PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sianida adalah senyawa alami yang ditemukan di sejumlah
tanaman, makanan, industri, dan asap tembakau. Zat tersebut telah
digunakan dalam pertempuran konvensional selama beberapa dekade
dan juga digunakan selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II.
Sianida sangat beracun jika terhirup, tertelan, atau kontak dengan kulit.
Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung gugus C≡N. Gugus
ini, dikenal sebagai gugus siano, terdiri dari atom karbon yang
berikatan rangkap tiga dengan atom nitrogen. Dalam sianida
anorganik, gugus sianida hadir sebagai anion CN (Wiraagni et al.,
2021).
Sianida dapat ditemukan secara alami di beberapa makanan
dan tumbuhan, dan diproduksi oleh beberapa bakteri, jamur, dan alga.
Salah satu tumbuhan yang mengandung sianida didalamnya adalah
tumbuhan pangi. Pada penelitian Sari Ramdani dan Suhartati (2015)
menyatakan bahwa Kandungan asam sianida (HCN) terdapat pada
hampir seluruh bagian tumbuhan kluwak, antara lain daun, biji, buah,
kulit batang dan akar. Namun, kadar HCN yang sangat tinggi terdapat
pada daging biji kluwak.
Tumbuhan pangi atau biasa disebut dengan kluwak telah
tersebar luas di Indonesia termasuk di Sulawesi selatan. Tumbuhan
kluwak merupakan salah satu tumbuhan serbaguna dimana hampir
seluruh bagian tumbuhannya dapat bermanfaat. Salah satunya adalah
sebagai obat herbal karena mengandung senyawa flavonoid, saponin
dan asam sianida yang bersifat racun dan dapat mematikan serangga
(Wahyu subekti A.M, 2018).
Berdasarkan kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan
kluwak, yaitu asam sianida yang merupakan salah satu zat kimia
1
2
a b
4
5
b. Bunga
Kluwak memiliki bunga ganda dalam tandan,
batang bunga, pangkal daun pelindung, helaian bunga,
benang sari dan putik. Pada awal berbunga, warnanya
putih kekuningan, agak harum, kelopak besar 1-2 cm,
panjang mahkota 5-8 cm, pangkal berbulu hijau pucat.
Setiap batang memiliki 3-4 bunga dan 7 kelopak,
biasanya satu batang bunga berbuah (Ranikasari, 2021).
c. Buah
Buahnya bulat, dengan cangkang tebal, diameter
10-20 cm, buahnya lonjong, berwarna coklat muda dan
buah tua berwarna coklat tua. Batang buah pendek 1,5-2
cm, berat buah segar 1,3-1,9 kg, diameter 10-16 cm.
Biasanya ada 10-15 biji dalam satu buah. Pada pohon
6
d. Biji
Biji kluwak berukuran sekitar 3-5 cm, pipih, agak
bersudut, terletak di dalam daging buah. Kulit batangnya
keras, kasar dan memiliki persendian seperti urat. Benih
Kepayang dilindungi oleh cangkang keras (cangkang)
yang memungkinkan untuk penyimpanan jangka panjang,
namun kondisi ini membutuhkan perkecambahan benih
agar benih dapat berkecambah.
Dagingnya tebal dan berwarna keputihan
saat dimasak. Biji kluwak mengandung ginocardin,
yang merupakan hasil hidrolisis enzimatik
ginocardin menjadi glukosa, suatu sianohidrin yang
tidak stabil dan membentuk sianida (Ranikasari,
2021).
e. Batang
Kluwak adalah pohon berkayu yang tinggi.
Membentuk batang rendah dengan pangkal kusut, kulit
kayu halus dan terkadang retakan kasar pada pohon tua.
Kepayang akar tunggang yang kuat dan menancap ke
dalam tanah (Ranikasari, 2021).
7
f. Akar
Kluwak memiliki akar kuning yang kuat dan dalam.
Saat ditanam di tanah berbatu, akarnya menempel kuat
dan cepat berakar (Ranikasari, 2021).
II.2. Ekstraksi
II.2.1. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah teknik pemisahan secara kimiawi
untuk memisahkan atau menghilangkan satu atau lebih
komponen atau senyawa (analit) dari suatu sampel dengan
8
2) Perkolasi
Ekstraksi perkolasi adalah jenis ekstraksi
padat-cair yang dilakukan dengan menambahkan
pelarut secara perlahan ke dalam filter. Pada
9
b. Cara panas
1) Sokletasi
Sokletasi adalah jenis penambangan yang
menggunakan alat soxhlet. Selama ekstraksi ini,
pelarut dan sampel ditempatkan secara terpisah.
Prinsipnya adalah ekstraksi dilakukan secara
kontinyu dengan menggunakan pelarut yang
relatif sedikit. Ketika ekstraksi selesai, pelarut
dapat diuapkan untuk mendapatkan ekstrak.
Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut
yang mudah menguap atau memiliki titik didih
yang rendah (Maria Aloisa Uron Leba, 2017).
2) Seduhan
Penyeduhan merupakan cara ekstraksi
yang paling sederhana dengan merendam
simplisia dalam air panas selama beberapa saat
(5-10 menit) (Qudsiah, 2022).
3) Infusa
Infus merupakan sediaan cair yang
diperoleh dengan cara mengekstraksi simplisia
10
II.3. Sianida
II.3.1. Pengertian Sianida
Sianida adalah senyawa kimia dari gugus siano,
terdiri dari 3 atom karbon yang terikat pada nitrogen (C=N)
dan digabungkan dengan unsur lain seperti kalium atau
hidrogen. Secara khusus, sianida adalah anion CN-.
Senyawa ini ada dalam bentuk gas, cair (cairan) dan padat
(garam). Kata "sianida" berasal dari kata Yunani untuk "biru"
yang mengacu pada hidrogen sianida yang dikenal sebagai
Blausäure ("blue acid") dalam bahasa Jerman (Cahyawati et
al., 2017).
Sianida dapat terbentuk secara alami atau buatan
manusia dan memiliki sifat racun dengan kerja cepat yang
sangat kuat. Contohnya adalah HCN (hidrogen sianida) dan
KCN (kalium sianida). Hidrogen sianida adalah gas hambar
dengan bau almond pahit. Dalam bentuk cair, HCN tidak
berwarna atau mungkin juga berwarna biru pucat pada suhu
kamar. HCN mudah menguap dan mudah terbakar, memiliki
difusi yang baik dengan udara dan bahan peledak juga
mudah bercampur dengan air, sehingga sering digunakan.
Natrium sianida dan kalium sianida adalah bubuk putih
11
III.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah AgNO3 0,02N, asam
tartarat 5%, asam pikrat, akuades, daun kluwak, HNO3,
indikator FAS, kertas saring, kertas pH, Na2CO3 dan KSCN.
14
15
b. Uji Kuantitatif
Diambil filtrat ekstrak daun kluwak sebanyak 200
ml. Kemudian ditambahkan 50 ml AgNO 3 dan
suasana asam dipastikan dengan menambahkan 1 ml
HN0 3 . Alat distilasi dipasang dan dilakukan distilasi
uap, menghasilkan 150 ml destilat. Distilat dikocok
dan disaring ke dalam gelas kimia. Pipet 25 ml filtrat
ke dalam labu Erlenmeyer dan tambahkan 1 ml
indikator FAS, kemudian titrasi dengan larutan KSCN
hingga muncul endapan berwarna merah bata.
Perlakuan yang sama juga dilakukan pada pengujian
kuantitatif ekstrak air daun kluwak kering.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
IV.1.1. Uji Kualitatif
Tabel 4.1. Hasil uji kualitatif kandungan sianida pada daun
kluwak
Setelah ditambah
Sampel Keterangan
larutan asam tartrat
Daun kluwak
Merah bata +
segar
Daun kluwak Tidak terjadi perubahan
-
kering warna
17
18
IV.2. Pembahasan
Uji kualitatif dilakukan pada sampel daun kluwak untuk
mengetahui daun kluwak positif mengandung sianida (HCN) atau
tidak. Uji kualitatif ini dilakukan dengan dua sampel berbeda yaitu
ekstrak daun kluwak segar dan ekstrak daun kluwak kering.
Dimana masing-masing sampel dimaserasi dengan menggunakan
perbandingan 1:10. Proses perendaman ini bertujuan untuk
mengekstraksi zat aktif yang ada pada sampel dimana pelarut yang
digunakan adalah air, karena asam sianida mudah larut dalam air.
Setelah perendaman selesai, masing-masing sampel
sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer berbeda.
Asam tartrat 5% kemudian ditambahkan, tujuannya adalah untuk
menghasilkan uap HCN. Uap HCN diperoleh dengan cara hidrogen
dari asam tartrat bereaksi dengan ion CN yang dilarutkan dalam air
menghasilkan uap HCN. Reaksi yang terjadi adalah : 2CN¯ + 2H →
2HCN (Mardiyono, 2020).
Selain itu kertas saring dengan ukuran 7x10 cm direndam
dalam asam pikrat jenuh sehingga kertas saring menjadi kuning
kemudian dikeringkan. Setelah kering, kertas pikrat direndam
kembali dalam larutan Na2CO3 8% kemudian diangin-anginkan
kembali. Terakhir, pemanasan dalam penangas air pada suhu 50oC
selama 15 menit membantu HCN dalam sampel menguap. Selama
proses ini terjadi reaksi warna antara kertas pikrat dengan Na2CO3,
warna kuning kertas pikrat berubah menjadi merah bata. Hal ini
terjadi karena uap HCN yang terlepas terperangkap di dalam kertas
pikrat dengan penambahan Na2CO3.
Dari hasil berbagai percobaan terhadap ekstrak daun
kluwak, hanya ekstrak daun kluwak segar yang mengandung asam
sianida (HCN) yang ditandai dengan perubahan warna dari kuning
menjadi merah pada kertas saring. Hal ini dikarenakan asam pikrat
pada kertas saring berperan sehingga uap HCN terperangkap
19
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian hingga dapat disimpulkan
bahwa :
1. Ekstrak daun kluwak segar mengandung senyawa asam
sianida.
2. Rata-rata kadar senyawa asam sianida yang terkandung
dalam ekstrak daun kluwak segar 0.0336 μg atau sebesar
0.00000336%.
V.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan hal-hal
sebagai berikut :
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menggunakan
senyawa asam sianida yang terdapat pada daun kluwak.
2. Masyarakat lebih memperhatikan pengolahan kluwak agar
dapat diolah menjadi pangan yang aman.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Arisanti, D., Rasyid, N. Q., & Nasir, M. (2018). Analisis Kadar Sianida
Pada Rebung Berdasarkan Volume Ukuran Dari Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa. Indo. J. Chem. Res., 6(1), 6–11.
https://doi.org/10.30598//ijcr.2018.6-dew
Cahyawati, P. N., Zahran, I., Jufri, M. I., & Noviana. (2017). Keracunan
Akut Sianida. WICAKSANA: Jurnal Lingkungan Dan Pembangunan,
1(1), 80–87.
Mardiyono. (2020). PENETAPAN KADAR ASAM SIANIDA PADA TALAS
(Colocasia esculenta) DENGAN VARIASI WAKTU PERENDAMAN
SECARA ARGENTOMETRI. Jurnal Analis Farmasi, 5(1), 30–37.
Maria Aloisa Uron Leba. (2017). Buku Ajar: Ekstraksi dan Real
Kromatografi. Deepublish. https://books.google.co.id/books?
id=x1pHDwAAQBAJ
Mudder, T. I., Ph, D., Botz, M. M., Smith, A., & Ph, D. (1991). Chemistry
and Treatment of Cyanidation Wastes SECOND EDITION.
Nurul, & Dani Sujana. (2020). Validation Method For Determination Of
Niclosamide Monohidrate In Veterinary Medicine Using Uv-Vis
Spectrophotometry. Jurnal Ilmiah Farmako Bahari, 11(2), 153–160.
Pitoi, M. (2015). Sianida : Klasifikasi, Toksisitas, Degradasi, Analisis (Studi
Pustaka). Jurnal MIPA UNSRAT Online, 4(1), 1–4.
Qudsiah, L. L. (2022). Uji Efektivitas Ekstrak Daun Binahong (Anredera
cordifolia) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
Dan Escherichia coli. In Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist,
Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) (Vol. 17,
Issue 3). https://doi.org/10.36911/pannmed.v17i3.1442
Ranikasari, Y. (2021). Efektivitas Ekstrak Buah Kepayang (Pangium edule
Reinw) Terhadap Laju Makan Dan Mortalitas Rayap Coptotermes
gestroi. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents,
3(2), 6.
Samudry, E. G., Sukainah, A., & Mustarin, A. (2017). Analisis Kualitas
Kluwek (Pangium edule Reinw) Hasil Fermentasi Menggunakan
Media Tanah Dan Abu Sekam. Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian, 3(1), 25–33. https://doi.org/10.26858/jptp.v3i1.5191
Sari Ramdani dan Suhartati. (2015). Pangi ( Pangium edule REINW.)
Sebagai Tanaman Serbaguna Dan Sumber Pangan. Ramdana Sari,
23–38. file:///C:/Users/OPTION/Downloads/Documents/3_Pangium-
edule_Info-Teknis-Eboni-Vol-12-No-1-2015.pdf
23
Sujana, D., Rahman Nugraha, Y., Muhammad Hasyim, D., Farhan, Z.,
Studi Diploma III Farmasi, P., Karsa Husada Garut, Stik., & Studi
Diploma III Analis Kesehatan, P. (2020). Identifikasi Kadar Sianida
Pada Biji Picung Mentah (Pangium edule Reinw) Yang Berasal Dari
Cisewu Dengan Metode Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Sains Dan
Teknologi Laboratorium Medik, 5(2), 1–7.
Syaiful, S., Irawan, B., & Hamzah. (2020). Kajian Ekologi Kepayang
(Pangium Edule) Pada Kebun Campuran Di Desa Raden Anom
Kacamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
Jurnal Pembangunan Berkelanjutan, 3(1), 59–65.
https://doi.org/10.22437/jpb.v2i2.9534
Wahyu subekti A.M. (2018). Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ekstrak
Daun Kluwek (Pangium edule) Terhadap Mortalitas Larva Aedes
aegypti Sebagai Sumber Belajar Biologi. 8–27.
Wiraagni, I. A., P, I. B. G. S. P., Widagdo, H., Suriyanto, R. A., & Press, U.
G. M. (2021). MATERI PENUNJANG ILMU KEDOKTERAN
FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL JILID 1. Gadjah Mada University
Press. https://books.google.co.id/books?id=rW1UEAAAQBAJ
24
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian
Pengolahan simplisia
Sortasi basah
Pencucuian
Perajangan
Filtrat
Diambil filtrat ekstrak daun kluwak sebanyak Diambil filtrat ekstrak daun kluwak
1 ml sebanyak 200 ml
Pengambilan data
26
Pembahasan
Lampiran 2. Dokumentasi Penelitian
Proses uji kualitatif Hasil uji kualitatif Hasil uji kualitatif ekstrak
menggunakan ekstrak daun kluwak daun kluwak segar
penangas air 50oC kering
selama 15 menit
−8
3.36 x 10
μg = −6
10