Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

Uji Efektifitas Ekstrak Daun Binahong ( Anredera cordifolia ) Terhadap


Penghambatan Pertumbuhan Bakteri sthapylococcus

BAIQ IZZAH SUFIA ZAHIRA


21031044

POLITEKNIK ‘AISYIYAH PONTIANAK


SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI
LABORATORIUM MEDIK
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tanaman herbal di Indonesia telah banyak digunakan sebagai bahan obat tradisional.
Salah satu bahan alami yang dimanfaatkan sebagai bahan obat ialah tanaman binahong
(Anredera Cordifolia Steenis). Binahong memiliki akar, umbi, batang, bunga, daun yang
mengandung senyawa aktif. Binahong (Anredera cordifolia Steenis) adalah tanaman obat
pontensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tumbuhan ini berasal dari
Amerika Selatan dan sudah dikenal sebagai tanaman obat di negara asalnya semenjak
ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia sendiri binahong masih baru- baru ini saja dijadikan
obat alternatif untuk berbagai macam penyakit, baik penyakit ringan maupun penyakit
yang berat.
Namun, akhir-akhir ini banyak dilakukan pemanfaatan tumbuhan Binahong sebagai
tanaman obat. Berbagai riset yang telah dilakukan para peneliti telah membuktikan
bahwa tanaman Binahong mempunyai berbagai khasiat. Daun Binahong mengandung
senyawa aktif flavonoid, polifenol, terpenoid, dan saponin. Senyawa aktif flavonoid
berperan sebagai antimikroba untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan virus.
(Shabella, 2012). Berdasarkan hal di atas, maka pada penelitian ini dilakukan uji
efektivitas ekstrak daun binahong terhadap penghambatan pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus.
Pembuatan ekstrak daun binahong dilakukan dengan metode maserasi menggunakan
etanol 96% sebagai pelarut. Proses maserasi dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil maserasi
kemudian diuapkan dengan menggunakan rotary vacum evaporator. Konsentrasi ekstrak
daun binahong yang digunakan adalah 40%, 60%, 80% dan 100%. Konsentrasi tersebut
diperoleh dengan membuat larutan stok 100% dengan cara melarutkan 15g ekstrak kental
dan menambahkan akuades steril 15ml. Larutan stok kemudian diencerkan dengan
menambahkan akuades steril untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak daun binahong
80%, 60%, dan 40%.
Mekanisme penghambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh senyawa alkaloid,
polifenol, saponin dan flavonoid secara umum ialah dengan cara merusak komponen
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk
secara utuh. Kerusakan dinding sel menyebabkan permeabilitas membran sel akan
berubah sehingga menghambat kerja enzim dan kebanyakan dari mereka adalah anak-
anak (Thompson, 2012).
Pengujian efektifitas pertumbuhan dilakukan menggunakan metode difusi cakram dan
dilusi Mikro plate. Serta dilakukan skrining fitokimia untuk mengetahui senyawa kimia
yang terkandung dalam daun binahong yang berkhasiat sebagai antibakteri. Pada metode
difusi cakram dengan konsentrasi 3,125 mg/ml, 6,25 mg/ml, 12,5 mg/ml, 25 mg/ml dan
50 mg/ml dengan kontrol positif kloramfenikol dan eritromisin.
Analisis data yang dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat diambil kesimpulan ekstrak daun binahong (Anredera cordifolia) memiliki aktivitas
sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Dengan adanya zona bening
dengan nilai 8,6 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi KHM 25
mg/ml dan KBM diperkirakan konsentrasi diatas 50 mg/ml.(Sovey marinto,2015)

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah ekstrak daun Binahong efektif dalam menghambat bakteri staphylococcus
aures ?

C. TUJUAN UMUM
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui uji efektifitas ekstak daun binahong
(Anredera cordifolia) dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan untuk
mengetahui zona hambat ekstrak daun binahong terhadap Staphylococcus aureus. Bahan
uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun binahong (Anredera
cordifolia).

D. TUJUAN KHUSUS
 Mengukur zona hambat ekstrak daun binahong 40% terhadap pertumbuhan
staphylococcus aureus
 Mengukur zona hambat ekstrak daun binahong 60% terhadap pertumbuhan
staphylococcus aureus
 Mengukur zona hambat ekstrak daun binahong 80% tehadap pertumbuhan
staphylococcus aureus
 Menganalisis efektifitas konsentrasi terhadap ekstrak daun binahong

E. MANFAAT
a. Bagi Masyarakat
Pada pengujian ini untuk meneliti efektifitas pada ekstrak daun binahong terhadap
penghambatan pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus yang dapat teruji untuk
membuktikan apakah daun binahong ini dapat menghambat bakteri agar bisa
bermanfaat untuk Masyarakat dilakukan pemanfaatan tumbuhan Binahong sebagai
tanaman obat. Berbagai riset yang telah dilakukan para peneliti telah membuktikan
bahwa tanaman Binahong mempunyai berbagai khasiat. Daun Binahong mengandung
senyawa aktif flavonoid, polifenol, terpenoid, dan saponin. Senyawa aktif flavonoid
berperan sebagai antimikroba untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan virus.
b. Bagi Kostitusi Kesehatan
Dengan adanya pengujian ini dapat membuat kostitusi kesehatan untuk mengolah
ekstrak daun binahong untuk membuat obat untuk menyembuhkan berbagai penykit
dan tidak hanya mengolah obat tapi masih banyak alternatif lain yang bisa diolah
untuk menyembuhkan pernyakit.
c. Bagi Penulis
Menambah referensi tentang adanya antibakteri ekstrak daun binahong (Anredera
cordifolia) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
F. KEASLIAN PENELITIAN

No Tahun Penulis Judul Hasil


1 Agustus Ni Putu Daya hambat ekstrak Hasil pengukuran
2023 Oktaviani daun binahong rerata diameter
Rinika (Anredera cordifolia) daya hambat
Pranitasari, I terhadap Bakteri (DDH) Ekstrak
Wayan Lolik Gram Negatif daun Binahong
Lesmana (Pseudomonas (Anredera
aeruginosa) dan Gram cordifolia) dengan
Positif konsentrasi
(Staphylococcus masing-masing
aureus) penyebab 80%, 90% dan
otitis eksterna difusa 100% terhadap
bakteri
Staphylococcus
aureus
menunjukkan hasil
yang positif
(terdapat daya
hambat)
2 Mei 2021 Geraldo Y. Daya Hambat Ekstrak Secara
Aruperes, Daun Binahong keseluruhan,
Damajanty (Anredera cordifolia kesepuluh literatur
H. C. Steenis) Terhadap yang didapat
Pangemanan, Pertumbuhan Bakteri menyatakan bahwa
Christy N. Streptococcus mutans ekstrak daun
Mintjelungan Geraldo binahong memiliki
Program kemampuan daya
hambat terhadap
pertumbuhan
bakteri
Streptococcus
mutans.
BAB II
RUMUSAN MASALAH

A. LANDASAN TEORI

 DESKRIFI DAUN BINAHONG(Anredera cordifolia)

Masyarakat Indonesia masih sering menggunakan obat-obatan herbal sebagai


media penyembuhan berbagai macam penyakit untuk mengurangi biaya. Binahong
(Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) memiliki penyebaran yang cukup luas di
Indonesia. Masyarakat Indonesia sering menggunakan tumbukan daun Binahong
sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan luka. Tanaman ini juga dijadikan
sebagai makanan di beberapa negara, seperti Vietnam, Taiwan, Cina dan Korea
karena khasiatnya yang dipercaya dapat membantu penyembuhan dari suatu penyakit
(Aini, 2014)
Salah satu tumbuhan yang dikenal luas oleh masyarakat adalah binahong.Tanaman
binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) adalah tanaman obat potensial yang
dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini berasal dari dataran Cina
dengan nama asalnya adalah Dheng shan chi, dikenal dengan sebutan Madeira Vine.
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan tanaman obat yang
tumbuh di dataran rendah atau dataran tinggin renda. Binahong memiliki akar, umbi,
batang, bunga, daun yang mengandung senyawa aktif yaitu flavonoid, alkanoid,
terpenoid dan saponin. Senyawa aktif flavonoid dapat berperan langsung sebagai
antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus.
Binahong juga mengandung antimikroba yang aktif sehingga dapat digunakan dalam
mencegah pertumbuhan bakteri.
Daun binahong mengandung flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri gram negatif seperti Proteus mirabilis. Senyawa aktif dalam daun binahong
selain flavonoid juga mempunyai senyawa aktif saponin memiliki molekul yang dapat
menarik air atau hidrofilik dan molekul yang dapat melarutkan lemak atau lipofilik
sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan sel yang akhirnya menyebabkan
hancurnya bakteri 25. Senyawa saponin seperti halnya senyawa fenol juga
mempunyai aktivitas sebagai antioksidan.

 KATERISTIK DAUN BINAHONG

Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Viridiplantae
Infra kingdom : Streptophyta
Super divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheopyta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super ordo : Caryophyllanae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Basellaceae
Genus : Anredera Juss
Spesies : Anredera Cordifolia (Ten). Steenis

 MORFOLOGI DAUN BINAHONG


Tanaman herba kaya manfaat ini memiliki karakteristik dan ciri tertentu sehingga
kita dapat mengenalinya. Berikut adalah morfologi tumbuhan binahong, antara lain:
a. Daun
Binahong memiliki daun tunggal dengan tangkai yang tergolong pendek atau
subssile. Bentuk tulang daunnya menyirip dan letaknya tersusun berselang-seling.
Daun tanaman ini layaknya jantung atau cordata dengan warna hijau muda
berukuran sekitar 5-10 cm dan lebar 3-7 cm.
Setiap helai daunnya tipis dan lemas, pangkalnya berbelah, sedangkan bagian
ujung daunnya meruncing. Tepian daun binahong cukup rata, meski ada juga yang
bergelombang dengan permukaan halus dan licin.
b. Rhizome
Batang dan daun yang biasanya terdapat di dalam tanah disebut dengan
rhizome. Nah, binahong adalah salah satu jenis tanaman dengan rhizome yang
tumbuh mendatar dan bercabang-cabang.
Biasanya, tunas binahong tumbuh dari ujung rhizoma. Meski demikian,
rhizome bukanlah akar, tetapi bagian dari batang yang berfungsi sebagai tempat
cadangan makanan dan alat untuk berkembang biak.
Secara umum, rhizoma memiliki ruas atau buku-buku yang berdaun. Namun,
daun tersebut bisa juga berubah menjadi semacam sisik. Di samping itu juga,
rhizoma pada binahong memiliki kuncup yang diketahui tumbuhnya tidak
mengarah ke pusat bumi ataupun air. Kuncup ini justru tumbuh ke atas,
menyembul dari permukaan tanah.
c. Akar
Akar binahong berjenis akar tunggang dengan tekstur lunak berwarna cokelat
tua.
d. Bunga
Binahong mempunyai bunga majemuk berbentuk tandan ataupun malai yang
cukup panjang. Bunga yang muncul di ketiak daun ini bertangkai panjang dengan
mahkota berwarna putih ataupun krem.
Mahkota bunga binahong terdiri dari lima helai yang tidak saling melekat.
Sementara panjang mahkotanya sendiri berkisar antara 0,5-1 cm dengan aroma
yang sangat wangi.

 MANFAAT DAUN BINAHONG


Seperti yang telah disinggung sebelumnya, binahong memiliki sejumlah manfaat bagi
kesehatan, seperti mengobati stroke, typhus, diabetes, sariawan, dan lain sebagainya.
Berikut ulasan lengkap mengenai khasiat binahong, yaitu:
1.Meredakan Batuk
Batuk ternyata dapat diringankan hanya dengan meminum air rebusan daun tanaman
binahong. Sebab binahong mengandung senyawa anti-bakteri yang mampu
membunuh bakteri dan virus penyebab batuk kering maupun berdahak.
2. Mengatasi Maag
Daun binahong juga sangat dikenal akan keampuhannya untuk mengatasi segala
macam masalah pencernaan, salah satunya adalah maag. Penyakit yang kerap muncul
karena tingginya produksi asam lambung ini dapat disembuhkan dengan
mengonsumsi daun binahong secara rutin.
3. Mengurangi Kadar Kolesterol
Tak sedikit orang yang percaya bahwa daun binahong bisa mengurangi kadar
kolesterol jahat dalam tubuh. Kita cukup meminum air rebusan daun binahong secara
rutin, maka dijamin kolesterol yang menumpuk di dalam pembuluh darah akan hilang
secara perlahan.
4. Mencegah Diabetes
Diabetes adalah salah satu penyakit yang membahayakan penderita, terlebih jika
terjadi komplikasi dengan penyakit lainyya. Sampai saat ini belum ada obat yang bisa
menyembuhkan diabetes secara total. Kita hanya dapat mengendalikan kadar gula
dalam darah dengan mengatur pola makan agar tidak terjadi komplikasi.Binahong
dipercaya mampu membantu menurunkan kadar gula secara optimal karena
mengandung senyawa alkaloid yang bersifat hipoglikemik.
 EKSTRAKSI

Ekstraksi ialah proses perpindahan suatu zat dari solid ataupun padatan ke dalam
pelarut tertentu. Ektrasi juga memiliki makna proses pemisahan menurut perbedaan
pelarutan sesuai komponen dalam campuran (Aji dan Bahri, 2017). Maserasi
merupakan metode ekstraksi dengan proses perendaman bahan dengan pelarut yang
sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan pemanasan rendah atau tanpa
adanya proses pemanasan (Chairunnisa dkk., 2019). Penggunaan banyaknya daun
binahong yang digunakan sebagai ekstrak tidak begitu dijelaskan dalam beberapa
artikel tersebut. Dalam (Situmorang dkk., 2022a) banyaknya daun binahong yang
digunakan sebanyak 400 gram, sedangkan dalam (Ratu dkk., 2019) yang digunakan
ialah serbuk simplisa daun binahong sebanyak 500 gram.
Daun binahong sebanyak 400 gram dikeringkan dengan oven selama 24 jam
dengan suhu 45°C. daun dihaluskan dan dilarutkan dengan 1500 ml alcohol 90%
selama 4 hari dengan suhu kamar. Dilakukan penyaringan dengan kertas Whatman #1
dan dilakukan pengeringan dengan rotavapor. Hasil padatan dilakukan penimbngan
dan dilarukkan kembali dengan karboksimetilsslulosa an air dengan kosentrasi 2,5%,
5%, dan10% (Situmorang dkk., 2022a). Demikian pembuatan ekstrak daun binahong
binahong dapat dilakukan dengan metode ekstraksi terlebih dahulu kemudian dapat
dilanjut dengan proses maserasi. Pembuatan ekstrak daun binahong dengan maserasi
dapat dikatakan lebih mudah dikarenakan proses pembuatannya tidak memerlukan
banyak tahapan seperti pembuatan ekstrak daun binahong melalui fraksinasi.

 DESKRIFSI BAKTERI
Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab kasus infeksi terbesar di
dunia, baik pada suatu komunitas umum maupun pada fasilitas kesehatan. Asia
merupakan benua dengan insiden methicillin-resistant Staphylococcus aureus
(MRSA) tertinggi, dimana pada kejadian ini antibiotik methisilin tidak dapat
mengobati penyakit karena infeksi Staphylococcus aureus. Studi epidemiologi yang
dilakukan oleh Chen dan Huang mengenai MRSA di Indonesia menunjukkan bahwa
tingkat MRSA di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 28% (1).
Staphylococcus aureus berperilaku sebagai flora normal, berkoloni hingga 60%
dari populasi orang sehat. Flora normal adalah sekumpulan mikroorganisme yang
hidup pada kulit dan mukosa pada manusia normal dan sehat. Namun dapat menjadi
patogen yang menyebabkan infeksi nosokomial dan infeksi yang didapat masyarakat,
yang terdiri dari infeksi jaringan kulit dan gigi hingga osteomielitis, pneumonia,
bakteremia, dan infeksi yang terkait dengan perangkat medis.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif berbentuk bulat dengan
diameter 0,7-1,2 µm, berkelompok tidak teratur seperti buah anggur, tidak membetuk
spora, fakultatif anaerob, dan tidak bergerak. Suhu optimum untuk pertumbuhannya
adalah 37oC, namun pada suhu kamar (20oC - 25ºC) akan membentuk pigmen.
Warna pigmen yang terbentuk mulai dari abu-abu hingga kuning keemasan dengan
koloni berbentuk bundar, halus, menonjol, dan berkilau. Lebih dari 90 % isolat klinik
menunjukkan morfologi S. aureus dengan kapsul polisakarida atau selaput tipis yang
berperan dalam virulensi bakteri.
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan
pigmen kuning, bersifat anaerob fakultatif, tidak menghasilkan spora, dan tidak motil,
umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8–
1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37oC dengan waktu
pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia.Bakteri ini
biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit.Keberadaan S. aureus pada
saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit,
individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier.Infeksi serius akan terjadi
ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit,
luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas
sehingga terjadi pelemahan inang.
Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi, di antaranya
bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritits.Sebagian besar penyakit yang
disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut
piogenik.S. aureus juga menghasilkan katalase, yaitu enzim yang mengonversi H2O2
menjadi H2O dan O2, dan koagulase, enzim yang menyebabkan fibrin berkoagulasi
dan menggumpal.Koagulase diasosiasikan dengan patogenitas karena penggumpalan
fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi di sekitar bakteri sehingga agen
pelindung inang kesulitan mencapai bakteri dan fagositosis terhambat.

 KLASIFIKASI BAKTERI

S. aureus termasuk bakteri osmotoleran, yaitu bakteri yang dapat hidup di


lingkungan dengan rentang konsentrasi zat terlarut (contohnya garam) yang luas, dan
dapat hidup pada konsentrasi NaCl sekitar 3 Molar. Habitat alami S aureus pada
manusia adalah di daerah kulit, hidung, mulut, dan usus besar, di mana pada keadaan
sistem imun normal, S. aureus tidak bersifat patogen (mikroflora normal manusia).

Pewarnaan Gram : Gram-positif


Superdomain : Biota
Superkerajaan : Prokaryota
Kerajaan : Bacteria
Subkerajaan : Posibacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphy
 PATOGENITAS

Staphylococcus aureus merupakan patogen oportunistik pada manusia yang sering


ditemukan di berbagai lokasi tubuh, seperti saluran pernapasan bagian atas, lubang
hidung, kulit, dan perineum. S. aureus bertanggung jawab menyebabkan berbagai
kondisi, mulai dari infeksi kulit ringan dan keracunan makanan hingga sepsis dan
endokarditis yang mengancam jiwa. Selain itu, S. aureus telah mengembangkan
resistensi terhadap berbagai agen antimikroba, sehingga pengobatan infeksi S. aureus
menjadi sulit. Dalam penelitian ini, kami memeriksa faktor gaya hidup yang dapat
meningkatkan kemungkinan pembawaan S. aureus , prevalensi S. aureus secara
keseluruhan , serta menilai profil resistensi antibiotik pada pasien.S. aureus terisolasi
di antara populasi mahasiswa. Lima ratus sampel hidung dikumpulkan dan dianalisis
melalui media pertumbuhan selektif, pengujian koagulase dan protein A, serta reaksi
berantai polimerase dan pengurutan DNA. Seratus empat dari 500 sampel yang
dikumpulkan (21%) diidentifikasi mengandung S. aureus . Isolat S. aureus resisten
terhadap penisilin (74%), azitromisin (34%), cefoxitin (5%), ciprofloxacin (5%),
tetrasiklin (4%), dan trimetoprim (1%), namun sensitif terhadap gentamisin dan
rifampisin. Terakhir, kami mengidentifikasi beberapa faktor gaya hidup ( yaitu ,
paparan terhadap hewan peliharaan, waktu yang dihabiskan di fasilitas rekreasi
universitas, penggunaan alat musik, dan penggunaan tembakau) yang berkorelasi
positif denganKolonisasi hidung S.aureus .
B. KERANGKA TEORI

Daun Binahong

TANGKAI DAUN

PEMERIKSAAN

Ekstrak Daun Binahong

ANTIBAKTERI

PENGHAMBAT
BAKTERI
BAB III
Keranka konsep, Definisi oprasional dan Hipotesis

A. KERANGKA KONSEP

Variable Bebas Variabel Terikat Variabel


Penganggu

Ektrak Daun Zona hambat 1. Kontaminasi


Binahong Bakteri(Staphylococcus 2. listrik
(Anredera cordifolia) aureus)
Konsentrasi 40%
Konsentrasi 60%
Konsenrtasi 80%

B. Definisi Operasional

Tabel variable dibawah ini sebagai berikut:


No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil Skala
pengukuran
1 Ekstrak Ekstral Daun
Diperoleh Mortar Terdapat Ordinal
Daun Binahong dari daun ekstrak yang
Binahong Sediaan yang
binahong sudah
berupa cairan
yang terhaluskan
pekat dihaluskan
dan
direndam
dengan
etanol
2 Konsentrasi Konsentrasi Dengan cara Beker Mendapatkan Ordinal
40% tersebut melarutkan glass, konsentrasi
diperoleh 15g ekstrak batang 40%
dengan kental dan pengaduk,
membuat ditambahka
larutan stok n akuadest
100% steril 15ml
3 Konsentrasi Konsentrasi Dengan cara Beker Mendapatkan Ordinal
60% tersebut melarutkan glass, konsentrasi
diperoleh 15g ekstrak batang 60%
dengan kental dan pengaduk,
membuat ditambahka
larutan stok n akuadest
100% steril 15ml
4 Konsentrasi Konsentrasi Dengan cara Beker Mendapatkan Ordinal
80% tersebut melarutkan glass, konsentrasi
diperoleh 15g ekstrak batang 80%
dengan kental dan pengaduk,
membuat ditambahka
larutan stok n akuadest
100% steril 15ml
5 Zona Penghambatan Dengan Jangka Terdapat Rasio
hambat bahan yang di memasukan sorong bakteri yang
bakteri uji terhadap dist yang terhambat
(Staphylo bakteri sudah di pada estrak
Coccus rendam daun
aureus) ekstrak daun binahong
binahong

C. Hipotesis

Ha1 : Ekstrak daun binahong (Anredera codifolia) berpengaruh terhadap daya hambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
HO1 : Ekstrak daun binahong (Anredera codifolia) tidak berpengaruh terhadap daya
hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
Ha2 : Ekstrak dengan konsentrasi tertinggi (80%) membentuk zona hambat paling besar
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
HO2 : Ekstrak dengan konsentrasi terrendah (40%) membentuk zona hambat terkecil
dalam menghambat pertumbuhan bakeri Staphylococcus aureus

Anda mungkin juga menyukai