Disusun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat yang
sudah diberikan kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar. Kita sebagai
makhluk Allah SWT harus mengetahui apa itu Akhlak Dalam Keluarga. Dengan adanya makalah
ini diharapkan para pembaca bisa kembali lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan bisa
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang mana semua
itu tejadi karena keterbatasaan pemahaman penulis. Kemudian penulis megharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini, dan penulis bisa
mengetahui sampai dimana kemampuan penulis. Akhir kata semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Jika ada kesalahan tutur kata dalam pembuatan makalah ini
mohon dimaklumi karena tidak ada di dunia ini yang sempurna selain Allah SWT
Wassalamualaikum Wr.Wb
Kelompok 10
P a g e 2 | 15
DAFTAR ISI
P a g e 3 | 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu sistem sosial terkecil dan unik yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang satu dengan
yang lainnya, bila dilihat dari lokasi tempat tinggal suatu keluarga, ada keluarga yang
bertempat tinggal di desa, di tengah-tengah kota, kawasan elit dan ada pula yang
bertempat tinggal di kawasan kumuh. Bila dilihat dari faktor ekonomi, terdapat keluarga
yang tergolong sebagai keluarga yang kaya, keluarga sederhana dan keluarga miskin.
Kenyataan tentang bermacam-macamnya keluarga tersebut dapat mempengaruhi
keaneka-ragaman suasana, tingkat kesejahteraan, ketentraman maupun kesulitan,
kenyamanan serta rasa aman yang dirasakan anggota suatu keluarga.
Menurut Sudarsono (2004:125), keluarga bahagia dan utuh merupakan idaman bagi
setiap pasangan, tetapi pada kenyataanya apa yang diharapkan itu tidak selalu sesuai
dengan apa yang terjadi. Jika dari masing-masing anggota keluarga tidak berusaha untuk
menciptakan suasana yang mengarah kepada kebahagiaan, maka keharmonisan keluarga
juga akan lebih sulit untuk tercapai. Di dalam keluarga terjadi proses bagaimana untuk
mencintai, menyayangi, menghargai, menghormati, dan saling berbagi antar sesama
anggota keluarga. Perilaku orang tua merupakan kunci bagi kesuksesan mereka dalam
mendidik anak-anaknya. Secara tidak langsung, apa yang orang tua katakan dan lakukan
akan menjadi contoh bagi anak-anaknya. Pujosuwarno (2004:20) menjelaskan bahwa: di
dalam lingkungan keluarga segala sikap dan tingkah laku kedua orang tua sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena baik ayah maupun ibu adalah pendidik
dalam kehidupan yang nyata, sehingga sikap dan tingkah laku orang tua akan diamati
oleh anak tidak sebagai teori melainkan sebagai pengalaman bagi anak yang nantinya
sikap dan tingkah laku orang tuanya akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku anak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana urgensi keluarga dalam kehidupan manusia?
2. Bagaimana akhlak suami istri?
3. Bagaimana akhlak peran orang tua terhadap anak?
4. Bagaimana akhlak anak terhadap orang tua?
5. Bagaimana membangun keluarga sakinah?
6. Apa larangan kekerasan dalam rumah tangga?
P a g e 4 | 15
BAB II
PEMBAHASAN
Secara sosiologis keluarga merupakan golongan masyarakat terkecil yang terdiri atas
suami-isteri-anak. Pengertian demikian mengandung dimensi hubungan darah dan
jugahubungan sosial. Dalam hubungan darah keluarga bisa dibedakan menjadi keluarga
besar dan keluarga inti, sedangkan dalam dimensi sosial, keluarga merupakan suatu
kesatuansosial yang diikat oleh saling berhubungan atau interaksi dan saling
mempengaruhi,sekalipun antara satu dengan lainnya tidak terdapat hubungan darah.
Pengertian keluarga dapat ditinjau dari perspektif psikologis dan sosiologis.
SecaraPsikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat
tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga
terjadisaling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri.
Sedangkan pengertian secara sosiologis, keluarga adalah satu persekutuan hidup yang
dijalin olehkasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan
pernikahan,dengan maksud untuk saling menyempurnakan diri, saling melengkapi satu
dengan yanglainnya.
Nilai moral yang ditanamkan sebagai landasan utama bagi anak pertama kali
diterimanya dari orang tua,dan juga tidak kalah pentingnya komunikasi dialogis sangat
diperlukan oleh anak untuk memahami berbagai persoalan-persoalan yang tentunya dalam
P a g e 5 | 15
tingkatan rasional, yangdapat melahirkan kesadaran diri untuk senantiasa berprilaku taat
terhadap nilai moral dan agama yang sudah digariskanSentralisasi nilai-nilai agama dalam
proses internalisasi pendidikan agama pada anak mutlak dijadikan sebagai sumber pertama
dan sandaran utama dalam mengartikulasikannilai-nilai moral agama yang dijabarkan
dalam kehidupan kesehariannya. !ilai-nilaiagama sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan keluarga, agama yangditanamkan oleh orang tua sejak kecil kepada anak akan
membawa dampak besar dimasa dewasanya, karena nilai-nilai agama yang diberikan
mencerminkan disiplin diri yang bern
P a g e 7 | 15
Oleh karena itu, para orang tua hendaklah bertakwa kepada Allah, berlaku lemah
lembut kepada anak, karena sangat membantu dalam menanamkan kecerdasan
spiritual pada anak. Keadaan anak ditentukan oleh cara-cara orang tua mendidik dan
membesarkannya.
Ada beberapa langkah yang dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam peranannya
mendidik anak, antara lain :
1. Orang tua sebagai panutan
2. Orang tua sebagai motivator anak
3. Orang tua sebagai cermin utama anak
4. Orang tua sebagai fasilitator anak
Kalau ibu merawat jasmani dan rohaninya sejak kecil secara langsung, maka
bapak pun merawatnya, mencari nafkahnya, membesarkannya, mendidiknya dan
menyekolahkannya, disanping usaha ibu. Kalau mulai mengandung sampai masa
muhariq (masa dapat membedakan mana yang baik dan buruk), seorang ibu
sangat berperan, maka setelah mulai memasuki masa belajar, ayah lebih tampak
kewajibannya, mendidiknya dan mempertumbuhkannya menjadi dewasa, namun
apabila dibandingkan antara berat tugas ibu dengan ayah, mulai mengandung
sampai dewasa dan sebagaimana perasaan ibu dan ayah terhadap putranya, maka
secara perbandingan, tidaklah keliru apabila dikatakan lebih berat tugas ibu dari
pada tugas ayah. Coba bandingkan, banyak sekali yang tidak bisa dilakukan oleh
seorang ayah terhadap anaknya, yang hanya seorang ibu saja yang dapat
mengatasinya tetapi sebaliknya banyak tugas ayah yang bisa dikerjakan oleh
seorang ibu. Barangkali karena demikian inilah maka penghargaan kepada
ibunya. Walaupun bukan berarti ayahnya tidak dimuliakan, melainkan hendaknya
mendahulukan ibu daripada mendahulukan ayahnya dalam cara memuliakan
orang tua.
b. Berbuat baik kepada ibu dan bapak
Seorang anak menurut ajaran Islam diwajibkan berbuat baik kepada ibu
dan ayahnya, dalam keadaan bagaimanapun. Artinya jangan sampai si anak
menyinggung perasaan orang tuanya, walaupun seandainya orang tua berbuat
P a g e 8 | 15
lalim kepada anaknya, dengan melakukan yang tidak semestinya, maka jangan
sekali-kali si anak berbuat tidak baik, atau membalas, mengimbangi
ketidakbaikan orang tua kepada anaknya, Allah SWT tidak meridhainya sehingga
orang tua itu meridhainya. Allah berfirman Firman Surat Al-Luqman : 14
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu”
(QS.Luqman:14)
Menurut ukuran secara umum, si orang tua tidak sampai akan menganiaya
kepada anaknya. Kalaulah itu terjadi penaniayaan orang tua kepada anaknya
adalah disebakan perbuatan si anak itu sendiri yang menyebabkan marah dan
penganiayaan orang tua kepada anaknya. Didalam kasus demikian seandainya si
orang tua marah kepada anaknya dan berbuat aniaya sehingga ia tiada ridha
kepada anaknya, Allah SWT pun tidak meridhai si anak tersebut lantaran orang
tua.
c. Berkata halus dan mulia kepada ibu dan ayah
Segala sikap orang tua terutama ibu memberikan refleksi yang kuat
terhadap sikap si anak. Dalam hal berkata pun demikian. Apabila si ibu sering
menggunakan kata-kata halus kepada anaknya, si anak pun akan berkata halus.
Kalau si ibu atau ayah sering mempergunakan kata-kata yang kasar, si anakpun
akan mempergunakan kata-kata kasar, sesuai yang digunakan oleh ibu dan
ayahnya. Sebab si anak mempunyai insting menir yang lebih mudah ditiru adalah
orang yang terdekat dengannya, yaitu orang tua, terutama ibunya. Agar anak
berlaku lemah lembut dan sopan kepada orang tuanya, harus dididik dan diberi
contoh sehari-hari oleh orang tuanya bagaimana sianak berbuat, bersikap, dan
berbicara. Kewajiban anak kepada orang tuanya menurut ajaran Islam harus
berbicara sopan, lemah-lembut dan mempergunakan kata-kata mulia.
d. Berbuat baik kepada ibu dan ayah yang sudah meninggal dunia
Bagaimana berbuat baik seorang anak kepada ibu dan ayahnya yang sudah
tiada. Dalam hal ini menurut tuntunan ajaran Islam sebagaimana Sabda Nabi
Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Abu Usaid yang artinya:
:”Kami pernah berada pada suatu majelis bersama Nabi, seorang bertanya
kepada Rasulullah SAW: Wahai Rasulullah, apakah ada sisa kebajikan setelah
keduanya meninggal dunia yang aku untuk berbuat sesuatu kebaikan kepada
kedua orang tuaku. “Rasulullah SAW bersabda: ”Ya, ada empat
hal :”mendoakan dan memintakan ampun untuk keduanya, menempati /
melaksanakan janji keduanya, memuliakan teman-teman kedua orang tua, dan
P a g e 9 | 15
bersilaturrahim yang engkau tiada mendapatkan kasih sayang kecuali karena
kedua orang tua”.
Hadist ini menunjukkan cara kita berbuat baik kepada ibu dan ayah kita, apabila
beliau-beliau itu sudah tiada yaitu:
1) Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan meminta ampun kepada Alloh
SWT dari segala dosa orang tua kita.
2) Menepati janji kedua ibu bapak. Kalau sewaktu hidup orang tua mempunyai
janji kepada seseorang, maka anaknya harus berusaha menunaikan menepati
janji tersebut. Umpamanya beliau akan naik haj, yang belum sampai
melaksanakannya, maka kewajiban anaknya menunaikan haji orang tua
tersebut.
3) Memuliakan teman-teman kedua orang tua. Diwaktu hidupnya ibu atau ayah
mempunyai teman akrab, ibu atau ayah saling tolong-menolong dengan
temannya dalam bermasyarakat. Maka untuk berbuat kebajikan kepada kedua
orang tua kita yang telah tiada, selain tersebut di atas, kita harus memuliakan
teman ayah dan ibu semasa ia masih hidup.
P a g e 12 | 15
kerabatnya. Karena biasanya masalah seperti perceraian timbul disebabkan
kerenggangan hubungan dengan kerabat dan ipar.
Dalam ayat lain disebutkan "Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di
antara isteri- isteri [mu]. walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu
janganlah kamu terlalu cenderung [kepada yang kamu cintai], sehingga kamu biarkan
yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri
[dari kecurangan], maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"
(An-Nisa: 129).
Allah s.w.t. juga berfirman: "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo alah kepada-Nya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik". (Q.S. al-A'râf, 7:56).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak anak terhadap kedua orang tua menurut al-Ghazali masih relevan bagi
pemuda Islam pada masa sekarang, karena berdasarkan atas al-Quran dan Hadits.
Akan tetapi anak yang diterlantarkan orang tua sejak kecil, membuat mereka tidak
dapat menghayati tanggung jawab orang tu terhadapnya, tanggung jawab anak
terhadap orang tua dan akan menyebabkan mereka tidak berbuat baik kepada orang
tua. Sayangilah, cintailah, hormatilah, patuhlah kepadanya, rendahkan dirimu,
sopanlah kepadanya. Oleh karena itu orang tua dan anak harus sama-sama
memperhatikan tanggung jawab dan haknya masing-masing, antara hak-hak orang
tua terhadap anak dan sebaliknya, supaya akhlak atau etika anak terhadap kedua
orang tua berjalan dengan baik dan sesuai dengan ajaran agama.
Ar-rum ayat 21: dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan
untukmu istri2 dan jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.
P a g e 14 | 15
Daftar Pustaka
Jalaluddin Rahmat dan Muhtar Gandatama. 1994 Keluarga Muslim Dalam Masyarakat
Modern, Bandung: Remaja Rosdakarya, hlm. 107.
Drs.Nipan. Fuad Kauma 1997 Suami, Yogyakarta Mitra Pustaka. Membimbing Istri
Mendampingi Ilyas, yunahar, catatan kuliah, fakultas ushuluddin universitas islam imam
P a g e 15 | 15