Disusun oleh:
Hariyadi Eko Prasetyo (201859001)
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
BAB III PENUTUP.................................................................................................7
3.1 Kesimpulan................................................................................................7
3.2 Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah tentang ‘POPULASI TUMBUHAN ENDEMIK PAPUA’ ini
dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar dapat menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Sarang semut sangat dikenal oleh masyarakat asli Papua sebagai tanaman
yang ampuh untuk beberapa jenis penyakit. Hasilnya, secara empiris, air rebusan
(dekoktum) ekstrak Sarang Semut dipercaya dapat mengobati berbagai macam
penyakit seperti jantung, tumor, kanker, wasir, TBC, rematik, maag, asam urat,
stroke, gangguan fungsi ginjal dan prostat. Selain itu, air rebusan ekstrak Sarang
Semut juga dipercaya dapat meningkatkan produksi air susu (ASI), meningkatkan
gairah seksual, memperlancar haid dan dapat mengatasi keputihan (Subroto &
Hendro, 2008)
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sarang semut merupakan salah satu tumbuhan epifit dari famili Rubiaccea
yang dapat berasosiasi dengan semut. Tumbuhan ini menempel pada tumbuhan
lain tapi tidak hidup sebagai parasit.
Di habitat aslinya, sarang semut dihuni oleh beragam jenis semut. Namun
satu tumbuhan sarang semut hanya dihuni oleh satu jenis semut. Dalam umbi
3
sarang semut juga ditemukan dua spesies jamur. Jenis semut yang paling serimg
dijumpai adalah Ochetellus sp.
Saat ini sarang semut telah berhasil diperbanyak menggunakan teknik kultur
jaringan. Pengembangbiakan masal melalui kultur jaringan tak mempengaruhi
kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman. Persyaratan tumbuh
seperti dalam budidaya dikondisikan harus seperti habitat aslinya keadaan suhu,
iklim, intensitas cahaya dan nutrisi. Dengan cara pengembangan seperti itu, maka
perburuan sarang semut di hutan-hutan dapat dikurangi.
4
akan lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya pembusukan jaringan tanaman
yang dapat mengakibatkan tanaman mati.
5
A B C
Gambar 3. Pertumbuhan Sarang Semut pada Pohon Inang Garcinia picorrhiza (a)
dan Sterculia macrophylla (b), Pometia coreacea (c)
Berdasarkan zonasi pertumbuhan dan penyebaran sarang semut pada batang
tumbuhan inang yang terdapat di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam (TWA)
Gunung Meja, maka tumbuhan ini banyak tumbuh pada zonasi 2 dan zonasi 3.
Hal yang sama juga ditemukan oleh Rumaterai (2016), yang menyatakan bahwa
sarang semut banyak ditemukan pada daerah zonasi 2 dan 3. Sedang pada zonasi
1, 4 dan 5 jenis sarang semut tidak ditemukan.
Berdasarkan data yang ditemukan dilapangan dari ke 5 (lima) jenis pohon
yang menjadi inang sarang semut Myrmecodia cf.schlechteri tersebut, terdapat
juga tumbuhan lain yang tumbuh bersama-sama pada inang tersebut seperti
tumbuhan; angrek, paku-pakuan dan liana. Seperti pada jalur 4 petak ukur 1 untuk
pohon inang Pometia coreacea, ditemukan tumbuhan angrek (Grammatophyllum
speciosa ) yang tumbuh bersama sarang semut (Gambar 4).
Jumlah jenis tumbuhan berkayu lainnya yang tumbuh bersama pohon inang
sarang semut dalam petak pengamatan adalah sebanyak 59 jenis, dimana jenis
dominan yang ditemukan dalam lokasi pengamatan adalah Palaquium
amboinensis dan Pometia coreacea yaitu masing-masing sebanyak 21 individu
dan 19 individu. Keragaman jenis dalam satu lokasi juga merupakan faktor
pendukung dalam pertumbuhan dan perkembangan jenis lain (Siburian et al,
2017)
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara ekologi, tumbuhan sarang semut tersebar di hutan bakau dan
pohon-pohon di pinggir pantai hingga ketinggian 2.400 m di atas
permukaan laut (dpl). Tumbuhan sarang semut jarang ditemukan di hutan
tropis dataran rendah, tetapi lebih banyak ditemukan di hutan dan daerah
pertanian terbuka dengan ketinggian sekitar 600 m dpl (Ahkam & Hendro,
2006).
3.2 Saran
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun
saran dari makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga
makalah yang telah kami susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.
7
DAFTAR PUSTAKA
Siburian, Rima Herlina. dkk. 2018. Ekologi Tempat Tumbuh Sarang Semut
Pada Taman Wisata Alam Gunung Meja Manokwari
https://www.researchgate.net/330476765_EKOLOGI_TEMPAT_TU
MBUHAN_SARANG_SEMUT_PADA_TAMAN_WISATA_ALAM
GUNUNG_MEJA_MANOKWARI (diakses pada 19 Februari 2021).
http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/dbsebun/asset_dbsebun/Penerbitan
-20160922088057.pdf (diakses pada 19 Februari 2021)