Tanaman herbal di Indonesia telah banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional.
Salah satu bahan alami yang dimanfaatkan sebagai bahan obat ialah tanaman binahong
(Anredera Cordifolia Steenis). Binahong memiliki akar, umbi, batang, bunga, daun yang
mengandung senyawa aktif. Binahong (Anredera cordifolia Steenis) adalah tanaman obat
pontensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tumbuhan ini berasal dari
Amerika Selatan dan sudah dikenal sebagai tanaman obat di negara asalnya semenjak
ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia sendiri binahong masih baru- baru ini saja dijadikan
obat alternatif untuk berbagai macam penyakit, baik penyakit ringan maupun penyakit
yang berat.
Namun, akhir-akhir ini banyak dilakukan pemanfaatan tumbuhan Binahong sebagai
tanaman obat. Berbagai riset yang telah dilakukan para peneliti telah membuktikan
bahwa tanaman Binahong mempunyai berbagai khasiat. Daun Binahong mengandung
senyawa aktif flavonoid, polifenol, terpenoid, dan saponin. Senyawa aktif flavonoid
berperan sebagai antimikroba untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan virus.
(Shabella, 2012). Berdasarkan hal di atas, maka pada penelitian ini dilakukan uji
efektivitas ekstrak daun binahong terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus.
Pembuatan ekstrak daun binahong dilakukan dengan metode maserasi menggunakan
etanol 96% sebagai pelarut. Proses maserasi dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil maserasi
kemudian diuapkan dengan menggunakan rotary vacum evaporator. Konsentrasi ekstrak
daun binahong yang digunakan adalah 40%, 60%, 80% dan 100%. Konsentrasi tersebut
diperoleh dengan membuat larutan stok 100% dengan cara melarutkan 15g ekstrak kental
dan menambahkan akuades steril 15ml. Larutan stok kemudian diencerkan dengan
menambahkan akuades steril untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak daun binahong
80%, 60%, dan 40%.
Mekanisme penghambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh senyawa alkaloid,
polifenol, saponin dan flavonoid secara umum ialah dengan cara merusak komponen
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk
secara utuh. Kerusakan dinding sel menyebabkan permeabilitas membran sel akan
berubah sehingga menghambat kerja enzim dan kebanyakan dari mereka adalah anak-
anak (Thompson, 2012).
Pengujian efektifitas pertumbuhan dilakukan menggunakan metode difusi cakram dan
dilusi Mikro plate. Serta dilakukan skrining fitokimia untuk mengetahui senyawa kimia
yang terkandung dalam daun binahong yang berkhasiat sebagai antibakteri. Pada metode
difusi cakram dengan konsentrasi 3,125 mg/ml, 6,25 mg/ml, 12,5 mg/ml, 25 mg/ml dan
50 mg/ml dengan kontrol positif kloramfenikol dan eritromisin.
Analisis data yang dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat diambil kesimpulan ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) memiliki aktivitas
sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Dengan adanya zona bening
dengan nilai 8,6 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi KHM 25
mg/ml dan KBM diperkirakan konsentrasi diatas 50 mg/ml.(Sovey marinto,2015)
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah ekstrak daun Binahong efektif dalam menghambat bakteri staphylococcus
aures ?
C. TUJUAN UMUM
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui uji efektifitas ekstak daun binahong
(Anredera cordifolia) dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan untuk
mengetahui zona hambat ekstrak daun binahong terhadap Staphylococcus aureus. Bahan
uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun binahong (Anredera
cordifolia).
D. TUJUAN KHUSUS
Mengukur zona hambat ekstrak daun binahong 40% terhadap pertumbuhan
staphylococcus aureus
Mengukur zona hambat ekstrak daun binahong 60% terhadap pertumbuhan
staphylococcus aureus
Mengukur zona hambat ekstrak daun binahong 80% tehadap pertumbuhan
staphylococcus aureus
Menganalisis efektifitas konsentrasi terhadap ekstrak daun binahong
E. MANFAAT
a. Bagi Masyarakat
Pada pengujian ini untuk meneliti efektifitas pada ekstrak daun binahong terhadap
penghambatan pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus yang dapat teruji untuk
membuktikan apakah daun binahong ini dapat menghambat bakteri agar bisa
bermanfaat untuk Masyarakat dilakukan pemanfaatan tumbuhan Binahong sebagai
tanaman obat. Berbagai riset yang telah dilakukan para peneliti telah membuktikan
bahwa tanaman Binahong mempunyai berbagai khasiat. Daun Binahong mengandung
senyawa aktif flavonoid, polifenol, terpenoid, dan saponin. Senyawa aktif flavonoid
berperan sebagai antimikroba untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan virus.
b. Bagi Kostitusi Kesehatan
Dengan adanya pengujian ini dapat membuat kostitusi kesehatan untuk mengolah
ekstrak daun binahong untuk membuat obat untuk menyembuhkan berbagai penykit
dan tidak hanya mengolah obat tapi masih banyak alternatif lain yang bisa diolah
untuk menyembuhkan pernyakit.
c. Bagi Penulis
Menambah referensi tentang adanya antibakteri ekstrak daun binahong (Anredera
cordifolia) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
F. KEASLIAN PENELITIAN
A. LANDASAN TEORI
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Viridiplantae
Infra kingdom : Streptophyta
Super divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheopyta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super ordo : Caryophyllanae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Basellaceae
Genus : Anredera Juss
Spesies : Anredera Cordifolia (Ten). Steenis
Ekstraksi ialah proses perpindahan suatu zat dari solid ataupun padatan ke dalam
pelarut tertentu. Ektrasi juga memiliki makna proses pemisahan menurut perbedaan
pelarutan sesuai komponen dalam campuran (Aji dan Bahri, 2017). Maserasi
merupakan metode ekstraksi dengan proses perendaman bahan dengan pelarut yang
sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan pemanasan rendah atau tanpa
adanya proses pemanasan (Chairunnisa dkk., 2019). Penggunaan banyaknya daun
binahong yang digunakan sebagai ekstrak tidak begitu dijelaskan dalam beberapa
artikel tersebut. Dalam (Situmorang dkk., 2022a) banyaknya daun binahong yang
digunakan sebanyak 400 gram, sedangkan dalam (Ratu dkk., 2019) yang digunakan
ialah serbuk simplisa daun binahong sebanyak 500 gram.
Daun binahong sebanyak 400 gram dikeringkan dengan oven selama 24 jam
dengan suhu 45°C. daun dihaluskan dan dilarutkan dengan 1500 ml alcohol 90%
selama 4 hari dengan suhu kamar. Dilakukan penyaringan dengan kertas Whatman #1
dan dilakukan pengeringan dengan rotavapor. Hasil padatan dilakukan penimbngan
dan dilarukkan kembali dengan karboksimetilsslulosa an air dengan kosentrasi 2,5%,
5%, dan10% (Situmorang dkk., 2022a). Demikian pembuatan ekstrak daun binahong
binahong dapat dilakukan dengan metode ekstraksi terlebih dahulu kemudian dapat
dilanjut dengan proses maserasi. Pembuatan ekstrak daun binahong dengan maserasi
dapat dikatakan lebih mudah dikarenakan proses pembuatannya tidak memerlukan
banyak tahapan seperti pembuatan ekstrak daun binahong melalui fraksinasi.
DESKRIFSI BAKTERI
Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab kasus infeksi terbesar di
dunia, baik pada suatu komunitas umum maupun pada fasilitas kesehatan. Asia
merupakan benua dengan insiden methicillin-resistant Staphylococcus aureus
(MRSA) tertinggi, dimana pada kejadian ini antibiotik methisilin tidak dapat
mengobati penyakit karena infeksi Staphylococcus aureus. Studi epidemiologi yang
dilakukan oleh Chen dan Huang mengenai MRSA di Indonesia menunjukkan bahwa
tingkat MRSA di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 28% (1).
Staphylococcus aureus berperilaku sebagai flora normal, berkoloni hingga 60%
dari populasi orang sehat. Flora normal adalah sekumpulan mikroorganisme yang
hidup pada kulit dan mukosa pada manusia normal dan sehat. Namun dapat menjadi
patogen yang menyebabkan infeksi nosokomial dan infeksi yang didapat masyarakat,
yang terdiri dari infeksi jaringan kulit dan gigi hingga osteomielitis, pneumonia,
bakteremia, dan infeksi yang terkait dengan perangkat medis.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat dengan
diameter 0,7-1,2 µm, berkelompok tidak teratur seperti buah anggur, tidak membetuk
spora, fakultatif anaerob, dan tidak bergerak. Suhu optimum untuk pertumbuhannya
adalah 37oC, namun pada suhu kamar (20oC - 25ºC) akan membentuk pigmen.
Warna pigmen yang terbentuk mulai dari abu-abu hingga kuning keemasan dengan
koloni berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90 % isolat klinik
menunjukkan morfologi S. aureus dengan kapsul polisakarida atau selaput tipis yang
berperan dalam virulensi bakteri.
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan
pigmen kuning, bersifat anaerob fakultatif, tidak menghasilkan spora, dan tidak motil,
umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8–
1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu
pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia.Bakteri ini
biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit.Keberadaan S. aureus pada
saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit,
individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier.Infeksi serius akan terjadi
ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit,
luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas
sehingga terjadi pelemahan inang.
Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, di antaranya
bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits.Sebagian besar penyakit yang
disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut
piogenik.S. aureus juga menghasilkan katalase, yaitu enzim yang mengonversi H2O2
menjadi H2O dan O2, dan koagulase, enzim yang menyebabkan fibrin berkoagulasi
dan menggumpal.Koagulase diasosiasikan dengan patogenitas karena penggumpalan
fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi di sekitar bakteri sehingga agen
pelindung inang kesulitan mencapai bakteri dan fagositosis terhambat.
KLASIFIKASI BAKTERI
Daun Binahong
TANGKAI DAUN
PEMERIKSAAN
ANTIBAKTERI
PENGHAMBAT
BAKTERI
BAB III
Keranka konsep, Definisi oprasional dan Hipotesis
A. KERANGKA KONSEP
B. Definisi Operasional
C. Hipotesis
Ha1 : Ekstrak daun binahong (Anredera codifolia) berpengaruh terhadap daya hambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
HO1 : Ekstrak daun binahong (Anredera codifolia) tidak berpengaruh terhadap daya
hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
Ha2 : Ekstrak dengan konsentrasi tertinggi (80%) membentuk zona hambat paling besar
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
HO2 : Ekstrak dengan konsentrasi terrendah (40%) membentuk zona hambat terkecil
dalam menghambat pertumbuhan bakeri Staphylococcus aureus