Oleh :
Muthia Dara Alifvira B1A016013
A. Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan
Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk
beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan
jagung sebagai pangan pokok. Jagung merupakan tanaman pangan penghasil karbohidrat
dan protein yang penggunaannya sangat luas, seperti bahan pangan, bahan baku industry,
dan pakan ternak (Ummi Kalsum,2013).
Kebutuhan jagung saat ini mengalami peningkatan dapat dilihat dari segi produksi
yang dimana permintaan pasar domestik ataupun internasional yang sangat besar untuk
kebutuhan pangan dan pakan. Sehingga hal ini memicu para peneliti untuk menghasilkan
varietas-varietas jagung yang lebih unggul guna lebih meningkatkan produktifitas serta
kualitas agar persaingan di pasaran dapat lebih meningkat. Selain untuk pangan dan pakan,
jagung juga banyak digunakan industri makanan, minuman, kimia, dan farmasi.
Berdasarkan komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai
pangan dan bahan baku industri. Akhir-akhir ini pengembangan jagung di Indonesia
semakin pesat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pakan ternak (Yasin, 2010).
Hama dalam artian luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia, ternak dan
tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan kegiatan budidaya
tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman, dimana aktivitas hidupnya ini dapat
menimbulkan kerugian secara ekonomis. Adanya suatu hewan dalam suatu pertanaman
sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian ini belum
termasuk hama. Namun demikian potensi mereka sebagai hama nantinya perlu dimonitor
dalam suatu kegiatan yang disebut pemantauan (monitoring). Secara garis besar hewan
yang dapat menjadi hama dapat dari jenis serangga, tungau, tikus, burung, atau mamalia
besar. Mungkin di suatu daerah hewan tersebut menjadi hama, namun di daerah lain belum
tentu menjadi hama (Haraham, 2000).
II. PEMBAHASAN
Usaha penanggulangan hama yang dilakukan dengan berbagai cara antara lain yaitu
dengan perbaikan cocok tanaman, menggunakan musuh alami, menggunakan pestisida,
menekan varietas hama dan kombinasi dari cara-cara pengendalian tersebut. Semua orang
mengira dan memang tidak kita sangsikan bahwa peptisida merupakan satu-satunya alat
yang paling ampuh untuk mengendalikan serangga hama, terutama jika populasi serangga
hama telah melampaui batas yaitu suatu tingkat serangan hama yang segera akan
menyebabkan kerugian ekonomis apabila tidak dikendalikan. Namun produktivitas dan
berbagai manfaat dari jagung dapat terganggu oleh seranggan hama, kurang lebih enam
jenis hama yang ditemukan dipertanaman jagung diantaranya Belalang (Oxya chinensis),
Lalat bibit (Artharygona exigua), Ulat tanah (Agrotis ipsilo), Kumbang bubuk (Sitophilus
zeamais motsch), Ulat grayak (Spodoptera litura), Penggerek tongkol (H. Armigera).
Perkembangan hama utama pada tanaman jagung penting artinya dalam
menghadapi kemungkinan timbulnya serangan yang disebabkan hama tersebut. Timbulnya
hama di lapangan erat hubungannya dengan musim/lingkungan dan waktu tanam.
Demikian pula predator (musuh alami) sangat tergantung munculnya hama tanaman seperti
Ulat Grayak (Spodoptera), Penggerek tongkol (H.armigera) dan Penggerek batang (O.
furnacalis). Pengaruh padat populasi predator terhadap intensitas serangan sangat
berkorelasi positif. Pada kondisi padat populasi predator yang banyak, biasanya intensitas
serangan hama tanaman juga banyak. Hal ini disebabkan karena pada populasi predator
berpengaruh dalam hal kondisi hama untuk memperoleh makanan yang meletakkan telur
(Syamsudin, 2007).
Musuh alami (predator) merupakan binatang (serangga yang memakan binatang
atau serangga lain). Istilah predator adalah suatu bentuk simbiosis atau hubungan dari
individu, dimana salah satu individu menyerang atau memakan individu lain (bisa satu atau
beberapa spesies) yang digunakan untuk kepentingan hidupnya dan biasanya dilakukan
berulang-ulang. Individu yang diserang atau dimakan dinamakan mangsa. Maisyaroh
(2005) mengemukakan bahwa: “Predator memiliki ciri-ciri antara lain: ukuran tubuhnya
lebih besar dari mangsa predator membunuh, memakan, atau menghisap mangsanya
dengan cepat, dan biasanya predator memerlukan dan memakan banyak mangsa selama
hidupnya.
Berdasarkan pendapat diatas jelaslah bahwa beberapa bangsa serangga yang
penting sebagai pemangsa dalam pengendalian alami dan hayati khususnya pada
pertanaman jagung hymenoptera, coleopteran, hemiptera, orthoptera, araneae. Kelompok
pemangsa penting ini, menangkap dan memangsa seranga hama dan binatang lain yang ada
tanaman jagung. Laba-laba merupakan salah satu contoh yang sangat dikenal secara
umum, beberapa jenis laba-laba membuat jarring. Laba-laba tersebut menunggu di
jaringnya sampai serangga yang lagi terbang terperangkap, laba-laba mendekati serangga
dengan cepat, menggigit dan langsung memakannya. Kadang-kadang menyimpan untuk
dimakan kemudian. Selain itu predator yang lebih dikenal sebagai sahabat para petani
khususnya petani jagung adalah kumbang kubah (Harmonia Octomaculata). Dimana
predator ini memangsa serangga-serangga hama pada tanaman jagung seperti aphid atau
kutu daun. Predator merupakan agen hayati penting dalam pengendalian hama tanaman
perkebunan khususnya peda pertanaman jagung yang ada di desa Saree Kecamatan
Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Kumbang koksi (Coccinella septempuntata),
lalat tanchinid (dydercus cingulatus), belalang hijau (oxya chinensis) merupakan predator
yang selalu hinggap dan memakan hama pada tanaman jagung. Predator sebagai musuh
alami hidup diantara hama dan menekan populasi hama tanpa memunaskannya
(keseluruhan), sehingga keseimbangan alam akan terjaga. Predator merupakan organisme
yang hidupm bebas selama proses imago (dewasa) selama hidupnya, mangsanya biasanya
berukuran lebih besar dari pada organisme yang di mangsanya dan memerlukan lebih besar
dari suatu mangsa untuk menyelesaikan perkembangannya.
Predator tidak hanya memangsa satu stadia perkembangan hama pada tanaman
jagung namun hampir semua tahapan perkembangan hama pada tanaman jagung seperti,
telur, larva,pupa, imago, mampu memangsa secara bertahap atau berkelanjutan selama
hidupnya. Jadi predator memiliki keunggulan tertentu yaitu tidak membutuhkan sikronisasi
dengan satu tahap rentan siklus hidup pada tanaman jagung. Berdasarkan studi penggunaan
predator 75% dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa predator umumnya dapat
menurunkkan populasi hama secara nyata.
Hasil penelitian yang dilakukan menurut Surya & Rubiah, (2016) menunjukan bahwa
pada Desa Saree Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar terdapat 8 jenis
musuh alami dari hasil penelitian pada tanaman jagung. Jenis-jenis spesies musuh alami
dapat dilihat sebagai berikut:
1. Menochilus
Memiliki panjang tubuh 5-6mm, merupakan predator dari kutu daun dan kutu hijau
berwarna orange, kemerahan ada titik hitam, dan punya titik hitam seperti bulan sabit,
memiliki sepasang antenna dengan gerak lambat, mangsa inang adalah kutu daun, daun
kutu hijau. Menochilus ini merupakan hama penting pada tanaman jagung salah satu hama
yang di makan antara kutu daun biasanya gejala yang ditimbulkan oleh hama kutu daun ini
menyebabkan warna dan bentuk daun tidak normal. Pertumbuhan tanaman terhambat atau
kerdil, bahkan kematian tanaman jagung sebelum waktunya. Musuh alami (predator)
menochilus merupakan salah satu pengendali populasi maidis di lapangan khususnya pada
pertanaman tanaman jagung salah karna predator ini pemakan beberapa jenis kutu
termasuk aphis.
5. Lalat Tachinid
Lalat tachinid kelihatan seperti lalat rumah tapi bulunya lebih tebal, larva lalat yang
berada di pupuk kandang karena larva tachinid ada di dalam ulat /binatang lain. lalat ini
digunakan untuk mengendalikan secara hayati. Panjang nya lalat ini 3 sampai dengan 15
mm. kepala sampai sayap.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Surya & Rubiah, (2016) di Desa
Saree Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar dapat disimpulkan bahwa:
Jenis musuh alami yang ditemukan pada tanaman jagung adalah (1) kumbang kubah
(Harmonia octomaculata, Micraspis sp., (2) Monochilus (3) Semut Hitam (Delishoderus
Thoracius) (4) kumbang koksi (harmonia octomaculata micraspis sp) (5) lalat tanchinid.
(Dydercus cingulatus) (6) Belalang Hijau (oxya chinensis) (7) Belalang Kayu (Valanga
Hirricornis) (8) Laba-laba (Lycosa sp).
B. Saran
Alangkah lebih baiknya selain kelimpahan dari hama, dapat juga diberitahukan
mengenai pengendalian baik secara alami ataupun dengan bantuan sepertipenggunaan
pestisida lainnya.
DAFTAR REFERENSI