Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

Dasar Dasar Pendidikan

Universitas KH. Abdul Chalim


Fakultas Tarbiyah Prodi Tadris IPA
2023/2024

Disusun Oleh :
Isyatur Rodiyah Febriyanti
Siti Asiah
Samsul Fikar
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadiran ALLAH SWT. Yang telah melimpahkan Rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Pendidikan
keluarga”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah kami masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan mau pun tata kata dan bahasa dalam menyampaikan isi dari makalah kami.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
dapat memperbaiki makalah kami.
Kami berharap semoga makalah yang kami buat bisa menjadi inspirasi dan bisa bermanfaat
bagi pembaca.

Mojokerto, 20 Oktober 2023


KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................ 1

BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................... 2

2.1 Hakikat pendidikan keluarga.............…....................................2


1 Pembinaan Akidah Akhlak .........................................................2
2 Pembinaan Intelektual...........................................................3
3 Pembinaan Kepribadian dan sosial.........................................3
2.2 Peran dan tugas Keluarga………................................................ 4
2.3 Mendidik anak di era digital....................................................6

BAB III PENUTUP............................................................................................ 8

3.1 Kesimpulan........................................................................................ 8

3.2 Saran.................................................................................................8.

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan anak
Selanjutnya, atau dapat pula dikatakan bahwa keluarga merupakan peletak
Dasar bagi pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan demikian karena
Segala pengetahuan, kecerdasan, intelektual, maupun minat anak diperoleh
Pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya. Oleh
Karena itu orang tua harus menanamkan nilai-nilai yang sangat diperlukan bagi
Perkembangan kepribadian anak-anaknya, sehingga anak akan tumbuh menjadi
Pribadi yang mandiri, tangguh dan memiliki sifat-sifat kepribadian yang baik
Pula, seperti tidak mudah marah, tidak mudah emosional, mampu beradaptasi
Dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan masalah


• Hakikat pendidikan keluarga
• Tugas dan peran keluarga
• Cara mendidik anak di era digital

1.3 Tujuan penulisan


• Tujuan dari makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dasar dasar
pendidikan

• supaya kami bisa memahami pendidikan keluarga


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 HAKIKAT PENDIDIKAN
Pengertian pendidikan keluarga
Pendidikan pada dasarnya sebagai upaya efektif dalam mengembangkan potensi setiap
individu agar berkembang sesuai dengan fitrahnya. Proses ini berlangsung secara kontinu
sejak manusia itu lahir hingga menjelang akhir hayatnya. Proses pelaksanaan pendidikan
yang pertama kalinya berlangsung dalam lingkungan keluarga. Karena secara kodrati,
keluarga merupakan basis penentu dalam pengembangan pendidikan anak pada masa
depan. Keluarga sebagai unit terkecil dari sistem kemasyarakatan, yang terdiri dari ayah, ibu,
anak atau anggota keluarga lainnya senantiasa mengalami interaksi satu sama lainnya.
Pendidikan dalam keluarga adalah sebagai pendidikan pertama dan utama, karena
pendidikan yang berlangsung dalam keluarga merupakan basis pembentukan anak yang
berkualitas dan bermoral, sesuai dengan harapan yang didambakan orang tua. Orang tua
harus dapat meningkatkan kualitas anak dengan menanamkan nilai-nilai yang baik dan
akhlak yang mulia disertai dengan ilmu pengetahuan agar dapat tumbuh manusia yang
mengetahui kewajiban dan hak-haknya. Jadi, tugas orang tua tidak hanya sekadar menjadi
perantara adanya makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga mendidik dan memeliharanya.
Nasikh Ulwan dalam bukunya ”Tarbiyah Al-Aulad Fi-Al Islam,” sebagaimana dikutif oleh Heri
Noer Aly, merincikan bidang-bidang pendidikan anak sebagai berikut:
1. Pendidikan Keimanan, antara lain dapat dilakukan dengan menanamkan tauhid kepada
Allah dan kecintaannya kepada Rasul-Nya.
2. Pendidikan Akhlak, antara lain dapat dilakukan dengan menanamkan dan membiasakan
kepada anak-anak sifat terpuji serta menghindarkannya dari sifat-sifat tercela.
3. Pendidikan Jasmaniah, dilakukan dengan memperhatikan gizi anak dan mengajarkanya
cara-cara hidup sehat.
4.Pendidikan Intelektual, dengan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anak dan memberi
kesempatan untuk menuntut mencapai tujuan pendidikan anak.
Secara garis besar pendidikan dalam keluarga dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1 Pembinaan Akidah dan Akhlak
Al-Ghazali memberikanbeberapa metode dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan
dengancara memberikan hafalan. Sebab kita tahu bahwa proses pemahaman diawali dengan
hafalan terlebih dahulu (al-Fahmu Ba’d al-Hifdzi).Ketika mau menghafalkan dan kemudian
memahaminya, akan tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan dan pada akhirnya
membenarkan apa yang diayakini.
Akhlak adalah implementasi dari iman dalamsegala bentuk perilaku, pendidikan dan
pembinaan akhlak anak.Keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang
tua.Perilaku sopan santun orang tua dalam pergaulan dan hubungan antaraibu, bapak dan
masyarakat. Dalam hal ini Benjamin Spock menyatakanbahwa setiap individu akan selalu
mencari figur yang dapat dijadikanteladan ataupunidola bagi mereka.
2 Pembinaan Intelektual
Pembinaan intelektual dalam keluarga memgangperanan penting dalam upaya
meningkatkan kualitas manusia, baikintelektual, spiritual maupun sosial. Karena manusia
yang berkualitasakan mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah sebagaimana firman-Nya
dalam surat al-Mujadilah ayat 11
Artinya: Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berilmu diantara kalian.
3 Pembinaan Kepribadian dan Sosial
Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses pembentukan
kepribadian ini akan menjadi lebihbaik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta
reproduksinalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatarbelakanginya. Mengingathal ini
sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat menjagaemosional diri dan jiwa
seseorang. Dalam hal yang baik ini adanya kewajiban orang tua untuk menanamkan
pentingnya memberi support kepribadian yang baik bagi anak didik yang relativ masih muda
dan belum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocok dilakukan pada
anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santundalam bersosial dengan sesamanya.
Untuk memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang
tua agar kelak sianak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.
Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi bagi pengembangan kepribadian anak dalam hal
ini orang tua harus berusaha untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sesuai dengan
keadaan anak. Dalam lingkungan keluarga harus diciptakan suasana yang serasi, seimbang,
dan selaras, orang tua harus bersikap demokrasi baik dalam memberikan larangan, dan
berupaya merangsang anak menjadi percaya diri. Pendapat lain tentang peran dan tugas
orang tua adalah sebagai berikut, ”Komunikasi ibu dan ayah dalam keluarga sangat
menentukan pembentukan pribadi anak-anak di dalam dan di luar rumah. Selanjutnya
dikatakan bahwa seorang ayah umumnya berfungsi sebagai dasar hukum bagi putra-
putrinya, sedangkan seorang ibu berfungsi sebagai landasan moral bagi hukum itu sendiri.”
Tugas-tugas serta peran yang harus dilakukan orang tua tidaklah mudah, salah satu tugas
dan peran orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah mendidik anak-anaknya. Sebab
orang tua memberi hidup anak, maka mereka mempunyai kewajiban yang teramat penting
untuk mendidik anak mereka. Jadi, tugas sebagai orang tua tidak hanya sekadar menjadi
perantara makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga memelihara dan mendidiknya, agar
dapat melaksanakan pendidikan terhadap anak-anaknya, maka diperlukan adanya beberapa
pengetahuan tentang pendidikan.
2.2PERAN DAN TUGAS KELUARGA
Setiap orang tua dalam menjalani kehidupan berumah tangga tentunya memiliki tugas dan
peran yang sangat penting, ada pun tugas dan peran orang tua terhadap anaknya dapat
dikemukakan sebagai berikut. (1). Melahirkan, (2). Mengasuh, (3). Membesarkan, (4).
Mengarahkan menuju kepada kedewasaan serta menanamkan norma-norma dan nilai-nilai
yang berlaku. Disamping itu juga harus mampu mengembangkan potensi yang ada pada diri
anak, memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh
tanggung jawab dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai bakat
dan kecenderungan masing-masing adalah karunia yang sangat berharga, yang digambarkan
sebagai perhiasan dunia. Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Alquran surat Al-Kahfi ayat
46.
Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amanah-amanah
yang kekal lagi soleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan.”
Ayat di atas paling tidak mengandung dua pengertian. Pertama, mencintai harta dan anak
merupakan fitrah manusia, karena keduanya adalah perhiasan dunia yang dianugerahkan
Sang Pencipta. Kedua, hanya harta dan anak yang shaleh yang dapat dipetik manfaatnya.
Anak harus di didik menjadi anak yang shaleh yang bermanfaat bagi sesamanya.
Beberapa penelitian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, seperti yang di kemukakan
dalam majalah rumah tangga dan kesehatan bahwa “Orang tua berperan dalam menentukan
hari depan anaknya. Secara fisik supaya anak-anaknya bertumbuh sehat dan berpostur
tubuh yang lebih baik, maka anak-anak harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang.
Secara mental anak-anak bertumbuh cerdas dan cemerlang, maka selain kelengkapan gizi
perlu juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan
secara sosial supaya anak-anak dapat mengembangkan jiwa sosial dan budi pekerti yang baik
mereka harus di beri peluang untuk bergaul mengaktualisasikan diri, memupuk kepercayaan
diri seluas-luasnya.Beberapa hal yang perlu di berikan oleh orang tua terhadap anaknya,
sebagai sebagai berikut :

• Respek dan kebebasan pribadi.


• Jadikan rumah tangga nyaman dan menarik.
• Hargai kemandiriannya.
• Diskusikan tentang berbagai masalah.
• Berikan rasa aman, kasih sayang, dan perhatian.
• Anak-anak lain perlu di mengerti.
• Beri contoh perkawinan yang bahagia.
Dari beberapa poin yang telah dikemukakan para ahli di atas dapat dipahami bahwa banyak
hal yang harus dilakukan oleh orang tua dalam melakukan tugas serta peran mereka sebagai
orang tua, yaitu harus respek terhadap gerak-gerik anaknya serta memberikan kebebasan
pribadi dalam mengembangkan bakat serta menggali potensi yang ia miliki, orang tua dalam
menjalani rumah tangga juga harus dapat menciptakan rumah tangga yang nyaman, sakinah
serta mawaddah sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada anak-anaknya,
orang tua harus memiliki sikap demokratis. Ia tidak boleh memaksakan kehendak sehingga
anak akan menjadi korban, ia harus betul-betul mengerti, memahami, serta memberikan
kasih sayang dan perhatian yang penuh. Orang tua yang tidak memenuhi peran dan tidak
menjalankan tugas tugasnya seperti apa yang di jelaskan di atas, maka anak-anak hidupnya
menjadi terlantar, ia akan mengalami kesulitan dalam menggali potensi dan bakat yang ia
miliki
Conny Semiawan dan kawan-kawan menyatakan bahwa, “Orang tua perlu membina anak
agar mau berprestasi secara optimal, karena kalau tidak berarti suatu penyia-nyiaan
terhadap bakat-bakatnya. Pembinaan dilakukan dengan mendorong anak untuk mencapai
prestasi yang sesuai dengan kemampuannya. Ada pula orang tua, karena tingkat pendidikan
mereka sendiri terbatas, karena acuh tak acuh atau karena kurang memperhatikan anak,
pendidikan anak, tidak peka dalam pengamatan ciri-ciri kemampuan anaknya”.
Seorang anak sangat memerlukan bimbingan kedua orang tuanya dalam mengembangkan
bakat serta menggali potensi yang ada pada diri anak tersebut. Dalam rangka menggali
potensi dan mengembangkan bakat dalam diri anak maka seorang anak memerlukan
pendidikan sejak dini
Conny Semiawan dan kawan-kawan menyatakan, “Orang tua perlu menciptakan lingkungan
rumah atau keluarga yang serasi, selaras, dan seimbang dengan kehadiran anak-anak
berbakat. Disamping itu perlu menyiapkan sarana lingkungan fisik yang memungkinkan anak
mengembangkan bakatnya. Perlu sikap demokrasi juga dalam memberikan banyak larangan,
dirangsang untuk menjadi mandiri dan percaya diri.”
Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi bagi pengembangan kepribadian anak dalam hal
ini orang tua harus berusaha untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sesuai dengan
keadaan anak. Dalam lingkungan keluarga harus diciptakan suasana yang serasi, seimbang,
dan selaras, orang tua harus bersikap demokrasi baik dalam memberikan larangan, dan
berupaya merangsang anak menjadi percaya diri. Pendapat lain tentang peran dan tugas
orang tua adalah sebagai berikut, ”Komunikasi ibu dan ayah dalam keluarga sangat
menentukan pembentukan pribadi anak-anak di dalam dan di luar rumah. Selanjutnya
dikatakan bahwa seorang ayah umumnya berfungsi sebagai dasar hukum bagi putra-
putrinya, sedangkan seorang ibu berfungsi sebagai landasan moral bagi hukum itu sendiri.”
Tugas-tugas serta peran yang harus dilakukan orang tua tidaklah mudah, salah satu tugas
dan peran orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah mendidik anak-anaknya. Sebab
orang tua memberi hidup anak, maka mereka mempunyai kewajiban yang teramat penting
untuk mendidik anak mereka. Jadi, tugas sebagai orang tua tidak hanya sekadar menjadi
perantara makhluk baru dengan kelahiran, tetapi juga memelihara dan mendidiknya, agar
dapat melaksanakan pendidikan terhadap anak-anaknya, maka diperlukan adanya beberapa
pengetahuan tentang pendidikan.
Sebagai penanggung jawab pendidikan dalam kelurga yang pertama dan utama adalah orang
tua. Adapun fungsi keluarga Adapun fungsi keluarga secara ilmu menurut ST. Vembrianto
sebagaimana dikutip oleh M. Alisuf Sabri ialah sebagai berikut :

1. Fungsi Biologis: keluaraga merupakan tempat lahirnya anak-anak secara biologis anak
berasal dari orang tuanya.
2. Fungsi Afeksi: kerluarga merupakan tempat terjadinya hubungan sosial yang penuh
dengan kemesraan dan afeksi (penuh kasih sayang dan rasa aman).

3. Fungsi Sosial: fungsi keluaraga dalam membentuk kepribadian anak melalui interaksi
sosial dalam keluarga anak, mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita
dan nilai-nilai dalam keluarga anak, masyarakat, dan rangka pengembangan
kepribadiannnya.
4. Fungsi Pendidikan: keluarga sejak dulu merupakan institusi pendidikan dalam keluarga
dan merupakan satu-satunya institusi untuk mempersiapkan anak agar dapat hidup secara
sosial dimasyarakat, sekarang pun keluarga dikenal sebagai lingkungan pendidikan yang
pertama dan utama dalam mengembangkan dasar kepribadian anak.
5. Fungsi Rekreasi: kelurga merupakan tempat/medan rekreasi bagi anggotanya untuk
memperoleh afeksi, ketenangan, dan kegembiraan.
6. Fungsi Keagamaan: merupakan pusat pendidikan upacara dan ibadah agama, fungsi ini
penting artinya bagi penanaman jiwa agama pada si anak.
7. Fungsi Perlindungan: keluarga berfungsi memelihara, merawat dan melindungi anak baik
fisik maupun sosialnya.
Di samping itu, tugas orang tua adalah menolong anak-anaknya, menemukan, membuka,
dan menumbuhkan kesedian-kesedian bakat, minat dan kemampuan akalnya dan
memperoleh kebiasaan-kebiasaan dan sikap intelektual yang sehat dan melatih indera.
Adapun cara lain mendidik anak dijelaskan dalam Alquran QS Luqman : 17
Artinya: ”(Lukman berkata) : Wahai anakku, dirikanlah shalat dan surhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbutan yang munkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuak hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah)”.

2.3 Mendidik anak di era digital


Mendidik anak di zaman millenial perlu usaha ekstra jika dibandingkan dengan

Zaman puluhan tahun yang lalu. Perkembangan dunia digital tidak hanya memberi

Kemudahan, namun juga dapat membuat jurang pemisah antara orangtua dan anak. Cara

Mendidik anak di era digital agar hubungan antara orangtua dan anak tetap terjaga,

Diantaranya adalah:
a. Tanggung jawab secara penuh

Di era digital seperti sekarang ini, orang tua harus memiliki pandangan yang

Sama, yaitu sama-sama bertanggungjawab atas jiwa, tubuh, pikiran, keimanan,

Kesejahteraan anak secara utuh.

b. Kedekatan emosional

Perlu adanya kedekatan antara ayah dan anak, juga ibu dan anak. Kedekatan ini

Bukan hanya berarti melekat dari kulit ke kulit, melainkan jiwa ke jiwa, sehingga ada

Kedekatan secara emosional.

c. Tujuan pendidikan yang jelas

Orangtua mulai merumuskan tujuan pendidikan sejak anak dilahirkan. Orang tua

Perlu membuat kesepakatan bersama, prioritas apa saja yang diberikan kepada anak dan

Bagaimana cara pendekatannya.

d. Berbicara secara baik-baik

Orangtua harus belajar berbicara secara baik-baik dengan anak. Tidak boleh

Membohongi, lupa membahas keunikan anak, dan juga perlu membaca bahasa tubuh,

Serta mau mendengarkan perasaan anak.

e. Mengajarkan agama

Menjadi kewajiban orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya tentang agama.

Pendidikan tentang agama perlu ditanamkan sedini mungkin. Dalam hal ini,

Mengajarkan agama tidak hanya sebatas bisa membaca Al-Qur’an, bisa berpuasa atau

Sekedar pergi ke masjid. Orang tua perlu menanamkan secara emosional agar anak

Mencintai aktivitas tersebut.

f. Persiapkan anak masuk masa pubertas

Mayoritas orangtua merasa malu membicarakan masalah seks dengan anak dan

Terkadang cenderung menghindarinya, padahal pembicaraan itu justru perlu dimulai

Sejak dini dengan bahasa yang mengikuti perkembangan usianya.

g. Persiapkan anak masuk era digital

Mengajarkan anak bahwa penggunaan gadget ada waktunya dan memiliki

Batasannya. Akses internet pun perlu dibatasi untuk mencegah anak untuk dapat melihat

Situs yang tidak diinginkan. Maka orang tua harus mengedepankan komunikasi dengan

Anak sebagai pengganti gadget.


BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan lingkungan yang paling awal ditemui oleh seorang anak
Remaja, sebelum remaja memasuki lingkungan sekolah dan masyarakat. Di dalam
Lingkungan keluarga pula pertama kali terjadinya interaksi dan sosialisasi dengan
Orang tua dan anggota keluarga.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja, orang tua sangat menentukan
Dalam pembentukan akhlak remaja. Baik buruk akhlak remaja salah satunya
Disebabkan oleh kepemimpinan keluarga dalam membina dan mendidik di rumah
Sehingga terbentuknya akhlak yang diharapkan, baik di sekolah maupun di
Masyarakat nantinya.

3.2 Saran
Bagi para pembaca makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih
banyak ilmu-ilmu yang didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari
sumber lain untuk lebih memperdalam materi mengenai Dasar Dasar Pendidikan
Sebuah ilmu di dunia tidak ada yang tidak mungkin. Untuk mempertahankan
sebuah pendapat kita dalam ilmu kependidikan tidak bisa hanya dengan
duduk diam saja,tetapi buktikan ilmu tersebut. Suatu konsep ilmu kependidikan bisa saja
berubah ketika ada konsep baru dengan dasar bahwa konsep yang telah
ditemukan sebelumnya harus tetap berlaku

Anda mungkin juga menyukai