Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Kedondong

Kedondong merupakan bukan tanaman asli Indonesia, melainkan tanaman yang


dibawa oleh kaum pendatang. Para pedagang Portugis dan Spanyol yang datang ke Indonesia
pada masa lampau berjasa dalam memperkenalkan jenis-jenis tanaman yang mendatangkan
keuntungan ekonomi. Dalam perkembangan selanjutnya, orang-orang Eropa khususnya
Belanda, berjasa pula mengembangkan aneka jenis tanaman pertanian di Indonesia. Menurut
literaturtanaman kedondong berasal dari benua Amerika, tepatnya di kawasan Amerika
Tengah. Belum ditemukan data terinci dan pasti tentang sejarah penyebaran tanaman
kedondong dari daerah asalnya, Amerika Tengah, ke berbagai negara di dunia. Para ahli
tanaman menemukan plasma nutfah kedondong di Filipina, Tahiti, Sri Lanka, Afrika,
Thailand dan juga di Indonesia (Oesman dan Rumana, 1998). Beberapa spesies kedondong
ditemukan tumbuh diberbagai daerah di Indonesia. Kedondong karimunjawa masih
terkonsentrasi didaerah Rembang dan Jepara, sementara kedondong liar terdapat di Ujung
Kulon(Jawa Barat), Jawa Timur, Sulawesi, TernatedanIrian Jaya. Kedondong Bangkok yang
ditanam para kolektor tanaman berasal dari Thailand. Kedondong biasa yang buahnya
berukuran kecil dan enak dimakan sudah ditanam di berbagai wilayah, namun hanya
dijadikan tanaman pengisi lahan kosong atau batas kebun (Oesma dan Rumana, 1998).

Buah kedondong

Kedondong merupakan tanaman


berkeping dua (dicotyledonae), kedondong memiliki akar tunggang dan berwarna coklat tua
yang menyebar ke semua arah sehingga memperkokoh pertumbuhan tanaman di atas
permukaan tanah. Batang tanaman kedondong mempunyai batang yang berkayu (lignosus)
yang biasanya keras dan kuat karena sebagian besar terdiri dari kayu yang terdapat pada
pohon dengan bentuk batangnya yang bulat (teres) dan tumbuh tegak,bekas daun masih
nampak jelas, masih muda hijau setelah tua berwarna putih kehijauan. Sistem
percabangannya melebar, tidak begitu rapat, agak lentur, dengan ranting-ranting yang mudah
patah (regas). Batang kedondong dapat mencapai ketinggian 10-20 meter atau lebih tanpa
perlakuan pemangkasan. Daun kedondong berbentuk bundar memanjang, berwarna hijau
mengkilap, dan sedikit meruncing pada bagian ujung. Daun tersusun dalam tangkai agak
panjang, tumbuh saling berhadapan (daun majemuk)dan menyirip ganjil (imparipinnatus).
Rangkaian bunga umumnya tumbuh dari ujung tanaman dan tiap tangkai bunga terdiri dari
banyak kuntum bunga, bentuk malai di ketiak daun dan ujung cabang, panjang 24-40 cm,
kelopak panjang ± 5 cm, benang sari delapan, mahkota empat sampai lima. Bentuk buah
kedondong bervariasi antara bulat, bulat telur, sampai bulat memanjang dengan ukuran kecil
sampai besar. Kulit buah kedondong yang masih muda berwarna hijau muda sampai hijau tua
agak mengkilap, setelah buah tua (matang) berubah menjadi hijau kekuning-kuningan atau
kuning cerah. Daging buah relatif tebal, berwarna putih atau putih kehijau-hijauan,
berstruktur agak keras, berserat halus sampai kasar, dan rasanya manis sampai asam. Pada
bagian dalam buah terdapat biji berbentuk bulat, berserat kasar-kasar dan putih kekuningan.
Biji ini dapat digunakan sebagai perbanyakan tanaman secara generatif. Dalam tiap buah
hanya terdapat satu biji (Depkes & Kessos RI, 2001)

Tiap 100 gram bagian buah yang dapat dimakan mengandung 60-85 gram air; 0,5-0,8
gram protein; 0,3-1,8 gram lemak; 8-10,5 gram sukrosa; 0,85 – 3,60 gram serat. Daging
buahnya merupakan sumber vitamin C dan besi; buah yang belum matang mengandung
pektin sekitar 10% (Muntari, 2012).

Berdasarkan hasil identifikasi di Pusat Penelitian Biologi-LIPI, taksonomi kedondong


diidentifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Sapindales

Suku : Anacardiaceae

Marga : Spondias

Spesies : Spondias dulcis Parkinson

Nama lain dari kedondong yang terdapat di seluruh dunia adalah sebagai berikut:
Kadondong (Sunda), Kedundung (Madura), Kacemcem (Bali), Inci (Bima, NTT), karunrung
(Makasar), Daukaci (Bugis), Kedondong (Jawa & Malysia), Hevi (Filipina), Gway
(Myanmar), Mokah(Kamboja), Kook kvaan (Laos), Makak Farang (Thailand), dan Co”c
(Vietnam) (Yustine, 2012).

Kulit kedondong mengandung senyawa kimia alkaloida, flavonoida, polifenol,


saponin, tanin, asam amino, mineral, vitamin C,polisakarida dan karotenoid. Zat aktif yang di
kandung kulit kedondong yang berperan sebagai antibakteri adalah alkaloida, flavonoida dan
polifenol (Ulfah, 2018)
Kulit buah kedondong

Manfaat buah kedondong manis


lebih unggul dimakan dalam keadaan
segar, tetapi sebagian buah matang
diolah menjadi selai, jeli, dan sari buah. Buah yang direbus dan dikeringkan dapat disimpan
untuk beberapa bulan. Buahmentahnya banyak digunakan dalam rujak dan sayur, serta untuk
dibuat acar (sambal kedondong). Daun mudanya yang dikukus dijadikan lalapan. Buah dan
daunnya juga dijadikan pakan ternak. Kayunya berwarna coklat muda dan mudah
mengambang, tidak dapat digunakan kayu pertukangan, tetapi kadang-kadang dibuat perahu.
Dikenal di berbagai pelosok dunia berbagai manfaat obat dari buah, daun, dan kulit
batangnya. Kedondong memiliki banyak manfaat pada pengobatan borok, kulit perih, dan
luka bakar (Prasongko, 2020). Kedondong dikenal juga dalam pengobatan infeksi penyakit
seperti bronchitis, maag, disentri, diare, rematik, TBC, infeksi bau mulut dan tenggorokan
serta penyakit kulit

DAFTAR PUSTAKA

Depkes dan Kessos RI.(2001). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 2. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Halaman 195-196.

Muntari.(2012). Aktivitas Antibakteri Etanol Kulit Batang Kedondong (Spondias pinnata)


Terhadap Streptococcus mutans Dan Shigella sonnei. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Oesman dan Rumana.(1998). Kedondong Bangkok. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Halaman


13-15.

Prasongko, E, T., Munifatul, L., Wimma, M. 2020. Formulasi Dan Uji Efektivitas Gel
Ekstrak Daun Kedondong (Spondias Dulcis F.) Terhadap Luka Bakar Pada Tikus
Wistar (Rattus Novergicus). Jurnal Wiyata. 7(1). Halaman 27-36.
Ulfah, M., Penni, D, R., Rita, F, L, P. 2018. Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kedondong
(Spondias Pinnata (L.F) Kurz.) Terhadap Antibodi IgM Dan IgG Pada Mencit Balb/C
Yang Diinduksi Vaksin Hepatitis B. Jurnal Ilmu Farmasi Dan Farmasi Klinik. 15(2).
Halaman 83-90.

Anda mungkin juga menyukai