Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN TUTORIAL II

BLOK 2 │STRUKTUR TUBUH MANUSIA

Skenario 2

Tutor : drg. Amandia Dewi Permana Shita, M. Biomed

Kelompok F :

1. Ketua : Aura Sekar Asmarani S. (201610101051)


2. Scriber : Ilham Firdaus Kurniawan (201610101058)
3. Anggota : Zahradena Shafira Putri T. (201610101052)
Evelyn Naftalie Sitakar (201610101053)
Shabrina Tuhva Chaliqi (201610101054)
Rona Nahda Nazifa (201610101055)
Hilma Andriani (201610101056)
Raras Kurniasih (201610101057)
Lintang Kawuryan (201610101059)
Titian Apta Ilona (201610101060)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Struktur Sel”. Dalam
penulisan laporan ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. drg. Amandia Dewi Permana Shita, M. Biomed selaku dosen tutor kelas
F
2. Semua anggota pada kelas tutorial F yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan laporan ini

Kami sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita.

Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam pembuatan laporan ini terdapat
banyak kesalahan.

Jember, 1 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KataPengantar…………………………………………………………………...…i
Daftar Isi….…………………………………………………………………….…ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....1
1.1 Latar Belakang Permasalahan..…………………………………………....1
1.2 Skenario……………………………………………………………………2
1.3 Identifikasi Istilah Sulit…………………………………………………….2
1.4 Klarifikasi Istilah Sulit……………………………………………………..3
1.5 Permasalahan yang Muncul………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN PERMASALAHAN………………………………...…6
BAB III TUJUAN PEMBELAJARAN DAN MAPPING…………………….…11
3.1 Penentuan Tujuan Pembelajaran…………………………………………11
3.2 Mapping………………………………………………………………….11
BAB IV PEMBAHASAN TUJUAN PEMBELAJARAN……………………….12
BAB V KESIMPULAN……………………………………………………….…50
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………51

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Biologi sel adalah salah satu dari cabang ilmu Biologi yang mempelajari
tentang sel merupakan kumpulan materi paling sederhana dan sebagai dasar
kehidupan dan bagaimana struktur dan fungsi sel bekerja dalam kehidupan. Sel
berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh
Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat
ruanganruangan kecil yang meyusun gabus tersebut). Dalam biologi, sel
merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan
unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan
berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal,
atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amuba. Makhluk hidup
lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme
multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya
masing-masing. Orang yang pertama kali menyebutkan istilah sel, yaitu
Cellulae adalah Robert Hooke (1635-1703). Ia yang mengamati sayatan gabus
tutup botol (quercus suber), merupakan sel mati yang tidak memiliki isi sel.
Beberapa ilmuwan pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah berspekulasi atau
mengamati bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel, namun hal tersebut
masih diperdebatkan pada saat itu. Pada tahun 1838, ahli botani Jerman
Matthias Jakob Schleiden menyatakan bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel
dan bahwa semua aspek fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya merupakan
manifestasi aktivitas sel. Ia juga menyatakan pentingnya nukleus (yang
ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam fungsi dan pembentukan sel,
namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus. Pada tahun 1839,
Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi dengan Schleiden menyadari bahwa
ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden mengamatinya
pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga tersusun

1
atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh
semua organisme adalah pembentukan sel yang kemudian memerinci teori sel
sebagaimana yang dikenal dalam bentuk modern ialah Rudolf Virchow, seorang
ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya, ia sependapat dengan Schleiden
mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan mikroskopis atas berbagai
proses patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama dengan yang telah
disimpulkan oleh Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel darah merah
dan embrio, yaitu bahwa sel berasal dari sel lain melalui pembelahan sel. Pada
tahun 1855, Virchow menerbitkan makalahnya yang memuat motonya yang
terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal dari sel).

1.2 Skenario

SKENARIO 2: STRUKTUR SEL

drg. Muhammad Nurul Amin., M.Kes


Drg. Dessy Rachmawati, M.Kes, Ph.D
Drg. Amandia Dewi Permana Shita, M.Biomed

Sekelompok mahasiswa FKG semester I berdiskusi tentang perubahan-


perubahan yang terjadi pada waktu sel melakukan aktivitasnya. Diskusi berjalan
hangat dikarenakan masing-masing mahasiswa mempunyai pandangan yang
berbeda tentang sel, dimulai dengan perbedaan tentang jenis atau macam sel,
apakah prokariotik/eukariotik, hewan/tumbuhannya, kemudian bagian/organela
yang masing-masing sel berbeda, bahkan diskusi tersebut tidak hanya berbicara
pada tingkat seluler, tetapi juga sudah mengarah ke ultrastruktur sel.

1.3 Identifikasi Istilah Sulit

1. Prokariotik
2. Eukariotik
3. Organela
4. Ultrastruktur sel

2
5. Sel
6. Seluler

1.4 Klarifikasi Istilah Sulit


1. Prokariotik
➢ tidak memiliki membran inti.
➢ mempunyai endomembran,membran nukleus,mitokondria,badan golgi,
dan RE.
➢ sel yg tidak memiliki membrane inti. DNA-nya terletak di bagian yg
tidak diselubungi membrane yg disebut nukleoid. Kromosomnya tdk
punya membran di nukleusnya sehingga tersebar di sitoplasma.
Permukaan luarnya terdapat struktur flagella. Yg lebih pendek dan lebih
kaku disebut fili. Untuk melindungi paling luar ada dinding sel. Bagian
dalam, selain ada DNA yg bentuk sirkuler/lingkaran juga ada ekstra
kromosomal/lebih kecil DNA yg disebut dg plasmid (dapat bereplikasi
sendiri dan mengandung banyak gen) terpisah dari kromosom bakteri.
Contohnya adalah bakteri dan archaebacteri. Bakteri umumnya
memiliki 1 kromosom berupa DNA sirkuler/lingkaran. Plasmid diambil
dri tubuh bakteri, dipotong sedikit menggunakan enzim restriksi
kemudian disisipkan dg fragmen DNA asing. Karen dapat bereplikasi
sendiri, yg sudah disisipkan fragmen DNA tadi ditanamkan lagi ke
kumpulan sel bakteri yg tdk pny plasmid. Bakteri memiliki
50S+30S(70S) ribosom. Sintesis RNA dan protein hanya di sitoplasma.
2. Eukariotik
➢ memiliki membran inti.
➢ mempunyai endomembran,membran nukleus,mitokondria,badan golgi,
dan RE.
➢ berarti “nukleus sejati” (dari bhs Yunani eu, sejati, karion inti).
Eukariotik adalah sel yg memiliki membrane inti. Memiliki diameter
10-100 mikrometer. DNA-nya berada di nucleus yg diikat oleh
membran ganda. Itu yg membedakan letak DNA pd eukariotik dan

3
prokariotik. DNA pada eukariotik diikat oleh protein bernama histon
agar strukturnya tidak meregang menjadi panjang. Histon berperan
dalam regulasi gen untuk ekspresi gen. DNA-nya terdapat di
mitokondria pada hewan dan terletak di kloroplas pada tumbuhan.
Contohnya protista, jamur, hewan, dan tumbuhan. Sintesis RNA di
nukleus dan sintesis DNA di sitoplasma.
3. Organela
➢ Struktur khusus yang memiliki fungsi tertentu untuk menopang
kehidupan sel yang terdapat dalam sitoplasma.
➢ komponen penyusun sel yang hidup dan melakukan fungsi tertentu.
➢ Organel adalah komponen yang menyusun sel atau struktur kecil yang
melakukan fungsi yang sangat spesifik dalam sel.
➢ bagian isi sel di dalam sitoplasma.
4. Ultrastruktur sel
➢ sel Struktur sel yang tampak dengan menggunakan mikroskop elektron.
5. Sel
➢ unit terkecil yang menunjukkan sifat yang dihubungkan dan juga
merupakan unit terkecil yang paling sederhana.
➢ bagian atau bentuk terkecil dari organisme, terdiri atas satu atau lebih
inti, protoplasma, dan zat-zat mati yang dikelilingi oleh selaput sel.
➢ ruang kosong yang bersifat fundamental bagi sistem kehidupan biologi
yang berfungsi sebagai informasi keturunan atau hereditas dan
mengandung DNA yang diturunkan ke sel anaknya melalui proses
pembelahan sel.
6. Seluler
➢ organisme tingkat seluler ditunjukkan oleh hewan atau tumbuhan
uniseluler (organisme bersel satu).
➢ struktur kompleks penyusun tubuh manusia

4
1.5 Permasalahan yang Muncul
1. Apa saja sel penyusun tubuh manusia dan bentuknya?
2. Apa perubahan yang terjadi dalam sel saat sel beraktivitas?
3. Apa saja perbedaan sel eukariotik dan prokariotik?
4. Jelaskan perbedaan antara sel hewan dan tumbuhan.
5. Apa perbedaan dari tingkat seluler dan ultrastruktur sel?
6. Apa yang dimaksud dengan sel prokariotik dan eukariotik?

5
BAB II

PEMBAHASAN PERMASALAHAN

1. Apa saja sel penyusun tubuh manusia dan bentuknya?


Sel tubuh manusia dan bentuknya:
1. Sel Darah
➢ eritrosit, leukosit & platelet
➢ terdiri dari 3 jenis yaitu eritrosit, leukosit, trombosit. Jumlah eritrosit
yaitu sekitar 4,5 juta sel/mm kubik, jumlah leukosit kurang lebih 6000-
9000 sel/mm kubik dam trombosit sekitar 140.000-400.000 sel/mm
kubik. Struktur eritrosit tidak memiliki nukleus dan berbentuk cakram
bikonkaf. Pada leukosit, strukturnya memiliki satu nukleus dan
berbentuk tidak tetap. Pada trombosit, strukturnya berbentuk tidak
beraturan, tidak berwarna, tidak memiliki nukleus, mudah pecah. Umur
eritrosit kurang lebih 120 hari, leukosit 12-13 hari, trombosit 8-10 hari.
2. Sel Tulang
➢ Osteoblast, osteosit, osteoklas
➢ Jenis jaringan ikat termineralisasi yang terdiri dari komponen utama
sistem kerangka. Tulang terdiri dari matriks mineral kolagen dan
kalsium fosfat. Ada tiga jenis utama sel tulang dalam tubuh: osteoklas,
osteoblas, dan osteosit. Osteoklas adalah sel-sel besar yang
menguraikan tulang untuk resorpsi dan asimilasi ketika mereka sembuh.
Osteoblas mengatur mineralisasi tulang dan menghasilkan osteoid,
suatu zat organik dari matriks tulang, yang termineralisasi untuk
membentuk tulang. Osteoblas matang untuk membentuk osteosit.
Osteosit membantu dalam pembentukan tulang dan membantu menjaga
keseimbangan kalsium.
3. Sel Saraf
➢ sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
➢ Sistem saraf tepi : saraf kranial yang berasal dari otak dan saraf spinal
berasal dari medula spinalis.

6
4. Sel Otot
➢ Otot polos, lurik, dan jantung
➢ Otot polos Bentuknya seperti perahu, terletak pada organ dalam, nukleus
satu tengah, geraknya lambat, mudah lelah, tidak sadar tanpa perintah
otak. Otot lurik Bentuknya silindris dengan garis gelap terang, melekat
pada rangka, nukleus banyak ditepi, bekerja secara sadar atas eprintah
otak, cepat mudah lelah. Otot jantung Bentuknya silindris, memiliki
percabangan yang disebut sinsitium, terletak pada jantung, nukleus satu
di tengah, bekrja tidak sadar tanpa perintah otak, tidak cepat lelah.
5. Sel Epitel
➢ epitel pipih selapis,kubus selapis, silindris selapis, pipih berlapis, kubus
berlapis, silinder berlapis, kolumnar pseudostratifikasi, dan transisional.
➢ epitel pipih, epitel batang (silinder), dan epitel kubus
6. Sel Kelenjar
➢ Kelenjar Endokrin dan eksokrin
➢ Endokrin adalah kumpulan kelenjar yang menghasilkan dan
mengeluarkan zat-zat yang penting untuk pengaturan berbagai proses
tubuh manusia seperti pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi,
fungsi seksual, fungsi jaringan, metabolisme, suasana hati, tidur dll.
Keistimewaan dari Sistem endokrin adalah yang mengeluarkan
produknya langsung ke dalam darah. contohnya
hipofisis,tiroid,paratiroid,adrenal,pankreas,pinela, dan timus. Sistem
eksokrin menghasilkan dan mengeluarkan zat yang diperlukan untuk
melindungi dan melumasi tubuh manusia. Kelenjar ini mengeluarkan
produk mereka menjadi bagian saluran yang mengarah ke jaringan
target. Sekresi ini tidak dilepaskan ke sistem darah, tidak seperti sistem
endokrin. Mereka biasanya diendapkan ke permukaan epitel yang
melapisi rongga dan permukaan pembuluh darah dan organ di seluruh
tubuh. Enzim, keringat, lendir adalah produk dari sistem eksokrin.
7. Sel Lemak

7
➢ Lipid atau lemak merupakan senyawa organic heterogen yang terdapat
di alam dan bersifat relative tidak arut dalam air tetapi laut dalam pelarut
non-polar.Lipit berfungsi sebagai bahan bakar metabolic untuk
memberikan energi kepada sel-sel tubuh, komponen structural
membrane sel, komponen pembentuk insulator untuk mengurangi
penurunan panas tubuh, menghemat protein, memberi rasa keying dan
kelezatan, meredam dampak benturan pada organ tubuh, komponen
pembentuh hormone (fungsi endokrin) dan vitamin yang larut dalam
lemak.

2. Apa perubahan yang terjadi dalam sel saat sel beraktivitas?


➢ Metabolisme adalah reaksi kimia yang terjadi dalam organisme termasuk
pada tingkatan sel. Dibagi 2 menjadi katabolisme dan anabolisme.

3. Apa saja perbedaan sel eukariotik dan prokariotik?


➢ Flagela sel prokariotik tersusun atas protein flagenlin, sedangkan untuk sel
eukariotik, flagelanya disusun atas banyaknya mikrotubula. Membran Sel
pada sel prokariotik mempunyai membran sel yang tidak mengandung
karbohidrat. Sedangkan pada sel eukariotik, mempunyai kandungan steroid
dan karbohidrat yang berguna sebagai reseptor. Ribosom Perbedaan pada
ribosomnya, pada sel prokariotik ukurannya cenderung kecil, sedangkan
untuk sel eukariotik mempunyai ukuran ribosom yang lebih besar dari sel
prokariotik. Operon Untuk operon hanya terdapat pada sel prokariotik. Jadi,
sel eukariotik tidak mempunyai operon. Reproduksi Seksual Jenis sel
prokariotik tidak dapat melakukan meiosis, tetapi dapat melakukan
konjugasi. Sedangkan pada sel eukariotik dapat melakukan sebuah meiosis.
Kloroplas Untuk kloropas hanya terdapat pada jenis sel prokariotik saja.
Jadi, untuk sel eukariotik tidak terdapat sebuah kloroplas. Susunan
Kromosom (DNA) Perbedaan sel prokariotik dan eukariotik dapat juga
dilihat dari susunan kromosomnya. Untuk sel prokariotik memiliki
kandungan kromosom sirkular, tetapi tidak mempunyai kandungan histon.

8
Sedangkan untuk sel eukariotik, memiliki bentuk multiple linear dan
mempunyai kandungan histon. Sitoplasma Untuk sitoplasma pada sel
prokariotik tidak mempunyai sitoskeleton, sedangkan pada sel eukariotik
mempunyai sitoskeleton dan akiran sitoplasma. Dinding Sel Perbedaan
pada dinding selnya yaitu, untuk sel prokariotik mempunyai sebuah dinding
sel yang cukup kompleks dan memiliki kandungan peptidoglycan.
Sedangkan untuk sel eukariotik, dinding selnya hanya mempunyai bentuk
komposisi kimia yang sederhana. Permeabilitas Membran Inti Untuk
permeabilitas membran inti pada sel prokariotik bersifat selektif, sedangkan
untuk sel eukariotik tidak bersifat selektif. Pembelahan Sel Untuk
pembelahan pada sel prokariotik membelah diri dengan cara binari sisi,
sedangkan untuk sel eukariotik dengan cara mitosis. Organel Terbungkus
Membran Untuk perbedaan organel terbungkus membran, hanya terdapat
pada jenis sel eukariotik semua organelnya terbungkus membran, seperti
mitokondria, retikulum endoplasma, lisosom, dan organel sel lainnya.
➢ Perbedaan sel eukariotik dan prokariotik, sel eukariotik ukurannya 10-100
mikro meter sedangkan sel prokariotik ukurannya 0,2-2mikro meter.
➢ Berdasarkan metabolism
Sel Prokariotik : aerob dan anaerob
Sel Eukariotik : aerob

4. Jelaskan perbedaan antara sel hewan dan tumbuhan


➢ Perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan tergantung pada lapisan
luarnya. Sel hewan ada membran sel sehingga bentuknya bisa berubah. Sel
Tumbuhan ada dinding sel yang umumnya keras sehingga bentuknya tetap.
➢ Perbedaan sel hewan dan tumbuhan berdasarkan fisiologinya Sel tumbuhan
memiliki kemampuan untuk menyusun senyawa-senyawa anorganik
sederhana menjadi karbohidrat, lemak dan protein. Sementara itu sel hewan
hanya mencerna senyawa-senyawa organik yang berasal dari tumbuhan dan
hewan lainnya.

9
➢ Pada tumbuhan terdapat plastida, kloroplas, dinding sel, glioksisom dan
vakuola sedangkan hewan mempunyai sentrosom, lisosom, peroksisom, dan
membrane sel.

5. Apa perbedaan dari tingkat seluler dan ultrastruktur sel?


➢ Seluler itu organisme tingkat sel, sedangkan ultrastruktur itu organel-
organel yang menyusun sel

6. Apa yang dimaksud dengan sel prokariotik dan eukariotik?


➢ Sel prokariotik (pro = sebelum, karyon = inti) merupakan sel yang tidak
memiliki membran inti yang memisahkan materi genetik DNA dan dan
bagian sel lainnya contohnya : bakteri. sel eukariotik (eu = sebenarnya,
karyon = inti) merupakan sel yang sudah memiliki membran inti. Contohnya
hewan dan tumbuhan.

10
BAB III
TUJUAN PEMBELAJARAN DAN MAPPING

3.1 Penentuan Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan sel eukariotik dan sel
prokariotik.
2. Mahasiswa memahami struktur dan ultrastruktur bermacam-macam sel
penyusun tubuh manusia.

3.2 Mapping

SEL

EUKARIOTIK PROKARIOTIK

HEWAN/
MANUSIA
TUMBUHAN BAKTERI

SEL SEL SEL SEL SEL SEL SEL


DARAH TULANG SARAF OTOT EPITEL KELENJAR LEMAK

STRUKTURAL DAN
ULTRASTRUKTURAL

11
BAB IV
PEMBAHASAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan sel eukariotik dan sel


prokariotik.

A. Sel Prokariotik

Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'),
tidak ada membran yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah
tempat DNA terkonsentrasi di sitoplasma disebut nukleoid. Kebanyakan
prokariota merupakan organism uniseluler dengan sel berukuran kecil
(berdiameter 0,7–2,0 μm dan volumenya sekitar 1 μm3) serta umumnya terdiri
dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur
lain.
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran
selnya. Jika selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari
karbohidrat atau kompleks karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu
disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran luar
yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang memiliki
selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea
berbahan protein, walaupun ada juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung

12
sel prokariota mencegah sel pecah akibat tekanan osmotik pada lingkungan
yang memiliki konsentrasi lebih rendah daripada isi sel. Sejumlah prokariota
memiliki struktur lain di luar selubung selnya. Banyak jenis bakteri memiliki
lapisan di luar dinding sel yang disebut kapsul yang membantu sel bakteri
melekat pada permukaan benda dan sel lain. Kapsul juga dapat membantu sel
bakteri menghindar dari sel kekebalan tubuh manusia jenis tertentu. Selain itu,
sejumlah bakteri melekat pada permukaan benda dan sel lain dengan benang
protein yang disebut pilus (jamak: pili) dan fimbria (jamak: fimbriae). Banyak
jenis bakteri bergerak menggunakan flagellum (jamak: flagela) yang melekat
pada dinding selnya dan berputar seperti motor.
Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar
yang terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga
memiliki bahan genetic tambahan yang disebut plasmid yang juga berstruktur
DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan oleh sel untuk
pertumbuhan meskipun sering kali plasmid membawa gen tertentu yang
memberikan keuntungan tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi
terhadap antibiotik.
Prokariota juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut
sitoskeleton, yang pada mulanya dianggap hanya ada pada eukariota. Protein
skeleton tersebut meregulasi pembelahan sel dan berperan menentukan bentuk
sel.

13
B. Sel Eukariotik

Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan
karyon) memiliki nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 μm,
sepuluh kali lebih besar daripada bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di
antara nukleus dan membrane sel. Sitoplasma ini terdiri dari medium semicair
yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel dengan bentuk
dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota.
Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula yang
dibatasi oleh dua membran, misalnya nukleus.

14
Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel eukariota,
yaitu (1) mitokondria, tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi; (2)
retikulum endoplasma, suatu jaringan membran tempat sintesis glikoprotein
dan lipid; (3) badan golgi, yang mengarahkan hasil sintesis sel ke tempat
tujuannya; serta (4) peroksisom, tempat perombakan asam lemak dan asam
amino. Lisosom, yang menguraikan komponen sel yang rusak dan benda asing
yang dimasukkan oleh sel, ditemukan pada sel hewan, tetapi tidak pada sel
tumbuhan. Kloroplas, tempat terjadinya fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-
sel tertentu daun tumbuhan dan sejumlah organisme uniseluler. Baik sel
tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniseluler memiliki satu atau lebih
vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah serta tempat
terjadinya sejumlah reaksi penguraian.
Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan
mengendalikan pergerakan struktur di dalam sel eukariota. Sentriol, yang hanya
ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus, juga terbuat dari sitoskeleton.
Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi
sel tumbuhan dan membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga memiliki dinding sel,
namun komposisinya berbeda dari dinding sel bakteri maupun tumbuhan. Di
antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan terdapat saluran yang disebut
plasmodesmata.

2. Mahasiswa memahami struktur dan ultrastruktur bermacam-macam sel


penyusun tubuh manusia.

A. Sel Darah
➢ Sel darah merah (eritrosit)
Definisi Sel darah merah (Eritrosit) merupakan salah satu sel darah
merah dengan jumlah paling banyak dibandingkan dengan sel darah
lainnya. Sel darah merah matang berbentuk cakram bikonkaf dengan
struktur sel yang tidak lengkap dengan tebal 1,5-2,5 mikron. Darah
merah normal mempunyai volume 80- 96 femoliter (1fL = 10-15 liter)

15
dengan diameter kira-kira 7-8 mikron, sama dengan inti limfosit kecil.
Sel darah merah hanya terdiri dari membran dan sitoplasma tanpa inti
sel. Sel darah merah yang berukuran lebih besar dari inti limfosit kecil
pada apusan darah tepi disebut makrositik. Sel darah merah yang
berukuran lebih kecil dari inti limfosit kecil disebut mikrositik.
Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf,yang merupakan sel gepeng
berbentuk piringan yang dibagian tengah dikedua sisinya
mencekung,seperti sebuah donat dengan bagian tengah mengepeng
bukan berlubang. dengan diameter 8 µm, tepi luar tebalnya 2 µm dan
bagian tengah 1 µm.
Sel darah merah merupakan bagian utama dari sel darah, setiap mm3
darah mengandung 4,5-5 juta sel darah merah, bentuk dari sel darah
merah adalah bulat dengan bagian tengah yang cekung, sel darah merah
yang dewasa tidak memiliki inti sel.
Warna merah yang ada dalam sel darah merah berasal dari suatu zat
yang disebut hemoglobin. Setiap sel darah merah mengandung 200 juta
molekul hemoglobin, hemoglobin merupakan senyawa protein yang
mengandung unsur besi (Fe). Hemoglobin memiliki daya ikat terhadap
oksigen dan juga karbon dioksida, ikatan hemoglobin dengan oksigen
akan membentuk oksihemoglobin, sedangkan dengan karbon dioksida
akan menghasilkan karboksihemoglobin. Oleh karenanya hemoglobin
berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dan karbon dioksida
dari sel tubuh ke paru-paru. Jumlah hemoglobin dalam darah normal
setiap 100 ml darah adalah 15 gram. Namun kadar hemoglobin juga
bergantung pada jenis kelamin dan usia seseorang.
Saat embrio, sel darah merah akan dibentuk di dalam hati dan limpa,
sel-sel darah yang dibentuk dalam sumsum merah pada tulang pipih dan
pendek, perkembangan sel darah merah dalam sumsum tulang
mengalami beberapa tahapan, yaitu mulanya sel darah merah berukuran
besar dan memiliki 1 inti sel dan tidak mengandung hemoglobin.
Selanjutnya sel darah merah mulai mengandung hemoglobin dan

16
kehilangan inti selnya, akhirnya terbentuklah sel darah merah yang siap
untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Usia dari sel darah merah adalah 3-4
bulan, sel darah merah yang sudah tua akan mati dan dirombak dalam
hati dan limpa, hemoglobin yang ada di dalamnya juga akan dirombak
menjadi zat warna empedu (bilirubin), bilirubin mempengaruhi warna
feses dan urin. Zat besi hasil perombakan sel darah merah dapat
digunakan Kembali dalam pembuatan sel darah merah yang baru.

Sumber : majalah1000guru.net

➢ Sel darah putih (Leukosit)


Sel darah putih lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sel
darah merah pada orang dewasa setiap 1 ml darah mengandung kira-kira
8000 butir sel darah putih sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah
limpa dan kelenjar getah bening Sel darah putih bermacam-macam
jenisnya yaitu neutrofil, basofil, eosinofil, monosit, dan limfosit. Sel
darah putih umumnya berukuran lebih besar daripada sel darah merah
bila dilihat di bawah mikroskop sel darah putih tidak memiliki bentuk
tetap atau amoeboid, sel darah putih memiliki inti bulat atau cekung. Sel
darah putih memiliki kemampuan menembus dinding pembuluh kapiler
darah dan masuk ke dalam jaringan tubuh kemampuan sel darah putih
ini disebut diapedesis, fungsi utama sel darah putih adalah memakan

17
kuman-kuman penyakit atau benda asing lain yang masuk ke dalam
tubuh. Oleh karena itu sel darah putih bersifat fagosit kemampuan
fagosit ini disebut dengan fagositosis ketika terjadi luka sel darah putih
inilah yang kalah dan akan menjadi nanah, sel darah putih juga berfungsi
untuk mengangkut lemak basofil salah satu jenis sel darah putih
mengandung sejumlah histamin yang berperan dalam proses alergi,
sedangkan limfosit berperan dalam sistem kekebalan tubuh jumlah sel
darah putih dalam tubuh dapat bertambah atau berkurang bila lebih dari
normal disebut leukositosis. Hal ini menjadi merugikan karena sel darah
putih nantinya akan memakan sel darah merah sebaliknya jika sel darah
putih ini kurang jumlahnya disebut leukopeni bila sel darah putih kurang
maka tubuh tidak akan lagi terlindung dari infeksi kuman penyakit
keadaan tersebut sangat membahayakan tubuh sehingga perlu
menggunakan antibiotik atau obat anti bakteri.

Sumber : seputarilmu.com

Jenis sel darah putih :


a. Neutrofil
Neutrofil

berukuran sekitar 14 μm, granulanya berbentuk butiran halus tipis


dengan sifat netral sehingga terjadi percampuran warna asam (eosin)
dan warna basa (metilen biru), sedang pada granula menghasilkan

18
warna ungu atau merah muda yang samar (Nugraha 2015). Sel
neutrofil mempunyai sitoplasma luas berwarna pink pucat dan
granula halus berwarna ungu (Riswanto,2013). Neutrofil segmen
mempunyai granula sitoplasma yang tampak tipis (pucat), sering
juga disebut neutrofil polimorfonuklear karena inti selnya terdiri
atas 2-5 segmen (lobus) yang bentuknya bermacam-macam dan
dihubungkan dengan benang kromatin. Jumlah neutrofil segmen
yaitu sebanyak 3-6, dan bila lebih dari 6 jumlahnya maka disebut
dengan neutrofil hipersegmen (Kiswari,2014).
b. Eusinofil
Eosinofil dalam tubuh yaitu sekitar 1-6%, berukuran 16 μm.
Berfungsi sebagai fagositosis dan menghasilkan antibodi terhadap
antigen yang dikeluarkan oleh parasit. Masa hidup eosinofil lebih
lama dari neutrofil yaitu sekitar 8-12 jam (Kiswari, 2014). Eosinofil
hampir sama dengan neutrofil tapi pada eosinofil, granula
sitoplasma lebih kasar dan berwarna merah orange. Warna
kemerahan disebabkan adanya senyawa protein kation (yang
bersifat basa) mengikat zat warna golongan anilin asam seperti
eosin, yang terdapat pada pewarnaan Giemsa. Granulanya sama
besar dan teratur seperti gelembung dan jarang ditemukan lebih dari
3 lobus inti. Eosinofil lebih lama dalam darah dibandingkan
neutrofil (Hoffbrand, dkk. 2012).
c. Basofil
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya
yaitu kira-kira kurang dari 2% dari jumlah keseluruhan leukosit. Sel
ini memiliki ukuran sekitar 14 μm, granula memiliki ukuran
bervariasi dengan susunan tidak teratur hingga menutupi nukleus
dan bersifat azrofilik sehingga berwarna gelap jika dilakukan
pewarnaan Giemsa. Basofil memiliki granula kasar berwarna ungu
atau biru tua dan seringkali menutupi inti sel, dan bersegmen. Warna
kebiruan disebabkan karena banyaknya granula yang berisi

19
histamin, yaitu suatu senyawa amina biogenik yang merupakan
metabolit dari asam amino histidine.
d. Monosit
Monosit merupakan sel leukosit yang memiliki ukuran
paling besar yaitu sekitar 18 μm, berinti padat dan melekuk seperti
ginjal atau biji kacang, sitoplasma tidak mengandung granula
dengan masa hidup 20-40 jam dalam sirkulasi. Inti biasanya
eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda. Granula
azurofil, merupakan lisosom primer, lebih banyak tapi lebih kecil.
Ditemui retikulim endoplasma sedikit. Juga ribosom, pliribosom
sedikit, banyak mitokondria. Aparatus Golgi berkembang dengan
baik, ditemukan mikrofilamen dan mikrotubulus pada daerah
identasi inti. Monosit terdapat dalam darah, jaringan ikat dan rongga
tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear (system
retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat reseptor pada
permukaan membrannya (Effendi, 2003).
e. Limfosit
Berdasarkan fungsinya limfosit dibagi atas limfosit B dan
limfosit T. Limfosit B matang pada sumsum tulang sedangkan
limfosit T matang dalam timus. Keduanya tidak dapat dibedakan
dalam pewarnaan Giemsa karena memiliki morfologi yang sama
dengan bentuk bulat dengan ukuran 12 μm. Sitoplasma sedikit
karena semua bagian sel hampir ditutupi nukleus padat dan tidak
bergranula (Nugraha, 2015). Ukuran sel limfosit beragam, ada yang
seperti eritrosit dan ada yang sebesar netrofil. Limfosit dengan garis
tengah 6-8 mikrometer dikenal sebagai limfosit kecil. Sitoplasma
limfosit bersifat basa lemah dan berwarna biru muda pada sediaan
yang terpulas. Sitoplasma ini mengandung granul azurofilik. Inti
selnya kebanyakan bulat atau terkadang mirip ginjal. Kromatin inti
amat padat dan berwarna biru gelap. Sel ini juga relatif sedikit dan
berwarna biru langit tanpa granul spesifik, namun pada beberapa sel

20
terlihat granula azurofil yang jika pulasannya baik bewarna ungu
kemerahan (Irianto, 2004).

➢ Keping darah (Trombosit)


Trombosit merupakan sebuah fragmen kecil dalam darah yang tidak
berwarna, sering juga disebut dengan keping darah. Kepingan darah
(trombosit) adalah sel tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 2-
4 µm. Keping darah berasal suatu megakariosit yang terdapat dalam
sumsum tulang.

Sumber : klikdokter.com

Keping darah berukuran kecil dan memiliki bentuk yang tidak


teratur dan tidak memiliki inti. Pada keadaan normal 1 ml darah orang
dewasa mengandung 200-400 ribu keping darah, keping darah berfungsi
untuk pembekuan darah sehingga disebut sebagai sel darah pembeku
keping darah sifatnya mudah pecah jika keluar dari pembuluh darah atau
tertentu oleh benda-benda yang permukaannya kasar bila terjadi luka
keping darah inilah yang nantinya akan menghentikan proses
pendarahan akan tetapi pada penderita hemofilia darahnya sukar
membeku jika terjadi luka. Proses pembekuan darah dimulai ketika
keping darah menyentuh permukaan luka maka keping darah akan pecah

21
pada saat pecah keping darah akan Mengeluarkan enzim trombokinase
atau tromboplastin yang dikandungnya dengan bantuan ion kalsium ca2
+ dan vitamin K enzim trombokinase mengubah protrombin menjadi
trombin selanjutnya trombin akan mengubah fibrinogen yang larut
dalam plasma darah menjadi fibrin yang membentuk benang-benang
halus benang halus inilah yang nantinya akan menjerat sel darah merah
dan membentuk gumpalan sehingga darah membeku.

➢ Plasma darah

Sumber : suarasurabaya.net

Plasma darah adalah Bagian darah yang cair dan berwarna


kekuningan diperkirakan plasma darah berjumlah 55% dari seluruh
jumlah darah dan sisanya 45% adalah sel-sel darah plasma darah terdiri
dari 90% air dan sisanya adalah zat-zat terlarut plasma darah berfungsi
untuk mengangkut sari-sari makanan hormon dan zat sisa metabolisme
misalnya karbondioksida. Selain itu, plasma darah juga berfungsi dalam
pembekuan darah karena mengandung fibrinogen sari-sari makanan
yang larut dalam plasma darah adalah glukosa asam amino asam lemak
vitamin dan garam-garam mineral. Plasma darah mengandung protein
seperti fibrinogen albumin dan globulin protein protein tersebut akan
larut dalam plasma darah dan disebut sebagai protein darah masing-
masing protein memiliki fungsi yang khusus fibrinogen berfungsi untuk

22
pembekuan darah , albumin untuk menjaga keseimbangan tekanan
osmosis darah dan globulin untuk pembentukan antibodi larutan protein
dalam plasma darah dapat diendapkan cairan yang tertinggal berwarna
kurang jernih disebut serum darah serum Ini mengandung zat antibodi,
zat antibodi merupakan suatu protein yang bersifat melawan zat atau
protein asing yang masuk ke dalam tubuh zat asing ini disebut sebagai
antigen yang umumnya berupa kuman-kuman penyakit.

B. Sel Tulang
Tulang merupakan salah satu jaringan terkeras dalam tubuh.
Struktur umum jaringan tulang :
➢ Osteoblas
Osteoblas adalah bentuk sel tulang muda, fungsi penting dari sel ini
adalah untuk sintesis bahan organik matrik tulang yaitu serabut kolagen
dan glikoprotein. Bila aktif mensintesis osteoblas menunjukkan sel yang
berbentuk kuboid, mempunyai sitoplasma basofilik, mempunyai
prosesus sitoplasmik yang memungkinkan berhubungan dengan
osteoblas lain/ disekitarnya,retikulum endoplasmik granuler dan
aparatus golgi yang berkembang dengan baik. Mereka adalah molekul
yang mempunyai polarisasi, pengeluaran molekul yang disentesis
melalui permukaan sel yang berhubungan dengan matrik tulang,
nukleus besar dan bulat, mempunyai kromatin halus yang tersebar
terutama pada sisi sel yang jauh dari matrik. Osteoblas dikelilingi matrik
yang baru disintesis dikenal dengan osteoklas.
➢ Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang yang matur yang terbungkus dalam
lapisan-lapisan matrik tulang yang telah mengalami mineralisasi,
osteosit mempunyai juluran filopodial yang menggandengkan dengan
sel tulang lain saluran filopodial ini (kanalikuli) memungkinkan difusi
nutrisi dari kapiler terdekat menuju osteosit-osteosit yang jauh,
fenomena ini bisa mendukung nutrisi bagi kira-kira 15 rantai lingkaran

23
/ lamela osteosit. Osteosit lebih kecil dibanding osteoblas, mempunyai
retikulum endoplasmik dan aparatus golgi jauh lebih sedikit dibanding
osteoblas serta kromatin inti yang lebih padat, mempunyai fungsi
memelihara matrik tulang. Osteosit dan osteoblast diketahui mempunyai
kalsium fosfat yang berikatan dengan protein atau glikoprotein, suatu
indikasi kemampuan untuk melakukan kalsifikasi matrik.
➢ Osteoklas
Osteoklas adalah multinucleated, bone-resorbing cells, yang
diregulasi oleh mekanisme hormonal dan seluler. Sel ini berperan dalam
resorpsi tulang. Pada proses tersebut osteoklas melekat pada permukaan
tulang dan melepaskan enzim hidrolitik yang menyebabkan hidrolisis
dari matriks tulang dan calcified cartilage. Proses tersebut menghasilkan
terbentuknya cekungan pada tulang yang disebut lakuna Howship.
➢ Matrik tulang
Matrik tulang bahan anorganik utama dalam matrik tulang adalah
kalsium dan fosfor, keduanya membentuk kristal hidroksiapatit yang
terletak di samping fibril kolagen dan dikelilingi zat dasar amorf. Ion-
ion permukaan hidroksiapatit terhidrasi dan satu lapisan air dan ion
terbentuk disekitar kristas tersebut lapisan ini disebut kulit hidrasi /
hydration shell yang mempermudah pertukaran ion diantara kristal
tersebut dan cairan tubuh. Adapun bahan organik matrik tulang adalah
dominan serabut kolagen, dan zat dasar amorf yang mengandung
glikoaminoglikan yang berhubungan dengan protein. Glikoaminoglikan
tulang adalah : kondroitin 4- sulfat, kondroitin- 6 sulfat dan keratan
sulfat, hubungan hidroksiapatit dengan serabut kolagen berhubungan
dengan kekuatan dan resistensi yang merupakan ciri pokok ulang.
➢ Periosteum dan endosteum
Permukaan dalam dan luar jaringan tulang dilapisi oleh endosteum
dan periosteum, suatu jaringan ikat yang penting bagi jaringan tulang,
keduanya vaskuler dan mempunyai sel dengan morfologi fibroblas yang
berdiferensiasi menjadi osteoblas yang memegang peranan dalam

24
pertumbuhan dan perbaikan jaringan tulang dan menjaga suplai nutrisi
bagi sel-sel tulang dari keberadaanya yang vaskuler, perbaikan
kerusakan tulang akan dilakukan oleh diferensiasi sel-sel di periosteum
dan endoosteum menjadi sel-sel tulang baru.

Fungsi jaringan tulang adalah :


(a) menahan tekanan
(b) sebagai unsur utama kerangka tubuh
(c) menyokong struktur-struktur berotot
(d) melindungi organ penting / vital
(e) membentuk sel darah pada sumsum tulang aktif
(f) tuas untuk melipatgandakan kontraksi otot rangka
(g) untuk lokomosio
(h) deposit kalsium
(i) Sifat plastis tulang bisa untuk intervensi ortodontik bagi keperluan
medis dan estetika.

C. Sel Saraf
A. Struktur Sel Saraf
1. Badan Sel
a. Nukleus
Nukleus adalah organelyang dapat ditemukan di dalam sel
eukariotik yang merupakan dua komponen seluler yang
mengontrol sel. Pada nukleus, banyak dijumpai sel DNA.
Nukleus hanya dimiliki oleh sel eukariotik yang merupakan
bagian paling mencolok di sel dan dibatasi oleh membran inti.
Selain itu, terdapat struktur lain pada nukleus yaitu nukleolus.
Nukleolus tidak membelah serta berperan sebagai tempat
pembentukan dan pematangan RNA ribosomal.
b. Sitoplasma

25
Di dalam sitoplasma, terdapat mitokondria yang berfungsi
sebagai penyedia energi untuk membawa rangsangan, badan
golgi, RE kasar, RE halus, ribosom yang berperan dalam sintesis
protein, mikrotubulus, mikrofilamen, dan vesikel transport.
2. Dendrit
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan penjuluran
sitoplasma. Pada umumnya, sebuah neuron mempunyai banyak
dendrit dan ukuran dendrit pendek. Dendrit berfungsi membawa
rangsangan ke badan sel. Diameter dendrit lebih besar daripada
akson dan tidak bermyelin. Dendrit memiliki percabangan yang
ekstensif, yaitu dendritic trees (pohon dendrit) yang
berfungsi untuk memperluas permukaan peneri-maan impuls
(Kessel 1998; Ross & Pawlina, 2011; Young & Heath, 2000).
3. Neurit (akson)
Neurit atau akson adalah serabut-serabut yang merupakan
penjuluran sitoplasma yang panjang. Sebuah neuron memiliki
satu akson. Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan
sel ke sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang
disebut myelin yang terdiri atas perluasan membran sel schwann.
Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi akan selsaraf.
Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron
berikutnya tidak bersambungan secara langsung, tetapi membentuk
celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron
dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis.
Akson bermula dari axon hillock yang sitoplasmanya tidak
mengandung badan Nissl, tetapi mengandung mikrotubulus,
mikrofilamen, mitokondria, dan vesikel transport yang ikut
menyusun akson. Akson bisa sangat panjang, contoh akson dari
sel kornu anterior medula spinalis. Contoh akson pendek, yaitu
akson dari interneuron di dalam medula spinalis.
4. Selubung Myelin

26
Selubung myelin dibentuk oleh neuroglia, yaitu
oligodendrosit pada sistem saraf pusat. Selubung myelin bersifat
isolator sehingga memungkinkan penjalaran impuls loncat
(saltatory conduction).
5. Nodus Ranvier atau Nodes of Ranvier
Bagian akson yang tidak diselubungi myelin. dan tertanam
pada sitoplasma.
6. Terminal Buttons
Terminal button merupakan bagian akhir dari akson yang
berbentuk sebagai kancing yang berfungsi melepaskan
neurotransmitter (dengan substansi transmitter yang berupa
substansi kimiawi) ke sinapsis.
7. Synapses (sinapsis)
Sinapsis adalah jarak terdekat antara neuron yang satu
dengan yang lain dimana sinyal-sinyal kimiawi ditransmisikan.
Sinapsis adalah bagian yang menyambungkan terminal button
(sebagai sensor) dari sel pengirim ke bagian soma atau membran
dendrite sel penerima. Informasi ditukarkan dalam bentuk zat kimia
yang disebut neurotransmitter.

B. Jenis Sel Saraf


1. Jenis Sel Saraf Berdasarkan Struktur
a. Neuron Multipolar

27
Neuron multipolar memiliki satu akson dan dua atau lebih
dendrit. Contoh neuron multipolar adalah neuron motoris yang
banyak ditemukan pada kornu anterior medula spinalis, sel
pyramid pada korteks serebrum, sel Purkinje pada korteks
serebelum serta interneuron.
b. Neuron Bipolar
Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu
dendrit,banyak terdapat pada organ sensoris khusus, contoh sel
pembau, sel-sel penyusun retina, dan sel ganglion nervus
vestibulokokhlear.
c. Neuron Unipolar atau Pseudounipolar
Neuron Unipolar atau Pseudounipolar bersifat sensoris dan
memiliki satu akson yang segera terbagi menjadi dua cabang.
Badan sel neuron pseudounipolar terletak pada ganglion
dorsalis medula spinalis, satu cabang aksonnya memanjang
sampai ke reseptor di perifer (kulit) dan cabang akson lainnya
mengarah masuk ke kornu dorsalis medula spinalis (Ross
&Pawlina, 2011).

2. Jenis Sel Saraf Neuron


a. Neuron sensorik

28
Neuron sensorik adalah neuron yang membawa impuls dari
reseptor (indra) ke pusat susunan saraf (otak dan sumsum
tulang belakang).
b. Neuron motorik
Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls dari
pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Neuron konektor
Neuron konektor (asosiasi) adalah neuron yang membawa
impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.

D. Sel Otot
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan
kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya.
(Subowo, 2002). Otot sebagai jaringan dibina atas sel-sel otot yang
berfungsi untuk pergerakan suatu alat atau bagian tubuh (Yatim, 1990).
Otot sebagian terbesar menyelaputi rangka dan tersusun teratur di
bawah kulit. Jika diamati otot pangkal lengan atas orang, tampaklah bahwa
otot itu tersusun atas beberapa gumpalan. Gumpalan itu bekerja antagonis
(timbal-balik). Gumpalan terdiri dari beberapa berkas otot, yang disebut
fasciculus. Tiap berkas dibina atas banyak serat otot. Satu serat otot adalah
1 sel otot, yang bentuknya kecil panjang seperti serat tumbuhan (Yatim,
1990). Serat otot memiliki komponen seperti sel pada umumnya:

29
plasmalemma, inti, sitoplasma, dan organel. Plasmalemma disebut
sarkolemma, sitoplasma disebut sarkoplasma. Organelnya yang penting
ialah retikulum endoplasma, mitokondria, dan serabut intraseluler.
Retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma. Retikulum
sarkoplasma bercabang halus dan bersusun membentuk jalinan yang teratur
sekeliling serabut intraseluler. Mitokondria, sesuai dengan fungsinya
sebagai pembangkit energi, banyak sekali terkandung dalam serat otot.
Serabut intraseluler otot disebut miofibril. Miofibril puluhan hingga ratusan
banyaknya dalam 1 serat otot. Setiap miofibril dibina atas puluhan
mikrofilamen. Mikrofilamen otot ialah aktin dan miosin, yang bersusun
berjejer dan berdempet (Yatim, 1990). Pada Mammalia ada 3 macam otot,
yaitu otot polos, otot lurik, serta otot jantung (Yatim, 1990).

1. Otot Polos
Sel otot polos bila dilihat di bawah mikroskop cahaya tidak
menunjukkan adanya garis-garis melintang. Jaringan otot polos
merupakan otot yang terletak pada saluran alat-alat di dalam tubuh
manusia seperti manusia seperti yang terdapat pada saluran pencernaan,
dinding pembuluh darah, dinding pembuluh darah, dinding rahim,
saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot polos dapat disebut juga
sebagai otot tak sadar karena cara bekerjanya di luar kesadaran manusia,
tanpa harus diperintah otak.

Pada bagian permukaan otot polos memiliki serabut-serabut (fibril)


yang bersifat sama sehingga apabila kita amati melalui mikroskop

30
bentuknya akan terlihat polos dan tidak memiliki garis seperti otot lain
apabila otot polos terkena rangsangan reaksinya akan menjadi lambat.
Ada pun ciri-ciri otot polos adalah :
a. Bentuk bergelendong dengan kedua ujungnya meruncing.
b. Mempunyai satu inti sel di tengahnya.
c. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak
mudah lelah.
Otot polos memiliki bagian-bagian sebagai berikut (Genneser, 1994) :
a. Membran Plasma
Membran plasma pada otot sering disebut sarkolemma
(sarcolemma). Dengan mikroskop cahaya kurang jelas, tetapi
dengan mikroskop elektron tampak sebagai selaput ganda (double
membrane), masing-masing :
1. Selaput luar, tebalnya berkisar antara 25-30 Angstrom.
Ruang intermedier, kira-kira 25 Angstrom.
2. Selaput dalam, tebalnya 25-30 Angstrom.
b. Sitoplasma
Sering disebut sarkoplasma (sarcoplasma). Sarkoplasma
bersifat eosinofilik, mengandung :
1. Organoid, antara lain: mitokondria yang mengitari inti,
endoplasma retikulum, apparatus golgi, miofibril, sentriol.
2. Paraplasma, seperti glikogen, lipofusin.

Yang menarik perhatian adalah myofibril karena peranannya


dalam kontraksi. Dengan mikroskop elektron tampak miofilamen
miosin berdiameter 5 mµ, dan aktin 3 mµ. Sarkoplasma di dekat inti
bebas dari filament. Filamen tersebut berakhir di daerah pekat
sarkolemma. Filamen aktin dan miosin juga terdapat pada pada otot
polos, berkontraksi dengan adanya adenosine trifosfat.
c. Inti

31
Berbentuk lonjong memanjang dengan ujung tumpul,
bergelombang pada saat terjadi kontraksi.
2. Otot Lurik (Otot Rangka)
Otot rangka tersusun atas sel-sel panjang tidak bercabang, disebut
serabut otot (muscle fiber). Serabut-serabut ini merupakan sel-sel berinti
banyak (multiseluler) yang terletak pada bagian pinggir (perifer) sel.
Sel-sel otot terbentuk sejak perkembangan embrionik melalui fusi dari
banyak sel-sel kecil yang membentuk sinsitium. Apabila dilihat dengan
mikroskp cahaya, serabut otot Nampak bergaris-garis melintang, Seperti
halnya sel saraf, sel otot mampu merespon terhadap rangsangan.
(Soewolo, 2003).

1. Sarkolemma
Selaput luar mirip membran basal epitel yang dibalut serabut
retikuler. Selaput dalam (plasmalemma) terdiri dari dua lapis protein
yang ditengahnya diisi lemak (lipid). Secara umum sarkolemma
bersifat transparan, kenyal dan resisten terhadap asam dan alkali.
Serabut-serabut otot kerangka yang bergabung membentuk berkas

32
serabut otot primer disebut fasikulus yang dibalut oleh jaringan ikat
kolagen pekat (endomisium). Ada 5 sel utama yang dijumpai dalam
fasikulus yaitu: serabut otot, sel endotel, perisit, fibroblast dan
miosatelit (Genneser, 1994).
2. Sarkoplasma (sitoplasma)
Sarkoplasma mengandung (Genneser, 1994) :
1. Organoida, antara lain:
1. Mitokondria (sarcosomes)
Mitokondria terdapat berbatasan dengan sarkolemma
dan dekat inti di antara myofibril.
2. Ribosom
Ribosom pada otot kerangka terdapat bebas di matriks.
3. Apparatus golgi
4. Miofibril
Pada satu serabut otot kerangka terdapat ribuan
miofibril, sedangkan tiap miofibril memiliki ratusan
miofilamen yang bersifat submikroskopis. Miofilamen
terdiri dari 2 macam yaitu:
a. Filamen Miosin

Sering disebut filament kasar (coarse


filaments), berdiameter 100 Angstrom dan
panjangnya 1,5 µ. Filamen ini membentuk daerah A
atau cakram A. Filamen ini tersusun pararel dan

33
berenang bebas dalam matriks. Bagian tengah agak
tebal dari bagian tepi. Fungsi dari miosin adalah
sebagai enzim katalisator yang berperanan memecah
ATP menjadi ADP+energi, dan energi ini digunakan
untuk kontraksi.
b. Filamen Aktin

Filamen tipis terutama tersusun atas aktin,


tropomiosin, dan troponin. Setiap filamen tipis terdiri
dari dua filament aktin yang saling terpilin, dalam
suatu bentukan spiral ganda. Tropomiosin pada suatu
filament tipis merupakan suatu benang panjang yang
tersusun atas 2 rantai polipeptida yang membentuk
suatu spiral 𝛼. Fungsi tropomiosin adalah menutup
tempat perlekatan miosin pad molekul aktin pada
saat otot istirahat. Lalu yang terakhir adalah troponin,
suatu kompleks troponin melekat pada satu tempat
khusus pada tropomiosin.
Dalam tubuh manusia, setiap otot terdiri dari
beberapa bundel serat otot. Serat otot ini, pada
gilirannya, terdiri dari banyak helai halus yang
disebut miofibril. Masing-masing miofibril terutama
terdiri dari dua jenis filamen, disebut “tebal” dan

34
“tipis”, dan masing-masing diatur dalam
pengulangan sub-unit teratur. Setiap sub unit secara
individual dikenal sebagai sarkomer, itu adalah
pengaturan mereka berpola yang memberikan
penampilan karakteristik otot lurik berpita.
Sarkomer sendiri relatif sederhana. Pusat
biasanya hanya memiliki bagian halus, wilayah
tengah filamen tebal. Wilayah ini disebut zona H.
Demikian pula, dalam banyak kasus tepi luar terbuat
hanya dari filamen tipis, setidaknya ketika otot
sedang beristirahat; ini membentuk daerah sempit di
sekitar garis Z yang dikenal sebagai Band. Tujuan
utama dari pengaturan ini adalah untuk
memungkinkan kontraksi sarkomer, miofibril, dan
seluruh otot, yang membantu membuat gerakan otot
yang lebih efisien.
5. Endoplasmik retikulum

b. Paraplasma, antara lain:


1. Lipid
2. Glikogen
3. Mioglobin

3. Otot Jantung
Dibina atas serat otot, lurik, bercabang-cabang dan bertemu dengan
serat tetangga, sehingga secara keseluruhan terbentuk jalinan serat otot.
Terdapat pada jantung. Persarafan autonom, tak di bawah kesadaran
atau kemauan (involunter) (Yatim, 1990).
Miokardium (myocardium) jantung vertebrata tingkat tinggi terdiri
dari serabut otot jantung yang berhubungan satu dengan yang lain
membentuk jalinan. Semula otot jantung dianggap sebagai peralihan

35
antara otot polos dan otot kerangka. Yang jelas bahwa otot jantung
tergolong otot bergaris melintang yang satuannya disebut “serabut”.
(Genneser, 1994).
Seratnya rata-rata lebih kecil daripada serat otot lurik. Setiap serat
otot jantung memiliki tonjolan-tonjolan dan kesamping membentuk
percabangan, bertemu dengan percabangan sel otot tetangga. Tonjolan-
tonjolan antara sel bertetangga setangkup rapat. Inti berada di tengah
sel. Satu serat hanya memiliki 1-2 inti. Inti lebih tumpul ujungnya
daripada inti serat otot lurik (Yatim, 1990).
Penelitian dengan mikroskup cahaya menunjukkan bahwa otot
jantung memiliki serabut yang bercabang, yang berhubungan satu
dengan yang lain melalui ujungnya (Genneser, 1994).
Seperti halnya dengan otot polos dan kerangka, otot jantung
memiliki bagian-bagian sebagai berikut (Genneser, 1994):
1. Sarkolemma
Keadaannya hampir mirip dengan sarkolemma otot
kerangka, dinding luarnya mirip membran basal dengan fibril
retikuler yang dapat terus berhubungan dengan tendon atau katup
jantung. Sel-sel yang dijumpai pada otot jantung: serabut otot
(miosit), sel endotel, perisit, dan fibroblast.
2. Sarkoplasma
Pada garis besar hampir mirip dengan otot kerangka, hanya
saja otot jantung relatif memiliki sarkoplasma lebih banyak,
terutama di sekitar inti yang terletak di tengah. Mitokondria, lipid,
lipofuksin dan glikogen banyak terdapat pada sarkoplasma di sekitar
inti. Garis-garis melintang hampir mirip dengan otot kerangka,
meskipun susunan miofilamen tersusun secara acak. Sistem T cukup
jelas pada otot jantung berbentuk invaginasi tubuler dari plasmalema
dan lamina basalis di daerah cakram Z. Sistem T berperan dalam
pertukaran metabolik dan transmisi impuls. Sarkoplasmik retikulum

36
tidak sesubur pada otot kerangka, beberapa diantaranya
berhubungan dengan sistem T.
3. Inti
Berbeda dengan otot kerangka, pada otot jantung inti
terdapat di tengah.

E. Sel Epitel
Jaringan epitel menutupi permukaan luar tubuh, melapisi rongga
dalam, membentuk berbagai organ & kelenjar, serta melapisi duktusnya.
Sel epitel ini saling berkontak satu sama lain, baik dalam satu lapisan
ataupun banyak lapisan.
➢ Gambaran Khas Sel Epitel
Sel-sel epitel mempunyai bentuk dan dimensi yang bervariasi dari
silindris tinggi ke kuboid sampai epitel gepeng yang rendah. Bentuk
umum dari sel epitel adalah polihedral, dikarenakan posisinya yang
berhimpitan dalam lapisan atau massa sel. Inti sel epitel bervariasi dari
bentuk sferis sampai lonjong atau memanjang. Bentuk inti sel sering
menyesuaikan diri dengan bentuk selnya, sedangkan sumbu panjang inti
selalu mempunyai posisi yang sejajar dengan sumbu utama sel.
➢ Fungsi Sel Epitel
1. Menutupi, melapisi serta melindungi permukaan (seperti: kulit)
2. Absorpsi (seperti: usus)

37
3. Kontraktilitas (seperti: mioepitel)
4. Sekresi (seperti: sel epitel kelenjar)

Epitel dapat digolongkan berdasarkan jumlah lapisan sel dan


morfologi/ struktur sel permukaan. Berdasarkan jumlah lapisan, sel epitel
dengan satu lapisan sel disebut selapis, sedangkan epitel dengan banyak
lapisan sel disebut berlapis. Epitel dengan satu lapis sel yang melekat pada
membrana basalis, namun tidak semua sel mencapai permukaan disebut
epitel bertingkat semu. Bila dilihat dari morfologi nya, epitel dengan sel
permukaan yang berbentuk gepeng disebuat skuamosa dan jika sel
permukaannya berbentuk bulat atau tinggi dengan lebar yang sama disebut
kuboid serta jika sel permukaannya lebih tinggi dibandingkan lebarnya
disebut kolumnar/ silindris.
a. Epitelium selapis pipih (squamous)
Bentuknya dari permukaannya seperti lantai ubin, tetapi
tidak teratur. Berfungsi sebagai jalan pertukaran zat dari luar ke
dalam tubuh atau sebaliknya (pada dinding kapiler darah dan
dinding alveolus paru-paru).
b. Epitelium selapis kuboid (cuboidal)
Dilihat dari permukaannya seperti rumah tawon / berbentuk
poligonal (pada ovarium dan kelenjar tiroiddan tubulus ginjal).
c. Epitelium selapis batang (silindris)
Dilihat dari permukaannya seperti epitelium kubus, tetapi
pada potongan tegak lurus terlihat sel2 yang tinggi, memiliki silia
pada permukaannya dan dijumpai pada oviduk (saluran telur).
Sedangkan yang tidak memiliki silia. contohnya pada dinding
sebelah dalam usus dan kantung empedu.

Epitel Bertingkat/ Berlapis


a. Epitel berlapis pipih

38
Terdiri dari banyak lapisan. Sel–sel basal yang berbentuk
kuboid atau silindris akan menghasilkan sel-sel yang bermigrasi ke
permukaan dan menjadi gepeng. Epitel ini dibagi menjadi 2 jenis
epitel:
1. Epitel pipih tidak berkeratin
Memiliki sel-sel permukaan yang hidup dan melapisi
rongga basah (seperti mulut, faring, esofagus, vagina dan
kanalis analis). Berfungsi sebagai proteksi, sekresi,
mencegah kehilangan air .
2. Epitel pipih berkeratin
Melapisi sel-sel mati berkeratin yang berisi protein
keratin seperti lapisan epidermis pada kulit. Epitel yang
melapisi telapak tangan dan telapak kaki merupakan epitel
dengan lapisan sel keratin yang sangat tebal. Befungsi
sebagai proteksi, mencegah kehilangan air.
b. Epitel berlapis kuboid
Tidak banyak dijumpai. Melapisi kelenjar keringat, folikel
ovarium yang sedang berkembang. Berfungsi sebagai proteksi dan
sekresi.
c. Epitel Silindris Bertingkat Semu
Epitel ini melapisi saluran pernapasan (rongga hidung,
trakea, dan bronkus), lumen epididimis serta duktus deferens .
Fungsi utamanya adalah untuk proteksi, sekresi, transpor yang
diperantai silia untuk partikel yang terperangkap dalam mukus
supaya dapat keluar dari saluran napas .
d. Epitel transisional
Melapisi pelvis renalis, ureter dan vesica urinaria pada sistem
urinarius. Epitel ini disebut transisional karena dapat berubah bentuk
dari epitel berlapis gepeng atau epitel berlapis kuboid, tergantung
pada keadaan teregang atau mengkerut. Saat epitel transisional

39
mengkerut, sel-sel permukaan tampak berkubah-kubah (kuboid) dan
saat teregang epitel akan tampak gepeng.

F. Sel Kelenjar
Kelenjar adalah struktur spesifik yang menyembunyikan berbagai
zat kimia seperti enzim, hormon, dan metabolit. Ada dua jenis kelenjar
dalam tubuh yang disebut kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. (Taylor
et al, 1998).
Sistem endokrin menghasilkan dan mengeluarkan zat-zat seperti
hormon langsung ke dalam darah yang diperlukan untuk berbagai fungsi
dalam tubuh kita. Fungsi-fungsi ini termasuk pertumbuhan dan
perkembangan, fungsi reproduksi dan seksual, metabolisme, fungsi
jaringan, suasana hati, dll. Kelenjar berbeda termasuk sistem endokrin
adalah kelenjar hipofisis, pankreas, kelenjar tiroid, kelenjar adrenalin,
kelenjar paratiroid, kelenjar reproduksi seperti ovarium dan testis dll.
Sistem eksokrin menghasilkan dan mengeluarkan zat-zat yang
diperlukan untuk melindungi dan melumasi tubuh manusia. Produk dari
kelenjar eksokrin disekresikan ke dalam saluran yang mengarah ke jaringan
dan organ target. Mereka tidak dilepaskan ke dalam sistem peredaran darah.
Contoh kelenjar eksokrin adalah keringat, saliva, mammae, ceruminous,

40
lakrimal, kelenjar penghasil empedu, prostat, kelenjar sebaceous, dan
kelenjar mukosa.
1. Pengertian Saliva
Saliva adalah suatu cairan tidak bewarna yang memiliki konsistensi
seperti lendir dan merupakan hasil sekresi kelenjar yang membasahi gigi
serta mukosa rongga mulut. Saliva dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar
saliva mayor serta sejumlah kelenjar saliva minor yang tersebar di
seluruh rongga mulut, kecuali pada ginggiva dan palatum.
2. Anatomi Kelenjar Saliva
Saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva yang terdiri atas sepasang
kelenjar saliva mayor serta beberapa kelenjar saliva minor. Kelenjar
saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis, submandibularis, dan
sublingualis.
1) Kelenjar Parotis
Kelenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar,
terletak secara bilateral di depan telinga (Rensburg, 1995),
terbungkus simpai tipis dan mengandung asinus serus yang terdiri
dari sel-sel berbentuk piramid, duktus interkalata, dan duktus striata.
Dari sinpai fibrosa, sekat-sekat masuk ke dalam kelenjar, membagi
kelenjar dalam lobus dan lobulus. Sekat ini seringkali mengandung
sel lemak. Jaringan ikat tipis meliputi serta menyokong asinus dan
duktusnya. Kapiler darah banyak terdapat di dalam jaringan ikat
tersebut (Leeson dkk., 1990). Kelenjar parotis merupakan kelenjar
serus, tubukoalveolar kompleks. Asinus diliputi oleh suatu lamina
basal dengan sel mioepitel. Sel asinar yang berbentuk piramid
mengandung inti yang terletak dibagian basal berbentuk bundar
dengan sitoplasma basofilik di bawah inti dan butir-butir sekretoris
di bagian puncaknya (Leeson dkk., 1990). Saluran muara dari
kelenjar parotis disebut duktus Stensen (Amerongen 1991; Meli,
1994). Bagian permukaan dari saluran tersebut adalah duktus interk
alata yang panjang, dibatasi oleh epiel gepeng dan mengandung sel

41
mioepitel. Duktus interkalata bermuara ke dalam duktus sekretorius
yang lebih besar. Kedua jenis saluran ini terletak intralobular.
Duktus sekretorius dibatasi oleh epitel silindris selapis. dan sering
disebut juga sebagai saluran bergaris atau duktus Striata (striated
dut) karena bila dilihat dengan mikroskop cahaya tampak bergaris-
garis pada bagian basahya (Leeson dkk., 1990). Duktus intrabbular,
yaitu duktus interkata dan duktus striata, bermuara ke dalam duktus
interlobular yang lebih besar. Duktus interlobular mula-mula
dibatasi oleh epitel silindris kemudian epitel bertingkat, kadang-
kadang dengan sel goblet. Pada saluran utama dekat muaranya epitel
yang membatasi adalah epitel silindris berlapis atau epitel gepeng
berlapis (Leeson dkk., 1990).

2) Kelenjar Submandibularis
Kelenjar Submandibularis merupakan kelenjar terbesar
kedua (Rensburg 1995). Kelenjar ini memproduksi saliva yang
bersifat serus dan mukus, dengan perbandingan sel asinar serus dan
mukus sebesar 7:3 (Berkoviz, et al., 2002). Kelenjar ini mempunyai

42
simpai sekat-sekat dan sistem saluran keluar yang tanpak jelas, mirip
dengan yang terdapat pada kelenjar parotis, tetapi duktus
interkalatanya lebih pendek dan kurang mencobk. Pada duktu yang
lebih besar, epitel bertingkatnya mengubah komposisi saliva dengan
cara mencampurnya dengan sekret mukus dari sel goblet dan getah
serus dari sel-sel silindrisnya. Pada dasarnya, saliva dari kelenjar ini
mempunyai aktivitas amilase yang lemah dengan lisozim yang
disekresikan oleh sel serus bukan sabit (demiluna) yang dapat
merusak dinding bakteri (Leeson dkk., 1990). Muara dari kelenjar
ini disebut duktus Wharton (Amerongen, 1991; Melti, 1994).

3) Kelenjar Sublingualis
Kelenjar sub lingua lis pada dasarnya bukan merupakan
kelenjar tunggal, tetapi kumpulan kelenjar yang terletak berdekatan
dengan saluran keluar kelenjar submandibularis di bawah mukosa

43
dasar mult. Tiap kelenjar bermuara secara tersendiri di bawah lidah
(Berkovitz, et al. 2002: Leeson dkk., 1990). Kelenjar sublingualis
merupakan kelenjar canpuran, tububalveolar kompleks. Sebagian
besar asinisnya bersifat mukus, dan beberapa diantaranya
mengandung sel bulan sabit (demiluna) serus. Asinus seru yang
murni jarang ditemukan pada kelenjar ini. Sel mioepitel terlihat
berhubungan dengan asinus. Duktus interkahta mupun duktus striata
merupakan saluran yang pendek sehingga tampak tidak mencolok.
Simpai kelenjar sublingualis kurang begitu tebal serta jumlah
sekatnya lebih sedikit (Leeson dkk., 1990).

Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar lingualis, bukalis,


labialis, palatinal, dan glossopalatinal. Kelenjar-kelenjar ini berada
di bawah mukosa dari bibir, lidah, pipi, serta palatum.

44
3. Histologi Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva merupakan kelenjar merokrin yang bentuknya
berupa tubuloasiner atau tubuloaveoler. Bagian dari kelenjar saliva yang
menghasilkan sekret disebut asini. Berikut adalah sel-sel yang
menyusun asini kelenjar saliva.
1) Asini serous
Asini serous tersusun dari sel-sel berbentuk piramid yang
mengelilingi lumen kecil dan berinti bulat. Di basal sel terdapat
sitoplasma basofilik dan di apeks terdapat butir-butir pro-enzim
eosinofilik, yang akan disekresikan ke lumen asini menjadi enzim.
Hasil sekresi aini serous berisi enzim ptialin dan bersifat jernih dan
encer seperti air.
2) Asini mukus
Asini mukus tersusun dari sel-sel berbentuk kuboid sampai
kolumner yang mengelilingi lumen kecil dan memiliki inti pipih atau
oval yang terletak di basal. Sitoplasma asini mukous yang berada di
basal sel bersifat basofilik sedangkan daerah inti dan apeks berisi
musin yang bewarna pucat. Hasil sekresi asini mukous berupa musin
yang sangat kental.
3) Asini campuran

45
Asini campuran mempunyai struktur asini serous serta
mukous. Bagian serous yang menempel pada bagian mukous
tampak sebagai bangunan berbentuk bulan sabit.

Pada kelenjar saliva juga ditemukan struktur lain yaitu mioepitel.


Mioepitel terdapat di antara membran basalis dan sel asinus. Sel ini
berbentuk gepeng, berinti gepeng, memiliki sitoplasma panjang yang
mencapai sel-sel sekretoris, dan memiliki miofibril yang kontraktil di
dalam sitoplama sehingga membantu memeras sel sekretoris
mengeluarkan hasil sekresi.
Hasil sekresi kelenjar saliva akan dialirkan ke duktus interkalatus
yang tersusun dari sel-sel berbentuk kuboid dan mengelilingi lumen
yang sangat kecil. Beberapa duktus interkalatus akan bergabung dan
melanjut sebagai duktus striatus atau duktus intralobularis yang tersusun
dari sel-sel kuboid tinggi dan mempunyai garis-garis di basal dan tegak
lurus dengan membrana basalis yang berfungsi sebagai transport ion.
Duktus striatus dari masing–masing lobulus akan bermuara pada
saluran yang lebih besar yang disebut duktus ekskretorius atau duktus
interlobularis.

46
G. Sel Lemak

Sel lemak berasal dari sel mesenkim yang berkembang menjadi lipoblast
yang selanjutnya berubah menjadi sel lemak. Pada sel lemak terdapat vakuola
yang besar. Pada sitolplasma nya terdapat banyak butir-butir lemak,
mitokondria, dan sedikit retikulum endoplasma. Selain itu, terdapat mineral dan
serat-serat kolagen. Sel lemak terdapat di seluruh tubuh, yakni di bawah kulit,
sekitar ginjal, lapisan sekitar persendian, dan di dalam sumsum tulang panjang.

Sel adiposa sangat kaya dengan pembuluh darah dan persyarafan


(Sistem neurovaskuler) menjadi penting bagi tubuh dalam memelihara
kebutuhan keseimbangan energi, penyimpanan energi dalam bentuk lipid (
lemak), mobilisasi cadangan energi dalam merespon rangsangan hormonal serta
perubahan signal sekresi. Cadangan energi utama tersebut disimpan dalam
bentuk trigliserida.

Sel lemak mempunyai peran fisiologi yang penting dalam memelihara


trigliserid dan kadar asam lemak bebas, juga mempengaruhi resistensi insulin.
Dengan demikian Sel adiposa saat ini merupakan sel yang aktif berperan dalam
mengatur secara jalur homeostatis energi. Aktivitas tersebut dikendalikan oleh
jalinan kerja sinyal hormonal dan neuronal yang kompleks.

Sel adiposa secara aktif menghasilkan beberapa hormone dan sitokin,


seperti Adiponektin, Leptin, Angiotensin, Resitin, PAI –1, TNF α, dan IL-6.
Dengan demikian sel adiposa berperan dalam perkembangan terjadi resistensi
insulin serta obesitas.

Sel adiposa terdiri dua tipe yaitu sel adiposa Coklat (Brown adipose
tissue = BAT) dan White adipose tissue (WAT) .

47
WAT : sel ini mengandung vakola lipid yang besar dikelilingi oleh ring
sitoplasma, inti tampak datar dan berada di perifer. Kumpulan lemak ini tampak
agak cair dan terdiri dari trigliserid sebagai kandungan utama. WAT ini
mensekresikan resistin dan leptin.
1. Adiposa putih ini tersusun atas sel lemak khas yang disebut dengan
adiposity.
2. Adiposit tersebut mengandung tetesan lipid atau juga lemak berbentuk cair
yang mengisi rongga bagian tengah sel lemak serta setelah itu tertanam oleh
serat kolagen.

BAT : Sel ini berbentuk polygonal, terdiri dari sitoplasma dengan bintik
bintik lipid yang kasar. Nukleus berbentuk bulat dan eksentrik.
1. Sel-sel lemak coklat ini berukuran lebih kecil apabila dibanding dengan sel
lemak putih.
2. Sel lemak coklat ini memperoleh warna coklatnya dari jumlah organel
mitokondria yang sangat banyak guna produksi energi.
3. Lipid yang terkandung di dalam sel lemak coklat tersebut di dapat dibakar
serta dimanfaatkan guna memberikan sebuah energi tingkat tinggi yakni
sebagai panas pada hewan yang sedang berhibernasi serta juga bayi yang
mungkin saja membutuhkan perlindungan panas tambahan.

48
Mayoritas sel jaringan adiposa adalah sel yang mengandung tetesan lemak
(trigliserida) dan ester kolesterol. Seperti kebanyakan sel tubuh, sitoplasma
juga dimiliki oleh sel lemak, dan nukleus (nukleus).

49
BAB V
KESIMPULAN

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil penyusun tubuh makhluk
hidup. Tubuh manusia terusun atas sel eukariotik. Lebih dari duaratus jenis sel
menyusun tubuh manusia. Setiap sel memiliki struktur unik yang berkorelasi
dengan fungsi membentuk jaringan. Beberapa jenis sel penting di tubuh manusia,
yaitu sel darah, sel tulang, sel syaraf, sel otot, sel epitel, dan sel kelenjar.
Keseluruhan sel tersebut membentuk jaringan. Jaringan memiliki fungsi
terspesialisasi yang berkontribusi terhadap multifungsi dari sistem organ yang
kompleks.

50
DAFTAR PUSTAKA

Ahima RS., Flier JS. Adipose tissue as an endocrine organ. Trends Endocrinol
Metab 2000;11:327-332.
Amerongen, A.V.N. 1992. Ludah dan Kelenjar Ludah arti bagi kesehatan gigi.
Diterjemahkan dari Speeksel En Speekselklieren : Betekenis voor
Mondgezondheid. Amterdam. Stafleu B.V. Oleh R. Abyono dan S. Suryo.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Banyal, Nur Ain. 2016. Klasifikasi Citra Plasmodium Penyebab Penyakit Malaria
dalam Sel Darah Merah Manusia dengan Menggunakan Metode Multi Class
Support Vector Machine (SVM). Jurnal Ilmiah. 8(2): 112.
Bray GA. Medical Consequences of Obesity. J Clin Endocrinol Metab.
2004;89:2583-2589.
Clinical Endocrinology & Metabolism 89(6):2548–2556
Dr. I Made Subagiartha,SpAn.KAKV.,SH. 2018. Sel struktur, fungsi, dan regulas
Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 2 Juli 2014 Erlina
Rosmaida Sitorus TEKHNIK PEWARNAAN NEURON DAN
NEUROGLIA PADA SISTEM SARAF PUSAT
Fruhbeck G., Gomez-Ambrosi J., Muruzabal FJ., Burrell MA. The adipocyte: a
model for integration of endocrine and metabolic signaling in energy
metabolism regulation. Am J Physiol Endocrinol Metab. 2001
Jun;280(6):E827-47
Furqonita, Deswaty. 2007. Seri Ipa Biologi SMP Kelas VIII. Yogyakarta:
Yudhistira Ghalia Indonesia.
Genneser, F. 1994. Buku Teks Histologi. Jilid I. Jakarta: Binapura Aksara.
Harjana, Tri. 2011. Buku Ajar Histologi. Yogyakarta
Junqueira LC dan Carneiro J. 1980. HISTOLOGI DASAR. Diterjemahkan oleh
Adji Darma. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
jurnal fk.unila.ac.id
Kershaw EE., FLIER JS. Adipose Tissue as an Endocrine Organ. The Journal of

51
Leeson, C.R., T.S. Leeson and A.A. Paparo. 1996. Buku ajar histologi. Edisi
Kelima. Diterjemahkan dari Textbook of Histology. London : W.B.
Saunders Company. Oleh S.K. Sisojo, J. Tambajong, R.Tanjil, dkk. Jakarta
: EGC.
Mikrajuddin, Saktiyono, dan Lutfi. (2007). IPA Terpadu SMP dan MTs untuk
Kelas VIII Semester 1: 2A. Jakarta: ESIS
Miner JL. The adipocyte as an endocrine cell. J. Anim. Sci. 2004. 82:935-941
Rahmawati, Anis and Wibisono, Gunawan (2013), Pengaruh Pemberian Permen
Karet yang Mengandung Xylitol Terhadap Penurunan Keluhan Xerostomia
pada Pasien dengan Radioterapi Kepala dan Leher. Undergraduate thesis,
Diponegoro University.

Rensburg, J.V. 1995. Oral biology. Chicago, London, Warsawa : Quintessence


Publishing Co, Inc.
Repository.unimus.ac.id
Rimbun, Viskasari Pintoko Kalanjati Departemen Anatomi dan Histologi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Airlangga.
Soewolo, dkk. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Subowo. (2002). Histologi Umum. 1st Ed. Jakarta: Bumi Aksara.
Taylor, DJ, Green NPO, Stout, GW, (1998), Ilmu Biologi. Cambridge University
Press, Cambridge
Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern Histologi. Bandung: Penerbit Tarsito.
Zimmermann, Kim Ann. "Sistem Endokrin: Fakta, Fungsi, dan Penyakit."
LiveScience, Beli, 11 Maret 2016

52

Anda mungkin juga menyukai