Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HAMA VERTEBRATA

OLEH
NAMA: RIANI
NIM: 220200344721
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS :PERTANIAN
UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam mempelajari dan memahami tentang hama vertebrata Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian hewan vertebrata.........................................................................2
B. Jenis-jenis hama vertebrata...........................................................................2
D. Contoh gambar hewan vertebrata.................................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................6
B. Saran..............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Vertebrata Hama adalah hewan bertulang belakang yang telah mencapai
populasi yang dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomis. Hewan Vertebrata
yang biasa merugikan petani adalah tikus, tupai, landak, babi hutan, burung, dan
primata. Hewan vertebrata biasanya memiliki bentuk tubuh yang kokoh karena
ditunjang oleh tulang rangka. Sedangkan hewan invertebrata memiliki cangkang
pelindung untuk melindungi tubuh mereka.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu hewan vertebrata?
2. Apa saja jenis hama vertebrata?
3. Bagaimana ciri-ciri hama vertebrata?
4. Apa saja contoh hama vertebrata?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu hewan vertebrata.
2. Mengetahui jenis hama vertebrata.
3. Mengetahui ciri-ciri hama vertebrata.
4. Mengetahui contoh hama vertebrata.
PEMBAHASAN

A. Pengertian hewan vertebrata


Hama Vertebrata adalah hewan bertulang belakang yang telah mencapai
populasi yang dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomis. Tikus sawah
merupakan hama prapanen utama penyebab kerusakan terbesar tanaman padi,
terutama pada agroekosistem dataran rendah dengan pola tanam intensif.
B. Jenis-jenis hama vertebrata

1. Wereng Batang Coklat.

Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) atau yang disingkat WBC merupakan salah
satu hama pada tanaman padi yang paling berbahaya dan merugikan petani padi karena dapat
mengakibatkan gagal panen. Selain itu, WBC juga menjadi vektor bagi penularan penyakit
kerdil rumput dan kerdil hampa.

2. belalang
Belalang merupakan serangga yang menjadi hama bagi pertanian. Belalang muda
maupun dewasa sangat rakus dan umumnya menyerang tanaman dari famili Graminae seperti
padi, jagung, dan tebu, tetapi juga menyerang tanaman hias, buah, sayuran, dan tanaman
perkebunan.
3. Ulat

Ulat adalah tahap larva dari anggota ordo Lepidoptera (ordo serangga yang terdiri dari
kupu-kupu dan ngengat).

Seperti kebanyakan penamaan umum, penggunaan istilah ini sebenarnya tidak konsisten,
sebab larva lalat gergaji juga sering disebut sebagai ulat.[1][2] Baik larva lepidopteran maupun
larva symphytan sama-sama memiliki bentuk tubuh eruciform.

Ulat sebagian besar merupakan spesies herbivora (folivora), tetapi tidak semuanya; beberapa
persen (sekitar 1%) adalah insektivora, bahkan ada juga yang kanibal. Beberapa ulat
memakan produk hewani lainnya; misalnya, ngengat pakaian memakan wol, sementara
ngengat tanduk memakan kuku dan tanduk ungulata mati.

Ulat merupakan pemakan yang rakus. Banyak ulat yang menjadi hama pertanian serius.
Kenyataannya banyak spesies ngengat yang lebih dikenal pada tahap ulatnya karena
kerusakan yang ditimbulkan pada buah-buahan dan hasil pertanian lain, sedangkan
ngengatnya bukan merupakan hama. Sebaliknya, berbagai spesies ulat sangat bermanfaat
bagi manusia. Misalnya sebagai sumber sutra, makanan manusia dan hewan ternak, atau
untuk pengendalian biologis tanaman hama (gulma).

4. Walang Sangit

Walang sangit (Leptocorisa oratorius Fabricius, (Hemiptera:Alydidae); syn. Leptocorisa


acuta) adalah serangga yang menjadi hama penting pada tanaman budidaya, terutama padi.
Di Indonesia, serangga ini disebut: lango (Makassar), kungkang (Sunda), pianggang
(Sumatra), dan tenang (Madura).[1] Hewan ini mudah dikenali dari bentuknya yang
memanjang, berukuran sekitar 2 cm, berwarna cokelat kelabu, dan memiliki "belalai"
(proboscis) untuk menghisap cairan tumbuhan. Walang sangit adalah anggota ordo
Hemiptera (bangsa kepik sejati). Walang sangit mengisap cairan tanaman dari tangkai bunga
(paniculae) dan juga cairan buah padi yang masih pada tahap masak susu sehingga
menyebabkan tanaman kekurangan hara dan menguning (klorosis), dan perlahan-lahan
melemah. Nama hewan ini menunjukkan bentuk pertahanan dirinya, yaitu mengeluarkan
aroma yang menyengat hidung sehingga dinamakan "sangit". Sebenarnya tidak hanya walang
sangit yang mengeluarkan aroma ini, tetapi juga banyak anggota Alydidae lainnya.
5. Uret

Uret (dari bahasa Jawa, ꦲꦸꦫꦺꦠ꧀, urèt) atau gayas (di sebagian Sumatra) adalah tahaplarva
dari serangga anggota ordo Coleoptera, terutama suku Scarabaeidae. Uret biasanya
ditemukan di sekitar sisa-sisa sampah atau di dalam tanah yang mengandung banyak bahan
organik. Beberapa uret juga dapat dijumpai di dalam batang pohon sebagai penggerek. Di
Indonesia, uret Lepidiota stigma sering menjadi hama utama pada pertanaman lahan kering,
seperti tebu, jagung, sorgum, atau kedelai, maupun pertanaman hortikultura.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hama Vertebrata adalah hewan bertulang belakang yang telah mencapai
populasi yang dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomis. Terdapat 4 jenis
hewan vertebrata yaitu Ikan (pisces), Burung (aves), Amphibi, Reptil, Hewan
menyusui (mamalia).
B. Saran
Dikarenakan makalah ini masih bersifat tugas mata kuliah sehingga belum
tepat untuk dijadikan referensi tugas ataupun karya ilmiah lainnya. Sangat disarankan
untuk mencari referensi yang lebih tepat mengenai Hama Vertebrata yang beredar
luas diinternet maupun buku-buku.
DAFTAR PUSTAKA

Priyambodo. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Penebar Swadaya.

Jakarta. 135 hal

Priyambodo. 1995. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Penebar Swadaya.

Jakarta. 53 hal

Purwono, Purnamawati, H. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.

Penebar Swadaya. Departemmen Pertanian. Jakarta.

Rohman, Sudarmaji dan A.W. Anggara. 2005. Bioekologi Hama Tikus Sawah.

Lokakarya PTT dan PHTT. Balitpa. Badan Litbang Pertanian.

Departemen Pertanian. Cipto Nugroho, Idris, dan R.D. Teguh

Widjanarko. (http://sultra.litbang.deptan.go.id/ind//indek.php? Option

=com_phocadownload&view=category&id=11: vol.-6-tahun- 2009 &

download=63: bioekologi-tikus-sawah-sebagai- pengetahuan- dasar-

dalam-tindakan-pengendalian&itemid=0). Diakses pada [18 Oktober

2014].

Rusdy dan Fatmal. 2008. Preferensi Tikus (Rattus argentiventer) Terhadap Jenis

Umpan pada Tanaman Padi Sawah. J.Floratek 3(2)68-73

(http://jurnal.unsyiah.ac.id/ floratek/ article/ download/120 /113)

Diakses pada [8 September 2014].

Soermartono, Bahrin Samad dan R. Hadjono. 1977. Bercocok Tanam. E. V.

Yasaguna. Cetak ke 3. Jakarta. 142 hal

Solikhin dan Purnomo. 2008. Preferensi Tikus (Rattus-rattus argentiventer) dan

Pengaruhnya Terhadap Pola Tanam. J. HPT Tropika. ISSN 1411-7525

vol.8, no 1:23 – 30 hal. Retrive at http://jurnal.unila.ac.id/indek.php/


jhtrop/article//view/291/507. Diakses pada [6 Agustus 2015].

Suharto. 2007. Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Pangan. Penerbit

Andi. Yogyakarta. 40 hal

Wilson, J.and whisson, D.1993. The Management of Rodents in North Queesland

Cane Field. Brisbane Queenshald University of Teknology

Unpublisher Report to Sugar Research and Development Corporation

and Bureak of Sugar Experiment Station. Retive at http://Journal

elibrary. Sugarresearch.com.au. Diakses pada [17 September 2015].

Anda mungkin juga menyukai