Anda di halaman 1dari 16

HEMIPTERA

Oleh :

FENI RAHMADANI

1904300001
AGRIBISNIS 4

PRAKTIKUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia- Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman dengan materi

“Hemiptera” . Laporan ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah

yaitu praktikum dasar perlindungan tanaman.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan penuh berupa moral dan moril.

2. Ibu Ir.Efrida Lubis,M.P selaku dosen penanggung jawab dan asisten praktikum dasar

perlindungan tanaman.

3. Ibu Rini Susanti,S.P.,M.P selaku asisten praktikum dasar perlindungan tanaman.

4. Abangda Riki Candra selaku asisten praktikum dasar perlindungan tanaman.

5. Dan teman teman yang telah berkontribusi dalam penulisan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan,untuk itu

penulis banyak mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar laporan ini

bermanfaat bagi banyak orang.

Medan,15 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. iii
PENDAHULUAN..................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................. 1
Tujuan Praktikum........................................................................ 3
Kegunaan Praktikum................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 4
Ordo Hemiptera........................................................................... 4
Kepik Hijau (Nezara viridula)..................................................... 4
Klasifikasi dan biologi....................................................... 4
Siklus hidup……………………………………….…....... 5
Gejala serangan.................................................................. 6
Cara pengendalian.............................................................. 6
PELAKSANAAN PRAKTIKUM............................................................. 8
Tempat danWaktu....................................................................... 8
Bahan danAlat............................................................................. 8
Cara Kerja.................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 9
Hasil ............................................................................................ 9
Pembahasan................................................................................. 9
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 10
Kesimpulan.................................................................................. 10
Saran............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 11

ii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Kepik Hijau (Nezara viridula) 5

iii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hemiptera merupakan salah satu hama utama pada tanaman kakao, teh, dan jambu

mete. Hama tersebut juga menyerang beberapa tanaman lain, seperti kina, kapok, dan

kayu manis. Spesies Helopeltis yang dilaporkan terdapat di Asia, ialah H. antonii, H.

clavifer, H. sulawesi, H. sumatranus, dan H. theivora (sinonim H. theobromae). Di

antara spesies Helopeltis tersebut, yang dilaporkan menyerang tanaman kakao ialah H.

antonii, H. clavifer, H. sulawesi, dan H. theivora (Cabi.,2012).

Serangga dideskripsikan oleh gennadius tahun 1889 Dan dilaporkan sebagai hama

tanaman tembakau. Hama ini tidak menjadi perhatian sampai dengan tahun 1990 an.

Adanya penyakit terutama Gemini virus yang dibawa oleh faktor serangga menjadi

pembatas produktivitas berbagai tanaman baik di tropis dan sub tropis. Serangga dapat

berperan sebagai hama langsung dan vektor Gemini virus, tetapi peran serangga sebagai

vektor lebih merugikan. Untuk itu peranan serangga sebagai vektor Gemini virus

khususnya di daerah endemik penyakit PYLCIU Indonesia bagian barat perlu diteliti

lebih banyak lagi (Rahayuwati dkk.,2016)

Serangga merupakan hama asing invasif yang berasal dari Amerika tengah. Hama ini

pertama kali terdekteksi di Indonesia pada tahun 2008 dan sekarang telah menyebar ke

berbagai negara di Asia dan Afrika. Serangga tergolong hama yang bersifat polifag

dengan 135 jenis tumbuhan inang dari 49 famili. Pada awal kedatangan serangga di

Bogor, serangannya pada pertanaman Pepaya menyebabkan hilangan hasil hingga 50%.

Hal ini tampaknya terkait dengan laju pertumbuhan populasi serangga ini yang tinggi

pada tanaman Pepaya. Serangga sulit dikendalikan dengan Insektisida karena tubuhnya

diselimuti lapisan lilin (Wahyuningsih dkk.,2019)

1
Pepaya di ekosistem Lebak Sumatera Selatan merupakan buah buahan yang cukup

banyak dibudidayakan, produktivitas nya masih rendah karena banyak kendala yang

dihadapi. Kendala utama saat ini adalah serangan hama pendatang baru, yaitu serangga.

Serangga hama ini awalnya ditemukan di kebun Raya Bogor, jawabarat yang

menyerang buah, batang, dan daun Pepaya sehingga menyebabkan ribuan pohon Pepaya

menurun produktivitasnya. Alternatif pengendalian yang lebih aman baik bagi produk

maupun lingkungan sekitarnya perlu dilakukan untuk mengatasi permasalan hama ini

(Herlinda.,2015)

2
Tujuan Praktikum

Untuk mengenal dan mengetahui ordo Hemiptera dan cara pengendaliannya.

Kegunaan Praktikum

1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test pada praktikum dasar

perlindungan tanaman

2. Sebagai syarat masuk dalam praktikum dasar perlindungan tanaman

3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan

3
TINJAUAN PUSTAKA

Hemiptera

Nama hemiptera berasal dari bahasa yunani hemi = setengah dan Petra = sayap

sehingga jika diartikan secara keseluruhan hemiptera berarti yang bersayap setengah.

Hemiptera merupakan hama penting pada beberapa kelompok tanaman, seperti pada

tanaman pertanian dan kehutanan. Peranan serangga sebagai faktor virus penyakit

tanaman sangat dikhawatirkan bagi praktisi yang terlibat dalam perlindungan tanaman.

Serangga ini bersifat polifag dan memiliki kisaran tanaman inang yang luas, termasuk

Gulma. Oleh karena itu, keberadaan serangga pada tanaman ataupun gulma perlu di

pantau (Maharani dkk.,2018)

Kepik Hijau (Nezara viridula)

Klasifikasi dan biologi

Klasifikasi : Kingdom: animalia, Filum: arthropoda, Kelas: insecta, Ordo: hemiptera,

Genus: nezara, Spesies: Nezara viridula. Telurnya berwarna kekuningan, tetapi

menjelang menetas warnanya berubah menjadi kemerahan (merah bata) dengan telur

berbentuk oval agak bulat seperti tong. Selanjutnya, nimfa yang telah menetas berwarna

transparan dan mengkilat. Perkembangan dari telur sampai menjadi serangga dewasa

kurang lebih selama 4-8 Minggu Bagian kepala dan toraksnya mempunyai kombinasi

warna jingga atau kuning kehijauan dengan tiga bintik hijau di punggung. Pada sisi kiri

dan kanan toraks terdapat duri yang merupakan ciri khas hama ini. Serangga ini juga

memiliki tubuh pipih persegi lima dengan panjang sekitar satu sentimeter. Kepik hijau

memiliki sayap depan setengah tipis, setengah tebal (sayap hemilitron), alat mulut

menusuk-mengisap (haustelata), dan bermetamorfosis setengah sempurna

4
(paurometabola). Nimfa kepik hijau memiliki warna berbeda, awalnya mereka berwarna

coklat muda, kemudian berubah menjadi hitam dengan bintik putih lalu menjadi hijau

(imago). Tanaman pangan yang terserang kepik hijau dapat menjadi kerdil sehingga

kualitas maupun kuantitas hasil panen serta daya kecambah akan menurun.

Pengendalian hama pada tingkat petani umumnya menggunakan Pestisida kimia sintetik

(Jarlina.,2015)

Gambar 1. Kepik Hijau

Siklus Hidup

Siklus hidup kepik hijau saat pagi hari biasanya berdiam di permukaan atas daun

untuk berjemur. Pada saat matahari mulai terik, serangga ini turun untuk berteduh

sambil memakan polong terutama yang masih muda. Telur diletakkan secara

berkelompok di permukaan daun di bagian atas, bawah, volume dan batang tanaman.

Lama Stadi Yum telur jantan empat sampai lima hari, sedangkan puluh betina empat

sampai enam hari dengan lima warna coklat Kemerahan. Perkembangan telur hingga

dewasa selama empat sampai delapan minggu, sama total daun hidupnya berkisar 60

sampai 80 hari dan maksimal mencapai enam bulan. Stadi nimfa terdiri atas lima instar

(Cindowarni.,2019)

5
Gejala Serangan

Gejala serangan yang ditimbulkan oleh kepik hijau yaitu biji menjadi hitam, busuk,

kulit biji keriput, dan berbercak coklat. Kadang kadang polong kempes dan gugur serta

daun akan berbintik. Pada tanaman kacang kedelai nilai ambang ekonomi hama ini yaitu

tiga ekor per lima tanaman sampai umur 45 hari. Imago dan nimfa merusak polong dan

biji. Caranya dengan menusukkan stiletnya ke kulit polong sehingga mencapai biji

kemudian menghisap cairan biji tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan populasi dan serangga hama polong ini di lapangan adalah tanaman inang

yang tersedia secara terus menerus (Samosir dkk.,2015)

Cara Pengendalian

Salah satu cara pengendalian hama dan penyakit tanaman pangan adalah dengan

aplikasi Pestisida. Penggunaan pestisida kimia untuk pengendalian OPT masih banyak

dilakukan. Cara ini dilakukan petani karena serangan hama dan penyakit dapat cepat di

atasi. Namun pemberian pestisida kimia dapat menimbulkan resistensi terhadap hama

dan penyakit perkembangan hama atau penyakit baru dan mencemari lingkungan

aplikasi pestisida kimia juga mengganggu kesehatan manusia pada saat

mengaplikasikan dan residu Pestisida pada hasil panen mengganggu kesehatan

konsumen (Sumartini.,2016)

Cara pengendalian kepik hijau yang umum dilakukan adalah menggunakan

insektisida kimia sintetik karena hasilnya dapat cepat terlihat. Pengendalian dengan 5

insektisida kimia sintetik secara terus-menerus dapat menyebabkan resistensi,resurjensi,

munculnya hama sekunder, serta meracuni makhluk hidup bukan sasaran dan

lingkungan. Insektisida nabati merupakan sarana pengendalian alternatif, yang

umumnya lebih aman dibandingkan dengan sintetik, dan sejalan dengan konsep

6
pengelolaan hama terpadu. Disamping itu, kelebihan lain insektisida nabati di antaranya

mudah terurai di alam, dapat memperlambat laju resistensi serangga, dan tidak

menimbulkan resurjensi (Dadang dan Prijono., 2008).

7
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu

Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman dilakukan via daring melalui zoom meeting

dirumah masing masing praktikan. Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman

dilaksanakan pada hari Selasa,15 Desember 2020 pukul 11.00 WIB sampai selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum Dasar Perlindungan Tanaman ini adalah

kepik hijau. Alat yang digunakan adalah alat tulis.

Cara Kerja

1. Bahan praktikum yang sudah diambil dari lapangan diletakkan didalam wadah.

2. Setelah itu tempel objek di kertas A4 yang sudah disediakan dengan klasifikasnya

masing masing.

3. Kemudian mengambil dokumentasi dengan bahan sebagai syarat hadir.

8
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hama ini tidak menjadi perhatian sampai dengan tahun 1990 an. Adanya penyakit

terutama Gemini virus yang dibawa oleh faktor serangga menjadi pembatas

produktivitas berbagai tanaman baik di tropis dan sub tropis. Hal ini sesuai dengan

literatur Rahayuwati dkk (2016) yang menyatakan serangga dapat berperan sebagai

hama langsung dan vektor Gemini virus, tetapi peran serangga sebagai vektor lebih

merugikan.

Serangga merupakan hama asing invasif yang berasal dari Amerika tengah. Hama ini

pertama kali terdekteksi di Indonesia pada tahun 2008 dan sekarang telah menyebar ke

berbagai negara di Asia dan Afrika. Hal ini sesuai dengan literatur Wahyuningsih dkk

(2019) yang menyatakan serangga tergolong hama yang bersifat polifag dengan 135

jenis tumbuhan inang dari 49 famili. Pada awal kedatangan serangga di Bogor,

serangannya pada pertanaman Pepaya menyebabkan hilangan hasil hingga 50%. Hal ini

tampaknya terkait dengan laju pertumbuhan populasi serangga ini yang tinggi pada

tanaman Pepaya. Serangga sulit dikendalikan dengan Insektisida karena tubuhnya

diselimuti lapisan lilin.

Pepaya di ekosistem Lebak Sumatera Selatan merupakan buah buahan yang cukup

banyak dibudidayakan, produktivitas nya masih rendah karena banyak kendala yang

dihadapi. Hal ini sesuai dengan literatur dari Herlinda (2015) yang menyatakan kendala

utama saat ini adalah serangan hama pendatang baru, yaitu serangga. Serangga hama ini

awalnya ditemukan di kebun Raya Bogor, jawabarat yang menyerang buah, batang, dan

daun Pepaya sehingga menyebabkan ribuan pohon Pepaya menurun produktivitasnya.

Alternatif pengendalian yang lebih aman baik bagi produk maupun lingkungan

sekitarnya perlu dilakukan untuk mengatasi permasalan hama ini.

9
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

1. Ordo hemiptera merupakan hama yang mengganggu tanaman yang dapat

menimbulkan kerusakan secara fisik dan kerugian secara ekonomis.

2. Contoh ordo dari hemiptera adalah kepik hijau

3. Metamorfosisnya secara paurometabola (telur-nimfa-imago)

4. Tipe mulut menusuk dan menghisap

5. Cara pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida bionteksida atau

saritasi lingkungan dan mengatur waktu tanam.

Saran :

Dalam praktikum Dasar Perlindungan Tanaman dilakukan dengan keseriusan agar

ilmu yang didapat bisa diaplikasikan kelapangan dan bisa berbagi informasi dengan

petani.

10
DAFTAR PUSTAKA

CABI. 2012. Crop Protection Compendium. Centre for Agriculture and Biosciences

International. Wallingford (GB)

Cindowarni. 2019. Pengujian ekstrak daun sirsak dan insektisida IGR diflubenzuron

terhadap mortalitas dan penghambatan perkembangan kepik hijau di laboratorium.

Universitas Lampung, skripsi

DADANG dan D. PRIJONO. 2008. Insektisida Nabati: Prinsip, Pemanfaatan, dan

Pengembangan. Departemen Proteksi Tanaman. Fakultas Pertanian, IPB. 163 hlm

Herlinda dkk. 2015. Bioesai bioinsektisida beauveria bessaian dari sumatera selatan

terhadap kutu putih papaya. Universitas brawijaya. Vol 9 no 2 ISSN: 1829-7722

Jarlina dkk. 2015. Kompatibilitas netarhizium anisopliae dan ekstrak daun babadotan

untuk mengendalikan hama kepik hijau dilaboratorium. Universitas lampung. Vol 3

no 2 ISSN: 2337-4993

Maharani dkk. 2018. Kutu daun pada gulma disekitar lahan pertanian dijawa barat

beserta kunci identifikasinya. Institut pertanian bogor. Vol 15 no 2 ISSN: 1829-7722

Rahayuwati dkk. 2018. Identitas genetic bemesia tabaci dari daerah endemic penyakit

kuning cabai di Indonesia bagian barat berdasarkan fregmen mitokondria sitokrom

oksidase I. Universitas prima Indonesia. Vol 13 no 3 ISSN: 1829-7722

Samosir. 2015. Uji preferensi hama kepik hijau pada tanaman kacang kedelai dan

11
kacang panjang di laboratorium. Universitas sumatera utara. Vol 3 no 2 ISSN: 2337-

6597

Sumartini. 2016. Biopestisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman aneka

kacang dan umbi. Vol 11 no 2

Wahyuningsih. 2019. Biologi,neraca hayati dan pemangsaan cryptoleamus montriuzieri

mulsant pada paracoccus marginatus Williams dan granara de wilink. Institut

pertanian bogor. Vol 16 no 1 ISSN: 1829-7722

12

Anda mungkin juga menyukai