Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LANDASAN PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

Mata Kuliah : Landasan Pendidikan


Dosen Pengampu : Dr. Suteja, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 8

1. Amelinda Cantika ( 0501231005 )


2. Romsany Qoly ( 0501231011 )
3. Umi Hani ( 0501231015 )
4. Siti Alisa ( 0501231140 )
5. Cipta Nirwana

PROGRAM STUDI PGSD SEMESTER 1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA CIREBON

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya yang telah
diberikan kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dr. H. Suteja, M.Pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah Landasan Pendidikan yang telah memberikan tugas makalah ini. Dengan
adanya tugas ini, ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui penelitian dalam makalah ini.

Makalah dengan judul “Landasan Pendidikan dalam Keluarga” disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Landasan Pendidikan. Selain itu makalah yang kami susun ini bertujuan untuk menambah
wawasan bagi kami penulis dan juga bagi para pembaca.

Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap dapat memberikan manfaat bagi
orang lain. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Oleh karena itu saran dan kritik kami nantikan demi
kesempurnaan makalah yang kami buat.

Cirebon, 17 Desember 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI ……………………………............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………….. 1

A. LATAR BELAKANG ……………………..……………………...................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………………………... 2

C. TUJUAN PENULISAN ……………………………………...………………….............................. 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………………...... 3

A. LANDASAN PENDIDIKAN DALAM KELUARGA ………….…………………………………. 3

B. TANGGUNG JAWAB KELUARGA DALAM PENDIDIKAN .…….............................................. 3

C. FUNGSI KELUARGA ....................................................................................................................... 5

D. PERANAN ANGGOTA KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK ………………………… 6

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………... 8

A. KESIMPULAN …………………………………………….............................................................. 8

B. SARAN …………………………………………………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………..…………………………………………… 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan keluarga merupakan salah satu bentuk pendidikan di luar sekolah yang sangat
besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Dampak pendidikan keluarga yang
berkualitas tinggi sangat besar karena meningkatkan rasa ingin tahu anak dan merangsang
semangat belajar. Akibatnya, hal ini berdampak positif pada prestasi akademik dan kesejahteraan
emosional mereka. Sebaliknya, ketika pendidikan keluarga tidak mencukupi, maka semangat anak
terhadap ilmu pengetahuan pun memudar, begitu pula kesiapannya untuk belajar. Hal ini diketahui
berdampak buruk pada prestasi akademis mereka. Dalam ranah sistem sosial, lembaga pendidikan
secara alamiah bersifat reseptif terhadap rangsangan lingkungannya. Mereka menyerap informasi
dan menghasilkan tanggapan unik mereka sendiri. Faktor eksternal yang mempengaruhi lembaga-
lembaga tersebut memainkan peran penting dalam keberhasilan dan kemampuan mereka untuk
mencapai tujuan mereka. Orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya, mengapa? Sebab,
orang tua adalah orang pertama yang mengajarkan anaknya bahasa dan interaksi sosial dengan
lingkungan sekitar. Pada masa kanak-kanak, anak hanya berinteraksi dengan anggota keluarga,
inilah saat yang paling tepat bagi orang tua untuk membentuk kepribadian anaknya. Seperti kita
ketahui bahwa keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama yang harus anak dapatkan. Orang
tua sebagai lingkungan pertama dan utama dimana anak berinteraksi sebagailembaga pendidikan
yang tertua, artinya disinilah dimulai suatu proses pendidikan. Sehingga orang tua berperan
sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling
utama, karena sebagian besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga, ketika seorang anak
senang maupun sedih tentunya akan kembali kepada lingkungan keluarganya, sehingga pendidikan
yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga.

Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan satu kesatuan hidup (sistemnasional), dan
keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial),
keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan
sifat persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik,
serta pengakuan akan kewibawaan. Begitu besarnya pengaruh peranan keluarga sebagai
lingkungan pendidikan anak yang paling utama dalam pendidikan untuk memajukan pendidikan,
terlebih lagi apabila terjalinnya komunikasi yang baik antara lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat untuk membentuk anak didik yang berpendidikan baik dari sikap, perilaku, dan
agamanya. Ketiga hubungan ini menjadikannya sebagai sumber pelajaran yang baik bagi
perkembangan pendidikan yang terus berkembang.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan pendidikan dalam keluarga?
2) Apa saja tanggung jawab keluarga dalam pendidikan?
3) Apa saja fungsi keluarga dalam pendidikan?
4) Apa saja peranan anggota keluarga dalam pendidikan anak?

C. TUJUAN PENULISAN
1) Mengetahui pengertian dari pendidikan dalam keluarga.
2) Mengetahui apa saja tanggung jawab keluarga dalam pendidikan.
3) Mengetahui apa saja fungsi keluarga dalam pendidikan.
4) Mengetahui peranan anggota keluarga dalam pendidikan anak.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. LANDASAN PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Karena pada umumnya setiap anak dilahirkan dan kemudian dibesarkan pada awal pertama dalam
lingkungan keluarga. Keluarga disebut sebagai pendidikan pertama karena keluarga merupakan
orang pertama yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental
maupun fisik anak dalam kehidupannya. Juga di katakan sebagai lingkungan yang utama, karena
sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling
banyak di terima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga adalah pendidikan
akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua
orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang
pertama dan utama bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah
orang tua. Oleh karena itu, orang tua wajib memberikan pendidikan pada anaknya dan yang paling
utama dimana hubungan orang tua dengan anaknya bersifat alami dan kodrati.

B. TANGGUNG JAWAB KELUARGA DALAM PENDIDIKAN

Tanggung Jawab Orang Tua. Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dalam hal
pengasuhan, pemeliharaan dan pendidikan anak, ajaran Islam menggariskannya sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab Pendidikan dan Pembinaan Akidah


Maksud tanggung jawab ini adalah mengikat anak dengan dasar-dasar keimanan dan
keislaman sejak anak mulai mengerti dan dapat memahami sesuatu. Al-Ghazali
mengemukakan, langkah pertama yang bisa diberikan kepada anak dalam menanamkan
keimanan adalah dengan memberikan hafalan. Sebab proses pemahaman harus diawali
dengan hafalan terlebih dahulu. Ketika menghafal akan sesuatu kemudian memahaminya,
akan tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan dan akhirnya anak akan membenarkan apa yang
telah dia yakini sebelumnya. Inilah proses pembenaran dalam keimanan yang dialami anak
pada umumnya. Pertumbuhan kecerdasan anak sampai umur 6 tahun masih terkait kepada
alat indranya, maka dapat dikatakan bahwa anak pada umur (0-6 tahun) ini berpikir indrawi.
Artinya, anak belum mampu memahami hal yang maknawi (abstrak). Oleh karena itu,
pendidikan, pembinaan keimanan, dan ketakwaan anak belum dapat menggunakan kata-kata
(verbal). Akan tetapi, diperlukan contoh, teladan, pembiasaan, dan latihan yang terlaksana di
dalam keluarga sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang terjadi secara
alamiah.

3
2. Tanggung Jawab Pendidikan dan Pembinaan Akhlak
Tanggung jawab ini maksudnya adalah pendidikan dan pembinaan mengenai dasar-
dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki anak sejak anak masih kecil,
hingga ia dewasa atau mukallaf. Dalam salah satu Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas,
Rasulullah saw. berkata, "Dekatilah anak-anakmu dan didiklah serta binalah akhlak-
akhlaknya." Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku. Pendidikan
dan pembinaan akhlak anak dalam keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari
orang tua. Betapa besar pengaruh contoh dan perilaku orang tua pada anak. Terlebih bagi anak
usia 3-5 tahun. Perkataan, cara bicara, dan perilaku lain, juga cara mengungkapkan marah,
gembira, sedih dan lain sebagainya, dipelajari pula dari orang tuanya. Maka dari itu, akhlak,
sopan santun dan cara menghadapi orang tuanya, banyak bergantung kepada sikap orang tua
terhadap anak.

3. Tanggung Jawab Pemeliharaan Kesehatan Anak


Maksud dari tanggung jawab ini adalah berkaitan dengan pengembangan, pembinaan
fisik anak agar anak menjadi anak yang sehat, cerdas, tangguh dan pemberani. Oleh karena
itu, orang tua berkewajiban untuk memberi makan dengan makanan yang halal dan baik
(halalan thayyiba), menjaga kesehatan fisik, membiasakan anak makan dan minum dengan
makanan dan minuman yang dibolehkan dan bergizi.

4. Tanggung Jawab Pendidikan dan Pembinaan Intelektual


Tanggung jawab ini maksudnya adalah pembentukan dan pembinaan berpikir anak
dengan segala sesuatu yang bermanfaat serta kesadaran berpikir dan berbudaya. Tanggung
jawab intelektual ini berpusat pada tiga hal, yaitu: kewajiban mengajar, penyadaran berpikir
dan kesehatan berpikir.

5. Tanggung Jawab Kepribadian dan Sosial Anak


Tanggung jawab ini maksudnya adalah kewajiban orang tua untuk menanamkan anak
sejak kecil agar terbiasa menjalankan adab sosial dan pergaulan sesamanya. Pembentukan
kepribadian terjadi dalam masa yang panjang, sejak dalam kandungan sampai umur 21 tahun.
Pembentukan kepribadian berkaitan erat dengan pembinaan iman dan akhlak. Secara umum
pakar kejiwaan berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu mekanisme yang
mengendalikan dan mengarahkan sikap dan perilaku seseorang.

4
C. FUNGSI KELUARGA

Keluarga berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat hidup sesuai
dengan tuntutan nilai-nilai religius, pribadi, dan lingkungan. M.I Soelaeman (Sadulloh, 2007:175)
mengemukakan beberapa fungsi keluarga sebagai berikut:

1. Fungsi Edukasi
Fungsi ini mempunyai hubungan yang erat dengan masalah tanggung jawab orang tua sebagai
pendidik pertama dan utama dari anak-anaknya. Fungsi pendidikan ini mengharuskan setiap
orang tua untuk mengkondisikan kehidupan keluarga menjadi situasi pendidikan, sehingga
terdapat proses saling belajar di antara anggota keluarga. Dalam situasi ini, orang tua menjadi
pemegang peran utama dalam proses pembelajaran anak-anaknya, terutama dikala mereka
belum dewasa. Kegiatannya antara lain melalui asuhan, bimbingan, contoh dan teladan.
Tujuan kegiatan ini ialah untuk membantu perkembangan kepribadian anak yang mencakup
ranah afeksi, kognisi dan skill.

2. Fungsi Sosialisasi Anak


Fungsi ini menunjukkan bahwa keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan membimbing
anak agar dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat) yang lebih luas, sehingga
kehadirannya dapat diterima bahkan mungkin dinantikan oleh masyarakat luas, karena banyak
memiliki manfaat bagi orang lain yang ada di lingkungan masyarakatnya.

3. Fungsi Proteksi
Fungsi proteksi (perlindungan) dalam keluarga ialah untuk menjaga dan memelihara anak
serta anggota keluarga lainnya dari tindakan negatif yang mungkin timbul, baik dari dalam
maupun luar kehidupan keluarga. Fungsi ini pun, untuk menangkal pengaruh kehidupan yang
sesat pada saat sekarang dan pada masa yang akan datang.

4. Fungsi Kasih Sayang


Fungsi ini mengarahkan untuk mendorong keluarga sebagai sarana untuk menumbuhkan dan
membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya. Tanpa adanya cinta dan kasih sayang, maka fungsi keluarga akan berubah
menjadi realisasi pertemuan antara pria dan wanita semata-mata, seperti halnya pertemuan
antara dua jenis binatang hanya untuk memenuhi kebutuhan seksual.

5. Fungsi Religius
Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai sarana pembangunan insan-insan
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berakhlak dan berbudi
pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya. Orang tua berperan sebagai penyampai,
penyeleksi dan penafsir norma-norma dalam kehidupan sehari-hari.

5
6. Fungsi Ekonomi
Fungsi ini diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai sarana pemenuhan kebutuhan
ekonomi, fisik, dan materil yang sekaligus mendidik keluarga hidup efisien, ekonomis dan
rasional. Pelaksanaan fungsi ekonomi oleh seluruh anggota keluarga mempunyai kemungkinan
menambah saling pengertian, solidaritas, dan tanggung jawab bersama dalam keluarga, serta
dengan segala akibatnya.

7. Fungsi Rekreasi
Fungsi ini mengarahkan keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan,
cerah, ceria, hangat dan penuh semangat. Sehingga dapat terjamin keseimbangan kepribadian
anggota keluarga dan menimbulkan rasa sayang kepada keluarga.

8. Fungsi Biologis
Fungsi ini memberi kesempatan hidup pada setiap anggotanya. Keluarga disini menjadi tempat
untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan dengan syarat-
syarat tertentu, sehingga keluarga memungkinkan dapat hidup di dalamnya, sekurang-
kurangnya dapat mempertahankan hidup. Sisi lain dari fungsi ini adalah untuk mendorong
keluarga sebagai sarana menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua anggota
keluarganya.

D. PERANAN ANGGOTA KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK

Tiap anggota dalam suatu keluarga memiliki peranan tersendiri dalam pendidikan anak di
dalam lingkungan keluarga, yaitu sebagai berikut:

1.) Peranan Ibu


Ibu dalam keluarga merupakan orang yang pertama kali berinteraksi dengan anaknya,
dari ibunya anak mengenal keamanan lahir batin. Ibu mengenalkan kepada anak dunia
yang sangat membahagiakan, yaitu dunia kasih sayang yang amat tulus, dunia aman serta
damai. Dari seorang ibu diharapkan ia menghadapi anaknya dengan penuh kasih sayang,
sehingga dikatakan bahwa Menurut Ngalim Purwanto (Sadulloh, 2007:183) sesuai dengan
fungsi serta tanggung jawabnya bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya,
yaitu:
1) Sumber dan pember kasih sayang,
2) Pengasuh dan pemelihara,
3) Tempat mencurahkan isi hati,
4) Pengatur dalam kehidupan berumah tangga,
5) Pembimbing hubungan pribadi,
6) pendidik dalam segi-segi emosional.

2.) Peranan Ayah


Ayah sering tampil sebagai tampuk pimpinan dalam keluarga, sehingga sehubungan
dengan anak dikatakan ayah dan ibu diharapkan saling mengimabangi dan melengkapi,

6
sehingga keduanya tampil sebagai penjelas nilai-nilai yang dianut keluarga yang
bersangkutan. (WainiRasyidin dan M.I Soelaeman dalam Depdikbud,1985). Menurut
Ngalim Purwanto (Sadulloh, 2007:184) peranan ayah yaitu:
1) Sumber kekuasaan dalam keluarga,
2) Penghubung intern antara keluarga denganmasyarakat atau dunia luar,
3) Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga,
4) Pelindung terhadap ancaman dari luar,
5) Hakim atau yang mengadili ika terjadi perselisihan, dan
6) Pendidik dalam segi-segi rasional.

3.) Peranan Nenek dan Kakek


Selain oleh ibu dan ayahnya, banyak pula anak-anak yang menerima pendidikan dari
nenek kakeknya. Umumnya nenek dan kakek itu merupakan sumber kasih sayang yang
mencurahkan kasih sayang yang berlebihan terhadap cucunya, tetapi biasanya mereka
tidak mengharapkan sesuatu dari cucunya itu. Tidak jarang dalam satu keluarga yang
tinggal bersama nenek kakeknya mengalami suatu perselisihan antara orang tua dengan
neneknya tersebut dalam hal menentukan dalam cara mendidik anak atau cucunya
tersebut. Memang ada kecenderungan bahwa pihak nenek merasa terpanggil untuk ikut
campur dalam merawat dan membesarkan cucunya sesuai dengan pola dan
pengalamannya, sertatingkat keikut campurannya itu bermacam-macam dari yang
sekedarnya sampai dengan sebagai penentu segala-galanya yang berhubungan dengan
cucunya.

4.) Peranan Anggota Keluarga yang Lain


Dalam kehidupan keluarga yang besar (extended family) biasanya bukan orang tuanya
saja yang berperan dalam memberikan pendidikan terhadap anaknya, tetapi anggota
keluarga yang lain pun turut berperan. Misalnya seorang bibi (tante) yang diberi tugas
untuk mendidik keponakannya dikala orangtua anak tersebutsedang sibuk bekerja. Oleh
karena itu, masing-masing anggota keluarga hendaknya berupaya melaksanakan
peranannya dalam mempersiapkan anak agar menjadi manusia yang berguna baik bagi
pribadinya, keluarganya, masyarakat dan bahkan bagi bangsa dan umat manusia serta
sebagai makhluk Tuhan Yanga Maha Esa.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Keluarga
disebut sebagai pendidikan pertama karena keluarga merupakan orang pertama yang memberikan
sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam
kehidupannya. Juga dikatakan sebagai lingkungan yang utama karena sebagian besar dari
kehidupan anak adalah dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh
anak adalah dalam keluarga.

Orang tua memiliki tanggung jawab pada anaknya dalam hal pengasuhan, pemeliharaan dan
pendidikan anak seperti tanggung jawab pada pendidikan dan pembinaan akidah akhlak, tanggung
jawab pemeliharaan kesehatan, tanggung jawab pendidikan dan pembinaan intelektual, dan
tanggung jawab kepribadian dan sosial anak. Keluarga juga memiliki beberapa fungsi agar tiap
anggota keluarga dapat hidup sesuai dengan tuntutan nilai religius, pribadi dan lingkungan yaitu
seperti: fungsi edukasi, fungsi sosialisasi anak, fungsi proteksi, fungsi kasih sayang, fungsi religius,
fungsi ekonomi, fungsi rekreasi dan fungsi biologis. Setiap anggota dalam keluarga memiliki
perannya masing-masing dalam pendidikan seorang anak, yaitu:

1. Peran ibu adalah sebagai sumber dan pemberi kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat
mencurahkan isi hati, dan pendidik dalam segi-segi emosional.

2. Peran ayah adalah sebagai sumber kekuasaan dalam keluarga, penghubung intern antara
keluarga dengan masyarakat atau dunia luar, pemberi rasa aman dalam keluarga, dan pendidik
dalam segi-segi rasional.

3. Peran nenek dan kakek merupakan sumber kasih sayang yang mencurahkan kasih sayang nya
secara berlebih terhadap cucunya atau memanjakan cucunya.

4. Peran keluarga lain seperti bibi adalah sebagai peran pengganti dalam mendidik anak ketika
orang tua nya sedang sibuk bekerja.

8
B. SARAN

1. Mengingat pentingnya pendidikan dalam keluarga karena merupakan pendidikan yang


pertama dan utama, maka seharusnya para orang tua lebih memperhatikan segala
kebutuhan dan aktifitas anak-anaknya.

2. Peningkatan kemampuan dan pengetahuan orang tua dalam mendidik anaknya sejak
dini,sehingga dapat meningkatkan kemampuan relasi sosial anak, tersebut ketika remaja
melalui bimbingan dan penyuluhan.

3. Peningkatan peran pendidikan serta pengawasan orang tua dalam keluarga sehingga
terbentuknya anak yang berkarakter dan berkepribadian yang baik, mampu berkembang
secara maksimal dengan harapan anak tidak mengalami lepas kontrol atau kendali ketika
berhadapan dengan kondisi atau tekanan yang kurang baik.

4. Orang tua harus mempertahankan atau membuat keharmonisan dalam keluarganya


karena ketidakharmonisan bisa membuat relasi sosial remaja menjadi kurang baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Vio Viona98. 2020. Makalah pendidikan keluarga kelompok 7. Diakses: 23 November 2023 dari
https://id.scribd.com/document/452991665/makalah-pendidikan-keluarga-kelompok-7-docx

BOB. Peran keluarga dalam pendidikan. Diakses: 24 November 2023 dari


https://id.scribd.com/document/545501366/peran-keluarga-dalam-pendidikan

10

Anda mungkin juga menyukai