PENDAHULUAN
Regnum : Plantae
Subregnum : Viridiplantae
Infraregnum : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Superorder : Rosanae
Order : Brassicales
4
5
II.1.5. Manfaat
Manfaat dan khasiat tanaman kelor terdapat pada
keseluruhan bagian tanaman baik daun, batang, akar,
maupun biji. Kandungan nutrisi yang cukup tinggi membuat
kelor dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan nutrisi
serta kesehatan. Oleh karena itu kelor disebut Miracle Tree
(Firmansyah & Djamaludin, 2019). Kulit batang kelor
memiliki senyawa aktif yang berperan sebagi antibakteri,
antiinflamasi dan antioksidan (Ikalinus et al., 2015).
7
II.2. Ekstraksi
II.2.1. Definisi Ekstraksi
Ekstraksi umumnya merupakan proses yang
menggunakan pelarut untuk memisahkan bahan aktif dari
padatan atau cairan. Secara umum ekstraksi juga dilakukan
dengan menggunakan pelarut yang didasarkan pada
kelarutan komponen dalam komponen campuran lainnya.
Pemilihan pelarut sangat menentukan dalam proses
ekstraksi karena pelarut yang digunakan harus dapat
memisahkan atau mengekstrak zat yang diinginkan tanpa
melarutkan zat lain yang tidak diinginkan.(Natsir, 2022).
II.3. Ekstrak
Dalam Farmakope Indonesia Edisi IV menyatakan bahwa
yang dimaksud dengan ekstrak adalah sediaan kental yang
diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau
simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk
10
III.2.2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada penelitian
ini antara lain besi (III) klorida, HCL pekat, dragendroff,
aquadest, kulit batang kelor, etanol 96%, Vaseline, HCL 2N
dan liberman buchard.
12
13
Tabel 2. Hasil uji reaksi warna Kulit Batang Kelor Kelor (Moringa
Oleifera Lam.) dengan metode sokletasi
17
18
IV.2. Pembahasan
Pada penelitian ini menggunakan kulit batang kelor (Moringa
oleifera Lam.) yang diperolah didaerah Gantarang Pangi Desa
Tamalatea Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.
Ekstraksi kulit batang kelor dilakukan dengan dua metode yaitu
metode maserasi dan metode sokletasi. Metode maserasi
dilakukan dengan penimbangan kulit batang kelor sebanyak 200
gram di maserasi dengan 2000 ml etanol 96% dan diremaserasi
sebanyak 1 kali dengan menggunakan 2000 ml etanol 96%. Dari
maserasi tersebut diperolah hasil maserat 4000 ml. Penguapan
menggunakan waterbath (penangas air) menghasilkan ekstrak
kental sebanyak 12,16 gram dengan rendamen 6,08%. Ekstrak
yang diperolah berwarna hijau muda kehitaman.
Metode sokletasi dilakukan dengan sampel sebanyak 120
gram, dimana setiap selongsongan ditimbang sebanyak 20 gram
kemudian dialasi kertas saring, dengan pelarut etanol 96%
sebanyak 350 ml didalam labu. Dari sokletasi dihasilkan larutan
sebanyak 2100 ml dengan enam kali sokletasi. Penguapan
menggunakan waterbath (penangas air) menghasilkan ekstrak
kental sebanyak 6 gram dengan rendamen 5%. Ekstrak yang
diperolah berwarna hijau tua kehitaman. Pembuatan ekstrak etanol
19
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit batang kelor (Moringa
oleifera Lam.) yang diperolah didaerah Gantarang Pangi Desa
Tamalatea Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.
Mengandung senyawa metabolit sekunder antara lain senyawa
alkaloid, flavonoid, tanin, steroid dan triterpenoid di kedua metode
maserasi dan metode sokletasi, sedangkan senyawa saponin
hanya terdapat pada metode maserasi. Hal ini menunjukkan
adanya pengaruh metode ekstraksi terhadap senyawa kimia yang
diperoleh.
V.2. Saran
Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan pengujian pada
kulit batang kelor dengan proses ekstraksi, pelarut serta metode uji
senyawa yang berbeda dan mengetahui perbedaan spesifik pada
metode ekstraksi.
21
22
DAFTAR PUSTAKA