Anda di halaman 1dari 8

11.

Rubus moluccanus L

Famili : rosaceae
Sinomin : Rubus glomeratus Blume,Rubus haskarlii subsp,dendrocharis Focke,Rubus
dendrocharis (Focke),Rubus moluccanus var,dendrocharis(Focke) P, Royen, Rubus
hillii F.Muell.
Nama Daerah : Akar kupor, Tempuranak (Melayu), Brebet, Berete (Jawa), Hereneus,
Hereneus bodas (Sunda), Kemerang ni Langkow, Kerembang ni Langkow, Kunet
kamerang, Merang in tua (Minahasa), Tundung (Lampung)
Nama Asing :
blackberry ,rasberryauitetya(PNG),fapa(Morobe),sapinit(Filipina) ,dum
molluca(Vietnam),framboise(Prancis)

Morfologi
Semak memanjat, menggerumbul, jarang yang merayap. Batang panjangnya
mencapai 6(–10) m, berambut rapat ketika muda, menjadi gundul, duri biasanya tak
terlalu banyak dan kecil.Daun berbentuk ovate atau ovae-lebar pada garis luarnya,
ukuran 6–20 × 4–15 cm, bentuk celah beragam, dasar daun menjantung atau agak rata,
tepi daun bergerigi, ujung atas runcing atau meruncing, tekstur lunak-(kuat),
pertulangan menjari dengan 5–9 pasang tulang daun atau 7 tulang utama (var.
angulosus), pertulangan berbentuk jaring-jaring (lebar), permukaan diantara
pertulangan daun tidak atau kurang terangkat jelas pada permukaan atasnya, bagian
permukaan atasnya berambut, khususnya pada pertulangan daun, bagian bawah
permukaan dengan rambut keriting, tipis, panjang, dan jalin-menjalin di seluruh
bagian permukannya, dan pada bagian pertulangan biasanya dengan rambut tegak
atau rebah, lurus panjang, dan lebih tebal, terlihat dua warna yang mencolok. Tangkai
daun panjang 2–6 cm. Daun penumpu segera gugur, ukuran 7–17 × 4–12 mm,
bercelah menyirip sampai terbagi menyirip dengan 4–10 pasang celah, terkadang
bercelah panjang, celah mencapai ukuran 8 × 1 mm, berambut di bagian luarnya.
Perbungaan terletak di ujung, seperti daun, berupa tandan majemuk, panjang
mencapai 20(–50) cm, dengan 12 cabang lateral, panjang mencapai 5(–9) cm dan
dengan 10(–30) bunga. Penumpu perbungaan berukuran 17 × 9 mm. Tangkai bunga
mencapai panjang 1 cm, berambut pada keseluruhan sumbunya.
Bunga biseksual, kuncup bunga bulat telur, runcing. Hypanthium berbentuk cangkir,
diameter 4–7 mm, berambut lembut rapat dan dengan rambut lurus tegak sampai
rebah di bagian luarnya. Kelopak menyebar atau melengkung di bagain pucuknya saat
bunga mekar, berbentuk segitiga sampai bulat telur, ukuran 4–9 × 2–6 mm, ujung atas
runcing sampai lancip, tak menutupi tepi dari kelopak bagian luar dengan satu atau
sedikit gigi panjang 3 mm, tepi yang tertutupi rata, bagian luar berambut seperti pada
hypanthium. Mahkota panjang dan menetap, berbentuk agak bulat sampai ellips,
ukuran 3–7 × 3–6 mm, ujung atas membulat atau bercelah tipis, putih, jarang yang
dilaporkan berwarna merah muda, merah, atau kuning. Benang sari berjumlah 30–185,
filamen mencapai panjang 4 mm, kepala sari panjang 0.2–0.7 mm, kebanyakan
dengan beberapa rambut panjang pada atasnya atau bagian penghubungnya. Putik
berjumlah 30–135, ovarium halus/tak berambut, pada dasar bunga yang terangkat
yang berambut atau halus, tangkai putik panjang mencapai 9 mm. Buah majemuk
berbentuk bulat, diameter 0.8–1 cm saat kering, kelopak menutupi atau melengkung
di pucuknya sesudah bunga mekar, menyebar saat buah masak. Buah berukuran 2–3 ×
1–2 mm saat kering, berwarna merah, daging buah/mesocarp tebal dan berdaging,
hanya berupa lapisan tipis saat kering.

Habitat dan Distribusi

Timur australia dari tropis utara Queensland ke bagian timus Victoria dihutan
basah dan hutan hujan. Didistribusikan secara luas melalui Adia ,Kepulauan
Pasifik ,India,Sri lanja ,Mauritius dan Madagaskar.Dihutan ketinggian menengah dan
tinggi dan di daerah yang sangat basah pada ketinggian rendah, dari nagian utara
Luzon ke Mindanao dan Palawan.Sri langka: India dan
nikobar .Laos ,nyanmar,thailan ,Vietnam,Indonesia,Malaysia, Papua New
Guinea ,Filipina,Australua ,E.New Soutg Wales,Kepulauan Solomon,Negara
Federasi.

Kandungan Kimia
Daun pada tanaman ini mengandung asam triterpenoid .Triterpenoid adaalah
senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari satuan isoprene dan secara biosentis
di turunkan dari hidrokarbon c-30 asiklik yaitu skualena, senyawa ini tidak berwarna
berbentuk Kristal bertitik leleh tinggi dan bersifat optis aktif.Buah nya mengandung
asam malat. Asam malam (malic acid) meruapakan asam dikarboksilat yang
memberikan rasa asam dan getir dalam berbagai buah.Akar nya mengandung
tanin.Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan
poliifenol yang memiliki berat molekul yang cukup tinggu dan dapat membentuk
kompleksi dengan protein.Serta mengandung fenolik ,flavonoid dan karotenoid

Gambar 1.Asam Triterpenoid Gambar 2. Tanin


Gambar 3.Flavonoid Gambar 4. Karotenoid

Kegunaan Secara Tradisional


Bagian dari tumbuhan ini yaitu akar, batang, daun dan bunganya digunakan oleh
sebagian masyarakat sebagai obat tradisional.buah dari tanaman ini yang dapat
dimakan. Menurut Valenbrug Bunyapraphatsara (2002) Akar dan daun jenis Rubus
dapat digunakan sebagai obat disentri dan diare ringan .Menurut ridley hal 15;
rebusan akar di gunakan untuk obat di sentri, menurut Rumpius tumbuhan ini apabila
di kunyah dengan sedikit kencur merupakan obat yang baik untuk menyembuhkan
kejang perut, daun muda memiliki sifat adstringensia tetapi tidak pahit setelah
dikunyah dengan kelapa yang di panggang dan cairannya langsung di telan obat
sariawan, apabila di kunyah dengan pinang merupakan obat batuk yang baik dengan
cara yang sama di gunakan oleh wanita yang sedang hamil agar kandungan tidak
gugur.Menurut Rumpius buah tumbuhan ini dapat di berikan kepada anak" yang suka
ngompol, buahnya dapat di makan rasanya manis dan memberikan rasa dingin. Bisa
di buat pewarna menghasilkan pewarna ungu.

Bioaktivitas
Rubus mollucanus merupakan jenis yang palingbanyak variannya, bahkan
sebagian ahli botani membagi jenis ini ke dalam beberapa kategori infraspesifik .
Rubus mullucannus telah terbukti mengerahkan aktivitas anti-inflamasi, antioksidan,
antikanker, antimikroba, anthelminthic, dan anti-Alzheimer.Tumbuhan obat sangat
populer digunakan sebagai bahan baku obat tradisional dan jamu yang apabila
dikonsumsi bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh (immune system) bersifat
spesifik sebagai pencegahan (preventif) dan promotif (Munadi, 2017). Tumbuhan
menghasilkan metabolit sekunder dengan struktur molekul dan aktifitas biologi yang
beraneka ragam serta memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi
obat berbagai macam penyakit Metabolit sekunder atau senyawa bioaktif
merupakan senyawa standar yang terkandung dalam suatu spesies tumbuhan yang
dapat dimanfaatkan sebagai obat, pestisida dan insektisida (Zuraida, Saptadi, &
Sukito, 2010). Senyawa– senyawa aktif ini juga digunakan oleh tumbuhan untuk
mempertahankan diri dari predator seperti mikroorganisme, serangga, dan herbivora
dan sangat potensial untuk dikembangkan dalam bidang farmakologi dan
bioteknologi).Salah satu senyawa bioaktif yang paling sering ditemukan adalah
alkaloid . Alkaloid dilaporkan memiliki fungsi medis dalam bidang kesehatan .
Alkaloid mempunyai ciri-ciri sangat beracun, rasanya pahit, secara optik tidak
berwarna dan berbentuk kristal cair . Zat kimia ini berguna dalam mempertahankan
kelangsungan hidup bagi tumbuhan penghasilnya dari serangan mikroorganisme
(bakteri dan jamur), serangga, dan herbivora melalui zat alelopatik. Pada manusia
alkaloid sebagian besar mampu mempengaruhi sistem saraf dan mempunyai aktivitas
antibiotik sehingga beberapa alkaloid dilaporkan dapat digunakan sebagai
antiseptik .Selain alkaloid, steroid/triterpenoid termasuk metabolit sekunder yang
menunjukkan presentase tinggi dimiliki tumbuhan hasil eksplorasi di kedua lokasi.
Steroid merupakan metabolit sekunder penting yang mempunyai efek beragam dalam
tubuh manusia. Steroid dilaporkan sebagai senyawa organik yang tidak dapat diubah
secara kimiawi seperti halnya hormon. Steroid alami sering terlibat dalam berbagai
proses fisiologis termasuk respon stres, imun, metabolisme karbohidrat, katabolisme
protein, kadar elektrolit darah, dan pengaturan peradangan serta perilaku. Selain itu,
steroid alami dapat digunakan untuk meningkatkan enzim tertentu pada kondisi tubuh
seseorang yang mengalami kesulitan dalam memproduksinya secara alami seperti
testosteron. Testosteron diketahui sangat penting dalam perkembangan pria pada masa
pertumbuhan (Rasheed & Qasim, 2013).
Zat aktif selanjutnya adalah flavonoid. Flavonoid merupakan senyawa
penting dan sangat bermanfaat bagi tubuh manusia . Senyawa ini memiliki efek
sebagai pemicu sistem syaraf, menaikkan tekanan darah, mengurangi rasa sakit,
antimikroba, antipendarahan, obat penenang, obat penyakit jantung, antidiabetes, obat
luka, dan penekan kerja saraf . Flavonoid pada tumbuhan berperan memberi warna,
rasa pada biji, bunga, dan buah serta aroma , melindungi tumbuhan dari pengaruh
lingkungan, sebagai antimikroba, dan perlindungan dari paparan sinar UV. Dalam
bidang kesehatan, flavonoid berperan sebagai antibakteri, antioksidan, antiinflamasi,
dan antidiabetes.Selain itu, flavonoid juga berfungsi sebagai antiluka, dimana hal ini
terjadi jika dalam satu tumbuhan ditemukan senyawa flavonoid dan saponin secara
bersamaan, maka kedua senyawa tersebut akan bersinergi dan bermanfaat sebagai
penurun kadar gula darah.
Saponin termasuk kelas penting dari produk alami yang ditemukan pada
banyak tumbuhan. Saponin merupakan glikosida sterol atau triterpen aktif
permukaan.Tidak kalah penting dengan zat aktif lainnya, tanin dan kuinon
mempunyai peranan penting dalam tumbuhan. Tanin memiliki aktivitas antimikroba,
antidiare, dan antidiabetes. Tumbuhan dengan aktivitas mikroba memiliki kadar tanin
lebih tinggi dibandingkan dengan tumbuhan yang memiliki aktivitas antidiare dan
antidiabetes. Sementara itu, kuinon merupakan salah satu turunan senyawa fenol yang
cukup banyak terdapat dalam berbagai jenis sayuran, buah–buahan, dan tanaman.
Kuinon menunjukkan aktivitas biologis dan farmakologis sebagai antibiotik dan
penghilang rasa sakit serta dapat merangsang pertumbuhan sel baru.
Hasil Uji Fitokimia

NO Metabolit Uji Gambar Literatur


Sekunder
1 Alkaloid Positif(+) Kabut Positif

2 Flavonoid Positif (+) jenis Positif


lain

3 Fenolik Positif (+) Positif

4 Steroid Positif (+) Positif


5 Saponin Positif (+) Positif

6 Terpenoid Negatif (-) Negatif

Pembahasan
Fitokimia atau kimia tumbuhan berkaitan erat dengan organik bahan alam dari
biokimia tumbuhan. Kemajuan fitokimia sangat dibantu dengan metode penjaringan
untuk menjaring tumbuhan sehingga diperoleh senyawa yang khas (Harborne, 1987:1
dan 3). Setiap gugus senyawa, atom memiliki keanekaan dan jumlah struktur molekul
yang banyak dan tidak sama. Hal tersebut yang membuat metode identifikasi senyawa
kimia berbeda antara fitokimia, kimia organik dan sintesis organik.Analisis fitokimia
merupakan bagian dari ilmu farmakognosi yang mempelajari metode atau cara
analisis kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan atau hewan secara
keseluruhan atau bagian-bagiannya, termasuk cara isolasi atau pemisahan.Pengujian
fitokimia meliputi uji alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, terpenoid, steroid dan lain
sebagainya.
Pada kuliah lapangan yang kami lakukan ini , kami mendapatkam beberapa sampel
tumbuhan yang harus kami uji fitokimianya yakni metanolit sekunder meliputi
alkaloid,fenolik,flavanoid,terpenoid,saponin dan steroid.Tumbuhan yang saya dapat
kan adalah Rubus moluccanus L atau yang sering dikenal dengan buah beri liar.
R.moluccanus merupakan tanaman dengan famili Rosaceae yang banyak ditemukan
di perhutanan lebat. Tanaman in berupa tanaman berbentuk semak memanjat,
menggerumbul, jarang yang merayap. Batang panjangnya mencapai 6(–10) m,
berambut rapat ketika muda, menjadi gundul, duri biasanya tak terlalu banyak dan
kecil.Daun berbentuk ovate atau ovae-lebar pada garis luarnya,dengan bunga
biseksual, kuncup bunga bulat telur, runcing dan Mahkota panjang dan menetap,
berbentuk agak bulat sampai ellips, ujung atas membulat atau bercelah tipis, putih,
jarang yang dilaporkan berwarna merah muda, merah, atau kuning serta Buah
berukuran 2–3 × 1–2 mm saat kering, berwarna merah, daging buah/mesocarp tebal
dan berdaging, hanya berupa lapisan tipis saat kering.

Pada literatur disebutkan bahwa tanaman ini mengandung fenolik, Flavonoid,


Antosianin, Karotenoid,Alkaloid,Saponin dan Steroid.Lalu dilakukan uji fitokimia
yang menunjukan hasil yang signifikan dimana hasil yang didapat sama dengan
literatur yang ditetapkan.Dimana untuk hasil alkaloid didapatin hasil positif satu (1)
dimana ditandai dengan terbentuk nya kabut saat diberikan reagen dengan metoda
Culvenor Filzgerald.Untuk uji alkaloid ini tanaman di ambil beberapa helai dan
dipotong kecil-kecil lalu digerus sampai halus ,saat pengerusan juga ditambahkan
pasir dimana berfungsi untuk memecah sel yang terkandung dalam tanaman serta
dapat bereaksi dengan baik dengan reagen yang diberikan.Pelarut yang digunakan
sebagai pengekstrak adalah kloroform dan kloroform amoniak kemudian terbentuk
dua lapisan yakni lapisan asam berada di atas dan lapisan kloroform berada di bawah,
hal ini dikarenakan berat jenis asam lebih rendah dibandingkan kloroform. Lalu
diambil bagian asam karena mengandung garam alkaloid yang akan terbentuk ketika
ditambhakan asam sulfat. Dan terakhir ditambahkan pereaksi mayer yang berisi KI
dan merkuri klorida.

Selanjutnya untuk uji flavonoid dilakukan dengan metode sianidin test dan
didapatin hasil positif namun dengan flanoid jenis lain . Ditandai dengan terbentuknya
warna jingga hingga merah namun dari uji fitokimia yang dilakukan didapati warna
yang hampir jingga.Lalu untuk uji fenolik yang diambil dari fraksi air 1 s/d 3 tetes dan
dimasukkan ke dalam plat tetes kemudian ditambahkan FeCl3 dan terbentuk warna
hijau-biru lalu hitam yang menandakan positif fenolik.Untuk uji saponin didapatkan
juga hasil positif yang dimana hasil yang dilakukan uji fitokimia sama dengan hasil
yang didapat diliteratur dengan ditandai terbentuknya busa yang dikocok kuat selama
kurang lebih 1 menit.Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap steroid dan terpenoid,
pertama-tama diambil lapisan kloroform dan ditambahkan asam sulfat dan anhidrida
asetat. Hasil dari uji fitokimia steroid dinyatakan positif karna ditandai dengan
terbentuknya warna hijau-biru dan untuk uji fitokimia terpenoid dinyatakan negatif
kran tidak terbentuk warna merah namun hasil uji firokimia yang didapat adalah abu
ke hitaman.
Adanya perbedaan dari hasil uji fitokimia yang didapatkan dengan seharusnya
mungkin dapat disebabkan oleh faktor tumbuhan yang diuji sudah layu atau dalam
keadaaan tidak segar sehingga senyawa metabolit sekunder yang terkandung
didalamnya sudah rusak. Selain itu bagian tumbuhan yang diuji hanya bagian daunnya
saja bisa jadi metabolit sekundernya berada pada bagian lain tumbuhan seperti pada
akar, batang, bunga, ataupun buahnya. Faktor lain yang dapat menyebabkan
ketidaksesuaian ini juga dapat disebabkan karena kesalahan dari pelarut yang
digunakan seperti kelebihan maupun kekurangan dalam penambahan pelarut. Selain
itu faktor human error juga dapat mempengaruhi hasil yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Azmin, N., & Rahmawati, A. (2019). Skrining dan analisis fitokimia tumbuhan obat
tradisional masyarakat kabupaten bima. Journal Bioteknologi Dan Biosains
Indonesia, 6(2)
Fadzelly,mohd dkk.2016. Komposis Fitokimia dan Aktivitas Biologis Buah Beri Liar
Terpilih (Rubus moluccanus L.,R.fraxinifolius ).Jurnal Hindawi
Imam,muhammad surya.2009.Keanekaragaman dak potensi Rubus spp. Koleksi
Kebun Raya Cibodas.Warta Kebun Raya .Vol 9 No 1
Munadi, E. (2017). Munadi, 2017.pdf. In Info Komoditi Tanaman Obat(pp. 1–7).
Rasheed, A., & Qasim, M. (2013). A Review of Natural Steroids and Their
Applications. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research,
4(2), 520–531
Sundarini,Ratna.2015.Keragaman Rubus di Gunung Kembang Kabupaten Wonosobo
Jawa Tengah dan potensi pemanfaatanya.Journal Of Tropical Biodiversity
and Biotechnology. Vol 1
Zuraida, Saptadi, A. sukito, N. W. (2010). Sintesa Hasil Penelitian Biofarmaka di
Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai