Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

“PERAN DAN PENGELOLAAN ARTHROPODA DALAM


PEMANFAATAN DI BIDANG PERTANIAN”

Mata Kuliah : Biologi Pertanian


Dosen Pengampu : Dr. Ir. Arika Purnawati, MP.

Disusun oleh :
NAMA : AHMAD DZAKI AKMAL YUDA
NPM : 23025010139
KELAS : Agroteknologi – D025

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
TAHUN AJARAN 2023 / 2024
PENDAHULUAN

Hewan merupakan makhluk hidup yang memiliki kemampuan beradaptasi


di berbagai lingkungan, seperti hidup di laut, air tawar, kutub, dan padang pasir
(gurun). Berdasarkan kerangka tulang belakangnya hewan di kelompokkan
menjadi dua kelompok utama, yaitu invertebrata (hewan yang tidak bertulang
belakang) dan vertebrata (bertulang belakang). Persamaan dan perbedaannya,
kelompok hewan invertebrata di kelompokkan ke dalam beberapa filum.
Kingdom Animalia atau hewan di kelompokkan ke dalam 9 filum, yaitu: Porifera.
Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida. Mollusca
Arthropoda, Echinodermata, Chordata.
Anthropoda salah satunya, yakni hewan yang tidak memliki tulang
(invertebrata). Kata arthropoda sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu artha yang
berarti ruas, podos adalah kaki. Dengan begitu arthtropoda dapat di artikan
sebagai kumpulan yang memiliki kaki beruas, berbuku atau bersegmen.
Arthtropoda memiliki bentuk tubuh simetrisbilateral yang juga tergolong dalam
hewan tripoblastik selommata. Filum arthropoda memiliki spesies terbanyak di
antra filum-filum lain nya, yang di perkiraka bisa mencapai lebih dari 1.000.000
spesies. Contoh dari filum arthtropoda adalah kepiting, udang, serangga, laba-
laba, kalajengking, dan kaki seribu. Habitat filum ini terdapat di darat dan air.
Arthropoda di air dapat bertahan sampai kedalamaan lebih dari 6000 meter,
sedangkan di darat mencapai lebih dari ketinggiam 7000 meter. Arthopoda juga
memiliki berbagai sensor kimia dan mekanik, sebagian besar didasarkan pada
modifikasi dari banyak setae (bulu) yang keluar melalui kutikula mereka
(Setiawan & Maulana, 2019).
Filum Arthropoda memiliki hubungan yang erat dengan manfaat di bidang
pertanian. Arthropoda, yang meliputi serangga, laba-laba, tungau, dan krustasea,
berperan sebagai penyerbuk, predator, dan pengurai dalam ekosistem pertanian.
Beberapa spesies arthropoda juga dapat menjadi hama yang merusak tanaman,
namun dengan pengelolaan yang tepat, seperti pengendalian hayati dan
penggunaan strategi manajemen hama terpadu, manfaat arthropoda dalam
pertanian dapat ditingkatkan sambil meminimalkan dampak negatifnya. Dalam
hal ini, arthropoda dapat membantu petani dalam meningkatkan hasil panen,
menjaga keseimbangan ekosistem pertanian, dan mengurangi penggunaan
pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan.
Pengetahuan mengenai filum Arthropoda sangat penting untuk dipahami
dan diketahui oleh semua pelaku pertanian. Apalagi dengan spesies dan
keberagaman fungsi, jenis dan karakteristik dari arthropoda, berpotensi untuk
digali lebih dalam lagi. Makalah ini setidaknya memberikan referensi untuk para
audience dan pembaca untuk mengetahui secara sederhana bagaimana filum
arthropoda berperan dan butuh tindakan tersendiri untuk mengelolanya dalam
lahan komoditas pertanian.
URAIAN MATERI

Arthropoda memiliki berbagai macam jenis, diantaranya Crustacea,


Chilopoda, Diplopoda, Insecta dan Arachinda. Dengan jenis sebanyak itu, mereka
juga memiliki tipe mulut yang digolongkan seperti tipe penggigit pengunyah yang
memiliki mulut berupa gigi untuk menggigit dan mengunyah makanan, kemudian
tipe penusuk penghisap dengan mulut berupa jarum untuk menusuk makanannya,
serta yang terakhir yakni tipe penjilat penghisap yang biasanya dimiliki oleh lebah
dan lalat. Keberadaan beberapa spesies Arthropoda dapat menimbulkan kerusakan
pada tanaman, seperti perubahan warna pada tanaman, perubahan rasa, bercak
hitam dan rusak atau abnormal. Semua efek dari spesies arthropoda yang masuk
dalam golongan parasit itu puncaknya dapat merusak ekosistem pertanian, dan
menyebabkan menurunnya produktivitas pertanian. Tempat hidup Arthropoda
biasa ditemukan di air laut, air tawar, darat, kanopi, daun, batang, akar, tanah, dan
berterbangan di lingkungan mangrove (Al Idrus et al., 2015).
Disisi lain, juga terdapat banyak sekali jenis-jenis dari filum Arthropoda
yang berfungsi positif untuk bidang pertanian. Beberapa arthropoda, seperti kepik
dan sayap renda, merupakan predator alami hama tanaman. Arthropoda juga
merupakan pemeran penyerbuk yang bermanfaat bagi tanaman, terutama lebah.
Penyediaan habitat yang terkelola menciptakan populasi serangga penyerbuk
sebagai polinator alami. Arthropoda mempengaruhi distribusi populasi mikroba di
dalam tanah dengan cara mengangkut mikroba atau propagulnya ke dalam atau di
dalam tubuhnya (Culliney, 2013), sehingga mereka juga memiliki peran dalam
kelangsungan kesehatan tanah. Cacing tanah dan tungau merupakan salah satu
jenis Arthropoda yang berkontribusi terhadap kesuburan dan struktur tanah
melalui aktivitasnya. Mempertahankan komunitas artropoda yang beragam di
lanskap pertanian dapat memberikan berbagai manfaat, seperti peningkatan
ketahanan terhadap hama penyakit dan peningkatan siklus nutrisi. Semua peran
itu jika perlakuannya tidak dilakukan secara intens, maka potensi dampak yang
dihasilkan tidak akan maksimal, sehingga perlu beberapa perencanaan
pengelolaan oleh pelaku pertanian dalam menyikapi hal tersebut.
Mengelola arthropoda secara efektif, setidaknya dapat dilakukan melalui
beberapa usaha seperti pengelolaan hama terpadu (PHT), alat PHT yang
kompatibel diaplikasikan antara lain kultur teknis, mekanis, serta pengendalian
hayat (Efendi, 2021). Konservasi habitat alami pada juga dapat dilakukan, yakni
dengan menciptakan habitat alami seperti pagar tanaman berbunga untuk
menyediakan modifikasi habitat bagi populasi serangga arthropoda yang
bermafaat. Diversifikasi tanaman pada lahan pertanian juga menjadi alternatif
petani supaya dapat mengelola adanya serangga arthropoda yang berdampak
negatif, dengan meminimalisasi serangan pada satu jenis komoditas. Berbagai
jenis tanaman dapat menarik lebih banyak artropoda, termasuk hama dan musuh
alaminya. Setidaknya petani tidak kehilangan masa panen dan rugi, saat lahannya
diserang hama tersebut.
KESIMPULAN

Arthropoda memiliki keanekaragaman spesies, dengan penggolongan


karakteristiknya masing-masing, serta dampak positif dan negatif yang dapat
ditimbulkan pada pertanian. Beberapa spesies Arthropoda dapat merusak tanaman
dan menyebabkan menurunnya produktivitas pertanian, namun ada juga yang
berfungsi positif sebagai predator alami hama tanaman dan polinator yang
bermanfaat bagi tanaman, serta mempengaruhi distribusi populasi mikroba di
dalam tanah dan berkontribusi terhadap kesuburan dan struktur tanah. Perlu
dilakukan pengelolaan Arthropoda secara efektif dan pertimbangan yang serius
melalui beberapa opsi, seperti perlakuan pengelolaan hama terpadu, konservasi
habitat alami, diversifikasi tanaman, dan manajemen penggunaan pestisida.
Dengan demikian, mempertahankan komunitas Arthropoda yang beragam di
lanskap pertanian dapat memberikan berbagai manfaat bagi pertanian dan
lingkungan secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Al Idrus, A., Hadiprayitno, G., Gede Mertha, I., & Liwa Ilhamdi, dan. (2015). 83
Potensi Vegetasi dan Arthropoda di Kawasan Mangrove Gili Sulat Lombok
Timur. 15(2), 183–196.
Culliney, T. W. (2013). Role of arthropods in maintaining soil fertility.
Agriculture (Switzerland), 3(4), 629–659.
https://doi.org/10.3390/agriculture3040629
Efendi, S. (2021). APLIKASI PENGELOLAAN HAMA TERPADU
KUMBANG TANDUK (ORYCTES RHINOCEROS L.) PADA KELAPA
SAWIT DI NAGARI GIRI MAJU KABUPATEN PASAMAN BARAT. In
Jurnal Hilirisasi IPTEKS (Vol. 4, Issue 3).
Setiawan, J., & Maulana, F. (2019). Keanekaragaman Jenis Arthropoda
PermukaanTanah di Desa Banua Rantau Kecamatan Banua Lawas. Jurnal
Pendidikan Hayati, 5(1), 39–45.

Anda mungkin juga menyukai