Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Spondias dulcis (Kedondong) merupakan tanaman buah


yang berasal dari famili Anacardiaceae. Tanaman ini berasal dari Asia
Selatan dan Asia Tenggara dan tersebar di daerah tropis (Prihatman,
2004).
Spondias dulcis (Kedondong) merupakan tanaman buah
berupa pohon yang dalam bahasa Inggris disebut ambarella, otaheite
apple, atau great hog plum. Kedondong di Indonesia dan Malaysia
disebut kedondong, di Filipina disebut hevi, di Myanmar disebut
gway, dan di Thailand disebut makak farang (Prihatman, 2004).
Kedondong adalah buah yang memiliki rasa asam manis.
Umumnya kedondong dimanfaatkan buahnya sebagai bahan dasar
manisan basah daripada manisan kering (Fatahdan Bachtiar, 2004).
Daun kedondong (Spondias dulcis) mengandung senyawa
flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin (Inayati, 2007). Oleh karena
itu, daun kedondong saat ini mulai banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman obat yaitu untuk mencegah kanker, penuaan dini, penyakit
jantung, diabetes dan kolestrol karena mengandung antioksidan (Sie,
2013).

1
BAB II
DETERMINASI DAN KLASIFIKASI

A. Determinasi
1b 2b 3b 4b 6b 7b 9b 10b 11b 12b 13b 14a 15b 197b
golongan 9 208b 219b 220b 224b 225b 227b 229b 230b 234b
235b 236b 237a (68. Anacardiaceae) 1b 3a Spondias pinnata
Kurz / Spondias mengifera Willd.
(Steenis, 1997)
B. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotledonnae
Bangsa : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Spondias
Jenis : Spondias dulcis
(Hutapea, 1994)

2
BAB III
HABITATIO

A. Habitus
Tanaman kedondong (Spondias dulcis), termasuk
dalam jenis pohon yang tinggi. Tingginya dapat
mencapai ketinggian 20 sampai 30 meter. Malahan
kalau dibiarkan terus tumbuh, pohon ini dapat
mempunyai garis tengah 50 sampai 60 sentimeter
(Komandoko, 2008).

B. Habitat
Kedondong (Spondias dulcis) merupakan salah
satu tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di daerah
dataran rendah sampai ke daerah pegunungan pada
ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Tanaman
kedondong sangat mudah tumbuh di daerah yang
beriklim kering. Tetapi juga dapat tumbuh pada tanah
yang gembur, ketika musim kemarau, dengan
menggugurkan seluruh daunnya. Sehingga yang terlihat
hanya dahan dan ranting-rantingnya saja. Sedangkan
pada musim hujan, tanaman kedongdong tersebut yang
sudah gundul tersebut mulai bertunas lagi, yang diikuti
dengan tumbuhnya daun-daun yang baru dan kemudian
berbunga (Ipteknet, 2005).

3
BAB IV
DESKRIPSI

1. Organa Nutrivia
1.1 Akar (Radix)
Sistem perakaran pada tanaman kedondong adalah
sistem akar tunggang, yaitu jika akar lembaga tumbuh
terus-menerusbjadi akar pokok yang bercabang-cabang
menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang
beasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radix
primaria) (Ipteknet, 2005)

1.2 Batang (Caulis)


Tanaman kedondong (Spondias dulcis) mempunyai
batang yang berkayu, berbentuk bulat, bercabang, bekas
daun nampak jelas, masih muda hijau setelah tua putih
kehijauan (ipteknet,2005).

1.3 Daun (Folium)


Berdasarkan duduknya anak daun pada ibu tangkai
dan besar kecilnya anak-anak daun yang terdapat pada
satu ibu tangkainya, daun kedondong termasuk dalam
kelompok daun majemuk menyirip dengan anak daun
berjumlah lima belas dan saling berdahapan. Daun
kedondong dapat mencapai panjang 6-10 cm, lebar 25-
50 mm (Ipteknet. 2005).

4
2. Organa Reproduktiva
2.1 Bunga (Flos)
Tumbuhan ini termasuk bunga majemuk
(inflorescentia), berbentuk malai ( panicula ) dimana
ibu tangkainya mengadakan percabangan monopodial,
panjang 24-40 cm, panjang kelopak bunganya 5 cm,
jumlah benang sari delapan berwarna kuning, mahkota
bunga berjumlah empat sampai lima, lanset, warna
bunganya putih kekuningan. (Yustine, 2012).

2.2 Buah (Fuctus)


Berbuah buni ( bacca ) dimana buah ini mempunyai
dinding lapisan luar yang tipis atau kaku seperti kulit
dan lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair serta
seringkali dimakan, berbentuk lonjong, buah sejati
tungga yang berdaging, mempunyai diameter 5 cm
dan berserat, warna buah hijau kekuningan dengarata-
rata beratnya 0,7-1 kg/buah, biasanya buahnya
tumbuh dalam jumlah yang banyak. (Anonim,2012).

2.3 Biji (Semen)


Bijinya bulat dan berserat kasar, warna biji putih
kekuningan. (Ipteknet, 2012).

5
BAB V
RINGKASAN
Spondias dulcis (Kedondong) termasuk dalam jenis pohon yang
tinggi dengan habitat baik di daerah dataran rendah sampai ke daerah
pegunungan pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut.
Spondias dulcis (Kedondong) merupakan daun yang tidak lengkap
karena hanya mempunyai helaian daun, tangkai dan tanpa adanya
pelepah. Berdasarkan duduknya daun kedondong termasuk dalam
kelompok daun majemuk menyirip dengan anak daun berjumlah lima
belas dan saling berdahapan. Sistem perakarannya tunggang.
batangnya berkayu, berbentuk bulat, dengan tipe percabangannya
monopodial, mempunyai bunga yang majemuk (inflorescentia),
warna bunganya putih kekuningan dan berbentuk malai, berbuah buni
dan biji yang bulat dan berserat kasar.

6
DAFTAR PUSTAKA
Fatah dan Bachtiar. 2004. Pemanfaatan Tanaman Buah Kedondong.
Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara Press.

Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid III,


Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, 29-30.

Ipteknet. 2005. Morfologi Tanaman Kedondong. Jakarta: Gramedia.

Komandoko, ahmad. 2008. Budidaya Tanaman Kedondong.


Semarang: Graha Pustaka.

Prihatman. 2004. Tanaman Buah Kedondong. Post Pelayanan


Informasi Masyarakat UKM. [terhubung berkala]. Jakarta:
Gramedia.

Sie, T. 2005. Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas


Beberapa Kecambah dari Biji Tanaman Familia Pappilionaceae.
Jurnal Farmasi Indonesia 2 (2), 2001, 53-61.
Steenis, C.G.G.J. Van. 1997. Flora Untuk Sekolah Di Indonesia.
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Yustine. 2012. Morfologi Kedondong. Jakarta: Gramedia.

7
Lampiran

8
9

Anda mungkin juga menyukai