Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KULIAH LAPANGAN KIMIA BAHAN ALAM I

Dolek (Trema oreantale)

Kedondong hutan (Spondia pinnata)

Cempedak (Paraptocarpus triandus)

DISUSUN OLEH :

Dinda dwi putri (1601011)

Intan purmalatiwi (1601133)

Risda hardiyanti (1601040)

Rofa khalidah (1601116)

Shafira melsonia (1601049)

Syahrul amin (1601124)

Tengku zata hulwani (1601056)

Dosen :

Dr. Emrizal,M.si.,Apt

Haiyul Fadli,M.si.,Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2018
Kedondong hutan (Spondias pinnata (L.F.) Kurz)

2.1 Tinjauan umum botani Spondia pinnata

Tanaman S. pinnata merupakan pohon yang memiliki tinggi ± 20 m dengan batang tegak,

bulat, berkayu, permukaan batang halus, percabangan simpodial dimana batang pokok sulit

ditentukan, dan berwarna putih kehijauan. Daun tanaman S. pinnata berwarna hijau, termasuk

tipe daun majemuk berbentuk lonjong dengan jumlah ganjil. Letaknya tersebar dengan pangkal

runcing, ujung meruncing, pertulangan daun menyirip, tepi daun rata, panjang daun 5-8 cm, dan

lebar daun 3-5 cm. Bunga tanaman S. pinnata merupakan bunga majemuk yang berwarna putih

kekuningan, berbentuk malai, terletak pada ketiak daun dan pada ujung cabang. Panjang bunga

24-40 cm dengan kelopak berwarna ungu yang memiliki panjang ± 5 cm. Benang sari berjumlah

delapan dengan warna kuning, mahkota bunga berjumlah empat sampai lima, berbentuk lanset

dan berwarna putih kekuningan. Tanaman S. pinnata memiliki buah buni yang berbentuk

lonjong, berdaging, dengan diameter ± 5 cm, berserat, dan berwarna hijau kekuningan. Biji buah

berbentuk bulat, berserat kasar, dan berwarna putih kekuningan. Akar tanaman ini merupakan

akar tunggang yang berwarna coklat tua .(Ii & Pustaka, n.d.)
Gambar.1. pohon Spondias pinnata

Gambar.2. bunga kedondong hutan


Gambar.3. daun kedondong hutan Gambar.4. buah kedondong hutan

Taksonomi tumbuhan

Sinonim : Spondias mangifera Willd. ; Evia amara Comm.

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Sapindales
Suku : Anacardiaceae
Marga : spondias
Jenis : Spondias pinnata (L. f.) Kurz.
Nama umum/dagang : kedondong

Nama daerah
 Jawa : kadondong (Sunda) Kedondong (Jawa) Kedun-dung
(Madura)
 Bali : Kacemcem (Bali)
 Nusa tenggara : Inci (Bima)
 Sulawesi : Karunrung (Makasar) Dau kaci (Bugis)
(Ii & Pustaka, n.d.)

2.2 Senyawa kimia dan bioaktivasi tanaman

Ekstrak daun kedondong hutan memiliki kandungan flavonoid, steroid dan triterpenoid
.Kandungan flavonoid dan triterpenoid ekstrak kedondong hutan berkontribusi pada aktivitasnya
sebagai antituberkulosis. Flavonoid mampu menghambat sintesis asam mikolat dengan
menghambat aktivitas enzim ßhydroxyacyl-ACP dehydratase dan proteasome M.tuberculosis.
Sementara triterpenoid dapat mengakibatkan lisis dinding sel bakteri.(Hutan, Pinnata, & Kurz,
2017)

senyawa aktif yang dihasilkan merupakan proses hidrolisis dari tanin berada pada waktu
vetensi (t) antara 7-10 secara kimia tanin tumbuhan dibagi dua golongan yaitu tanin kondensasi
dan tanin hidrolisis yang mengandung ikatan ester dapat terhidrolisis jika didihkan dalam asam
klorida encer. Bagian alkohol dari ester ini biasanya gula dan sering kali glukosa. Methyl ester
merupakan hasil sekunder yang terbentuk R da hidrolisis tanin yang sesungguhnya merupakan
ester asam dan terdiri dari asam penolat yang berlainan teresterkan keposisi berbeda pada
molekul gula.(Erwinia, Busuk, & Lidah, 2012)

Gambar.5. 2-H-piran-3-carboxylic acid


2.3 Klaim secara tradisional

Daun kedondong hutan memiliki nama latin Spondias pinnata (L.f.) Kurz, secara
tradisional telah digunakan sebagai obat disentri dan batuk. (Hutan et al., 2017)

Kedondong hutan (Spondias pinnata) secara tradisional dikenal sebagai "loloh


cemcem" dan biasa digunakan sebagai memperbaiki batuk kronis.(Anggraeni & Ariantari, 2016)

Tanaman ini dikenal kegunaannya sebagai obat tradisional seperti menambah nafsu
makan, selain itu berfungsi sebagai bumbu tambahan dalam pengolahan makanan.(Ii & Pustaka,
n.d.)

2.4 Klaim secara medis

 Ekstrak daun kedondong hutan memiliki kandungan flavonoid, steroid dan triterpenoid.
Kandungan flavonoid dan triterpenoid ekstrak kedondong hutan berkontribusi pada
aktivitasnya sebagai antituberkulosis. Flavonoid mampu menghambat sintesis asam
mikolat dengan menghambat aktivitas enzim βhydroxyacyl-ACP dehydratase dan
proteasome M.tuberculosis.. Sementara triterpenoid dapat mengakibatkan lisis dinding
sel bakteri.(Hutan et al., 2017)

 Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak metanol dari daun kedondong hutan
aktif melawan strain MDR Mycobacterium tuberkulosis.
Uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak kloroform mengandung terpenoid dan
flavonoid. Ekstrak etanol mengandung terpenoid, polifenol dan flavonoid. Ekstrak ini
aktif terhadap MDR strain M. tuberculosis dengan penghambatan 100% pada konsentrasi
100 mg / mL. Ekstrak kloroform memiliki penghambatan lebih tinggi terhadap
pertumbuhan M. tuberculosis daripada ekstrak etanol.(Anggraeni & Ariantari, 2016)

 Telah dilakukan isolasi, identifikasi dan uji aktivitas anti bakteri ekstrak Cem-Cem
(spondias pinnata (L.f) Kurz) terhadap bakteri Erwinia Chrysanthemi penyebab penyakit
busuk lunak lidah buaya. Uji aktivitas anti bakteri daun cem-cem menunjukkan bahwa
hasil fraksinasi menghasilkan VIII kelompok senyawa (fraksi). Kelompok senyawa
(fraksi) V yang mengandung senyawa aktif antibakteri. hal ini menunjukkan bahwa daun
cem-cem sangat bagus dikembangkan sebagai bakterisida nabati untuk mengendalikan
bakteri Erwinia Chrysanthemi penyebab busuk lunak lidah buaya.(Erwinia et al., 2012)

Cempedak (Paraptocarpus triandos)

3.1 Tinjauan umum botani cempedak

Tanaman cempedak merupakan tanaman asli Indonesia, tanaman cempedak ini tanaman
berumah satu atau monoecious. Bentuk buah, rasa dan keharumannya seperti nangka, meski
aromanya kerap kali menusuk kuat mirip buah durian. Tanaman ini berasal dari Semenanjng
Malaya, dan menyebar luas mulai dari wilayah Tenasserim di Burma, Thailand, dan sebagian
Kepulauan Nusantara: Sumatra, Borneo, Sulawesi, Maluku hingga ke Papua. Juga banyak
didapati di Jawa bagian barat. Dikenal secara luas sebagai cempedak atau campedak, buah ini
juga memiliki beberapa nama lokal seperti bangkong (cempedak hutan, bentuk liar di Malaysia),
baroh (Kep. Lingga dan Johor), nangka beurit (Sunda), nongko cino (Jawa), cubadak hutan
(Minangkabau) tiwadak (Banjar) dan lain-lain. Tanaman Cempedak tidak termasuk tanaman
yang langka di Indonesia, tidak termasuk tanaman yang dilindungi, pun tidak terdaftar sebagai
spesies yang terancam punah dalam Daftar Merah IUCN. Bahkan banyak dibudidayakan di
pekarangan, kebun, atau tumbuh meliar di hutan primer dan sekunder.

Tanaman cempedak ini memiliki pohon yang kelihatan selalu hijau, pucuk dan ranting-
rantingnya terdapat rambut halus dan kaku. Tanaman cempedak memiliki daun yang berbeda
dengan tanaman nangka, pada tanaman cempedak, daunnya memiliki bulu yang kasar. Buah
cempedak merupakan buah semu majemuk. Pada umumnya hasil buah cempedak di Indonesia
mencapai 60 sampai 400 buah per pohon per tahun. Cempedak umumnya dijumpai pada hutan
sekunder dan berkelompok banyak dijumpai di hutan hujan primer dataran rendah, pada habitat
alaminya. Cempedak dapat tumbuh dengan baik di ketinggian lebih dari 500 m dpl, daerah
beriklim lembab tanpa musim kering yang jelas. Provinsi Riau merupakan salah satu daerah
persebaran tanaman cempedak di Sumatera.

Pohon yang selalu hijau, sedang besarnya, tingginya dapat mencapai 20 m meski kebanyakan
hanya belasan meter. Ranting-ranting dan pucuk dengan rambut halus dan kaku, kecoklatan.
Berumah satu (monoecious).

Gambar.5. Pohon cempedak

Daun tipis agak kaku seperti kulit, bertangkai, bulat telur terbalik sampai jorong, 2,5-5 × 5–
25 cm, bertepi rata (integer, utuh), dengan pangkal berbentuk pasak sampai membulat, dan ujung
meruncing. Tangkai daun 1–3 cm. Daun penumpu bulat telur memanjang, meruncing, berambut
kawat, mudah rontok dan meninggalkan bekas berupa cincin pada ranting. Perbungaan sendiri-
sendiri, muncul di ketiak daun, pada cabang besar atau pada batang utama, pada pucuk pendek
khusus yang berdaun. Karangan bunga jantan berbentuk bongkol seperti gada atau gelendong, 1
× 3-5,5 cm, hijau pucat atau kekuningan, bertangkai 3–6 cm. Bongkol bunga betina berbentuk
gada memanjang, dengan bunga-bunga yang tertancap sedalam 1,5 mm dalam poros bongkol dan
bagian bebas sekitar 3 mm.

Gambar.6. bagian daun cempedak

Buah semu majemuk berbentuk silinder sampai bulat, 10-15 × 20–35 cm, kehijauan,
kekuningan sampai kecoklatan, dengan tonjolan piramidal serupa duri lunak yang rapat atau licin
berpetak-petak dengan mata faset. 'Daging buah' sesungguhnya adalah perhiasan bunga yang
membesar dan menebal, putih kekuningan sampai jingga, manis dan harum, bertekstur lembut,
licin berlendir di lidah dan agak berserat. Tidak seperti nangka, keseluruhan massa daging buah
beserta bunga-bunga steril atau gagal (dikenal sebagai 'dami') mudah lepas dari poros buah semu
apabila masak. Biji bulat gepeng atau memanjang, 2–3 cm.
Gambar.7. Buah cempedak

Ekologi

Secara alami, cempedak liar banyak dijumpai di hutan hujan dataran rendah, baik hutan
primer maupun sekunder. Tumbuh hingga ketinggian sekitar 1000 m dpl, pohon buah ini
menyukai daerah-daerah dengan musim kering yang tidak tegas, lahan dengan permukaan air
tanah yang dangkal, dan bahkan tahan sesekali tergenang banjir. Cempedak biasa ditanam di
pekarangan, kebun campuran, sampai ke wanatani kompleks, yang tidak jarang meliar menjadi
hutan sekunder. Cempedak juga dapat bersilangan secara alami dengan nangka.

Klasifikasi tumbuhan cempedak adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae/ Plants

Sub kingdom : Tracheobionta/ Vascular Plants

Super division : Spermatophyta/ Seed Plants

Division : Magnoliophyta/ Flowering Plants


Classis : Magnoliopsida/ Dicotyledons

Sub classis : Hamamelididae

Ordo : Urticales

Familia : Moraceae/ Mulberry Family

Genus : Artocarpus J.R. Forst & G. Forst/ Breadfruit

Species : Artocarpus integer (Thunb.) Merr

Binomial Name : Artocarpus integer (Thunb.) MerrCommon Nama : Chempedak

Kandungan kimia parartocarpus triandus (cempedak air)

- Energi (kkal) 106 51 116


- Protein (g) 1,2 2,0 3,0
- Lemak (g) 0,3 0,4 0,4
- Karbohidrat (g) 27,6 11,3 28,6
- Kalsium (mg) 20 45 20
- Fosfor (mg) 19 29 30
- Zat besi (mg) 0,9 0,5 1,5
- Vit A (SI) 330 25 200
- Vit B1 (mg) 0,07 0,07 0
- Vit C (mg) 7 9 15
- Air (g) 70,0 85,4 67,0

Minyak dari biji cempedak dilaporkan mengandung:

- asam linoleat sebesar 40,2%,


- asam palmitat 30,2% (Renata, 2009).

Berikut ini beberapa Manfaat Buah Cempedak untuk Kesehatan yang harus kita ketahui:

1. Menyehatkan mata
Manfaat buah cempedak untuk kesehatan yang pertama adalah untuk menjaga
kesehatan mata, hal ini dikarenakan kandungan Vitamin A yang sangat tinggi.
2. Sebagai bahan makanan Sehat
Buah cempedak juga bermanfaat sebagai makanan sehat. Anda bisa mengolah
buah cempedak menjadi aneka jajanan gorengan, atau dikonsumsi langsung.
3. Merendahkan kolesterol pada darah
Kandungan Vitamin C dapat mengusir kolestrol jahat agar tidak mebgalir dalam
darah dan membantu kolesterol baik untuk mengalir secara lancar. Kolesterol jahat dapat
menimbulkan banyak penyakit berat seperti sakit jantung.
4. Meredakan tumor
Buah cempedak juga dapat meredakan tumor. Hal ini dikarenakan kandungan
bioflavanoid, kemungkinan besar memang dapat membantu meredakan tumor.
5. Meredakan malaria
Bioflavanodi dan kandungan enzim juga berbagai vitamin dalam buah Cempedak
juga dikatakan dapat membantu penderita malaria untuk sembuh. Makanlah dalam
bentuk mentah atau tidak diolah. Atau bisa dikatakan makanlah buah Cempedak alami.
6. Mengusir parasit
Di dalam tubuh kita dapat berkeliaran banyak parasit yang dapat menganggu kerja
organ tubuh. Selain itu parasit – parasit tersebut juga dapat menimbulkan penyakit yang
tidak terduga, Buah Cempedak memiliki manfaat untuk mengusir parasit – parasit yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh kita tersebut.
7. Menjaga Pencernaan
Buah cempedak juga mampu membantu dan menjaga pencernan dalam tubuh kita
berjalan lancar. Kandungan Vitamin C dalam buah ini mampu menghindari kita dari
penyakit sembelit atau sulit buang air besar.
8. Memberi asupan air
Buah Cempedak memang tidak dapat tumbuh di tempat yang bukan tropis karena
buah ini membutuhkan banyak asupan air untuk tumbuh. Sama seperti manfaatnya,
karena buah ini memakan banyak asupan air ketika tumbuh, buah Cempedak juga
mengandung banyak asupan air bila dikonsumsi. Dan ini membantu untuk memberi
asupan air dalam tubuh kita.
9. Menjaga daya tahan tubuh
Selain dapat memberi asupan air, buah Cempedak juga dapat menjaga daya tahan
tubuh kita dengan adanya bioflavanoid. Bioflavanoid dapat mengusir radikal bebas yang
dapat mengambi sel – sel sehat dalam tubuh kita. Itulah yang membuat tubuh kita tetap
terjaga daya tahannya.
10. Mencegah resiko stroke
Penyakit stroke menjadi penyakit yang sebagian besar diderita oleh orang yang
lanjut usisa. Tetapi tidak sedikit pula mereka yang masih berusia muda terserang penyakit
ini bahkan anak – anak. Buah Cempedak juga memberi manfaat dalam hal ini dengan
mencegah resiko stroke.
11. Pelangsing tubuh
Mengkonsumsi buah Cempedak akan memberikan rasa kenyang. Ini menjadikan
buah Cempedak cocok sebagai bahan makanan para mereka atau anda yang sedang
berniat melangsingkan tubuh. Kandungan nutrisinya cukup memberi rasa kenyang
sekaligus membentuk tubuh.
12. Untuk Persalinan
Akar cempedak digunakan sebagai campuran jamu tradisional untuk perempuan
yang baru melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, M., & Ariantari, N. P. (2016). Anti tuberculosis activity of forest Kedondong (
Spondias pinnata ) stembark extract against Multiple Drug Resistance ( MDR ) strain of
Mycobacterium tuberculosis, 5(1), 23–26. https://doi.org/10.15562/bmj.v5i1.190

Erwinia, B., Busuk, P., & Lidah, L. (2012). No Title, 6(1), 88–92.

Hutan, K., Pinnata, S., & Kurz, L. (2017). PENATALAKSANAAN TUBERKULOSIS DAN
MULTI DRUG, 3, 135–143.

Ii, B. A. B., & Pustaka, T. (n.d.). Gambar 2.1. Tanaman kedondong hutan ( S. pinnata (L. F.)
Kurz), 6–22.

Anda mungkin juga menyukai