Anda di halaman 1dari 7

DAYA HAMBAT INFUSA DAUN ALPUKAT

( Persea americana Mill )TERHADAP PERTUMBUHAN

BAKTERI Escherichia coli SECARA IN-VITRO

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah

OLEH :

MARDA LINARNI

NIM : 11053

AKADEMI ANALIS KESEHATAN

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

2013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gaya hidup yang mengarah kembali ke alam (back to nature) membuktikan bahwa

hal-hal yang alami bukanlah hal yang ketinggalan jaman. Dunia kedokteran modern pun

banyak kembali mempelajari obat-obat tradisional. Tanaman-tanaman berkhasiat obat

ditelaah dan dipelajari secara ilmiah. Hasilnya pun mendukung bahwa tanaman obat memang

memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi

kesehatan ( Muhlisah. F, 1995 ).

El-Kabumaini. N., dkk. (2008) menyebutkan bahwa alpukat adalah salah satu buah

berkhasiat obat. Jadi, selain menjadi buah yang dapat mengenyangkan perut, menghasilkan

tenaga. Ternyata alpukat juga berkhasiat sebagai obat.

Alpukat (Persea americana Mill) merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai

20 m. Pohonnya berkayu, umumnya percabangan jarang, dan arahnya horizontal ( Sunarjono,

H, 1998 ). Daunnya berwarna hijau-tua, berbentuk runcing sampai agak melebar, sepanjang

10 cm – 20 cm, daun-daun muda berwarna agak kemerah-merahan atau merah anggur.

Bunganya berjenis kelamin dua, tumbuh tersusun dalam malai pada tunas pucuk atau tunas

terminal. Buahnya berukuran kecil sampai besar, beratnya bervariasi antara 100 gr – 2.300 gr,

berbentuk beragam, ada yang bulat, bulat lonjong, bulat agak meruncing, pada tangkai, atau

bulat seperti bolam ( Kanisius, 1997 ).

Alpukat kaya akan berbagai macam kandungan kimia. Buah dan daunnya

mengandung saponin alkaloida dan flaponoid, selain itu daunnya juga mengandung polifenol,
quersetin, dan gula alkohol persit. Sementara daging buahnya mengandung tanin ( Permadi.

A, 2008 ). Kulit ranting mengandung methyilchavicol, alphapinene, dan tanin (Hariana. A,

2005). Alpukat juga mengandung betakaroten, klorofil, vitamin E, dan vitamin B-kompleks

yang berlimpah ( Kumalaningsih. S, 2006 ).

Efek farmakologis daun alpukat adalah peluruh kencing (diuretik) dan astringen.

Selain daun, kulit ranting memiliki efek farmakologis, seperti peluruh kentut (karminatif),

penyembuh batuk, pelancar menstruasi, dan emollient (Hariana. A, 2005 ). Penyakit-penyakit

lain yang dapat disembuhkan dengan memakan bagian dari tanaman alpukat adalah sariawan,

melembabkan kulit kering, kencing batu, sakit kepala, darah tinggi (Hipertensi), nyeri saraf

(neuralgia), nyeri lambung, saluran nafas membengkak (bronchial swellings), sakit gigi, dan

kencing manis (diabetes mellitus) ( El-Kabumaini, N., dkk, 2008 ).

Alpukat juga mampu menurunkan risiko stroke dan serangan jantung, karena alpukat

merupakan satu-satunya buah yang kaya lemak, bahkan kadarnya lebih dari dua kali

kandungan lemak dalam durian. Alpukat juga kaya mineral kalium, tapi rendah kandungan

natriumnya. Perbandingan ini mendorong suasana basa di dalam tubuh kita. Berkurangnya

keasaman tubuh (darah dan jaringan) akan menekan munculnya penyakit akibat kondisi

tubuh terlalu asam, seperti alergi, pusing, panik, gangguan pernafasan, dan gangguan

pencernaan ( Hariana. A, 2005 ).

Selain itu karena pada daun alpukat mengandung rasa pahit, kelat, dan bersifat

antibakteri. Sehingga Sifat tersebut dapat menghambat pertumbuhan beberapa spesies bakteri

Staphylococcus sp., Pseudomonas sp., Escherichia sp., dan Bacillus sp ( Permadi. A, 2008).

Escherichia coli merupakan kuman yang banyak di temukan di dalam usus besar

manusia sebagai flora normal, berbentuk batang pendek (kokobasil), negatif gram, tidak

berspora, ukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain
mempunyai kapsul. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare

pada anak, selain itu juga dapat menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus

yaitu infeksi saluran kemih, pneumonia, meningitis pada bayi baru lahir, dan infeksi pada

luka ( Mikrobiologi, 1994 ).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

pengaruh daya hambat infusa daun alpukat terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui konsentrasi minimum infusa daun

alpukat terhadap pertumbuhan bakteri tersebut, sehingga dapat memberikan informasi

mengenai penggunaan daun alpukat yang tepat sebagai obat alternatif terhadap infeksi bakteri

Escherichia coli.

1.2 Rumusan Masalah

Belum diketahui konsentrasi infusa daun alpukat (Persea americana Mill) yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara in-vitro.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas daya hambat infusa daun alpukat terhadap pertumbuhan

bakteri Escherichia coli.

1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui konsentrasi daya hambat infusa daun alpukat terhadap

pertumbuhan bakteri secara minimum.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti


Menambah pengetahuan khususnya di bidang mikrobiologi yang diperoleh selama

mengikuti perkuliahan dan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Akademi

Analis Kesehatan Pemerintah Provinsi Jambi.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan literatur dan

kepustakaan di Akademi Analis Kesehatan Pemerintah Provinsi Jambi khususnya dalam

disiplin ilmu mikrobiologi.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat atau khasiat daun

alpukat sebagai alternatif pengobatan penyakit yang disebabkan oleh Escherichia coli.

1.5 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah hanya pada daya hambat infusa daun

alpukat terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Konsentrasi infusa
daun alpukat

3.2 Definisi operasional

- Konsentrasi daun alpukat adalah


Daya hambat pertumbuhan
kandungan daun alpukat yang di peroleh bakteri Escherichia coli dari

perendaman simplisia dengan larutan dalam

penangas pada suhu 900 C selama 5 menit dan dibuat dalam berbagai tingkatan

konsentrasi (100% sampai 10%).

- Daya hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli kemampuan infusa daun alpukat

sebagai inhibitor pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang dilakukan dengan cara

difusi sumuran pada media MHA dan hasilnya dilaporkan dalam skala ordinal yaitu

menghambat atau tidak menghambat.

3.3 Metode penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimen laboratorium.

3.4 Sampel penelitian


Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah Infusa daun alpukat (Persea

americana Mill) dan strain bakteri Escherichia coli yang diperoleh dari laboratorium

Mikrobiologi Akademi Analis Kesehatan Provinsi Jambi.

3.5 Tekhnik pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan atas dasar hasil pengamatan terhadap kemampuan

bermacam-macam konsentrasi (100% - 10%) dari infusa daun alpukat dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

3.6 Tempat dan waktu penelitian

3.6.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Mikrobiologi Akademi Analis Kesehatan

Provinsi Jambi.

3.6.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Mei s/d 29 Juni 2013.

Anda mungkin juga menyukai