Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Serangga adalah makhluk hidup yang berdarah dingin. Bila suhu lingkungan
menurun, maka suhu tubuh mereka juga menurun dan proses fisiologinya menjadi
lamban. Beberapa serangga dapat hidup pada suhu yang sangat rendah dan
beberapa lagi mampu hidup pada suhu tinggi. Serangga memiliki struktur yang
mengagumkan bila kita bandingkan dengan vertebrata. Lebah dan tabuhan serta
sejumlah semut (ordo hymenoptera), misalnya memiliki organ untuk bertelur
(ovipositor) yang berkembang menjadi “penusuk beracun” (sengat). Sengat tersebut
merupakan satu sarana yang bagus untuk menyerang dan mempertahankan diri.
Serangga juga memiliki warna-warni yang kemilau, layaknya permata yang hidup.
Hama merupakan serangga yang hidup di dalam organisme lain (berbeda kelas).
Misalnya cacing hidup di dalam tubuh belalang atau manusia (penghisap darah).
Insekta penyebab kerusakan tanaman pada perkebunan Hortikultura merupakan
masalah diorientasikan kepada kepentingan manusia, tetapi tentunya tidak tepat
kalau dikatakan bahwa munculnya masalah hama atau serangga pengganggu
dikarena hanya kehendak mereka sendiri dan manusia menderita karena ulah
serangga-serangga tersebut. Populasi serangga pengganggu atau dikenal sebagai
hama meningkat menjadi tinggi karena terdorong oleh tersedianya makanan yang
sesuai ditanam manusia dalam area luas dan dilakukan secara terus menerus.
Hubungan antara serangga hama dengan tanaman merupakan hubungan timbal
balik sehingga baik serangga maupun tanaman masing-masing memperoleh
keuntungan. Serangga adalah organisme yang dominan pada daerah terrestrial
dengan jumlah jenis sekitar 72% dari jumlah jenis hewan secara keseluruhan.
Serangga dapat dijumpai di berbagai tempat. Selama ini kehadiran beberapa jenis
serangga telah mendatangkan manfaat dan kerugian bagi kehidupan manusia
(Kardinan, 2003). Meskipun serangga memiliki jumlah yang banyak dan peranan
yang penting, namun masyarakat saat ini pada umumnya hanya melihat serangga
sebagai hama dan perusak tanaman, sehingga pengendalian serangga dilakukan
terus menerus (Hadi et al., 2009).
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum perangkap hama dan serangga ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah tempat tersebut masih ada hama tikus, lalat dan nyamuk.
2. Untuk menjaga kebersihan lingkungan yang terjangkit hama tikus dan serangga

3. melakukan pengamatan serta pencegahan penyakit menular yang disebabkan oleh


hama dan serangga.

Kardinan, A. dan M. Iskandar, 2004.Kemampuan atraktan nabati selasih dan melaleuca


dalam memerangkap lalat buah pada jambu batu, belimbing dan cabai
merah.Jurnal Penelitian Pertanian, Universitas Islam Sumatera Utara,
volume 19 (2) : 107 - 112.

Hadi, H.M., U. Tarwotjo. dan R. Rahadian. 2009. Biologi Insekta : Entomologi. Graha
Ilmu. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai