OLEH :
MARDA LINARNI
NIM : 11053
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Gaya hidup yang mengarah kembali ke alam (back to nature) membuktikan bahwa
hal-hal yang alami bukanlah hal yang ketinggalan jaman. Dunia kedokteran modern pun
ditelaah dan dipelajari secara ilmiah. Hasilnya pun mendukung bahwa tanaman obat memang
memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi
El-Kabumaini. N., dkk. (2008) menyebutkan bahwa alpukat adalah salah satu buah
berkhasiat obat. Jadi, selain menjadi buah yang dapat mengenyangkan perut, menghasilkan
Alpukat (Persea americana Mill) merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai
H, 1998 ). Daunnya berwarna hijau-tua, berbentuk runcing sampai agak melebar, sepanjang
Bunganya berjenis kelamin dua, tumbuh tersusun dalam malai pada tunas pucuk atau tunas
terminal. Buahnya berukuran kecil sampai besar, beratnya bervariasi antara 100 gr – 2.300 gr,
berbentuk beragam, ada yang bulat, bulat lonjong, bulat agak meruncing, pada tangkai, atau
Alpukat kaya akan berbagai macam kandungan kimia. Buah dan daunnya
mengandung saponin alkaloida dan flaponoid, selain itu daunnya juga mengandung polifenol,
quersetin, dan gula alkohol persit. Sementara daging buahnya mengandung tanin ( Permadi.
2005). Alpukat juga mengandung betakaroten, klorofil, vitamin E, dan vitamin B-kompleks
Efek farmakologis daun alpukat adalah peluruh kencing (diuretik) dan astringen.
Selain daun, kulit ranting memiliki efek farmakologis, seperti peluruh kentut (karminatif),
lain yang dapat disembuhkan dengan memakan bagian dari tanaman alpukat adalah sariawan,
melembabkan kulit kering, kencing batu, sakit kepala, darah tinggi (Hipertensi), nyeri saraf
(neuralgia), nyeri lambung, saluran nafas membengkak (bronchial swellings), sakit gigi, dan
Alpukat juga mampu menurunkan risiko stroke dan serangan jantung, karena alpukat
merupakan satu-satunya buah yang kaya lemak, bahkan kadarnya lebih dari dua kali
kandungan lemak dalam durian. Alpukat juga kaya mineral kalium, tapi rendah kandungan
natriumnya. Perbandingan ini mendorong suasana basa di dalam tubuh kita. Berkurangnya
keasaman tubuh (darah dan jaringan) akan menekan munculnya penyakit akibat kondisi
tubuh terlalu asam, seperti alergi, pusing, panik, gangguan pernafasan, dan gangguan
Selain itu karena pada daun alpukat mengandung rasa pahit, kelat, dan bersifat
antibakteri. Sehingga Sifat tersebut dapat menghambat pertumbuhan beberapa spesies bakteri
Staphylococcus sp., Pseudomonas sp., Escherichia sp., dan Bacillus sp ( Permadi. A, 2008).
Escherichia coli merupakan kuman yang banyak di temukan di dalam usus besar
manusia sebagai flora normal, berbentuk batang pendek (kokobasil), negatif gram, tidak
berspora, ukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain
mempunyai kapsul. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare
pada anak, selain itu juga dapat menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus
yaitu infeksi saluran kemih, pneumonia, meningitis pada bayi baru lahir, dan infeksi pada
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
pengaruh daya hambat infusa daun alpukat terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui konsentrasi minimum infusa daun
mengenai penggunaan daun alpukat yang tepat sebagai obat alternatif terhadap infeksi bakteri
Escherichia coli.
Belum diketahui konsentrasi infusa daun alpukat (Persea americana Mill) yang dapat
Untuk mengetahui efektifitas daya hambat infusa daun alpukat terhadap pertumbuhan
Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan literatur dan
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat atau khasiat daun
alpukat sebagai alternatif pengobatan penyakit yang disebabkan oleh Escherichia coli.
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah hanya pada daya hambat infusa daun
BAB III
METODE PENELITIAN
Konsentrasi infusa
daun alpukat
penangas pada suhu 900 C selama 5 menit dan dibuat dalam berbagai tingkatan
- Daya hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli kemampuan infusa daun alpukat
sebagai inhibitor pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang dilakukan dengan cara
difusi sumuran pada media MHA dan hasilnya dilaporkan dalam skala ordinal yaitu
americana Mill) dan strain bakteri Escherichia coli yang diperoleh dari laboratorium
bermacam-macam konsentrasi (100% - 10%) dari infusa daun alpukat dalam menghambat
Provinsi Jambi.