Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KHASIAT BELIMBING WULUH

Bidang studi : Kimia


Guru Pengajar : Yuli Handayani, S.Pd,M.M

Disusun oleh :

Ibnu Habib Ridwansyah


X-IPA1/19

SMA NEGERI 1 CERME


Jl. Pasar Cerme Lor No.176 Ngabetan, Ngabetan, Cerme Lor, Kec. Cerme, Kabupaten
Gresik, Jawa Timur 61171
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah penelitian yang berjudul “Khasiat Belimbing
Wuluh” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas guru pada bidang
studi Kimia. Selain itu, makalah ini juga untuk menambah wawasan dan menguji fakta dari
banyaknya khasiat belimbing wuluh bagi para khalayak dan saya sendiri.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuli Handayani, selaku guru bidang studi Kimia
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semuanya yang telah banyak membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya buat ini masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena
itu, semua kritik dan saran/masukan akan saya terima untuk menjadi perbaikan pada
kesempatan berikutnya, serta semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Gresik, Agustus 2021.

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah belimbing adalah nama Melayu untuk jenis tanaman buah dari keluarga
Oxalidaceae, marga Averrhoa. Tanaman belimbing dibagi menjadi dua jenis, yaitu belimbing
manis (Averrhoa carambola) dan belimbing asam (Averrhoa bilimbi) atau lazim pula disebut
belimbing wuluh. Belimbing adalah tanaman asli Indonesia dan Malaysia, yang kemudian
menyebar rata di Asia Tenggara seperti Kalimantan, Filipina, dan ke negara lainnya.
Alasannya, karena tanaman belimbing berasal dari kawasan beriklim kering di Asia
Tenggara, seperti halnya Jawa dan Sumatera. (Lin, 1994).
Banyak tanaman di Indonesia yang sebenarnya dapat memberikan banyak manfaat,
namun belum dibudidayakan secara khusus. Salah satu diantaranya adalah belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi). Belimbing wuluh memiliki banyak khasiat yang banyak orang belum
tahu, banyak orang menganggap belimbing wuluh ini hanya untuk perasa asam. Banyaknya
belimbing wuluh yang tumbuh ditanam ataupun liar di pekarangan rumah yang seringkali
jatuh dan tidak dimanfaatkan, menjadi latar belakang pada pengujian kali ini, dikarenakan
buah yang terjangkau dan mudah didapatkan ternyata memiliki banyak kelebihan terutama
bagi manusia.
Beberapa kandungan senyawa aktif pada Belimbing wuluh diketahui bersifat
antiinflamasi sehingga dapat mengurangi peradangan jerawat dan menyembuhkannya secara
alami. Jerawat atau acne vulgaris adalah gangguan pada kulit yang berhubungan dengan
produksi minyak (sebum) berlebih. Jerawat juga merupakan salah satu tanda remaja telah
mengalami masa pubertas, banyak remaja yang merasa risih atau tidak nyaman dengan
adanya jerawat karena dapat membuat mereka merasa tidak percaya diri dalam bersosial.
Tidak sedikit juga yang menginginkan wajah bersih bebas jerawat dengan memakai produk
yang belum pasti bahan pembuatannya karena tergiur oleh harga yang murah dengan hasil
yang cepat. Sebenarnya ada alternatif lain yang jauh lebih terjangkau dan aman yaitu dengan
belimbing wuluh. Bagaimana caranya belimbing wuluh dapat menghilangkan jerawat?
Penelitian menunjukkan ekstrak belimbing wuluh yang terdiri dari tannin, saponin,
triterpenoid, dan flavonoid memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri,
belimbing wuluh juga memiliki kemampuan sebagai antimicrobial yang dapat menyebabkan
sel bakteri menjadi lisis.
Selain memiliki kandungan seperti tannin, saponin, triterpenoid, dan flavonoid.
Belimbing wuluh juga mengandung glukosida, kalsium, kalium, vitamin C, asam sitrat,
glukosida, dan peroksidase. Rasa asam buah ini berasal dari asam sitrat dan asam oksalat.
Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada buah belimbing wuluh menjadikan buah ini
sangat berkhasiat sebagai obat.
1.2 Pembatasan Masalah
Agar pokok masalah yang dibahas tidak terlalu luas dan untuk mempermudah
memahami masalah maka permasalahan dibatasi sebagai berikut :
1. Subjek penelitian adalah belimbing wuluh.
2. Objek penelitian adalah hasil yang nampak pada wajah setelah uji zat anti inflamasi.
3. Parameter penelitian adalah kualitas daripada penelitian terhadap objek itu sendiri.

1.3 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu:
1. Apakah belimbing wuluh (Averrhoa blimbi) dapat mengatasi jerawat pada wajah?
2. Apa zat dalam belimbing wuluh yang berfungsi sebagai antiinflamasi serta
antimikrobal yang berperan dalam mengatasi jerawat?
1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan menguji kandungan pada belimbing wuluh (Averrhoa blimbi).
2. Untuk membuktikan apakah benar belimbing wuluh yang berperan sebagai
antiinflamasi/antimikrobal dapat mengatasi jerawat.
3. Sebagai sumber informasi untuk peneliti dan pembaca.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belimbing wuluh

Gambar 1: Belimbing wuluh


Sumber: Ibnu (2021)

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) tumbuh baik di daerah tropis. Belimbing
wuluh merupakan tumbuhan yang hidup pada ketinggian 5 hingga 500 meter diatas
permukaan laut (Rahayu, 2013). Belimbing wuluh berasal dari kepulauan Maluku dan
menyebar ke seluruh bagian negara Indonesia. Belimbing wuluh memiliki batang yang kasar
berbenjol-benjol, bercabang sedikit, arahnya condong keatas. Cabang muda berambut halus
seperti beludru, warna coklat muda. Daun berupa daun majemuk menyirip ganjil dengan 21-
45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur sampai lonjong,
ujung runcing, pangkal memudar tepi rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm, warna hijau,
permukaan bawah berwarna hijau muda (Herbie, 2015).

Indonesia memiliki banyak tanaman yang dapat memberikan banyak manfaat. Salah
satu diantaranya adalah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn). Tanaman ini sering
digunakan sebagai obat tradisional. Belimbing wuluh mengandung banyak vitamin C alami
yang berguna sebagai penambah daya tahan tubuh dan perlindungan terhadap berbagai
penyakit. Bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat adalah buah dan daunnya.
Daun belimbing wuluh dijadikan obat tradisional karena di dalam daun belimbing wuluh
terdapat zat-zat aktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Ekstrak daun belimbing
wuluh mengandung flavonoid, tanin dan triterpenoid. Senyawa flavonoid menganggu bakteri
dengan cara merusak membran sitoplasma dan menyebabkan bocornya metabolit penting
sehingga menginaktifkan sistem enzim bakteri. Senyawa tanin dapat menghambat dan
membunuh pertumbuhan bakteri dengan cara bereaksi dengan membran sel, inaktivasi
enzim-enzim esensial dan destruksi materi genetik. Aktivitas antibakteri dari triterpenoid
terjadi melalui mekanisme perusakan fraksi lipid membran sitoplasma. Jadi, ekstrak daun
belimbiing wuluh mempunyai daya antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus
mutans.
Kandungan nutrisi yang dapat Anda temukan dalam 100 gram belimbing wuluh:

• Air: 94.08 gram.

• Protein: 0,61 gram atau sama dengan 1.22% dari AKG harian.

• Vitamin B1 (Thiamin): 0.010 mg atau 0.83% AKG.

• Serat: 0.6 gram atau 1.58% AKG.

• Kadar abu: 0.31-0.40 gram.

• Kalsium: 3.4 mg atau 0.34% AKG

• Vitamin B2 (Riboflavin): 0.026 mg atau 2.00% AKG.

• Fosfor: 11.1 mg atau 1.59% AKG.

• Zat besi: 1.01 mg atau 12.63 AKG.

• Vitamin B3 (Niasin): 0.302 mg atau 1.89% AKG.

• Vitamin C (Asam askorbat): 15.5 mg atau 17.22% AKG.

• Flavonoid.

Manfaat belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn):

1. Sebagai antibiotik,

2. Mengontrol diabetes,

3. Mengobati alergi,

4. Mengatasi obesitas.

5. Mengontrol Hipertensi,

6. Mengatasi deman, flu, dan batuk,

7. Mengatasi wasir,
8. Mengatasi jerawat,

9. Mengatasi sariawan,

10. Mengobati penyakit kelamin, dan

11. Membantu mengatasi gondongan, serta masih banyak lagi.

Sayangnya, tidak semua orang dapat mengonsumsi buah yang satu ini, meski
belimbing wuluh memiliki kandungan dan manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.
Ya, jika memiliki masalah kesehatan pada organ ginjal, sebaiknya tidak mengonsumsi
belimbing wuluh, karena menurut sebuah penelitian yang dimuat pada Indian Journal
of Nephrology, terdapat kandungan caramboxin pada buah belimbing wuluh maupun
belimbing biasa yang susah untuk dikeluarkan dari tubuh, pada orang yang tidak
memiliki masalah ginjal, senyawa ini bisa dengan mudah dikeluarkan dari tubuh.
BAB 3
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan di rumah dan pelaksanaan berlangsung selama 3 hari.
3.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Cobek,
2. Ulekan, dan
3. Tisu.
Bahan dan media:
• Objek penelitian: belimbing wuluh (Averrhoa blimbi)
• Subjek penelitian: area berjerawat
3.3 Variabel
• Variabel bebas : pemakaian belimbing pada wajah atau area berjerawat.
• Variabel terikat: reaksi dan hasil wajah setelah pengujian.
3.4 Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental.
3.5 Hipotesis
Hasil yang diharapkan dari penelitian kali ini adalah terbuktinya belimbing
wuluh (Averrhoa blimbi) sebagai antiinflamasi dan antimikrobal dalam uji mengatasi
jerawat pada wajah.
3.6 Penelitian
Dalam uji kali ini, digunakan Langkah sebagai berikut:
1. Bersihkan dan keringkan wajah atau area berjerawat terlebih dahulu,
2. Haluskan belimbing wuluh dengan cobek dan ulekan hingga airnya keluar,
3. Serap air belimbing wuluh dengan menggunakan tisu, dan
4. Oleskan tisu tadi ke seluruh wajah atau area berjerawat. Diaplikasikan untuk
seluruh wajah juga bisa, karena belimbing wuluh juga memiliki kandungan
antioksidan yang baik dalam menjaga kulit, terutama wajah.
3.6 Hasil
Dalam penelitian yang berlangsung selama 3 hari, dengan pengaplikasian
kepada wajah setiap menjelang tidur didapatkan hasil yang cukup baik, yaitu terjadi
pengempesan jerawat namun belum maksimal.
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan yang didapat dari penelitian kali ini yaitu memang benar antiinflamasi atau
antimikrobal terkhusus pada objek penelitian belimbing wukuh (Averrhoa blimbi) dapat
mengempeskan dan meringankan jerawat. Dengan skala (waktu) pengaplikasian saat
menjelang tidur saja didapat hasil yang belum maksimal namun cukup baik, jerawat tetap ada
namun terjadi progress kecil setiap harinya. Mungkin untuk memperoleh hasil yang lebih baik
dan maksimal, pengaplikasian minimal 2-3 kali dalam sehari.
DAFTAR PUSAKA

https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/473, diakses pada Juli


2021.
https://journals.unihaz.ac.id/index.php/abdihaz/article/view/910, diakses pada Juli 2021.
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/manfaat-belimbing-wuluh/, diakses pada Agustus
2021.
https://id.theasianparent.com/manfaat-belimbing-wuluh, diakses pada Agustus 2021.
https://www.deherba.com/belimbing-wuluh-untuk-pengobatan-jerawat.html, diakses pada
Agustus 2021.
https://www.halodoc.com/kesehatan/jerawat, diakses pada Agustus 2021.

Anda mungkin juga menyukai