Anda di halaman 1dari 9

BioLink : Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.

6 (2) Februari (2020)


ISSN: 2356- 458X (print) ISSN: 2550-1305 (online)
DOI: 10.31289/biolink.v6i2.2762

BioLink
Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BERBUNGA DI KAWASAN MALESIA

DIVERSITY OF ANGIOSPERM IN MALESIA

Muhammad Komarul Huda1*, Hanifah Mutia Z.N Amrul2, dan Ferdinand Soesilo3
1Prodi S1 Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilu Pendidikan, Universitas Simalungun,
Pematangsiantar
2Prodi Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pembangunan Pancabudi,

Medan
3Prodi Biologi, Fakultas Biologi Universitas Medan Area, Medan

Diterima : 01-08-2019; Disetujui : 16-12-19: Diterbitkan : 10-02-2020


*Corresponding author: E-mail: mkomarulhuda@gmail.com

Abstrak

Tumbuhan berbunga merupakan tumbuhan yang memiliki ciri khas berupa bunga (sering juga disebut
sebagai Angiospermae/Magnoliophyta). Tumbuhan berbunga merupakan kelompok tumbuhan yang
sukses menyebar luas di dunia, diperkirakan mencapai 250.000 jenis. Salah satu penyebaran tumbuhan
berbunga yang sukses di dunia, berada di kawasan Malesia, terbukti 70% tumbuhan endemik ada di
kawasan ini. Keanekaragaman tumbuhan berbunga di kawasan Malesia tergolong tinggi, karena di
pengaruhi oleh flora Asia dan Australia, seperti: Orchidaceae, Rubiaceae, Lauraceae, Euphorbiaceae,
Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Moraceae, dan Ericaceae.
Kata Kunci: Keanekaragaman tumbuhan berbunga, Penyebaran tumbuhan berbunga, Kawasan malesia

Abstract

Flowering plants are plants that have a characteristic form of flowers (often also referred to as
Angiospermae / Magnoliophyta). Flowering plants are a group of plants that have successfully spread
widely in the world, estimated at 250,000 species. One of the successful distribution of flowering plants in
the world, is in the Malesia region, as evidenced 70% endemic plants exist in this region. The diversity of
flowering plants in the Malesia region is quite high because the flora of Asia and Australia influences it,
Namely: Orchidaceae, Rubiaceae, Lauraceae, Euphorbiaceae, Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Moraceae,
dan Ericaceae.
Key Words: Diversity of flowering plants, Spread of flowering plants, Malesia region

How to Cite: Huda, M.K., Amrul, Hanifah, M.Z.N, dan Soesilo, F. (2020). Keanekaragaman Tumbuhan
Berbunga di Kawasan Malesia, BioLink: Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.6 (2): Hal.
162-170

162
Huda, M.K., Amrul, Hanifah, M.Z.N, dan Soesilo, F. Keanekaragaman Tumbuhan Berbunga di Kawasan Malesia

PENDAHULUAN sebagai sumber pakan maupun tempat


Tumbuhan berbunga atau perhentian (untuk meletakkan telur atau
angiospermae merupakan kelompok menyembunyikan diri dari bahaya)
tumbuhan vaskular terbesar dalam (Kurniawati & Martono, 2015).
kingdom plantae dengan jumlah spesies Tumbuhan berbunga diperkirakan
yang besar (Woods & Caley, 2012]; mencapai 90 % dari semua jenis
(Bahadur et al., 2015). Angiospermae tumbuhan yang tersebar luas di dunia atau
merupakan tanaman benih vaskular di setara 235.000 jenis hingga 400.000 jenis
mana sel telur (telur) dibuahi dan Magallon 2009) atau 236,000–352,000
berkembang menjadi biji dalam ovarium jenis tumbuhan berbunga (Bahadur et al.,
berongga tertutup atau di kenal sebagai 2015). Hasil Conservation International
Spermatophyta dengan ciri utama berupa pada tahun 1988 menyatakan bahwa
biji yang termasuk golongan tumbuhan Malesia tergolong kawasan Megadirve dan
dengan tingkat perkembangan filogenetik fitogeografi flora endemik di dalamnya
tertinggi (Dennis William Stevenson, mencapai 70% (Raes & van Welzen,
2019); (Fananiar et al., 2018); (Qomah, 2009); (Anggraeni, 2019). Malesiana
Hariani, & Murdiyah, 2015). Definisi lain merupakan suatu batasan kawasan
dari tumbuhan berbunga adalah geografi persebaran tumbuhan yang
tumbuhan yang mendominasi di daerahnya meliputi wilayah: Indonesia,
ekosistem teresterial dan tergolong Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam,
organisme paling sukses sepanjang Filipina, Papua Nuigini dan Timur Leste.
kehidupan (Magallón, 2009). Ciri khas Wilayah-wilayah tersebut disatukan
tumbuhan berbunga berupa bunga, sebagai suatu kawasan biogeografi karena
sebagai organ reproduksi dan di dalam memiliki kesamaan keanekaragaman
bunga terdapat ovul yang selanjutnya tumbuhan yang spesifik (Dedy Darnaedi,
menjadi biji serta memiliki jumlah biji 2013). Jika melihat berdasarkan analisis
yang banyak, jika biji-biji tersebut fenetik, (van Welzen, Parnell, & Slik, 2011)
menyebar diperkirakan mampu membagi kawasan Malesia ke dalam tiga
mendominasi di ekosistem teresterial. wilayah, antara lain: daratan Sunda di
Tumbuhan berbunga merupakan bagian barat kecuali pulau Jawa
tumbuhan yang berkemampuan memikat (Semenanjung Malaya, Sumatra,
banyak serangga dan jasad pemanfaat Kalimantan). Wallacea bagian tengah
tumbuhan lainnya, dan memiliki banyak meliputi Filipina, Sulawesi, Kepulauan
manfaat bagi jasad-jasad ini, misalnya Sunda Kecil, Maluku, dan Jawa, dan

163
BioLink : Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.6 (2) (2020): hal. 162-170

daratan Sahul di bagian timur meliputi singapura (Nghiem, Tan, & Corlett, 2015),
New guinea (Irian jaya dan Papua Nugini). Mimosa pigra L. disemenanjung malaysia
Luasnya jangkauan tumbuhan (Asyraf Mansor, 2011).
berbunga di dunia, serta di dukung oleh Tumbuhan berbunga juga berperan
beragam dan banyaknya jenis tumbuhan penting bagi manusia untuk peningkatan
berbunga, secara tidak langsung telah ekonomi seperti, untuk pemanfaatan
berperan dalam kehidupan di muka bumi. pertanian, estetika lingkungan, dan
Secara ekologis, tumbuhan berbunga tanaman obat (Sada & Tanjung, 2010);
menciptakan keseimbangan ekosistem (SYAHADAT, PUTRA, & PATIH, 2017).
melalui simbiosis terhadap serangga Berdasarkan keanekaragaman tumbuhan
maupun mikroorganisme yang ada di berbunga yang tersebar luas di dunia dan
sekitarnya, misalnya sebagai sumber peran penting yang dihasilkan, perlu dikaji
pakan maupun tempat perhentian (untuk kembali tentang keanekaragaman
meletakkan telur atau menyembunyikan tumbuhan berbunga terutama di kawasan
diri dari bahaya), sebagai musuh alami, Malesia, mengingat besarnya
polinator atau fungsi ekologis lainnya keanekaragaman yang di miliki dan masih
(Kurniawati & Martono, 2015). minimnya koleksi tumbuhan berbunga
Keseimbangan ekosistem dapat terganggu yang terkoleksi.
akibat kolonisasi tumbuhan berbunga dan
kemudian dapat merusak sistem yang ada, HASIL DAN PEMBAHASAN
seperti jenis-jenis tumbuhan berbunga Evolusi dan filogeni tumbuhan
berbunga
yang tergolong invasif (Tjitrosoedirdjo S., Selama lebih dari 200 tahun, para
Sri Sudarmiyani Tjitrosoedirdjo, 2016). ilmuwan telah berspekulasi tentang
Tumbuhan berbunga yang tergolong keanekaragaman tumbuhan berbunga, dan
invasif telah di temukan di beberapa para ilmuan telah menemukan penjelasan
negara didalam kawasan Malesia, seperti tentang bagaimana tumbuhan berbunga
Chromolaena odorata di Indonesia dapat menyebar luas di seluruh dunia.
(Tjitrosoedirdjo S.S., Imam mawardi, Sementara penyebab tingginya
2016), Acacia auriculiformis, Cecropia keanekaragaman tumbuhan berbunga
pachystachya, Falcataria moluccana, sebagian besar dikaitkan dengan evolusi
Leucaena leucocephala, Manihot (Kevin 2018). Transisi evolusioner dalam
carthaginensis subp. Glaziovii, Muntingia sistem perkawinan diketahui umum dalam
calabura, Piper aduncum, Pipturus angiospermae, dan keragaman luas dalam
argenteus, dan Spathodea campanulata di laju penyilangan telah diamati di semua
164
Huda, M.K., Amrul, Hanifah, M.Z.N, dan Soesilo, F. Keanekaragaman Tumbuhan Berbunga di Kawasan Malesia

tingkat taksonomi. Evolusi sistem tumbuhan berbunga yang menyimpang


perkawinan dianggap sangat terkait dari garis keturunan sejak awal, dan
dengan variasi sifat bunga (Goodwillie et mengarahkan evolusi pada sebagian besar
al., 2010). Awal tumbuhan berbunga tumbuhan berbiji tertutup saat ini. Sampai
kemungkinan besar juga berasal dari akhir tahun 1990-an sebagian besar
tumbuhan berkayu kecil dan bercabang ilmuwan membagi tumbuhan berbiji
(Takhtajan 2009). tertutup menjadi dua kelompok
Studi filogeni mengidentifikasi berdasarkan jumlah daun lembaga
Amborella, Nymphaeales (bunga lili air), (kotiledon). Kelompok dengan biji yang
Austrobaileyales, dan Chloranthaceae memiliki satu daun lembaga (kotiledon)
sebagai garis keturunan yang masih ada. disebut monokotil, dan kelompok dengan
Saat ini terdapat delapan kelompok dari biji yang memiliki dua daun lembaga
Angiospermae yang masih hidup, yaitu: 1) (kotiledon) disebut dikotil. Tetapi,
Amborella, semak/perdu kecil yang hanya perkembangan filogeni modern ternyata
ada di Kaledonia Baru. 2) Nymphaeales, menunjukkan bahwa dikotil adalah
teratai (water lily). 3) Austrobaileyales, kelompok yang parafiletik (monokotil
tumbuhan adas (star anise). 4) adalah kelompok yang monofiletik).
Chloranthales, beberapa tumbuhan Sebagian besar jenis yang dahulu mengisi
aromatis dengan daun bergerigi. 5) kelompok dikotil saat ini dikelompokkan
Magnoliids, bunga magnolia dan black ulang ke dalam
pepper. 6) Monocots, tumbuhan yang kelompok eudikotil (dikotil sejati) yang
memiliki satu kotiledon seperti padi, monofiletik, dan sisanya tersebar ke dalam
jagung, kelapa, anggrek, dll. 7) basal angiosperma dan magnoliids (Chase
Ceratophyllum, beberapa tumbuhan et al., 2016). Sementara (Byng, 2014)
akuatik yang sering digunakan untuk menempatkan famili tumbuhan berbunga
penghias akuarium. 8) Eudicots, ke dalam 6 kelompok tinggi pada pohon
tumbuhan yang memiliki dua kotiledon filogenetik, sebagai berikut: Basal
sejati seperti kacang polong, buncis, Angiospermae, Monokotil, Basal Eudikot,
mawar, bunga matahari, apel, dll. Rosid, Minor Core Eudikot, dan Asterid.
Amborella, Nymphaeales, dan Untuk lebih jelas dapat dilihat pohon
Austrobaileyales sering dikelompokkan filogeni tumbuhan berbunga berdasarkan
menjadi basal Angiospermae, merupakan APG IV berikut:

165
BioLink : Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.6 (2) (2020): hal. 162-170

Gambar 1. Angiosperm Phylogeny Group (APG) IV (Chase et al., 2016)


Keanekaragaman tumbuhan berbunga Bali. Flora di pulau-pulau tersebut berada
di kawasan malesia
di bawah pengaruh flora Asia karena ciri-
Malesia merupakan kawasan
cirinya mirip dengan ciri-ciri flora benua
fitogeografi yang mencakup semua negara
Asia, disebut juga flora Asiatis yang
dari Malaysia hingga Papua nugini.
didominasi oleh jenis tumbuhan
Kawasan fitogeografi ditentukan oleh
berhabitus pohon dari suku
distribusi jenis tumbuhan di dalamnya,
Dipterocarpaceae. 2) Flora Dataran Sahul
dan pengaruh tumbuhan ini pada
yang meliputi Papua dan pulau-pulau kecil
permukaan bumi. Tumbuhan berbunga di
di sekitarnya. Flora di pulau-pulau
kawasan Malesia diperkirakan mencapai
tersebut berada di bawah pengaruh benua
40.000 jenis (Kiew et al., 2010).
Australia, biasa disebut flora Australis
Persebaran tumbuhan berbunga secara
yang didominasi oleh jenis-jenis
geologis dapat dibagi ke dalam 3 wilayah,
tumbuhan berhabitus pohon dari suku
yaitu: 1) Flora Dataran Sunda yang
Araucariaceae dan Myrtaceae. 3) Flora
meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan
Daerah Peralihan (Daerah Wallace) yang
166
Huda, M.K., Amrul, Hanifah, M.Z.N, dan Soesilo, F. Keanekaragaman Tumbuhan Berbunga di Kawasan Malesia

meliputi Sulawesi, Maluku, dan Nusa mengeskplor tumbuhan berbunga,


Tenggara yang berada di bawah pengaruh Sumadijaya (2011) memaparkan lima
benua Asia dan Australia, yang mana jenis potensi ekonomi yang di miliki tumbuhan
tumbuhan berhabitus pohonnya berbunga, antara lain: 1) sebagai
didominasi oleh jenis dari suku pariwisata lingkungan, 2) sebagai
Araucariaceae, Myrtaceae, dan perdagangan, 3) sebagai sumber pangan,
Verbenaceae (Kusmana 2015). 4) bisnis kesenangan, 5) pengembangan
Malesia memiliki keanekaragaman industri obat-obatan.
tumbuhan berbunga yang tergolong tinggi Jenis-jenis tumbuhan berbunga yang
disebabkan oleh beberapa faktor di digunakan sebagai sumber pangan antara
antaranya: 1) iklim yang lembab dan lain padi yang dijadikan beras untuk
terus-menerus hangat, berlaku hampir kebutuhan pokok masyarakat. Selain padi,
merata di kawasan Malesia, sehingga terdapat gandum, jagung, singkong dan
cocok untuk pertumbuhan tumbuhan sagu sebagai sumber pangan utama.
berbunga di hutan hujan tropis. 2) berada Tumbuhan berbunga yang digunakan
di antara flora asiatik dan australiatik. 3) sebagai pakan, seperti suku Bombacaceae
vegetasi tumbuhan lebih persisten, sebagai pakan kelelawar lalai (Soegiharto
dikarenakan secara geologi mendapatkan 2009) dan sebagai pakan lebah (Agussalim
pencahayaan matari yang cukup (Keng 2017). Selain sebagai sumber pangan dan
2013). Estimasi tumbuhan berbunga di pakan, tumbuhan berbunga sangat
semenanjung malaya sekitar 178 suku, 50 berpotensi sebagai tanaman obat, seperti
marga dan 8000 jenis (Keng 2013). untuk membuat jamu atau obat herbal
Sementara di Indonesia, Famili tumbuhan lainnya. Jenis tumbuhan berbunga yang
berbunga meliputi Orchidaceae, banyak digunakan sebagai obat-obatan
Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Moraceae, antara lain: mengkudu, temu lawak, sirih,
dan Ericaceae (Kusmana 2015). lidah buaya dan lain sebagainya.
Tumbuhan berbunga juga banyak di
Potensi dan ancaman tumbuhan manfaatkan sebagai tanaman hias untuk
berbunga
mendapatkan keuntungan ekonomi dan
Tumbuhan berbunga telah banyak
atau sekedar sebagai estetika. Jenis-jenis
digunakan oleh manusia sebagai sumber
yang banyak di manfaatkan sebagai
pangan, pakan, obat-obatan, dan tanaman
tanaman hias antara lain: Dendrobium sp
hias. Sehingga potensi dan ancaman yang
dari suku Orchidaceae (Zuraida 2018),
di timbulkan juga besar. Potensi ekonomi
yang besar menyebabkan manusia terus
167
BioLink : Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.6 (2) (2020): hal. 162-170

Nephentes (Lince 2012), Ardisia tumbuhan berbunga dari kepunahan dan


(Normasiwi 2016) dan lain sebagainya. ancaman kerusakan manusia, perlu
Tumbuhan berbunga juga berpotensi dilakukan konservasi in situ maupun ex
dalam lingkup ekologi seperti dapat situ. Pencegahan ini dilakukan untuk terus
memengaruhi spesies lain melalui mengoptimalkan pemanfaatan potensi
penyerbuk bersama untuk tanaman yang yang dihasilkan tumbuhan berbunga.
sumber dayanya lebih berlimpah (jumlah
unit bunga lebih tinggi dan kandungan SIMPULAN
gula nektar) dan lebih mudah diakses. Keanekaragaman tumbuhan
Potensi pengaruh tidak langsung juga berbunga di kawasan malesia belum
lebih kuat antara spesies tanaman yang banyak terkoleksi, untuk itu diperlukan
lebih dekat secara filogenetik dan tidak review tentang tumbuhan berbunga di
tergantung pada asal geografis tanaman kawasan Malesia yang meliputi enam
(native atau non native) (Carvalheiro et al., negara yakni, Malaysia, Indonesia, Brunei,
2014), dapat juga mempengaruhi transisi Filipina, Papua Nugini, dan Timor Leste.
evolusi angiospermae akibat penyerbukan Tumbuhan berbunga di kawasan Malesia
termasuk penyerbukan oleh angin, paling di pengaruhi oleh flora asiatik dan
tidak 10% angiospermae diserbuki oleh australiatik, hal ini akibat sejarah
angin, dan cara penyerbukan ini telah paleogeografi berupa daratan Sunda yang
berkembang berulang kali di antara garis sebelumnya bergabung dengan Asia dan
keturunan yang tidak berhubungan daratan sahul yang sebelumnya bergabung
(Goodwillie et al., 2010); (Friedman & dengan Australia serta kawasan malesia
Barrett, 2009). bagian tengah merupakan daerah
Besarnya potensi tumbuhan peralihan asia-australia. Adapun
berbunga yang dimiliki, dapat menjadi keanekaragaman tumbuhan berbunga di
ancaman serius hingga menyebabkan kawasan Malesia antara lain: Orchidaceae,
kepunahan. Hal ini terjadi akibat Rubiaceae, Lauraceae, Euphorbiaceae,
eksplorasi hutan (sebagai habitat alami) Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Moraceae,
yang berlebihan, proses transgenik pada dan Ericaceae. Potensi tumbuhan
tumbuhan berbunga yang menyebabkan berbunga dapat berupa potensi ekonomi
berkurangnya jenis-jenis keanekaragaman maupun ekologi. Potensi ekonomi
plasma nutfah, dan kurangnya tumbuhan berbunga dapat digunakan
pemahaman masyarakat akan pentingnya sebagai wisata lingkungan, bisnis tanaman
tumbuhan berbunga. Pencegahan hias, perdagangan, obat-obatan dan

168
Huda, M.K., Amrul, Hanifah, M.Z.N, dan Soesilo, F. Keanekaragaman Tumbuhan Berbunga di Kawasan Malesia

sumber pangan. Potensi ekologi tumbuhan Encyclopædia Britannica, inc. website:


https://www.britannica.com/plant/angiosp
berbunga didapatkan dari interaksi antara erm
Fananiar, A., Fananiar, A., Hidayati, N. R.,
tumbuhan berbungan dengan organisme Widiyanto, J., Studi, P., Biologi, P., & Timur,
yang ada disekitarnya sebagai penstabil J. (2018). Identifikasi keragaman tumbuhan
berbiji ( spermatophyta ) di kawasan pesisir
ekosistem, bahkan dapat sebagai penentu pantai soge pacitan. Prosiding Seminar
Nasional Biologi Dan Pembelajarannya,
perubahan evolusi pada tumbuhan (September), 254–260.
Friedman, J., & Barrett, S. C. H. (2009). Wind of
berbunga. change: New insights on the ecology and
evolution of pollination and mating in
wind-pollinated plants. Annals of Botany,
DAFTAR PUSTAKA 103(9), 1515–1527.
Anggraeni, V. A. (2019). 10 Negara Megadiverse di https://doi.org/10.1093/aob/mcp035
Dunia. In Goodwillie, C., Sargent, R. D., Eckert, C. G., Elle,
https://www.goodnewsfromindonesia.id/20 E., Geber, M. A., Johnston, M. O., … Winn,
19/06/20/10-negara-megadiverse-di-dunia. A. A. (2010). Correlated evolution of mating
Asyraf Mansor, and M. J. C. (2011). Current Status system and floral display traits in flowering
of Mimosa pigra L. Infestation in Peninsular plants and its implications for the
Malaysia. Trop Life Sci Res, 22(1), 37–49. distribution of mating system variation.
Retrieved from New Phytologist, 185(1), 311–321.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles https://doi.org/10.1111/j.1469-
/PMC3819093/ 8137.2009.03043.x
Bahadur, B., Rajam, M. V., Sahijram, L., & Kurniawati, N., & Martono, E. (2015). Peran
Krishnamurthy, K. V. (2015). Preface. Plant Tumbuhan Berbunga Sebagai Media
Biology and Biotechnology: Plant Diversity, Konservasi Artropoda Musuh Alami. Jurnal
Organization, Function and Improvement, Perlindungan Tanaman Indonesia, 19(2),
1(March 2016), ix–x. 53–59.
https://doi.org/10.1007/978-81-322-2286-6 Magallón, S. (2009). Flowering plants
Byng, J. W. (2014). The flowering plants handbook. (Magnoliophyta). The TimeTree of Life, 161–
(October 2014), 628. 165.
https://doi.org/10.13140/2.1.1849.8566 Nghiem, L. T. P., Tan, H. T. W., & Corlett, R. T.
Carvalheiro, L. G., Biesmeijer, J. C., Benadi, G., (2015). Invasive trees in Singapore: Are they
Fründ, J., Stang, M., Bartomeus, I., … Kunin, a threat to native forests? Tropical
W. E. (2014). The potential for indirect Conservation Science, 8(1), 201–214.
effects between co-flowering plants via https://doi.org/10.1177/194008291500800116
shared pollinators depends on resource Qomah, I., Hariani, S. A., & Murdiyah, S. (2015).
abundance, accessibility and relatedness. Identifikasi tumbuhan berbiji
Ecology Letters, 17(11), 1389–1399. (spermatophyta) di lingkungan kampus
https://doi.org/10.1111/ele.12342 universitas jember. Bioedukasi, XIII(2), 13–
Chase, M. W., Christenhusz, M. J. M., Fay, M. F., 20.
Byng, J. W., Judd, W. S., Soltis, D. E., … Raes, N., & van Welzen, P. C. (2009). The
Weber, A. (2016). An update of the demarcation and internal division of Flora
Angiosperm Phylogeny Group classification Malesiana: 1857 - present. Blumea: Journal
for the orders and families of flowering of Plant Taxonomy and Plant Geography,
plants: APG IV. Botanical Journal of the 54(1–3), 6–8.
Linnean Society, 181(1), 1–20. https://doi.org/10.3767/000651909X475888
https://doi.org/10.1111/boj.12385 Sada, J. T., & Tanjung, D. A. N. R. H. R. (2010).
Dedy Darnaedi. (2013). Kontribusi Flora Malesiana Keragaman Tumbuhan Obat Tradisional di
untuk Kesejahteraan Masyarakat. Kampung Nansfori Distrik Supiori Utara ,
Simposium Internasional Flora Malesiana Kabupaten Supiori – Papua. Jurnal Biologi
Ke-9. Retrieved from Papua, 2(2), 39–46.
http://lipi.go.id/berita/single/Kontribusi- SYAHADAT, R. M., PUTRA, P. T., & PATIH, T.
Flora-Malesiana-untuk-Kesejahteraan- (2017). Meningkatkan Keindahan
Masyarakat/13598 Arsitektural Jembatan Surya Lembayung
Dennis William Stevenson, M. H. Z. and O. (See Kebun Raya Bogor dengan Tanaman
A. C. (2019). Angiosperm. Retrieved from Lanskap. Jurnal Arsitektur Lansekap, 3(1),
169
BioLink : Jurnal Biologi Lingkungan, Industri dan Kesehatan, Vol.6 (2) (2020): hal. 162-170

23. distributions: Two or three


https://doi.org/10.24843/jal.2017.v03.i01.p03 phytogeographical areas and where to
Tjitrosoedirdjo S., Sri Sudarmiyani Tjitrosoedirdjo, group Java? Biological Journal of the
dan T. S. (2016). Tumbuhan invasif dan Linnean Society, 103(3), 531–545.
pendekatan pengelolaannya. Bogor: https://doi.org/10.1111/j.1095-
SEAMEO BIOTROP. 8312.2011.01647.x
Tjitrosoedirdjo S.S., Imam mawardi, dan S. T. Woods, K., & Caley, K. J. (2012). Flowering Plants.
(2016). 75 Important invasive plant species In Encyclopedia of Earth. Retrieved from
in Indonesia. Bogor: SEAMEO BIOTROP. https://eol.org/docs/discover/flowering-
van Welzen, P. C., Parnell, J. A. N., & Slik, J. W. F. plants
(2011). Wallace’s Line and plant

170

Anda mungkin juga menyukai