Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah
serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Dasar
Perlindungan Tanaman dengan materi “Orthoptera” dimana laporan ini penulis sajikan
dengan tujuan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan,untuk itu
penulis banyak mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iv
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
Latar Belakang .......................................................................... 1
Tujuan Praktikum...................................................................... 3
Kegunaan Praktikum ................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4
Ordo Orthoptera ........................................................................ 4
Belalang Kembara (Locusta migratoria).................................... 4
Klasifikasi dan biologi................................................... 4
Siklus hidup…………………………………………... 5
Gejala serangan ............................................................ 5
Cara pengendalian ........................................................ 5
Jangkrik (Gryllus sp) ................................................................ 6
Klasifikasi dan biologi................................................... 6
Siklus hidup .................................................................. 7
Gejala serangan ............................................................ 7
Cara pengendalian ........................................................ 7
Orong-Orong (Grillotalpaafricana)........................................... 8
Klasifikasi dan biologi.................................................. 8
Siklus hidup ................................................................. 8
Gejala serangan ............................................................ 9
ii
Cara pengendalian .......................................................... 9
PELAKSANAAN PRAKTIKUM .......................................................... 10
Tempat danWaktu ....................................................................... 10
Bahan danAlat............................................................................. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 11
Hasil ........................................................................................... 11
Pembahasan................................................................................ 11
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 12
Kesimpulan ................................................................................ 12
Saran .......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 13
iii
DAFTAR GAMBAR
Latar Belakang
Kegunaan Praktikum
1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test pada praktikum dasar
perlindungan tanaman.
2. Sebagai syarat masuk dalam praktikum dasar perlindungan tanaman.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Orthoptera
Orthoptera berasal dari kata ortos=lurus dan pthera= sayap. Berarti orthoptera
adalah serangga dengan sayap yang lurus. Orthoptera mempunyai ciri khas yaitu
memiliki metamorphosis yang tidak lengkap,tipe mulut menggigit dan bersifat
fitofag. Indonesia adalah Negara yang secara umum memiliki iklim tropis, dimana
wilayah ini termasuk daerah tropis lembab atau basah yang kaya akan tumbuhan
dan tanaman tropis. Serangga merupakan organisme terbesar yang terdapat
hampir diberbagai tempat habitat yaitu didarat, dalam air, tanah, udara,
perpohonan, biji-bijian, tubuh manusia dan hewan (Sembel, 2010).
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis (Burmeister, 1838)
Biologi
Belalang merupakan serangga berukuran 45-55 mm (jantan) dan 15-75 mm (betina).
Tubuh terdiri atas kepala, dada/ thorax dan abdomen/ perut. Belalang kayu berwarna
cokelat kekuningan, kekuningan atau hijau dengan corak warna biru gelap terutama di
bagian sayap. Bagian sayap belakang biasanya terlihat saat terbang dan berwarna merah.
Individu muda biasanya berwarna hijau pucat dengan corak gelap
Siklus Hidup
Siklus hidup belalang dimulai dari fase telur,nimfa dan imago. Nimfa dan
imago adalah stadia yang aktif merusak tanaman. Imago betina akan meletakkan
telurnya didalam tanah yang lalu akan menetas pada saat keadaan tanah cukup
lembab. Belalang betina meletakkan telurnya sekitar 1-2 inci didalam tanah
menggunakan ovipositor pada ujung perutnya. Keanekaragaman dan kelimpahan
spesies (Acrididae: Ordo Orthoptera) di ekosistem yang tidak terganggu lebih
tinggi dibandingkan ekosistem yang terganggu (Saha et al, 2011).
Gejala Serangan
Gejala serangan yang diakibatkan hama belalang yaitu daun bergerigi,daun
habis dan hanya tersisa tulang daun. Pada awal tahun 2005,ledakan populasi
belalang merusak pertanaman jagung dan kedelai di kabupaten Jeneponto,Gowa
dan Takalar,Sulawesi Selatan. Seluruh bagian tanaman seperti
daun,batang,buah,biji dan tongkol jagung habis dimakan,disamping merusak
tanaman lain seperti daun kelapa,daun lontar,tanaman pisang dan mangga
(Ruswandi,2005)
Cara Pengendalian
Salah satu cara pengendalian hama belalalang adalah dengan jamur
entomopatogen. Beauveria bassiana merupakan jamur mikroskopik yang
5
berbentuk hifa,kemudian hifa hifa membentuk koloni yang disebut miselia
(Rosmini.,2010).
Komponen pengendalian yang menjadi acuan dalam PHT salah satunya adalah
pengendalian alami/hayati. Tujuan utama PHT pengendalian populasi hama agar
tetap berada di bawah aras yang tidak mengakibatkan kerugian secara ekonomi.
Strategi PHT adalah penerapannya tidak menimbulkan kerusakan lingkungan
yang merugikan bagi hewan dan manusia serta mikroorganisme lainnya baik
sekarang mau pun pada masa yang akan datang (Nik.,2016)
Siklus Hidup
Jangkrik termasuk serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna
karena tidak melewati tahapan larva dan pupa. Jangkrik merupakan serangga
ovipar, yaitu serangga dewasa mengeluarkan telur melalui ovipositor. Kemudian
telur menetas jadi nimfa dan berkembang jadi serangga dewasa. Siklus hidupnya
dimulai dari telur kemudian menjadi jangkrik muda (nimfa) dan melewati
beberapa kali stadium instar sebelum menjadi jangkrik dewasa (imago) yang
ditandai dengan terbentuknya dua sayap. Seekor induk jangkrik kalung dapat
menghasilkan 3.154-4.128 butir telur/ekor (Fitriyani, 2005).
Gejala Serangan
Gejala serangan hama jangkrik tidak jauh berbeda dengan belalang seperti
daun akan bergerigi dan ditandai terpotongnya tanaman pada pangkal batang.
Jangkrik mencari makanan pada waktu malam hari dan pada keadaan sunyi dan
sepi. Kerusakan tanaman yang diakibatkan oleh belalang banyak terjadi pada
bagian daun (Ardiyati dkk, 2015)
Cara Pengendalian
Pengendalian hama jangkrik bisa dilakukan dengan agen hayati mapun
insektisida nabati. Serangga hama yang menyerang bibit tanaman jabon, sengon
laut, dan kayu afrika adalah Daphnis hypothous, belalang, ngengat, kepik
pengisap, ulat kantong, ulat daun, dompolan atau kutu berlilin, kupu kuning. Oleh
karena itu kegiatan pengendalian hama sangat penting dilakukan untuk
mendukung keberhasilan pembangunan (Asmaliyah.,2012).
Siklus Hidup
Telur anjing tanah berada dalam lubang tanah yang dalam secara berkelompok,
terdiri dari 30-50 butir telur/kelompok telur. Stadium telur berlangsung 7-21
hari. Nimfa anjing tanah instar 1 dan 2 hidup bersama induknya, instar berikutnya
hidup sendiri-sendiri. Stadium nimfa berlangsung 3 – 5 bulan. Imago memiliki
tungkai depan lebih besar,berguna untuk menggali dan luas toraks pertama juga
lebih besar, untuk membantu mendorong tanah yang digali. Penyebaran dengan
penerbangan, serangga ini dapat terbang kuat meskipun bersayap pendek.
Serangga jantan dapat mengeluarkan bunyi. Orong-orong bersifat kanibal, hidup
di pematang dan sawah yang tidak tergenang air, aktif pada malam hari dan
tertarik pada cahaya lampu, beristirahat pada siang hari, menyerang tanaman yang
berakar serabut. Kerusakan tanaman yang diakibatkan oleh serangan anjing tanah
berkisar antara 5,0–6,0% dan kerusakan umbi kentang berkisar antara 10–15%
(Konar et al, 2005).
Gejala Serangan
Serangan hama anjing tanah akan membuat tanaman menjadi layu, kemudian
roboh dan pada akhirnya tanaman mati. Tanaman yang terserang bisa dipastikan akan
mati karena bagian akar utamanya sudah terputus. Keong emas menyerang
saat lahan (petakan) sawah ada air yang menggenang atau mengalir, sedangkan
orong-orong sebaliknya yaitu menyerang tanamn padi pada saat lahan tidak
tergenang air (Solikhin, 2004).
Cara Pengendalian
Pengendalian hama anjing tanah bisa dikendalikan secara kimiawi dengan
menggunakan insektisida karbofuran, namun penggunaan yang sangat berlebihdan
secara terus-menerus akan memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan.
Efek samping insektisida karbofuran dapat berupa pengurangan jumlah individu,
hambatan pada aktivitas metabolisme, hambatan perilaku, dan reproduksi serta
daya tetas kokon pada biota tanah (Tannock & Wessel 2003).
Bentuk Pengelolaan Lingkungan hidup yang dilakukan secara sinergi tersebut
dapat berupa penerapan teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu
dengan mengkombinasikan beberapa cara pengendalian yang secara ekonomi,
ekologi dan sosial dapat dipertanggungjawabkan (Astuti.,2018)
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Kesimpulan :
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1. Gejala serangan yang disebabkan oleh ordo orthoptera yaitu daun,batang
maupun akar tanaman.
2. siklus hidup ordo ini adalah pauro metabola (metamorphosis secara tidak
sempurna).
3. tipe mulut ordo orthoptera mengunyah dan menggigit.
4. pada hewan berordo orthoptera kebanyakan hama serangga kecil maupun
serangga dewasa.
5. ordo orthoptera mengalami fase telur,nimfa dan imago.
Saran :
Dalam praktikum Dasar Perlindungan Tanaman dilakukan dengan keseriusan
agar ilmu yang didapat bisa diaplikasikan kelapangan dan bisa berbagi informasi
dengan petani
DAFTAR PUSTAKA