Anda di halaman 1dari 11

2.1.

Jenis Limbah Industri Kelapa Sawit

Limbah industri kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan pada saat proses pengolahan kelapa sawit.
Limbah jenis ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair dan limbah gas (Mahida,
1984). Pada makalah ini yang diperhatikan adalah pengolahan limbah padat kelapa sawit yang berupa
tandannya.

2.1.1 Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolah kelapa sawit ialah tandan kosong, solid, serat dan
tempurung. Limbah padat tandan kosong kadang-kadang mengandung buah tidak lepas di antara celah-
celah di bagian dalam. Kejadian ini timbul, bila perebusan dan bantingan yang tidak sempurna sehingga
pelepasan buah sangat sulit (Naibaho, 2003). Serat yang merupakan hasil pemisahan dari fibre cyclone
mempunyai kandungan cangkang, minyak dan inti. Kandungan tersebut tergantung pada proses
ekstaksi di screw press dan pemisahan pada fibre cyclone. Tempurung yang dihasilkan dari kernel plant
yaitu shell separator masih mengandung biji bulat dan inti kelapa sawit ( Naibaho, 2003).

Beberapa limbah padat hasil pengolahan minyak kelapa sawit :

1. Tandan kosong

Tandan kosong merupakan produk dari pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) setelah TBS diproses
sterilizer dan tippler. Tandan kosong kaya akan unsur organik nutrisi bagi tanaman. Menurut Pahan
(2012), kandungan unsur hara 1 ton tandan kosong kelapa dan fungsi tandan kosong kelapa sawit adalah
:

Kandungan unsur hara 1 ton tandan kosong kelapa sawit :

 8 kg Urea
 2,90 kg TSP
 18,30 kg MOP
 5,00 kg Kieserit

Fungsi tandan kosong kelapa sawit :

 Mengatur kelembaban tanah


 Meningkatkan infiltrasi tanah
 Menambah bahan organic tanah
 Meningkatkan KTK tanah
 Menstabilkan temperature tanah
 Memperbaiki struktur tanah
 Meningkatkan mikroba tanah
 Mengendalikan laju aliran permukaan dan erosi tanah
Dried Decanter Solid

Dried Decanter Solid atau sering disebut dengan solid merupakan limbah padat pabrik kelapa sawit.
Solid sebenarnya berasal dari mesocarp atau serabut berondolan sawit yang telah mengalami
pengolahan di pabrik kelapa sawit.

Rata-rata 1 ton solid mengandung unsur hara sebanding dengan :

 10,3 kg Urea
 3,3 kg TSP
 6,1 kg MOP
 4,5 kg Kieserit

Kandungan hara tersebut hampir sama dengan janjangan kosong, akan tetapi kandungan MOP pada
solid lebih rendah (Pahan, 2012).

Cangkang

Cangkang sawit yang awalnya dari tempurung kelapa sawit, merupakan bagian paling keras pada
komponen yang terdapat pada kelapa sawit. Saat ini pemanfaatan cangkang kelapa sawit di berbagai
industri pengolahan minyak CPO belum begitu maksimal. Cangkang memiliki kegunaan sebagai bahan
bahan arang, bahan bakar untuk boiler ( Purba, 2004 ).

Kelebihan dari cangkang kelapa sawit dibandingkan dengan batu bara adalah cangkang kelapa sawit
lebih ramah bagi lingkungan dan orang sekitar. Unsur batu bara mengandung sulfur dan nitrogen
sehingga pembuangan uap dari boiler akan menggangu kesehatan masyarakat. Saat ini pemanfaatan
cangkang sawit diberbagai industri pengolahan minyak CPO masih belum digunakkan sepenuhnya,
sehingga masih meninggalkan residu, yang akhirnya cangkang ini dijual mentah ke pasaran (Purba,
2004).

2.2 Manfaat Limbah Kelapa Sawit

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa limbah kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan. Menurut Fauzi, et al. ( 2014 ), manfaat limbah kelapa sawit antara lain :

2.2.1 Tandan kosong kelapa sawit untuk pupuk organik

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki
kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman. Tandan kosong kelapa sawit
mencapai 23% dari jumlah pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik
juga akan memberikan manfaat lain dari segi ekonomi.

1. Pupuk kompos
Pupuk kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami proses dekomposisi yang dilakukan
oleh mikroorganisme. Pada prinsipnya pengomposan tandan kosong untuk menurunkan nisbah c/n
yang terkandung dalam tandan agar mendekati standar nisbah c/n tanah. Nisbah c/n yang mendekati
nisbah c/n tanah akan mudah diserap oleh tanaman. Kompos TKKS dapat dimanfaatkan untuk memupuk
semua jenis tanaman. Kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang menuntungkan antara lain :

 Memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi ringan


 Membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman  Bersifat
homogen dan mengurangi resiko sebagai pembawa hama tanaman
 Merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah
 Dapat diaplikasikan pada sembarang musim

2. Pupuk Kalium

Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu tandan.
Abu tandan tersebut memiliki kandungan 30 – 40 % K2O, 7 % P2P5, 9 % CaO dan 3 % MgO. Selain itu
juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 100 ppm Mn, 400 ppm Zn dan 100 ppm Cu.
Sebagai gambaran umum mengelola kelapa sawit dengan kapasitas 1200 ton TBS/hari akan
menghasilkan abu tandan sebesar 10,8 % per hari. Setara dengan 5,8 ton KCL; 2,2 ton Kiserit dan 0,7 ton
TSP. Dengan penambahan polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O
30-38 % dengan pH 8 – 9.

2.2.2. Tandan kosong kelapa sawit untuk bahan serat

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) juga menghasilkan serat kuat yang dapat digunakan untuk berbagai
hal diantaranya serat berkaret sebagai bahan pengisi jok mobil dan matras, pot kecil, papan ukuran kecil
dan bahan industri. Serat tandan kosong dapat diperoleh dengan cara mengepresnya sehingga keluar
air, minyak, dan kotoran yang terkandung didalamnya. Selanjutnya tandan kosong tersebut diurai
memakai mesin pengurai sehingga seratnya terpisah komponen bukan serat seperti gabus, pati, dan
kotoran. Setelai terurai, serat diayak untuk memisahkan serat panjang, pendek, dan debu yang
menempel. Serat kelapa sawit memiliki diameter yang lebih besar, lebih kaku, dan lebih lentur
dibandingkan dengan serat kelapa. Pabrik dengan kapasitas 30 ton tandan buah segar per jam mampu
mengahsilkan serat sebanyak 30 ton per hari.

2.2.3. Tandan kosong kelapa sawit sebagai sumber karotenoid

Pemanfaatan TKKS sebagai sumber karotenoid merupakan suatu inovasi yang bermanfaat bagi dunia
industri makanan. Hasil penelitian menunjukkan TKKS yang mengalami satu sterilisasi rata-rata
mengandung karotenoid total sebesar 37,8 ppm; sedangkan TKKS yang mengalami 2 kali sterilisasi
kandungnnya rata-rata sebesar 25,9 ppm. Komposisi karotenoid di dalam TKKS didominsi oleh alpha-
karoten (12,9) ppm, beta-karoten (6,4 ppm), lutein (4,1 ppm), dan zeakaroten (3,9 ppm), sedangkan
karotenoid lainnya sebesar 5,2 ppm. Senyawa beta-karoten bersifat lebih stabil dari pada senyawa
karotenoid lainnya.
2.2.4. Tempurung buah sawit sebagai bahan aktif

Tempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup
besar dapat mencapai 60 % dari produksi minyak. Arang aktif juga dapat dimanfaatkan oleh berbagai
industri seperti industri minyak, karet, gula dan farmasi. Selama ini tempurung kelapa sawit digunakan
sebagai bahan bakar pembangkit uap dan pengeras jalan. Arang aktif dapat dibuat melalui proses
karbonasi pada suhu 550○C selama kurang lebih 3 jam. Karakteristik arang aktif yang dihasilkan melalui
proses tersebut memenuhi standar industri Indonesia, kecuali untuk kadar abu. Tingkat keaktifan arang
cukup tinggi. Hal ini terlihat dari daya serap larutan ionnya sebesar 28,9 %.

2.2.5. Dried decanter solid untuk pupuk organik

Dried decanter solid adalah limbah padat pabrik pengolahan kelapa sawit. Solid berasal dari bahan dasar
daging buah (mesocarp) yang tampak serabut-serabut berondolan dan telah mengalami serangkaian
pengolahan di pabrik. Dari total berat tandan buah segar yang diolah akan dihasilkan solid basah sekitar
5 % dan solid kring sekitar 2 % ( Iman, 2014 ) Solid mudah terurai oleh mikroorganisme. Proses
penguraiannya memakan waktu kurang lebih 6 minggu. Solid basah harus segera dipakai karena
memang tidak dapat tahan lama. Dalam berat yang sama, kandungan unsur-unsur hara solid lebih tinggi
dibandingkan dengan janjangan kosong. Kadar unsur-unsur hara ini dipengaruhi oleh tingkat kadar
airnya ( Nurhakim, 2014 ).

2.2.6. Batang dan tandan sawit untuk pulp kertas

Kebutuhan pulp kertas di Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dari impor. Padahal potensi untuk
menghasilkan pulp di dalam negeri cukup besar. Salah satu alternatif itu adalah dengan memanfaatkan
batang dan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan pulp kertas dan papan serat.

2.2.7. Batang kelapa sawit untuk perabot dan papan artikel

Batang kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi dapat dimanfaatkan menjadi perabot yang
bernilali tinggi. Batang kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan perabot rumah tangga seperti
mebel, furniture atau sebagai papan partikel. Dari setiap batang kelapa sawit dapat diperoleh kayu
sebanyak 0,34 m3.

2.2.8. Batang dan pelepah sawit untuk pakan

Batang dan pelepah kelapa sawit dapat digunakan sebagai pakan ternak. Pada prinsipnya terdapat tiga
cara pengolahan batang kelapa sawit untuk dijadikan pakan ternak. Pertama pengolahan menjadi silase,
kedua dengan perlakuan NaOH dan ketiga pengolahan dengan menggunakan uap.

2.3. Dampak Limbah Industri Kelapa Sawit

Peningkatan produksi dan konsumsi dunia terhadap minyak sawit secara langsung dapat meningkatkan
dampak negatif terhadap lingkungan. Pada proses produksi minyak sawit limbah berwujud padat, cair
dan gas yang dihasilkan dari berbagai stasiun kerja dari pabrik. Setiap ton TBS yang dihasilkan diolah
menjadi efluen sebanyak 600 liter. Limbah tersebut berdampak negatif terhadap lingkungan jika tidak
dimanfaatkan dengan baik. Sekarang ini mulai dikenal pengolahan lingkungan yang bersifat
pencegahan terhadap sumber-sumber dihasilkan limbah, seperti eco-efficient, pollution prevention,
wate minimization atau source reduction. United Nation Environment Programme (UNEP) menggunakan
istilah cleaner production atau produksi bersih sebagai upaya preventif dan integrasi yang dilaksanakan
secara berkesinambungan terhadap proses dan jasa untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi
resiko terhadap manusia dan lingkungan. Limbah dari industri dapat membahayakan kesehatan manusia
karena merupakan sumber penyakit (sebagai vehicle). Limbah industri dapat merugikan dari segi
ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada benda/bangunan, tanaman, peternakan dan dapat
merusak bahkan membunuh kehidupan yang ada didalam air seperti ikan dan binatang peliharaan
lainnya. Limbah industri dapat merusak keindahan karena bau busuk dan pemandangan yang tidak
sedap dipandang (Rusmery, T. 2009).

Pengujian

Limbah padat

Pengujian Tandan kosong kelapa sawit (empty bunch)

Tandan kosong kelapa sawit diaplikasikan kelapangan untuk menambah bahan organik yang
dibutuhkan tanaman kelapa sawit dengan cara disusun di gawangan mati kelapa sawit supaya
terdekomposisi.

a. Persiapan aplikasi tandan kosong

Dalam pengaplikasian tanadan kosong kelapa sawit dilakukan persiapan sebagai berikut: Menentukan
lokasi yang akan diberikan tandan kosong, diutamakan lokasi yang tanahnya kurang subur

Merancang titik pembongkaran tandan kosong di peta blok o Menghubungi armada angkutan yang akan
membawa tandan kosong dari pabrik dan menunjukkan cara dan titik pembongkarannya o Membentuk
tim penyusun tandan kosong (tergantung luas lokasi dan banyaknya tandan kosong) o Tim penyusun
diberi pengarahan dan cara menyusun tandan kosong kelapa sawit o Mempersiapkan alat yang
dibutuhkan yaitu gancu, sarung tangan, sepatu bot dan gerobak

Pengambilan sampel tandan kosong kelapa sawit

Pengambilan sampel tandan kosong kelapa sawit dengan cara :

- Tandan kosong dimuat di pabrik dan dibongkar di pinggir jalan pada titik yang ditentukan

- Tandan kosong dilangsir dengan gerobak ke setiap pokok tanaman sesuai dengan dosis TM 300
kg/tanaman

- Selanjutnya tandan kosong disebarkan dan disusun dengan menggunakan gancu secara merata
digawangan mati dan gawangan antar pokok dengan ketebalan tidak boleh lebih dari 1 lapis.
1 ton tandan kosong kelapa sawit mengandung unsur hara :

- 8 kg Urea

- 2,90 kg TSP

- 18,30 kg MOP

- 5,00 kg Kieserit

Perhitungan mengenai penggunaan pupuk setelah diaplikasikan tandan kosong kelapa sawit :

 Urea
Dosis tandan kosong = 300 kg/pohon
Setara dengan = 300 x 8 kg Urea = 2,4 kg Urea/pohon 1000
 TSP
Dosis tandan kosong = 300 kg/pohon
Setara dengan = 300 x 2,90 kg TSP = 0,87 kg TSP/pohon 1000
 MOP
Dosis tandan kosong = 300 kg/pohon
Setara dengan = 300 x 18,3 kg MOP = 5,49 kg MOP/pohon 1000
 Kieserit
Dosis tandan kosong = 300 kg/pohon
1 pokok = 300 x 5 kg Kieserit = 1,5 kg Kieserit/poho 1000

Pupuk yang diberikan N – P – K – Mg = 13 % : 6 % : 27 % : 4 % dengan dosis pemupukan 10 kg/pohon.

 Unsur N = 13 % x 10 kg = 2,6 kg N 50 %
Urea = 100 x 2,6 x 46 = 5,65 kg Urea
 Unsur P = 6 % x 10 kg = 1,2 kg P2O5 50 %
TSP = 100 x 1,2 x 46 = 2,61 kg TSP
 Pupuk K = 27 % x 10 kg = 5,4 kg K2O 50 %
MOP = 100 x 5,4 x 60= 9 kg MOP
 Pupuk Mg = 4 % x 10 kg = 0,8 kg MgO 50 %
 Kieseri = 100 x 0,8 x 30 = 2,67 kg Kieserit

Persentase penghematan penggunaan pupuk jika menggunakan pupuk tunggal yaitu :

 Urea = 2,4 x 100 % = 42,48 % 5,65


 TSP = 0,87 x 100 % = 33,33 % 2,61
 MOP = 5,49 x 100 % = 61 % 9
 Kieserit = 1,5 x 100 % = 56,18 % 2,67

Fungsi dari tandan kosong kelapa sawit adalah sebagi berikut :


 Mengatur kelembaban tanah
 Sebagai mulsa
 Penambahan bahan organik tanah
 Menstabilkan temperatur tanah
 Memperbaiki struktur tanah
 Meningkatkan mikroba tanah
 Mengendalikan laju aliran permukaan dan erosi tanah

Pengujian Solid

Solid adalah limbah padat hasil samping proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) dipabrik
kelapa sawit menjadi minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (pada proses
press/pengempaan). Jumlah Solid yang dihasilkan dari proses pengolahan TBS ini adalah 3 % terhadap
Ton TBS.

Rata-rata 1 ton solid mengandung unsur hara sebanding dengan :

 10,3 kg Urea
 3,3 kg TSP
 6,1 kg MOP
 4,5 kg Kieserit

Perhitungan mengenai penggunaan pupuk setelah diaplikasikan solid :

 Urea
Dosis solid = 100 kg/pohon
Setara dengan = 100 x 10,3 kg Urea = 1,03 kg Urea/pohon 1000
 TSP
Dosis solid = 100 kg/pohon
Setara dengan = 100 x 3,3 kg TSP = 0,33 kg TSP/pohon 1000
 MOP
Dosis solid = 100 kg/pohon
Setara dengan = 100 x 6,1 kg MOP = 0,61 kg MOP/pohon 1000
 Kieserit
Dosis solid = 100 kg/pohon
1 pokok = 100 x 4,5 kg Kieserit = 0,451 kg Kieserit/pohon 1000

Pupuk yang diberikan N – P – K – Mg = 13 % : 6 % : 27 % : 4 % dengan dosis pemupukan 10 kg/pohon.

 Unsur N = 13 % x 10 kg = 2,6 kg N 50 %
Urea = 100 x 2,6 x 46 = 5,65 kg Urea
 Unsur P = 6 % x 10 kg = 1,2 kg P2O5 50 %
TSP = 100 x 1,2 x 46 = 2,61 kg TSP
 Pupuk K = 27 % x 10 kg = 5,4 kg K2O 50 %
MOP = 100 x 5,4 x 60 = 9 kg MOP
 Pupuk Mg = 4 % x 10 kg = 0,8 kg MgO 50 %
Kieserit = 100 x 0,8 x 30 = 2,67 kg Kieserit

Persentase penghematan penggunaan pupuk jika menggunakan pupuk tunggal yaitu :

 Urea = 1,03 x 100 % = 18,23 % 5,65


 TSP = 0,33 x 100 % = 12,64 % 2,61
 MOP = 0,61 x 100 % = 6,78 % 9
 Kieserit = 0,45 x 100 % = 16,85 % 2,67

Pengambilan sampel Solid

Pengambilan sampel limbah Solid dilakukan dengan cara manual yaitu :

 Solid dimuat dipabrik dan dibongkar dipinggir jalan pada titik yang tentukan
 Solid dimasukkan kedalam karung goni sebanyak 25 kg/karung
 Selanjutnya solid disebarkan dan disusun secara merata pada pokok ke pokok
 kelapa sawit menggunakan gerobak sebanyak 4 karung goni solid setiap pokok kelapa sawit
atau 100 kg/tanaman
 Aplikasi dselesaikan blok per blok

3. Fiber

Fiber adalah limbah pabrik kelapa sawit yang dihasilkan dari pemurniaan buah kelapa sawit berupa
serat yang dipisahkan dengan minyak. Saat ini Fiber telah dibuat untuk merecycle sisa-sisa fiber yang
menumpuk dilantai. Pada saat tidak produksi, sisa-sisa fiber ini digunakan sebagai bahan bakar boiler,
dan steam dari boiler ini digunakan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan listrik. Hal ini dapat
menghemat pemakaian genset karena selama ini, bila pabrik tidak proses maka digunakan genset
sebagai sumber penerangan. Sedangkan bila fiber ini direceycle, maka operasional genset dapat
diminimalkan.

4. Cangkang

Cangkang kelapa sawit adalah limbah yang berasal dari proses pengolahan pemisahan cangkang dengan
inti. Cangkang dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler saat proses mengolah TBS menjadi minyak.

4.2. Pembahasan
4.2.1. Limbah Padat

Pengaplikasian tandan kosong kelapa sawit

Proses pengaplikasian tandan kosong kelapa sawit sudah baik dimana tandan kosong disusun satu lapis
pada gawangan mati sebanyak 300 kg/tanaman dilakukan secara manual menggunakan gancu dan
gerobak dan membutuhkan waktu yang lama. Tandan kosong kelapa sawit memiliki kandungan unsur
hara 2,4 kg Urea/pohon; 0,87 kg TSP/pohon; 5,49 kg MOP/pohon dan 1,5 kg Kieserit/pohon. Dan
persentase penghematan penggunaan pupuk jika menggunakan pupuk tunggal yaitu Urea 42,48 %; TSP
33,33 %; MOP 61 % dan Kieserit 56,18 %.

Dengan demikian, pemberian tandan kosong kelapa sawit dapat menghemat penggunaan pupuk kimia.
Tandan kosong yang ada di pabrik dapat dimanfaatkan ke tanaman kelapa sawit. Jika tandan kosong
kelapa sawit tidak dimanfaatkan ke tanaman kelapa sawit tandan kosong tersebut dapat mencemari
lingkungan, racun, dan lain-lain. Tandan kosong melapuk relatif lambat yaitu 8 bulan.

Menurut Napi (2015), tidak semua hara yang terkandung didalam tandan kosong dapat diserap oleh
akar tanaman disebabkan beberapa hal yaitu :

 Unsur hara N termobilisasi atau digunakan mikroorganisme tanah untuk kelangsungan


hidupnya, tercuci oleh air perkolasi kelapisan tanah yang lebih dalam
 Unsur hara P termobilisasi dan berubah menjadi senyawa yang sukar larut
 Unsur hara K dan Mg tercuci oleh air perkolasi ke lapisan tanah yang lebih dalam

Menurut Ditjen PPHP (2006), tandan kosong dapat berfungsi ganda yaitu selain menambah unsur hara
ke dalam tanah, juga dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah yang diperlukan untuk
memperbaiki struktur fisik tanah. Dengan meningkatnya bahan organik tanah maka struktur tanah
semakin mantap, dan kemampuan tanah menahan air semakin baik. Perbaikan fisik tanah tersebut
berdampak posotif terhadap pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara. Namun, setelah diketahui
bahwa tandan kosong kaya akan unsur hara N, P, K dan Mg tandan kosong sekarang banyak dijadikan
sebagai pupuk organik untuk perkebunan kelapa sawit.

Pengaplikasian solid

Pada proses pengaplikasian solid di PT. FAFILE sudah baik. pengaplikasian solid ini sering karung goni
tempat solid tidak disayat sehingga pada saat solid sudah terurai tidak langsung ketanah harus
menunggu karung goni hancur atau dilakukan penyayatan lagi sehingga menambah HK. Dalam
pengaplikasian solid ke tanaman kelapa sawit sama halnya dengan pengaplikasian tandan kosong kelapa
sawit. Solid juga mempunyai kandungan unsur hara 1,03 kg Urea/pohon; 0,33 kg TSP/pohon; 0,61 kg
MOP/pohon, 0,45 kg Kieserit/pohon.

Persentase penghematan penggunaan pupuk jika menggunakan pupuk tunggal yaituUrea 18,23 %; TSP
12,64 %; MOP 6,78 % dan Kieserit 16,85 %. Dari penjelasan di atas, maka perusahaan dapat menghemat
penggunaan pupuk kimia dan menghemat biaya pembelian pupuk untuk tananam kelapa sawit setelah
diaplikasikan solid.

Menurut Napi (2015), tidak semua hara yang terkandung dalam solid dapat diserap oleh akar tanaman
disebabkan beberapa hal yaitu :

 Unsur hara N termobilisasi atau digunakan mikroorganisme tanah untuk kelangsungan


hidupnya, tercuci oleh air perkolasi kelapisan tanah yang lebih dalam
 Unsur hara P termobilisasi dan berubah menjadi senyawa yang sukar larut
 Unsur hara K dan Mg tercuci oleh air perkolasi ke lapisan tanah yang lebih dalam

Menurut Naibaho (2003), solid basah adalah by product yang dihasilkan dari

pengolahan TBS di PKS yang menggunakan sistem decanter. Sistem decanter ini berfungsi untuk
memisahkan sludge dengan minyak.

Pengaplikasian fiber

Proses pengaplikasian fiber di PT. FAFILE sudah berjalan dengan baik dimana fiber dimanfaatkan
sebagai bahan bakar boiler. Manfaat dari penggunaan fiber menjadi bahan bakar boiler dipergunakan
menjadi pembangkit tenaga listrik dan proses pengolahan di pabrik kelapa sawit. Dengan semakin
mahalnya bahan bakar fosil terutama minyak bumi, boiler terus melakukan pengembangan-
pengembangan terhadap produknya sehingga mendapatkan produk yang lebih efisien yang berbahan
bakar dari limbah fiber hasil pengolahan kelapa sawit. Menurut Santika (1987), fiber akan disalurkan
melalui konveyor menuju ke boiler sebagai bahan bakar. Namun pada perjalanannya, sebagian fiber
akan disisihkan untuk dimasukkan ke pembakaran pada boiler dan menjadi bahan bakar utama boiler.

Pengaplikasian cangkang

Pengaplikasian cangkang di PT. FAFILE sudah berjalan dengan baik dimana cangkang dimafaatkan
sebagai bahan bakar boiler. Sekarang cangkang tidak lagi menjadi sampah di pabrik pengolahan kelapa
sawit, namun saat ini cangkang sudah menjadi barang komoditi yang diperjual-belikan. Menurut fauzi
(2014), cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang
cukup besar, yaitu mencapai 60 % dari produksi minyak. Sebagai arang aktif dapat dimanfaatkan oleh
berbagai industry. Antara lain industri minyak, karet, gula, dan farmasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen PPHP, Departemen Pertanian. 2006. Pedoman pengelolaan limbah industri kelapa sawit. Jakarta.
130 hal.

Fauzi, Y. Yustina EW. Iman S. dan Rudi Hartono. 2014. Kelapa Sawit : Budidaya, Pemanfaatan Hasil
dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. 212 hal.

Mahida. 1984. Limbah kelapa sawit. Yogyakarta. 145 hal.


Naibaho, P, 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Medan : Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
165 hal.

Napi, 2015. Berbagai pemanfaatan limbah kelapa sawit. http://www.piterest.com/gubuktani. Diakses 4


Agustus 2015

Nurhakim, Y.I. 2014. Perkebunan kelapa sawit cepat panen. Infra Pustaka. Jakarta.

Pahan, I, 2012, Manajemen agribisnis dari hulu hingga hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.

Rusmery, T. 2009. Korelasi Antara Biological Oxygen Demand (Bod) Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Terhadap pH, Total Suspended Solid (Tss), Alkaliniti dan Minyak/ Lemak. Medan. 167 hal.

Anda mungkin juga menyukai