang sedang berkembang seperti

dapat dimanfaatkan dalam Indonesia. Pemakaian antibiotika

pembangunan kesehatan masyarakat. merupakan keharusan dalam

Kemajuan pengetahuan dan penangulangan penyakit infeksi.

teknologi modern tidak mampu Penggunaan antibiotik yang tidak

menggeser peranan obat tradisional, tepat, baik waktu maupun dosis turut

bahkan pada saat ini Pemerintah mempercepat proses resistensi

tengah menggalakkan pengobatan antibiotik. sering kali antibiotik bisa

kembali ke alam (back to nature) didapatkan secara bebas. Masyarakat

(Wijaya Kusuma.,2008). Selain awam pun dengan mudah

murah dan mudah didapat, obat menggunakan secara tidak tepat dan

tradisional yang berasal dari tanpa indikasi medis.hal ini

tumbuhan pun memiliki efek menyebabkan peningkatan angka

samping yang jauh lebih rendah resistensi terhadap antibiotika (Salni

tingkat bahayanya dibandingkan dkk., 2011).

obat-obatan kimia. Obat tradisional Pengobatan penyakit yang

Indonesia masih sangat banyak yang disebabkan oleh infeksi jamur dan

belum diteliti, khususnya yang bakteri telah banyak dilakukan

sebagian besar berasal dari bahan dengan menggunakan anti fungi dan

tumbuhan (I Wayan,S.,2004). anti bakteri sintetik. Penggunaan anti

Penyakit infeksi merupakan fungi dan anti bakteri banyak

suatu penyakit yang disebabkan digunakan karena cukup efektif

karena adanya mikroba patogen dalam membunuh jamur dan bakteri,

(Darmadi.,2008). Infeksi merupakan tetapi dapat menyebabkan resistensi


dan menimbulkan efek samping yang yaitu memanfaatkan kerusakan pada

besar bagi manusia. Salah satu mekanisme pertahanan inang untuk

anternatif yang dapat dilakukan memulai suatu infeksi pada manusia.

adalah pemanfaatan tumbuhan obat Pseudomonas aeruginosa terdapat

sebagai anti fungi dan anti bakteri didalam tanah dan air, pada beberapa

alami (Cahyani.,2015). orang merupakan flora normal di

Jamur Aspergillus clavatus kolon (usus besar) juga dapat

merupakan jamur yang ditemukan dijumpai pada daerah lembab di kulit

pada tanah, kotoran hewan, dan dapat membentuk koloni pada

tumbuhan yang telah membusuk, saluran pernapasan bagian atas bagi

pakan dan udara. Jamur anggota pasien-pasien rumah sakit (maya

spesies Aspergillus clavatus dapat sari.,2005) bakteri ini menjadi

menghasilkan beberapa mikotoksin penyebab diare pada bayi, infeksi

seperti patilin, cycothalasin E. saluran kemih dan menyebabkan

Senyawa mikotoksin yang dihasilkan infeksi sekunder pada luka

oleh jamur spesies Aspergillus (Gupte,1990).

clavatus bersifat toksik dan dapat Pada daun Binahong

menyebabkan suatu penyakit pada terkandung flavonoid, asam

hewan dan manusia. Aspergillus sp oleanolic, protein, asam ascorbat,

dianggap patogen karena dan saponin. Flavonoid berperan

menyebabkan penyakit pada saluran sebagai anti inflamasi, analgesik, dan

pernapasan, radang granulomatosis antioksidan, juga saponin

pada selaput lendir, mata, telinga, memberikan manfaat yang sangat

kulit, bronchus dan paru-paru. penting sebagai antibakteri dan anti

Psedomonas aeruginosa fungi (Mardiana., 2012)

merupakan salah satu bakteri yang Pada penelitian sebelumnya

dapat menimbulkan penyakit pada yang dilakukan oleh Ani Sulistyarsi

manusia, Pseudomonas aereginosa dkk, di FKIP Program Studi

adalah bakteri gram negatif termasuk Pendidikan Biologi Universitas

dalam family Pseudomonacae, PGRI Madiun (2018) dengan Judul

merupakan pathogen oportunistik, “Uji Aktivitas Antibakteri Ektrak


Daun Binahong (Anredera aktifitas sebagai anti mikroba baik

cordifolia) Terhadap Pertumbuhan polar maupun semi polar seperti

Bakteri Staphylococcus aereus dan polifenol, flavonoid dan saponin.

Pseudomonas aereginosa” diketahui bentuk sediaan yang digunakan

bahwa daun Binahong (Anredera adalah suspensi. suspensi adalah

cordifolia) dalam bentuk ekstrak sediaan cair yang mengandung

dengan pelarut etil asetat memiliki partikel padat tidak larut yang

daya hambat pertumbuhan bakteri terdispersi dalam fase cair. Beberapa

pada konsentrasi 50% dengan hasil suspensi dapat langsung digunakan,

pertumbuhan bakteri tidak sedangkan yang lain berupa

ada.Berdasarkan uraian diatas campuran padat yang harus

peneliti tertarik untuk melakukan dikonsentrasikan lebih dahulu

penelitian dengan judul ”Uji dengan pembawa yang sesuai segera

Aktivitas Daya Hambat Suspensi sebelum digunakan. Sediaan seperti

Ektrak Daun Binahong (Anredera ini disebut “untuk Suspensi Oral”.

cordifolia) Terhadap Jamur Alasan pemberian obat dalam bentuk

Aspergillus clavatus dan Bakteri suspensi adalah karena obat-obat

Pseudomonas aereginosa”. tertentu tidak stabil secara kimia bila

Dalam penelitian ini, pelarut ada dalam larutan tetapi stabil bila

ekstraksi yang digunakan adalah disuspensi. Dalam hal seperti ini

etanol 70%. Pemilihan etanol 70% suspensi oral menjamin stabilitas

karena bersifat semi polar hingga kimia dan memungkinkan terapi

polar sehingga diharapkan mampu dengan cairan (Howard C. Ansel,

menyari senyawa yang mempunyai 1989).

METODE PENELITIAN diteliti, dengan tujuan untuk mengetahui

Metode penelitian dalam uji segala yang timbul akibat perlakuan

aktivitas daya hambat suspensi ekstrak yang telah diberikan dan untuk

daun Binahong (Anredera cordifolia L.) memperoleh data. Eksperimen

menggunakan penelitian eksperimen. merupakan salah satu metode yang

yaitu melakukan perlakuan atau paling tepat dalam meneliti hubungan

percobaan pada objek yang sedang sebab akibat (Notoatmodjo,2012).


Laboratorium Botani Farmasi STF

YPIB Cirebon di jalan Perjuangan,

ALAT DAN BAHAN Majasem, Cirebon, Determinasi

Alat dan bahan yang tanaman dilakukan dengan melihat

digunakan dalam penelitian ini kesamaan sifat morfologi tanaman.

meliputi Timbangan /Neraca, Diantaranya bentuk, jumlah bagian-

Tabung kaca maserasi, Batang bagian bunga, daun, buah dan lain –

pengaduk, Lakban, Kain flannel, lain

Gelas ukur, Cawan penguap, Pembuatan Simplisia Daun

Evaporator, Waterbath Pipet tetes, Binahong

Tabung reaksi, Erlenmayer, Beaker Prosedur pembuatan simplisia

glass, Kaki tiga, Kapas, Rak tabung, daun Binahong adalah sebagai

Pembakar Bunsen, Ohse ,pinset berikut : Mengumpulkan bahan baku

,mikro pipet , incubator, auto daun Binahong 1,5 kg, Memisahkan

Aquadest anatara daun yang segar dengan daun

clave, korek api, Mortir dan stamper, yang rusak, Mencuci daun binahong

Sudip, Simplisia daun Binahong, yang segar dengan air mengalir

Alkohol 70%, HCl 2 N, kemudian ditiriskan, Mengubah

Pseudomonas aeruginosa, NA bentuk daun Binahong dengan cara

(nutrient agar), Aspergillus clavatus, perajangan, dengan tujuan untuk

Media Potato Dextrosa Agar (PDA), mempercepat pengeringan,

BaCl2 1% , H2SO4 1%, Ekstrak daun Mengeringkan daun Binahong di

Binahong, CMC Na, Nipagin, bawah sinar matahari dengan di

Suspensi Siprofloksasin dan tutupi dengan kain hitam., Simplisia

Flukonazole (+) daun Binahong yang telah kering

dipisahkan dengan simplisia yang


LANGKAH KERJA
rusak atau gosong akibat
Determinasi Tanaman
penjemuran., Kemudian simplisia
Menyiapkan tanaman
dihaluskan dengan menggunakan
Binahong (Anredera cordifolia L.)
blender
yang akan dideterminasi,
Pembuatan Ekstrak Daun Binahong
Determinasi tanaman dilakukan di
Menimbang sebanyak 500 Selanjutnya hasil ekstrak dibuat seri

gram simplisia daun Binahong, konsentrasinya yang terdiri dari 30%, 40%,

dimasukan dalam bejana, Ditambahkan dan 50%.

etanol 70% sebanyak 3750 ml

(tambahkan jumlahnya jika belum

terendam), aduk homogen.Biarkan

serbuk simplisia terendam pelarut dalam


Skrining Fitokimia
maserator selama 5 hari. Usahakan
Sebanyak 1-2 mL ekstrak kental
tertutup rapat, terhindar dari cahaya
sebanyak 1-2 mL ditambahkan air panas,
agar alkohol tidak menguap dan aduk
kemudian didinginkan dan dikocok kuat
rendaman sesering mungkin (setiap
selama 10 detik., Jika terbentuk busa atau
hari), Saring dengan kertas saring
buih menunjukkan positif saponin.,
sehingga menghasilkan filtrate dan
Menambah 1-2 tetes asam klorida 2N, Bila
resedu. Resedu kemudian direndam lagi
buih tidak hilang menunjukan adanya
(remaserasi) dengan etanol sebanyak
saponin.
1250 ml, Selanjutnya wadah ditutup
Pembuatan Suspensi Ekstrak Daun
kembali dan dibiarkan selama 2 hari
Binahong
sambil sesekali diaduk, Setelah 2 hari,
Pembuatan sediaan suspensi diawali
sampel disaring sehingga menghasilkan
dengan penimbangan bahan-bahan yang
filtrate dan resedu, Filtrate 1 dan filtrate
diperlukan. Sediaan suspensi yang dibuat
2 dicampurkan menjadi satu lalu
sesuai formula dengan variasi konsentrasi
dievaporasi menggunakan rotary
ekstrak daun Binahong, kontrol positif dan
evapulator., Diuapkan menggunakan
kontrol negatif. Suspensi ekstrak daun
waterbath sehingga diperoleh ekstrak
Binahong dengan konsentrasi 30%, 40%,
kental, Hitung rendemen ekstrak kental
dan 50%.

Berat ekstrak kental = cawan Uji Aktivitas Daya Hambat Pada Jamur

isi – cawan kosong Uji daya hambat dilakukan dengan

metode difusi cakram kertas dengan cara


berat Ekstrak kental
Rendemen= x 100 %
Berat sampel :Mengambil 5 cawan petri yang sudah

disterilkan dan masing-masing cawan

ditandai dengan spidol 30%,40%,50%,


kontrol positif dan kontrol negative, dihomogenkan dengan menggoyang-

Menuangkan larutan PDA yang sudah goyangkan cawan petri tersebut membentuk

disterilkan kedalam 5 cawan petri, masing- angka 8, tunggu hingga media mengeras,

masing 20 ml kemudian diamkan beberapa Membuat lubang sumuran dengan

menit, Memasukan Suspensi jamur perforator dengan diamter 0,6 mm,

Aspergillus clavatus kedalam 5 cawan petri, Masukan kontrol (-), suspensi Siprofloksasin

masing-masing sebanyak 0,2 ml dengan (+) dan suspensi ekstrak daun binahong (X1,

spuit, Kedua larutan tersebut dihomogenkan X2, X3) pada cawan yang telah ditandai,

dengan menggoyang-goyangkan cawan petri Inkubasi pada suhu 370C selama 2x24 jam.

tersebut membentuk angka 8, tunggu hingga Teknik Pengukuran Daya Hambat

media mengeras, Membuat lubang sumuran Membalik cawan petri agar zona bening

dengan perforator dengan diameter 0,6 mm, disekitar sumuran terlihat, Mengukur zona

Masukan kontrol (-), suspensi flukonazole bening menggunakan jangka sorong,

(+) dan suspensi ekstrak daun binahong (X1, Menghitung zona bening dengan rumus

X2,X3 ) pada cawan yang telah ditandai, sebagai berikut:

Inkubasi pada suhu 37˚C selama 2 x 24 jam.

V + H+ D
Z= −0,6 cm
3
Uji Aktivitas Daya Hambat Pada Bakteri
Z = ....... cm
Uji daya hambat dilakukan dengan
Keterangan :
metode difusi cakram kertas dengan cara
V : Vertikal H : Horizontal D
:Mengambil 5 cawan petri yang sudah
: Diagonal
disterilkan dan masing-masing cawan
HASIL DAN PEMBAHASAN
ditandai dengan spidol 30%,40%,50%,
Penelitian ini bertujuan untuk
kontrol positif dan kontrol negative,
mengetahui suspensi ekstrak daun Binahong
Menuangkan larutan Nutrien Agar yang
(Anredera cordifolia L.) yang mempunyai
sudah disterilkan kedalam 5 cawan petri,
aktivitas daya hambat terhadap
masing-masing 20 ml, kemudian diamkan
pertumbuhan Jamur Aspergillus clavatus
beberapa menit, Memasukan suspensi
dan Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
bakteri Pseudomonas aeruginosa kedalam 5
untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun
cawan petri, masing-masing cawan sebanyak
Binahong (Anredera cordifolia L.) yang
0,2 ml dengan spuit, Kedua larutan tersebut
mempunyai aktivitas daya hambat paling
baik dalam menghambat pertumbuhan Ekstraksi merupakan suatu proses

Jamur Aspergillus clavatus dan Bakteri atau cara pemisahan untuk memperoleh

Pseudomonas aeruginosa serta untuk sediaan yang mengandung senyawa aktif

mengetahui suspensi ekstrak daun Binahong dari suatu bahan alam dengan menggunakan

yang memenuhi evaluasi sediaan. pelarut yang sesuai. Tujuan ekstraksi adalah

Penelitian yang berjudul uji untuk menarik bahan atau zat-zat aktif dari

aktivitas daya hambat suspensi ekstrak daun bagian tanaman obat. Pelarut yang

Binahong (Anredera cordifolia L.) terhadap digunakan dalam Pembuatan ektrak daun

jamur Aspergillus clavatus dan bakteri Binahong (Anredera cordifolia L.) yaitu

Pseudomonas aeruginosa , proses etanol 70% karena bersifat semi polar

penelitian ini diawali dengan determinasi hingga polar sehingga diharapkan mampu

tanaman Binahong (Anredera cordifolia L.) menyari senyawa yang mempunyai aktifitas

yang bertujuan untuk membuktikan bahwa antimikroba baik polar maupun semi polar

tanaman tersebut benar-benar merupakan seperti polifenol dan saponin dan lain-lain.

tanaman Binahong (Anredera cordifolia L.). Dalam proses maserai, sebanyak 500 gram

Determinasi dilakukan di Laboratorium STF serbuk simplisia daun Binahong didalam

YPIB Cirebon menggunakan kepustakaan maserator ditambahakan etanol 70%

buku flora : untuk sekolah Indonesia sebanyak 3750 ml direndam selama 5 hari

C.G.G.J. Van Steins (1978). dan sesekali diaduk pada hari ke lima

Sampel yang digunakan dalam diserkai dan memperoleh filtrat sebanyak

penelitian ini adalah daun Binahong 2440 ml dan residunya ditambahkan

(Anredera cordifolia) yang berasal dari cairanya penyari sebanyak 1250 ml etanol

daerah Kertajati, Majalengka, Jawa Barat 70% direndam selama 2 hari,terus hari ke

sebanyak 1500 gram kemudian dirajang dua dan memperoleh filtrat sebnayak 1450

atau diiris tipis dengan tujuan memperluas ml . kemudian gabungkan filtrat 1 dan 2

permukaan sehingga mempermudah proses kemudian dievaporator mendapatkan ekstrak

pengeringan. Dikeringkan dengan cara cair sebanyak 730 ml. Selanjutnya diuapkan

dijemur dibawah sinar matahari langsung diatas tangas air dengan suhu 80OC untuk

dengan ditutupi dengan kain hitam untuk memperoleh ekstrak yang kental. Ekstrak

menjaga zat kimia pada tanaman agar tidak kental yang diperoleh sebanyak 155,54 gram

rusak. dan rendemen yang diperoleh sebanyak


31,10%. Hasil rendemennya cukup tinggi Evaluasi sediaan suspensi ekstrak

menunjukan bahwa senyawa-senyawa kimia daun Binahong perlu dilakukan, hal ini

yang dapat tersaring dalam ekstrak cukup untuk menjamin bahwa sediaan memiliki

besar. efek farmakologis yang baik, sifat fisik

Uji skrining fitokimia bertujuan sediaan mempengaruhi tercapainya efek

untuk mengetahui keberadaan kandungan farmakologis sesuai yang diharapkan.

senyawa zat aktif pada sampel. Pengujian Evaluasi yang dilakukan meliputi uji

yang dilakukan adalah uji saponin, ekstrak organoleris, uji homogenenitas, uji Ph, uji

kental daun Binahong sebanyak 1-2 ml sedimentasi dan uji viskositas. Hasil uji

ditambahkan 1-2 ml air panas kemudian evaluasi sediaan dapat dilihat pada tabel 4.3.

kocok sampai 10 detik, dan terbentuk Mikroba yang digunakan dalam

menunjukan adanya kandungan saponin, penelitian ini adalah jamur Aspergillus

kemudian tambahkan 1-2 tetes HCL Pekat, clavatus dan bakteri Pseudomonas

dan buih tidak hilang menunjukan adanya aeruginosa. Sebagai aktivitas anti mikroba,

kandungan saponin dalam sampel daun masing-masing dilakukan permajaaan

Binahong. terlebih dahulu dengar agar miring didalam

Sediaan suspensi ekstrak daun tabung reaksi kemudian diinkubasikan

Binahong dibuat dengan konsentrasi 30%, selama 2 x 24 jam. Setelah itu masing-

40% dan 50% . bahan yang digunakan masing dilakukan pembuatan suspensi dari

dalam pembuatan suspensi ekstrak daun biakan murni disesuaikan dengan standar

Binahong adalah ekstrak kental daun Mc Farland.

Binahong berfungsi sebagai zat aktif, Dari hasil penelitian aktivitas

nipagin digunakan sebagai pengawet dengan daya hambat suspensi ekstrak daun

tujuan agar sediaan dapat disimpan dalam Binahong terhadap jamur dan bakteri secara

jangka waktu yang lama dan tidak in-vitro, menunjukan adanya aktivitas anti

ditumbuhi oleh mikroorganisme baik jamur bakteri dan anti jamur, begitu juga pada

maupun bakteri. CMC Natrium digunakan masing-masing kontrol positif terdapat

sebagai suspending agent dengan tujuan aktivitas antibakteri dan anti jamur terhadap

untuk menambah viskositas dari sediaan jamur Aspergillus clavatus dan bakteri

suspensi serta aquadest sebagai pelarut. Pseudomonas aeruginosa. Dimana

konsentrasi yang digunakan untuk menguji


aktivitas daya hambat pada suspensi ekstrak pada media padat agar miring dan dilarutkan

daun Binahong yaitu 30%, 40%, dan 50%. dalam 10 ml NaCl . kemudian masukan

Konsentrasi yang paling efektif dalam kedalam cawan petri sebanyak 1 ml setiap

pertumbuhan jamur Aspergillus clavatus cawan, goyangkan sampai memadat.

yaitu pada konsentrasi 50% dengan rata-rata Kemudian membuat 5 sumuran pada

daya hambat 20,88 mm dan konsentrasi masing-masing cawan petri, lalu masukan

yang paling efektif pada pertumbuhan sediaan suspensi ekstrak daun Binahong 1

bakteri Pseudomonas aeruginosa juga pada ml pada massing-masing sumuran yang telah

konsentrasi 50% dengan rata-rata daya diberi tanda yaitu 30%, 40%, 50%, Kontrol

hambat 11,08 mm. positif dan kontrol negatif.

Uji aktivitas daya hambat Pengaturan jarak pada sumuran

terhadap Jamur bertujuan untuk menentukan diletakan secara teratur agar jamur

konsentrasi ekstrak yang mempunyai Aspergillus clavatus didalam cawan merata

aktivitas antijamur yang menunjukan dan zona hambat terlihat jelas. Kemudian

kemampuannya yang dapat menghasilkn dilakukkan inkubasi selama 2 x 24 jam

daya hambat dengan metode difusi sumuran. untuk melihat daya hambat anti jamur dari

Media yang digunakan adalah PDA (Potato sediaan suspensi ekstrak daun Binahong

Dextrosa Agar). Jamur aspergillus yang terhadap jamur Aspergillus clavatus. Setelah

akan digunakan sebagai uji aktivitas daya diinkubasi dilakukan pengukuran zona

hambat dilakukan peremajaaan terlebih bening yang didapatkan data horisontal,

dahulu dengan agar miring kemudiian vertikal dan diagonal,jumlahnya dibagi tiga

diinkubasikan selama 2 x 24 jam dan kurangi diameter sumuran 6 mm

Media pertumbuhan jamur yang sehingga didapat nilai zona beningnya.

digunakan adalah PDA (Potato Dextrosa Sebelum dilakukan uji aktivitas

Agar) sebanyak 3,9 gram dilarutkan dengan daya hambat suspensi ekstrak daun

aquadest sebanyak 100 ml untuk 5 cawan Binahong terhadap bakteri Pseudomonas

petri daan masing-massing 20 ml. Ditunggu aeruginosa, dilakukan terlebih dahulu uji

media setengah memadat sambil dibuat pewarnaaan gram terhadap bakteri

suspensi biakan murni jamur Aspergillus Pseudomonas aeruginosa,, dengan tujuan

clavatus, diambil 1 ose hasil peremajaan untuk memastikan apakah benar bakteri

biakan murni jamur Aspergillus clavatus yang digunakan dalam penelitian adalah
bakteri gram negatif Pseudomonas dengan kontrol negatif. Hal ini

aeruginosa. Hasil pewarnaan menunjukan membuktikan bahwa ekstrak daun Binahong

warna merah artinya bakteri tersebut baik digunakan sebagai

tergolong bakteri gram negatif. Adanya antibakteri.timbulnya zona hambat ini

warna merah tersebut karena peptidoglikan karena senyawa aktif yang terkandung

dalam dinding sel tipis sehingga tidak dapat suspensi ekstrak daun Binahong berdifusi

menahan pewarna kristal violet dan melalui media sehingga mampu

menghasilkan warna merah. menghambat pertumbuhan bakteri

Uji aktivitas daya hambat suspensi Pseudomonas aeruginosa,. Bakteri

ekstrak daun Binahong terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa, yang akan

Pseudomonas aeruginosa, bertujuan untuk digunakan sebagai uji aktivitas dillakukan

menentukan konsentrasi ekstrak yang terlebih dahulu dengan agar miring

mempunyai aktivitas antibakteri yang kemudian inkubasi selama 2 x 24 jam .

menunjukan kemampuannya yang dapat Media pertumbuhan bakteri yang

menghasilkan daya hambat dengan metode dugunakan adalah Nutrient Agar sebanyak

difusi sumuran. Media yang digunakan 2 gram dilarutkan dalam 100 ml aqudest

adalah Nutrien Agar. Pengujian aktivitas untuk 5 cawan petri dan masing-masing 20

daya hambat mendapat hasil bahwa suspensi ml.tunggu media setengah memadat sambil

ekstrak daun Binahong dengan konsentrasi dibuat suspensi biakan murni bakteri

30%,40% dan 50% sudah memiliki aktivitas Pseudomonas aeruginosa,, diambil 1 ose

daya hambat dengan timbulnya zona bening hasil peremajaan biakan murni bakteri

disekitaran sumuran. Timbulnya zona Pseudomonas aeruginosa, pada media padat

hambat ini disebabkan karena senyawa aktif agar miring dan dilarutaan dalam 10 ml

yang terkandung dalam suspensi ekstrak NaCl. Kemudian masukan kedalam cawan

daun Binahong berdifusi melalui media petri sebanyak 1 ml setiap cawan ,

sehingga mampu menghambat pertumbuhan goyangkan sampai memadat. Kemudian

bakteri Pseudomonas aeruginosa,. Tetapi membuat 5 sumuran pada masing-masing

hasil yang paling besar aktivitas cawan petri. Lalu masukan sedian suspensi

penghambatan antibakteri terdapat pada daun Binahong pada masing- masing

konsentrasi 50% dengan nilai zona hambat sumuran yang telah diberi tandai yaitu 30%,

11,08 mm, tetapi tidak ada yang setara


40%, 50%, kontrol positif dan kontrol dibuktikan dengan menggunakan

negatif. perhitungan ANOVA 1 arah dan uji t (t–test)

Pengaturan jarak pada sumuran untuk menjawab hipotesis yang diajukan

diletakan secara teratur agar bakteri Hasil analisa data secara statistik

Pseudomonas aeruginosa didalam cawan menggunakan aplikasi SPSS Versi 26.0

merata dan zona hambat terlihat jelas. Windows menunjukan bahwa data uji

Kemudian dilakukkan inkubasi selama 2 x aktivitas daya hambat suspensi ekstrak daun

24 jam untuk melihat daya hambat anti Binahong terhadap jamur Aspergillus

bakteri dari sediaan suspensi ekstrak daun clavatus secara invitro berdistribusi normal

Binahong terhadap bakteri Pseudomonas karena semua konsentrasi nilai sig > 0,05.

aeruginosa. Setelah diinkubasi dilakukan Untuk hasil homogenitas diperoleh nilai sig

pengukuran zona bening yang didapatkan > 0,05 menunjukan bahwa data yang

data horisontal, vertikal dan diperoleh homogen, sehingga pengujian

diagonal,jumlahnya dibagi tiga dan kurangi selanjutnya dilakukan pada anava satu arah

diameter sumuran 6 mm sehingga didapat dan uji-t untuk memperoleh apakah

nilai zona beningnya. konsentrasi ekstrak daun Binahong

Selanjutnya data diolah memberikan daya hambat yang berbeda

menggunakan perhitungan statistik yang terhadap pertumbuhan jamur Aspergillus

diawali dengan uji normalitas data. clavatus.

Kemudian setelah data berdistribusi normal Dari hasil perhitungan diatas didapat

dilanjutkan dengan uji homogenitas, karena nilai (sig) = 0,000; dimana nilai (sig) 0,000

akan menentukan langkah analisis < 0,05, artinya H0 ditolak dan H1 diterima

selanjutnya, jika data homogen maka data yaitu terdapat aktivitas daya hambat

bisa dianalisis dengan uji anova, tetapi jika suspensi ekstrak daun Binahong (Andrea

tidak normal dan tidak homogen maka data cordifolia) terhadap Jamur Aspergillus

diuji dengan uji non parametric clavatus.

Uji efektifitas bertujuan untuk Berdasarkan dari perhitungan uji-t

mengetahui efektif atau tidaknya suspensi didapat nilai nilai (sig) > 0,05 yaitu pada X3

ekstrak daun Binahong terhadap jamur dan yang dibandingkan dengan kontrol positif.

bakteri sekaligus untuk menjawab rumusan Hasil ini menunjukkan bahwa Suspensi

masalah yang diajukan. Hal tersebut dapat ekstrak daun Binahong (Anredera
cordifolia) dengan konsentrasi 50% besar sebagai antijamur terhadap bakteri

memiliki aktivitas daya hambat yang paling Pseudomonas aeruginosa.

besar sebagai antijamur terhadap Jamur Hasil perhitungan uji aktivitas

Aspergillus clavatus. daya hambat yang didapatkan dari suspensi

Hasil analisa data secara statistika ekstrak daun Binahong terhadap jamur

terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa Aspergillus clavatus dengan konsentrasi

secara in vitro berdistribusi secara norrmal 30%, 40% dan 50% adalah 13,01 mm, 16,99

karena semua konsentrasi nilai sig > 0,05. mm dan 20,88 mm sedangkan terhadap

Untuk hasil homogenitas diperoleh nilai sig bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan

> 0,05 menunjukan bahwa data yang konsentrasi yang sama didapat zona hambat

diperoleh homogen, sehingga pengujian 5,47mm, 7,72 mm dan 11,25 mm. Menurut

selanjutnya dilakukan pada anava satu arah David dan Stouth (1971) menyatakan bahwa

dan uji-t untuk memperoleh apakah apabila zona hambat yang terbentuk pada

konsentrasi ekstrak daun Binahong difusi agar kurang dari 5 mm maka aktivitas

memberikan daya hambat yang berbeda penghambatannya dikategorikan lemah,

terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas apabila zona hamat berukuran 5mm-10 mm

aeruginosa dikategorikan sedang, 10 mm-19 mm

Dari hasil perhitungan diatas didapat dikategorikan kuat dan 20 mm keatas

nilai (sig) = 0,000; dimana nilai (sig) 0,000 dikategorikan sangat kuat.

< 0,05, artinya H0 ditolak dan H1 diterima

yaitu terdapat aktivitas daya hambat KESIMPULAN

suspensi ekstrak daun Binahong (Andrea Dari hasil penelitian yang telah

cordifolia) terhadap bakteri Pseudomonas dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

aeruginosa Suspensi ekstrak daun Binahong (Anredera

Berdasarkan dari perhitungan cordifolia L.) memiliki aktivitas daya

uji-t didapat nilai nilai (sig) > 0,05 yaitu hambat terhadap pertumbuhan Jamur

pada X3 yang dibandingkan dengan kontrol Aspergillus clavatus dan Bakteri

positif. Hasil ini menunjukkan bahwa Psudomonas aeruginosa, Suspensi ekstrak

Suspensi ekstrak daun Binahong (Anredera daun Binahong (Anredera cordifolia L.)

cordifolia) dengan konsentrasi 50% dengan konsentrasi 50% merupakan

memiliki aktivitas daya hambat yang paling konsentrasi yang mempunyai aktivitas daya
hambat paling efektif terhadap jamur Jakarta : Dirjen POM Republik

Aspergillus clavatus dan bakteri Indonesia.

Pseudomonas aeruginosa, Suspensi ekstrak Departemen kesehatan Republik Indonesia .

daun Binahong (Anredera cordifolia L.) 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.

memenuhi , evaluasi sediaan suspensi. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adibah, dkk. 2016. Laporan Teknologi Dwidjoseputro, 2010. Dasar-dasar

Farmasi Sediaan Semi Liquid. Malang. Mikrobiologi. Jakarta.

Universitas Brawijaya. Gunawan D dan Mulyadi S. 2004. Ilmu


Ani Sulistyarsi. 2018. Journal of Obat Alam. Penebar Swadaya: Jakarta.
Pharmaceutical Science and Medical

Research.
Gupte, S., 1990, Mikrobiologi Dasar, Alih
Madiun : Universitas PGRI.
Bahasa Oleh Julius, E.S., Edisi ketiga.
Ansel, Howard C., 1989. Penghantar
Jakarta : Binarupa Aksara.
Sediaan Farmasi. Jakarta : EGC.
Hariana, Arief. 2013. Tumbuhan Obat dan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI.
Khasiatnya. Cetakan 1. Penebar
2008. Formularium Obat Nasional
Swadaya: Jakarta
Indonesia. Jakarta : Badan Pengawas

Obat dan Makanan Republik Indonesia. I Wayan, S. 2004. Pemanfaatan Obat

Brooks, GF. Butel, Janet S.,and Morse, SA. Penurunan Panas oleh masyarakat

2007. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Angkah, Tabanan Bali, dalam Prosiding

Melnick & Adelberg. Jakarta : EGC. Seminar Nasional XXV Tumbuhan Obat

Cahyani, V.R. 2015. Petunjuk Praktikum Indonesia. Tawangmangu : Pokjanas.

Mikrobiologi Pangan. Surakarta : Lalage, Zerlina. 2013. Libas Bermacam

Universitas Sebelas Maret. Penyakit Dengan Sirsak, Manggis dan

Darmadi., 2008. Infeksi Nosokomial ; Binahong.Cetakan Pertama. Klaten: PT.

problematika dan Pengendaliannya. Jakarta: Cable Book.

Salemba Medika. Mardiana, Lina. 2012. Daun Ajaib Tumpas

Departemen kesehatan Republik Indonesia . Penyakit. Cetakan Pertama. Jakarta :

1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Penebar Swadaya.


Marjoni, Riza. 2016. Dasar-dasar Sudjana, Nana. 2012. Penelitian Hasil

Fitokimia. Jakarta Timur : CV. Trans Info Proses Belajar Mengajar. Bandung :

Media. Remaja Rosda Karya.

Mayasari, E. 2005. Pseudomonas Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian

aeruginosa, Karakteristik, Infeksi dan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung

Penanganan. Medan : Universitas : Alfabeta.

Sumatera Utara.
Suseno, Mahmud. 2013. Sehat dengan daun.
Narulita, Windy. 2017. Uji Efektifitas
Cetakan pertama. Yogyakarta : PT. Buku
Ekstrak Dauan Binahong (Anredera
Pintar.
cordifolia L.) Dalam Menghambat
Suswati, E. Dan Mufida, DC. 2009.
Pertumbuhan Bakteri Propionibakterium
Petunjuk Praktikum Mikrobiologi.
Acnes Secara Invitro. Fakultas Tarbiyah
Jember. Fakultas Farmasi Universitas
dan Keguruan UIN Raden Intan.
Jember.
Lampung.
Syamsuni, 2006. Ilmu Resep. Jakarta ; Buku
Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi
Kedokteran EGC.
Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta.

Syukri, Muh. 2017. Luar biasa ini-manfaat


Nuraini, Dini Nuris. 2014. Aneka Daun Dan
daun binahong. Lintas terkini.com
Berkhasiat Untuk Obat. Cetakan

Pertama.Yogyakarta : Penerbit Gava Utami, P. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat.

Media. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Salni H, Hanifa Marisa, Ratna Wedya Voight, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran
Mukti. 2011. Isolasi Senyawa Antibakteri Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gadjah
Dari Daun Jengkol ( Pithecolobium Mada University Press.
lobatum Benth) dan Penentuan Nilai Wijaya Kusuma H. 1999. Tanaman
KHM-nya.,Jurnal Penelitian Sains, Berkhasiat Obat. Jakarta : PT Elex Media
Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Komputindo.
Sriwijaya, Sumatera Selatan.
Zaenudin, Ahmad. 2014. Uji Daya Hambat
Sanjay,B.,Dinesh, S., dan Neha, S., 2003.
Antibakteri Ekstrak Daun Kesumba
Stabilitas Testing Guidelines : Stability
Keling (Bixa Orellana L.) Terhadap
Testing of New Drug Substances and
Bakteri Eschericha Coli. Skripsi Sarjana,
Prodects, ICH Streem.
Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon, Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai