Anda di halaman 1dari 18

SKENARIO-2 HUMANIORA

(MANUSIA DAN ETIKA)


LAPORAN TUTORIAL
Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial
Dosen Pengampu: Hana Susetya Pangunadi, S.PI.

Oleh:
Kelompok Tutorial G
Putri Nurul Fadillah 181610101067
Ayu Tri Wulandari 181610101068
Sindystya Widiasri A. K. 181610101069
Saikha Adila Azzah 181610101070
Ahmad Syahrul Mubarok 181610101071
Laurian Septianindra C. 181610101072
Anita Faizah 181610101073
Adiyatmoko Nur Rahman 181610101074
Mustika Sugiarti 181610101075
Allisya Gutari Carissa S. 181610101076
Safrida Nur Islamiah I. P. 181610101077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini, tentang Manusia dan
Etika. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok G
pada skenario ketiga.
Penulisan laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Hana Susetya Pangunadi, S.PI. selaku tutor yang telah membimbing jalannya
diskusi tutorial kelompok G Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan
yang telah memberi masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang
telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan–perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, September 2018

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................................ 1


KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
C. Tujuan ......................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN
A. Skenario ...................................................................................................... 7
B. Step 1 (Identifikasi Kata Sulit) .................................................................... 7
C. Step 2 (Rumusan Masalah) ......................................................................... 8
D. Step 3 (Jawaban Masalah) ........................................................................... 9
E. Step 4 (Skema) .......................................................................................... 12
F. Step 5 (Learning Objective) ...................................................................... 12
G. Step 6 (Belajar Mandiri) ............................................................................ 13
H. Step 7 (Pembahasan Learning Objective) ................................................. 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,


gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Hal ini digunakan dengan maksud
untuk menyamakan persepsi satu sama lain. Pesan yang disampaikan dari
komunikator kepada komunikan akan diterima dengan jelas sehingga
mengakibatkan suatu efek atau respon daripada suatu komunikasi tersebut.
Hal ini merupakan tujuan utama dari pelaksanaan komunikasi. Sehingga
terjadi adanya koordinasi antara satu pihak dengan pihak lainnya. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut
komunikasi nonverbal. (Daryanto, 2014).
Macam komunikasi dibagi dua. Ada komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal. Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi
yang dilakukan oleh komunikator dengan penyampaian pesan secara
langsung seperti melalui bahasa mulut (lisan) atau bahasa yang
dikomunikasikan dengan cara penyampaian pesan melalui tulisan dengan
tujuan adanya efek atau respon dari hasil komunikasi tersebut. Komunikasi
non-verbal merupakan bentuk komunikasi yang mana menggunakan
nonvokal isyarat, gerakan, penampilan (fisik), ekspresi wajah dan sebagainya.
(Daryanto, 2014)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana etika yang benar untuk berpendapat dan mengkritik
seseorang?
2. Bagaimaana cara berdiskusi yang benar?
3. Bagaimana cara menyamakan persepsi komunikator dengan komunikan
itu sendiri?
4. Bagaimana cara kita menanggapi suatu kritikan dari orang lain?

4
5. Bagaimana caranya memperbaiki komunikasi yang terjadi akibat
kesalahpahaman antara bella dan ahsan?
6. Apa dampak yang ditimbulkan apabila kita melakukan komunikasi yang
agresif dan tidak empati?
7. Apa saja gaya komunikasi yang ada?
8. Apakah penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari kesalahpahaman
dalam berkomunikasi?
9. Apa pentingnya etika dalam berkomunikasi?
10. Apa saja unsur-unsur dari komunikasi dan faktor yang mempengaruhi
komunikasi?
11. Bahasa non verbal apa sajakah yang seharusnya tidak dilakukan dalam
berkomunikasi?
12. Apa sajakah fungsi dari berkomunikasi?
13. Bagaimana cara mewujudkan komunikasi yang efektif dan sesuai dengan
etika?
14. Apakah bahasa non verbal sama dengan bahasa isyarat?

C. Tujuan
1. Kita mengetahui etika yang baik dan benar dalam berkomunikasi
2. Kita mengetahui penyebab dan dampak dalam berkomunikasi
3. Kita mengetahui gaya bahasa dalam berkomunikasi
4. Kita mengetahui solusi apa yang harus dilakukan apabila terjadi
kesalahpahaman dalam berkomunikasi
5. Kita dapat mengetahui unsur, faktor, tujuan, dan fungsi dalam
berkomunikasi
6. Kita dapat mengetahui komunikasi yang efektif
7. Kita dapat mengetahui peran etika dalam berkomunikasi

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hak untuk beromunikasi di ruang publik merupakan hak yang paling


mendasar. Hak untuk berkomunikasi di ruang publik ini tidak bisa dilepaskan dari
otonomi demokrasi yang didasarkan pada kebebasan nurani dan kebebasan untuk
berekspresi. (B. Libois, 2002 : 19) Jadi untuk menjamin otonomi demokrasi ini
hanya mungkin apabila hak untuk berkomunikasi di publik dihormati. Etika
komunikasi merupakan bagian dari upaya menjaga untuk menjamin otonomi
demokrasi tersebut.
Etika komunikasi tidak hanya berhenti pada masalah perilaku aktor
komunikasi (wartawan, editor, agen iklan, dan pengelola rumah produksi). Ia
tidak dibatasi hanya pada deontologi jurnalisme. Etika komunikasi berhubungan
juga dengan praktek institusi, hukum, kumunikasi, struktur sosial, politik dan
ekonomi. Etika komunikasi selalu dihadapkan pada dilema yang pelik, yaitu
antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab terhadap pelayanan publik itu.
Etika komunikasi memiliki tiga dimensi yang terkait satu dengan yang lain, yaitu
tujuan, sarana, dan aksi komunikasi itu sendiri. (Haryatmoko, 2007)

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Skenario
Suatu ketika Bella berdiskusi dengan teman-temanya dalam forum
diskusi kelompok. Setiap kali diskusi, Bella sering berdebat dengan teman-
temannya. Sampai suatu ketika Ahsan salah seorang peserta diskusi dikritik
begitu tajam. Bella mengatakan bahwa pendapat Ahsan tidak memiliki dasar
sama sekali dan hanya ungkapan bodoh. Ahsan merasa tersinggung terhadap
pernyataan Bella, namun Ahsan bisa mengendalikan memendam perasaannya
itu. Hanya saja dalam kesempatan tertentu Ahsan tidak lagi mau membalas
sapaan Bella, yang sepertinya tidak tahu bahwa Ahsan pendendam.
Puncaknya ketika Bella ingin meminjam buku pada Ahsan, Ahsan merengut
marah sambil membanting bukunya dan berlari keluar ruangan. Bella terkejut
melihat bahasa non-verbal Ahsan itu dan berusaha bertanya pada teman-
teman yang lain apa yang terjadi pada Ahsan. Teman-teman tersebut
mengatakan bahwa Ahsan tersinggung oleh gaya komunikasi Bella yang
agresif dan tidak empati ketika diskusi kelompok. Bella menjadi sadar akan
sikap dan perilakunya sendiri. Sebenarnya ia tak bermaksud menghina Ahsan
dan justru ia ingin memberi motivasi pada Ahsan agar bisa menunjukkan
argumen yang lebih kuat, namun karena ia tidak menunjukkan komunikasi
yang efektif dan etika berkomunikasi maka Ahsan pun salah memahami
maksudnya.
Identifikasikan masalah komunikasi yang terjadi antara Bella dan
Ahsan, faktor-faktor penyebab dan dampak dari masalah tersebut. Diskusikan
pula bagaimana cara Bella dan Ahsan memperbaiki komunikasi di antara
mereka!

B. Step 1 : Identifikasi Kata Sulit


Non verbal : Gaya komunikasi tanpa berkata / ungkapan kegiatan
atau kelakuan kita
Empati : Seseorang memposisikan dirinya sama seperti orang

7
lain rasakan, menciptakan keinginan menolong sesama
Agresif : Sifat yang selalu ingin menyerang apabila dalam
keadaan hal yang mengecewakan ,menghambat ,atau
menghalangi bisa berkaitan dengan hal negatif dan
positif
Etika : Suatu ilmu kesusilaan yang menentukan manusia hidup
dalam bermasyarakat atau tata cara kita bertindak
Forum : Sebuah sarana komunikasi untuk tempat orang-orang
yang ingin berdiskusi, suatu tempat untuk berdiskusi
Argumen : Alasan yang dipakai untuk memperkuat atau menolak
suatu gagasan
Kritik : Suatu penilaian terhadap kekurangan atau kelebihan
suatu hal atau masalah, kecaman atau tanggapan
kadang-kadang disertai uraian baik atau buruknya
mengenai suatu hal
Motivasi : : Dorongan yang timbul pada seseorang untuk melakukan
tindakan tertentu, kritikan baik untuk menambah
semangat atau saran yang membangun
Gaya : Tata cara kita untuk berkomunikasi, suatu perilaku
Komunikasi dalam berkomunikasi yang sangat berkaitan dengan
stimulus yang disampaikan oleh komunikator dan
bagaimana respon komunikan terhadap komunikator
Diskusi : Interaksi atau komunikasi antara 2 orang atau lebih,
pertemuan untuk bertukar pikiran mengenai suatu
masalah, dituntut saling mengungkapkan pendapat

C. Step 2 : Merumuskan Masalah


1. Bagaimana etika yang benar untuk berpendapat dan mengkritik
seseorang?
2. Bagaimaana cara berdiskusi yang benar?

8
3. Bagaimana cara menyamakan persepsi komunikator dengan komunikan
itu sendiri?
4. Bagaimana cara kita menanggapi suatu kritikan dari orang lain?
5. Bagaimana caranya memperbaiki komunikasi yang terjadi akibat
kesalahpahaman antara bella dan ahsan?
6. Apa dampak yang ditimbulkan apabila kita melakukan komunikasi yang
agresif dan tidak empati?
7. Apa saja gaya komunikasi yang ada?
8. Apakah penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari kesalahpahaman
dalam berkomunikasi?
9. Apa pentingnya etika dalam berkomunikasi?
10. Apa saja unsur - unsur dari komunikasi dan faktor yang mempengaruhi
komunikasi?
11. Bahasa non verbal apa sajakah yang seharusnya tidak dilakukan dalam
berkomunikasi?
12. Apa sajakah fungsi dari berkomunikasi?
13. Bagaimana cara mewujudkan komunikasi yang efektif dan sesuai dengan
etika?
14. Apakah bahasa non verbal sama dengan bahasa isyarat?

D. Step 3 : Menjawab Semua Problem / Brainstorming


1. Berbicara secara halus agar tidak menyinggung perasaan orang lain ,
harus terdapat unsur yang membangun agar orang tersebut bisa berubah
menjadi lebih baik, saat menyampaikan kritikan jangan sampai menyela
pembicaraan orang yang kita kritik, dengan sopan dan santun,
mempunyai argumen yang jelas dan fakta.
2. Tempat, formal atau tidaknya, dan orang yang kita ajak berdiskusi. Suatu
rumusan masalah yang akan didiskusikan dan masing-masing individu
mempunyai penyelesaian, dibutuhkan 2 orang atau lebih, Usia juga
merupakan faktor dalam diskusi, memperhatikan jenjang pendidikan,
efektif, efisien, memperhatikan etika.

9
3. Setiap individu harus bisa memahami individu masing-masing agar
terciptanya suatu pemahaman bersama, tidak egois, harus menyampaikan
dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, dengan tempo bicara
yang sesuai agar tidak salah tangkap.
4. Menerima dengan lapang dada apabila kritikan itu pantas terhadap kita,
harus lebih selektif dalam menerima kritikan dan melihat sisi positif,
kritikan tersebut bisa menjadi bahan evaluasi untuk diri kita sendiri. Kita
harus tidak terlalu memikirkan kritikan yang tidak baik untuk kita dan
mempertahankan prinsip kita. Kritik kita harus mendengarnya untuk
memahami yang mereka katakan. Jangan tertutup dengan kritik.
5. Antara Bella dan Ahsan harus mengalah, Bella harus bertanya apa
salahnya kepada Ahsan dan Ahsan tidak boleh mengikuti egonya.
Mereka harus mengkomunikasikan dan meminta maaf dan
menyelesaikan masalah dengan cara kekeluargaan. Masing-masing
individu harus menurunkan egonya. Harus bisa mengkoreksi diri sendiri
dan memahami orang lain. Membutuhkan sosok orang ketiga apabila
kedua belah pihak tidak bisa menurunkan egonya.
6. Hal tersebut bisa merusak hubungan pertemanan. Untuk hal positif akan
terjadi diskusi yang bermutu apabila kedua belah pihak sama sama
memiliki jiwa besar.
7. Ada 2. Secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dengan cara
bertatap muka, jika tidak langsung melewati sms,whatsapp, dan dengan
berbagai macam teknologi. Ada juga yang formal dan tidak formal,
apabila di kehidupan sehari – hari kita menggunakan gaya yang tidak
formal. Ada verbal dan non verbal. Jika verbal secara langsung dan non
verbal dengan bahasa tubuh. Verbal dengan kata atau suara, sedangkan
non verbal seperti sandi, kode, dsb. Ada 6 gaya komunikasi: the
controlling style (mengendalikan komunikan), the equalitarian style
(dengan landasan kesamaan), the structring style (komunikasi lebih
tertata), the dynamic style ( lebih dinamis dan lebih agresif seperti kasus
bella dan ahsan), the relinguishing style (menerima pendapat) , the
withdrawal style ( mempunyai masalah sendiri-sendiri).

10
8. Dampak : dapat menimbulkan kebencian dan pertengkaran , dapat
menyebabkan tujuan dari komunikasi tidak tercapai . Penyebab : Kurang
memahami satu sama lain , tidak menggunakan bahasa yang baik, terlalu
terbawa perasaan.
9. Etika sangat penting agar jalannya diskusi tercapai dan tidak ada
perdebatan
10. Unsur-unsur dari komunikasi dan faktor yang mempengaruhi
komunikasi, diantaranya yaitu:
a. Unsur : Komunikator, komunikan, pesan yang disampaikan, media
komunikasi, dampak atau efek yang ditimbulkan dari komunikasi itu
sendiri
b. Faktor terbagi menjadi dua :
1) Internal : usia orang yang berkomunikasi, latar belakang ,
pendidikan orang yang berkomunikasi , keadaan psikologis,
persepsi dan kondisi fisik
2) Eksternal : lingkungan fisik , waktu , lingkungan sosial
11. Sikap acuh tak acuh, meninggalkan suatu masalah yang belum
terselesaikan, menggebrak meja, membanting kursi, menunjuk,
melakukan gerakan penolakan, sikap tidak sopan kepada orang yang kita
ajak berkomunikasi, mengantuk.
12. Membangun relasi dengan orang lain, menyampaikan fikiran atau
perasaan kita, sebagai sarana untuk bertukar informasi, pengendali, bisa
menyampaikan pesan- pesan keagamaan, sarana berinteraksi terhadap
orang lain.
13. Kembali ke diri masing-masing apa saja etika dalam berkomunikasi,
harus memahami orang yang sedang berkomunikasi dengan kita, dengan
cara tidak bertele-tele.
14. Kurang lebih adalah sama. Bahasa isyarat lebih memiliki pedoman.
Bahasa non verbal seperti apa yang kita lakukan. Bahasa non verbal lebih
ke sikap kita dan bahasa tubuh kita. Bahasa isyarat konteksnya berbeda.
Untuk golongan umum isyarat bahkan termasuk bahasa non verbal.

11
Untuk golongan para tuna wicara, dll bahasa isyarat termasuk bahasa
verbal. Bahasa non verbal butuh pengertian ulang.

E. Step 4 : Membuat Skema

F. Step 5 : Learning Objective


1. Kita mengetahui etika yang baik dan benar dalam berkomunikasi
2. Kita mengetahui penyebab dan dampak dalam berkomunikasi
3. Kita mengetahui gaya bahasa dalam berkomunikasi
4. Kita mengetahui solusi apa yang harus dilakukan apabila terjadi
kesalahpahaman dalam berkomunikasi
5. Kita dapat mengetahui unsur, faktor, tujuan, dan fungsi dalam
berkomunikasi
6. Kita dapat mengetahui komunikasi yang efektif
7. Kita dapat mengetahui peran etika dalam berkomunikasi

12
G. Step 6 : Belajar Mandiri

H. Step 7 : Pembahasan Learning Objective


1. Etika berkomunikasi tidak dengan hanya bertutur kata berkaitan dari niat
yang tulus yang diekspresikan dari empati.
a. Tanpa memandang status dan umur
b. Penghormatan terhadap ide perasaan
c. Keobjektifan dan keterbukaan pikiran
d. Penghormatan terhadap bukti
e. Mendengarkan dengan cermat dan hati-hati
Cara dan penyampaian yang santun, berbicara dengan akal sehat ,
logis agar dapat diterima oleh yang kita ajak bicara, tidak bertele-tele atau
berbelit-belit dan menggunakan logika. Dan pembicara bersikap terbuka,
tidak perlu dibuat-buat atau lebay. (Jurnal Kesantunan vol.37 edisi Maret
2017).
Menghindari sesuatu konflik dengan menggunakan etika yang baik
dan benar kita harus berdiri sejajar dengan lawan bicara, menunjukkan
rasa paham kepada lawan bicara, jangan mengakhiri argumen dengan
sepihak. Menggunakan bahasa tubuh yang tepat (Buku Etika dan Filsafat ,
2009.)
2. Terdapat beberapa penyebab yang dapat membuat kesalah pahaman saat
komunikasi, diantaranya:
a. Perbedaan status sosial
b. Cara pandang yang sempit
c. Bahasa
d. Perbedaan agama budaya sekitar
e. Sifat atau rasa ambisius
f. Menganggap orang lain lebih rendah daripada kita
g. Komunikator memiliki sifat tertutup
h. Pesan itu sendiri
Dampak komunikasi ada 2 :
a. Dampak positif

13
Sang komunikator dan komunikan tahu mengenai etika
berkomunikasi. Berhasil menyampaikan komunikasi secara baik,
terjadinya komunikasi yang efektif akan menghasilkan lawan bicara
kita menjadi mengerti. Dengan pemilihan waktu yang tepat dan
melihat lawan bicara kita akan mengakibatkan kepahaman.
b. Dampak negatif
Sang komunikan dan komunikator tidak tahu mengenai etika
berkomunikasi. Timbul konflik, kesalahpahaman, dan lain-lain.
3. Gaya komunikasi dapat didefinisikan cara seseorang dapat berinteraksi
dengan cara verbali (verbal) dan para verbali (non verbal) untuk
memberi tanda untuk memahami atau dimengerti. (Norton, Allen 2006).
Macam-macam gaya komunikasi, diantaranya :
a. The controlling style (mengendalikan komunikan)
b. The equalitarian style (dengan landasan kesamaan)
c. The structring style (komunikasi lebih tertata)
d. The dynamic style (lebih dinamis dan lebih agresif
e. The relinguishing style (menerima pendapat)
f. The withdrawal style (mempunyai masalah sendiri-sendiri)
Gaya bahasa/style memiliki maksud tersirat maupun tidak tersirat
namun semua dapat diterjemahkan dalam satu makna. Penggunaan gaya
bahasa yang tersirat maupun tidak tersirat dimaksud untuk jalannya
informasi efektif.
4. Beberapa solusi yang dapat dilakukan dalam memecahkan masalah
akibat kesalahpahaman dalam berkomunikasi diantaranya yaitu seorang
komunikator harus bersifat empati, dalam antar pribadi komunikator atau
komunikan harus membuka diri dan meningkatkan rasa empati terhadap
lawan bicara, sikap saling menghargai, dan saling mendukung. Untuk
dalam lingkup luas harus melalui beberapa pendekatan yaitu melalui
mediasi dengan pihak ketiga, negosiasi untuk mencari kesepakatan,
dengan melibatkan masyarakat. Harus mengetahui teknik dan etika dalam
berkomunikasi.
5. Mengetahui unsur, faktor, tujuan, dan fungsi dalam berkomunikasi

14
a. Unsur komunikasi : Sumber, pesan, media, penerima, umpan balik,
lingkungan.
b. Faktor komunikasi : Percaya, relasi, kepuasan, kejelasan,
kemampuan pihak menerima, penyaluran berita
c. Tujuan komunikasi : Mengenal diri sendiri dan orang lain,
mengetahui dunia luar, menciptakan dan memelihara hubungan,
mengubah sikap dan perilaku, bermain dan mencari hiburan, serta
membantu orang lain
d. Fungsi komunikasi : Menyampaikan pesan, berkerja sama dengan
orang lain, memperoleh kebahagiaan dan terhindar dari tekanan,
sebagai komunikasi sosial untuk membangun jati diri, sebagai
komunikasi ekspresi untuk menyampaikan pesan atau emosi, sebagai
komunikasi ritual merupakan perilaku yang bersifat simbolik,
sebagai komunikasi instrumental untuk mengajar.
6. Komunikasi yang efektif dapat dilakukan melalui :
a. Lingkungan yang tepat
b. Penyusunan komunikasi
c. Dengan bahasa tubuh
d. Kontak mata tepat
e. Tata bicara tepat
Terdapat lima hukum komunikasi efektif, diantaranya :
a. Respect atau peduli
b. Empaty
c. Humble atau rendah hati
d. Quality
e. Audible
Ada beberapa sikap yang sebaiknya dilakukan saat berkomunikasi,
diantaranya yaitu :
a. Berorientasi pada kebenaran (truth)
b. Tulus didasarkan dari niat diri sendiri
c. Ramah atau friendship
d. Kesungguhan atau seriousness

15
e. Ketenangan
f. Percaya diri (self confident)
g. Mau mendengarkan dengan baik
7. Komunikasi melibatkan anggota masyarakat dan diperlukan norma-
norma aturan salah satu yang mewujudkan yaitu etika komunikasi. Untuk
tercapainya ketertiban dalam masyarakat dengan kajian tentang baik
buruknya suatu tindakan komunikasi. Dalam interaksi selalu diperlukan
norma-norma atau aturan-aturan yang berfungsi untuk social control
yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang tertib salah satu
bentuk perwujudannya dengan adanya etika.

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dilihat dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa etika berperan
penting dalam kehidupan manusia karena etika merupakan dasar nilai-nilai
atas tindakan manusia. Etika sangat membantu manusia dalam bertindak
seperti contohnya yaitu komunikasi dalam sebuah forum, kita harus bisa
menempatkan diri dan bagaimana etika yang benar dalam kondisi-kondisi
tertentu. Dalam hal menyampaikan pendapat kita harus tahu etika dan attitude
yang benar sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman, seperti harus
berbicara yang sopan, halus, tidak bernada tinggi, dalam sebuah forum
diskusi dan juga tidak menjatuhkan orang lain dalam menanggapi suatu
pendapat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Mufid, Muhammad, 2009, Etika dan Filsafat Komunikasi, Jakarta; Prenada Media
Group.
FEMA. Effective Communication : An Independent Study, Desember 2005.
Daryanto, 2004, Teori Komunikasi, Malang : Penerbit Gunung Samudra, Hal.
163-165.
Handayani, Tutut, 2011, Membangun Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan
Kualitas dalam Proses Belajar Mengajar, Jurnal Ta’dib.

18

Anda mungkin juga menyukai