Oleh :
PUPUT TIFANI
1904300105
AGRIBISNIS 3
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
1. Ibu Ir Efrida Lubis, M.P selaku dosen penanggung jawab praktikum dasar
perlindungan tanaman.
2. Ibu Rini Susanti S.P., M.P. selaku dosen praktikum dasar perlindungan
tanaman.
perlindungan tanaman.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun di butuhkan demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................ 2
ii
PELAKSANAAN PRAKTIKUM ............................................................ 11
Hasil ........................................................................................... 12
Pembahasan................................................................................. 12
Kesimpulan ................................................................................. 15
Saran ........................................................................................... 15
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUAN
muka bumi sekarang ini, dalam jumlah mereka yang melebihi hewan daratan
adalah dibaginya tubuh menjadi tiga daerah yaitu, kepala, dada (thorax)
mempunyai tiga pasang kaki dan sepasang sayap. Serangga memiliki jumlah
terbesar dari seluruh spesies yang ada di bumi ini, mempunyai berbagai
Insekta atau serangga merupakan spesies hewan yang jumlahnya paling dominan
diantara hewan dalam filum arthropoda. Insekta memiliki lebih banyak spesies
dari pada gabungan semua organisme hewan lainnya (Rozalli dkk., 2017).
sebaran paling luas, yaitu Orthoptera. Ortoptera memiliki pola persebaran secara
ekolog. Ciri khusus Orthoptera adalah memiliki bentuk sayap yang lurus, mulut
tipe penggigit, dan mengalami metamorfosis tidak sempurna (astuti dan ruslan,
2019).
1
Tujuan Praktikum
Agar mengetahui cara pengendalian yang paling efektif dari jenis hama tersebut.
Kegunaan Praktikum
tanaman
mengenali jenis jenis hama, penyakit dan gulma yang dapat menyerang
tanaman.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Ordo orthoptera
(kelas Insekta). Kata Orthoptera berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ortho (lurus)
dan ptera (sayap). Serangga yang termasuk ordo orthoptera yaitu belalang,
jangkrik, dan orong orong. Serangga ordo orthoptera memiliki ciri sayap bagian
depan lurus, lebih tebal dan kaku, sedangkan sayap bagian belakang tipis seperti
selaput. Pada umumnya dari mereka adalah tumbuh tumbuhan, dan beberapa
lainnya adalah hama hama yang penting bagi tanaman. Orthoptera dapat hidup
diberbagai tipe ekosistem, seperti hutan, semak, lingkungan perumahan, dan lahan
Kelas : Insekta
Ordo : Orthoptera
3
Famili : Acrididae
Genus : Locusta
Serangga ini memiliki antenna yang hampir selalu lebih pendek dari
terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk
Siklus Hidup
Belalang kayu, baik yang masih muda (nimfa) maupun yang sudah dewasa
Belalang dewasa biasanya memakan bagian tepi daun (margi folii) sementara
Gejala serangan
dimulai dari tepi. Sobekan tersebut disebabkan oleh alat mulut dari belalang
4
yang berupa mandibulata. Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh alat mulut
Cara pengendalian
pengendalian hayati yang lebih fokus menggunakan musuh alami hama, atau
patogen, parasitoid maupun kompetitor yang dapat menekan populasi hama agar
menurunkan tingkat kerusakan bila dibandingkan jika musuh alami tidak ada
proporsi populasi belalang kembara yang diterok dari suatu wilayah telah
melewati ambang batasnya. Apabila hal ini sudah diketahui maka tindakan
dan penyebaran hama ke wilayah yang lebih luas dapat dicegah secara efektif
(Sudarsono, 2003).
5
Jangkrik (Gryllus mitratus)
Klasifikasi jangkrik:
Kingdom : Animalia
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Gryllidae
Genus : Gryllus
serangga dari ordo orthoptera. Secara morfologi jangkrik memiliki ukuran tubuh
kecil sampai besar dan memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan belalang.
Spesies jangkrik yang telah ditemukan berjumlah sekitar 900 jenis, sedangkan di
Siklus hidup
6
menetas menjadi nimfa (serangga muda), melewati beberapa kali stadium instar
terlebih dahulu sebelum menjadi imago (serangga dewasa) yang ditandai dengan
Gejala serangan
tanaman cabai berumur 3 minggu. Jangkrik merusak dengan cara menggigit dan
memakan batang muda sehingga berpengaruh pada nilai ekonomi tanaman (Nisa,
2020).
Cara pengendalian
2015).
Untuk mengendalikan hama serangga ini ada dua pilihan cara yang bisa
secara alami. Cara kimia yaitu dengan penggunaan pestisida kimiawi untuk
mematikan serangga telah banyak dilakukan manusia dan hasilnya dapat diketahui
dalam waktu yang singkat, tetapi penggunaan pestisida akan memberikan efek
pengendalian serangga yang lebih baik dari penggunaan pestisida kimiawi adalah
7
pestisida alami atau pengendalian secara hayati yaitu dengan memanfatkan musuh
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Orthoptera
Famili : Grillotalpidae
Genus : Gryllotalpa
Spesies : Gryllotalpa
organik di dalam tanah karena bahan organik tersebut bisa menjadi makanan
8
orong-orong selain akar tanaman (rerumputan) bahkan binatang-binatang yang
berukuran kecil yang berada di dalam tanah. Selain itu, keberadaan orong-orong
juga sangat dipengaruhi oleh kandungan (keberadaan) air di dalam tanah (Solikhin
Siklus hidup
secara berkelompok, terdiri dari 30-50 butir telur/kelompok telur. Stadium telur
Gejala serangan
Cara pengendalian
orong di tanah;
atau fipronil.
9
Cara pengendalian orong orong (Istana Tanaman, 2020).
10
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Cara kerja
penanggung jawab. Dosen akan menjelaskan tentang hama ordo orthoptera dan
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari penjelasan dosen dan asisten dosen mengenai hama dari ordo
orthoptera ini bahwa Orthoptera berasal dari kata ortos yang berarti lurus dan
ptera yang berarti sayap, jadi orthoptera adalah serangga yang yang memiliki
dewasa (imago). Tipe alat mulut ordo ini adalah mengigit dan mengunyah.
Sedangkan jangkrik dan orong orong menyerang bagian akar tanaman sehingga
Cara pengendalian hama ini dapat menggunakan 3 cara yaitu dengan cara
teknis (perangkap), biologis (mencari predator dari hama tersebut), dan kimia
(insectisida/racun).
Pembahasan
Belalang merupakan hama yang menjadi salah satu penyebab kerusakan pada
tanaman padi. Belalang merupakan serangga yang berperan sebagai hama yang
termasuk ke dalam ordo Orthoptera. Belalang memiliki ciri tipe alat mulut
penggigit pengunyah dan memiliki sayap 2 pasang dengan bagian depan mengeras
dan bagian sayap belakang memiliki struktur membranus. Tipe mulut penggigit
12
serangannya memiliki gejala daun tanaman habis dimakan. Gejala yang lebih
serius pada tanaman yaitu dapat menghabiskan seluruh daun tanaman sehingga
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan
perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap,
dan 2 antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan
kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki
telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan
menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang
meletakkan telurnya dalam bentuk paket telur di dalam tanah. Telur dapat tidak
menetas selama musim kemarau, dan menetas setelah turun hujan. Stadia telur
pada tanah yang lembab menetas 4-5 minggu, stadia nimfa antara 50-80 hari, dan
anggota badan terdiri atas segmen-segmen (beruas-ruas). Badan terdiri atas kepala
betina mempunyai siklus hidup ± 3 bulan, sedangkan jangkrik jantan kurang dari
3 bulan. Kerusakan tanaman yang diakibatkan oleh belalang banyak terjadi pada
13
bagian daun. Cara pengendaliannya dapat menggunakan pestisida atau pun
dapat menggali tanah dan berenang dalam air. Dengan sepasang tungkai yang
memiliki bentuk seperti cangkul ini maka hewan orong-orong sudah mampu
14
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Kata Orthoptera berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ortho (lurus) dan ptera
(sayap).
dimakan.
batang.
Saran
Saran saya apa bila ingin melakukan pengendalian pada hama ini, untuk
tidak menggunakan bahan bahan kimia karena dapat memberikan dampak negatif
15
DAFTAR ISI
Pendidikan, 1(1).
39-47.
16
KEBUN PERCOBAAN COGREK BOGOR. Jurnal Sains Natural, 2(2),
123-133.
Putri, R. A., Novida, S., Hidayah, B. N., & Astuti, S. P. (2019). IDENTIFIKASI
Nugroho, A. A., Sabilla, N. H. S., Setyaningrum, D., Prastin, F. P., & Dani, T. R.
17
Nisa, I. C. (2020). Komparasi Efektifitas Ekstrak Bawang Putih Dan Umbi
Ardiyati, A. T., Mudjiono, G., & Himawan, T. (2016). Uji patogenisitas jamur
Da-Lopez, Y., & Djaelani, A. K. (2020). orong orong atau anjing tanah. Diakses
melalui https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/program-studi/28-
manajemen-pertanian-lahan-kering/informasi-materi-kuliah-praktek1/127-
orong-orong-atau-anjing-tanah. Pada 22 November 2020.
18
https://www.istanatanaman.com/upaya-mengendalikan-hama-orong-
19
LEPIDOPTERA
Oleh :
PUPUT TIFANI
1904300105
AGRIBISNIS 3
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
4. Ibu Ir Efrida Lubis, M.P selaku dosen penanggung jawab praktikum dasar
perlindungan tanaman.
5. Ibu Rini Susanti S.P., M.P. selaku dosen praktikum dasar perlindungan
tanaman.
perlindungan tanaman.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun di butuhkan demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Judul Halaman
COVER
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................ 2
ii
Cara pengendalian ............................................................. 10
Hasil ........................................................................................... 13
Pembahasan................................................................................. 13
Kesimpulan ................................................................................. 16
Saran ........................................................................................... 17
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUAN
Latar belakang
daun, batang dan buah. Serangga yang menimbulkan kerusakan pada tanaman dan
dengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari
dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru ditemukan hampir setiap tahun. Karena
1
dimanfaatkan sebagai bioinsektisida, yaitu cendawan, bakteri, virus, nematoda,
Serangga OPT dan musuh alami merupakan bagian dari keragaman hayati,
keseimbangan alami antara serangga OPT dan musuh alami sering dikacaukan
organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menciptakan pangan sehat
Tujuan Praktikum
Agar mengetahui cara pengendalian yang paling efektif dari jenis hama
Kegunaan Praktikum
tanaman
mengenali jenis jenis hama, penyakit dan gulma yang dapat menyerang
tanaman.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Ordo lepidoptera
sisik-sisik (lepidos= sisik; ptera= sayap). Sisik pada sayap tersusun seperti
menjadi dua sub ordo, yaitu Rhopalocera (butterflies) yang aktif pada
siang hari dan Heterocera (moth) yang aktif di malam hari (Sutra dkk.,
2012).
Kingdom : animalia
Film : arthropoda
Kelas : insecta
3
Ordo : lepidoptera
Famili : noctuidae
Genus : spodoptera
S. litura bersifat polifag dan menyerang lebih dari 112 spesies tanaman, antara
lain tembakau, kedelai, sawi, kubis, kacang tanah, kentang, cabai, bawang merah,
dan tanaman sayuran lainnya. Ledakan populasi hama ini beriringan dengan
adanya perubahan iklim, terutama periode kering yang diikuti curah hujan dan
Siklus hidup
Imago sekitar 5-6 hari, telur 3-4 hari, umur larva dari instar -1 sampai
Umur telur mulai dari peletakkan oleh imago sampai menetas menjadi
larva sekitar 3-4 hari. Serangga dewasa meletakkan telur dalam bentuk kluster
yang mengandung sekitar 350 butir dan ditutupi bulu-bulu yang halus. Larva yang
baru menetas makanannya dari daun yang ditempati telur dalam bentuk
mulutnya dan pindah dari tanaman ke tanaman lain. Larva instar terakhir masuk
ke dalam tanah, kemudian akan menjadi larva yang tidak aktif (Pra pupa) stadium
4
pupa berkisar7-11. menunjukkan bahwa stadium imago berkisar 5-6 hari. Pupa
yang ada dalam tanah akan berubah ke fase berikutnya menjadi serangga kupu-
kupu (Imago). Siklus hidup S. litura mulai dari telur sampai imago sekitar 30-60
Gejala serangan
daun dan buah habis dimakan ulat. Serangan berat umumnya terjadi pada musim
Cara pengendalian
utama pada kedelai. Hama ini dapat dikendalikan dengan virus entomopatogen
dalam program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan tiga strategi, yakni:
antara individu serangga dari generasi yang sama; (2) menginfestasikan ulat
grayak untuk tujuan konservasi inokulum SlNPV pada pertanaman yang pernah
terjadi epizootik pada musim sebelumnya; dan (3) mengaplikasikan SlNPV secara
5
berulang untuk tujuan jangka pendek karena tidak ada transmisi horizontal
(Arifin, 2012).
Ngengat (Heterocera)
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : lepidoptera
6
Genus : Heterocera
Ngengat (sub ordo Heterocera) memiliki tubuh yang lebih gemuk, warna
sayap kusam, antena umumnya tipe plumose. Pada waktu istirahat sayapnya
terbuka dan menutup abdomen sehingga yang terlihat adalah permukaan atas dari
Siklus hidup
berlangsung 3−4 hari. Larva terdiri atas lima instar, setiap instar lamanya 3−7
hari. Stadium pupa berlangsung 7−9 hari. Lama hidup ngengat adalah 2−7 hari
sehingga siklus hidup dari telur hingga ngengat adalah 27−46 hari dengan rata-
Gejala serangan
tertutup dengan kotoran. Bagian buah yang terserang adalah separuh bagian
bawah. Apabila serangan parah, buah akan busuk dan gugur (Muryati, 2007)
Cara pengendalian
buah dengan plastik dan memetik buah yang terserang. Buah yang dipetik
kemudian dikumpulkan dan dibakar atau ditimbun dalam tanah. Selain itu juga
7
dilakukan penyemprotan insektisida yang dilakukan sebanyak 3-4 kali/musim
Cara ini dipilih karena mudah dilakukan dan hasilnya cepat diketahui.
pengendalian dengan insektisida kimia secara bijaksana tersebut, ulat bulu juga
dapat dikendalikan dengan pestisida nabati dari beberapa jenis tumbuhan, antara
lain mimba (Azadirachta indica). Ulat bulu juga dapat dikendalikan dengan
memanfaatkan musuh alami. Musuh alami ulat bulu terdiri atas parasitoid
(Borrelinavirus sp.), dan jamur (Beauveria sp., Metharizium sp., Nomuraea sp.,
mengumpulkan dan membakar kelompok telur, ulat, dan kepompong yang berada
ember berisi air sabun atau minyak. Ngengat yang tertarik pada lampu akan
masuk ke dalam ember, dan langsung mati (Arifin dan Subagyono, 2011).
8
Ulat penggulung daun pisang (Erionota thrax)
Kingdom : Animalia
Filum : Athropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Hesperiidae
Genus : Erionata
Di antara jenis hama pada tanaman pisang, ulat penggulung daun, Erionota
thrax (L.) merupakan hama yang serangan dan kepadatannya cukup tinggi. Pada
perkebunan pisang, serangan hama ini bervariasi antara 34-47% dengan kepadatan
9
Siklus hidup
Larva berwarna hijau muda dan ditutupi lapisan tepung berwarna putih,
dan panjangnya sekitar 7 cm. Telur berwarna kuning dan diletakkan oleh serangga
betina dewasa di bagian tepi permukaan bawah daun. Larva muda memotong
lain melakukan hal serupa, bahkan cenderung membuat gulungan lebih besar.
Pola itu diulang terus hingga larva tumbuh dewasa dan menyelimuti tubuh dengan
lilin. Setelah itu larva menjadi pupa dan kemudian menjadi imago (kupu-kupu)
yang terbang aktif di sore dan pagi hari (Paath dkk., 2019).
Gejala serangan
tergunting dari bagian pinggir dan menggulung sejajar dengan tulang daun. Jika
populasi tinggi, hama ini dapat menyebabkan sebagian besar daun tergulung dan
dimakan sehingga proses fotosintesis terganggu serta buah yang dihasilkan tidak
maksimal. Kerugian akibat kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama ini
bervariasi antara 10-30%. Selain berperan sebagai hama pemakan daun pisang,
yang lebih penting adalah E. thrax ini juga berperan sebagai agen penyebar bakteri
penyebab penyakit darah pisang (blood disease bacterium) antar tanaman pisang
(Wibowo, 2015).
Cara pengendalian
secara alami sudah terdapat musuh alami berupa parasitoid yang dapat
10
mengendalikan populasi ulat tersebut di alam. Parasitoid umumnya adalah
mekanik atau dengan cara kimia, namun kedua cara ini kurang efektif dilakukan
memanfaatkan musuh alami yang berada di alam. Salah satu musuh alami yang
adalah serangga yang hidup menjadi parasit di dalam atau pada tubuh serangga
11
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Cara kerja
penanggung jawab. Dosen akan menjelaskan tentang hama ordo Lepidoptera dan
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
metamorfosis yang melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa, kemudian
Hama Polifag adalah Hama yang menyerang lebih dari 2 tanaman inang.
Contoh: Ulat yang kecil memakan daun-daun yang berumur muda sedangkan ulat-
ulat dewasa menghancurkan seluruh tanaman dalam waktu yang relatif singkat.
Pembahasan
Siklus hidup ulat grayak, imago sekitar 5-6 hari, telur 3-4 hari, umur larva
dari instar -1 sampai instar-6 sekitar 12-15 hari, dan umur pupa 7 hari. Gejala
serangan yang diakibatkan oleh ulat grayak adalah Larva yang masih kecil
merusak tulang daun dan kadang-kadang menyerang buah. Salah satu cara
13
memanfaatkan agens hayati seperti jamur entomopatogen antara lain :
hari. Larva terdiri atas lima instar, setiap instar lamanya 3−7 hari. Stadium pupa
berlangsung 7−9 hari. Lama hidup ngengat adalah 2−7 hari sehingga siklus hidup
dari telur hingga ngengat adalah 27−46 hari dengan rata-rata 37,50 hari. Gejala
yang ditimbulkan akibat hama ngengat ini adalah llarva menggerek buah sampai
ke daging buah sehingga terlihat bekas lubang gerekan yang mengeluarkan lendir
terserang adalah separuh bagian bawah. Apabila serangan parah, buah akan
busuk dan gugur. Cara pengendalian yang dapat dilakukan dengan cara
membungkus buah dengan plastik dan memetik buah yang terserang. Buah yang
dipetik kemudian dikumpulkan dan dibakar atau ditimbun dalam tanah. Selain itu
kali/musim buah.
Serangga hama E. thrax ini memiliki empat fase dalam siklus hidupnya,
yaitu telur, larva (ulat), pupa, dan imago (serangga dewasa). Beberapa gejala
serangan dari hama penggulung daun pisang ini yang bisa diamati secara
langsung. Daun pisang yang terserang oleh ulat umumnya terkoyak dan tergulung
yang menyerupai tabung. Ketika daun tergulung tersebut dibuka akan ditemukan
ulat. Selain itu, larva atau ulat yang masih muda memotong tepi daun secara
miring. Jika terjadi serangan berat, daun pisang bisa sampai habis, maka hanya
tersisa pelepah daun yang penuh dengan gulungan daun. Cara pengendalian yang
14
dapat dilakukan antara lain secara mekanis, yaitu merobek-robek daun pisang,
mengambil daun pisang yang tergulung untuk memusahkan ulat yang ada di
dalamnya, dan memotong sebagian besar daun pada serangan berat. Secara kimia
hayati adalah pengendalian hama dengan memanfaatkan musuh alami yang berada
di alam. Salah satu musuh alami yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan
hama adalah parasitoid. Parasitoid adalah serangga yang hidup menjadi parasit di
dalam atau pada tubuh serangga lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan.
15
KESIMPULAN DAN SARAN
4. Hama Polifag adalah Hama yang menyerang lebih dari 2 tanaman inang.
6. Gejala serangan yang diakibatkan oleh ulat grayak adalah Larva yang
8. Gejala yang ditimbulkan akibat hama ngengat ini adalah llarva menggerek
buah sampai ke daging buah sehingga terlihat bekas lubang gerekan yang
kotoran.
16
10. Daun pisang yang terserang oleh ulat umumnya terkoyak dan tergulung
yang menyerupai tabung. Selain itu, larva atau ulat yang masih muda
memotong tepi daun secara miring. Jika terjadi serangan berat, daun
Saran
Saran saya apa bila ingin melakukan pengendalian pada hama ini, untuk
tidak menggunakan bahan bahan kimia karena dapat memberikan dampak negatif
17
DAFTAR PUSTAKA
40-43.
Fattah, A., & Ilyas, A. (2016, July). Siklus Hidup Ulat Grayak (Spodoptera litura,
18
Sulawesi Selatan. In Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi
Tarigan, R., Tarigan, M. U., & Oemry, S. (2012). Uji Efektifitas Larutan Kulit
94030.
Masyitah, I., Sitepu, S. F., & Safni, I. (2017). Potensi Jamur Entomopatogen
Nonci, N. (2004). Biologi dan musuh alami penggerek batang Ostrinia furnacalis
19
Muryati, M. (2007). Pengaruh Umur Buah dan Faktor Iklim terhadap Serangan
Arifin, M., & Subagyono, K. (2011). Ulat Bulu, Serangga Hama yang Mudah
Rahmawati, R., Pasaru, F., & Yunus, M. (2018). Observasi Jenis Parasitoid Larva
Paath, M. C., Pelealu, J., & Meray, R. M. (2019, July). JENIS DAN
20
Putra, I. L. I. (2019). ULAT PENGGULUNG DAUN PISANG Erionota thrax
Pratiwi, I. T., Wibowo, L., Wibowo, W., & Purnomo, P. (2014). Inventarisasi
21
DIPTERA
Oleh :
PUPUT TIFANI
1904300105
AGRIBISNIS 3
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
7. Ibu Ir Efrida Lubis, M.P selaku dosen penanggung jawab praktikum dasar
perlindungan tanaman.
8. Ibu Rini Susanti S.P., M.P. selaku dosen praktikum dasar perlindungan
tanaman.
perlindungan tanaman.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun di butuhkan demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Judul Halaman
COVER
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................ 2
ii
Cara pengendalian ............................................................. 11
Hasil ........................................................................................... 13
Pembahasan................................................................................. 13
Kesimpulan ................................................................................. 16
Saran ........................................................................................... 17
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUAN
Latar belakang
tumbuhan liar. Tumbuhan liar dapat digunakan sebagai tempat berlindung, inang
alternatif dan sumber pakan tambahan berupa tepung sari dan madu (Masfiyah,
2014).
membedakan dari lainnya adanya sepasang sayap fungsional pada saat dewasa.
Ordo ini terdiri atas 153.000 spesies yang didistribusikan di sekitar 180 famili.
Insekta. Arthropoda berasal dari bahasa yunani arthro yang artinya ruas dan poda
berarti kaki, jadi arthropoda adalah kelompok hewan yang mempunyai ciri utama
kaki beruas-ruas. Serangga mempunyai ciri khas yaitu memiliki jumlah kaki enam
menjadi 3 bagian yaitu kepala, toraks dan abdoment. Memiliki 1 atau 2 pasang
1
peredaran darah terbuka serta bernapas dengan insang, trakea dan spirakel
(Setianingsih, 2016).
merupakan hewan yang memiliki ciri berkaki enam (heksapoda) yang terbagi
kedalam hewan atau serangga yang menguntungkan atau merugikan bagi tanaman
budidaya. Serangga juga terbagi kedalam dua peran yaitu serangga yang memakan
tumbuhan atau herbivora dan serangga yang memakan serangga lainnya atau
tempat dengan berbagai ekosistem maka terdapat jenis serangga yang beragam.
Serangga yang berperan sebagai pemakan tanaman disebut hama, tetapi tidak
semua serangga berbahaya bagi tanaman. Ada juga serangga berguna seperti
Tujuan Praktikum
Agar mengetahui cara pengendalian yang paling efektif dari jenis hama
Kegunaan Praktikum
tanaman
mengenali jenis jenis hama, penyakit dan gulma yang dapat menyerang
tanaman.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Ordo diptera
Diptera merupakan salah satu ordo dengan kekayaan spesies yang sangat
beragam. Kelompok serangga ini dapat dibedakan dengan serangga lain, terutama
dilihat pada sepasang sayap depan yang tipis dan sepasang sayap belakang yang
yang berdampak pada pertanian, kesehatan hewan dan manusia, kehutanan, serta
efek negatif, berbagai jenis dari ordo Diptera menyediaka jasa ekosistem yang
berharga yaitu sebagai scavengers (pemakan dan pengurai organisme yang telah
2020).
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
3
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae
Genus : Musca
Spesies : M. Domestica
hampir dijumpai di setiap lingkungan manusia dan tersebar luas diseluruh Dunia.
kontak dengan manusia berasal dari family Calliphoridae. Lalat rumah merupakan
jenis serangga yang hidup di tempat kotor dan dapat membawa berbagai macam
makanan, serta media perkembangan dan tempat hidupnya sesuai (Nurhayati dan
Sukesi (2018).
Siklus hidup
Fase telur : Telur lalat berwarnah putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm,
setiap kali bertelur akan menghasilkan 120-130 butir telur dan menetas dalam
waktu 10-12 jam. Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12-13
°C) dan akan menetas pada suhu 30 °C. Fase larva : Ukuran larva kurang lebih
1mm setelah 4-5 hari pada suhu 30 °C melewati tiga fase instar, larva instar I dn II
berwarna putih, sedang larva instar III berwarna kekuningan. Larva memiliki
sepasang spirakle posterior yang jelas dan memakan barteri, dan bahan-bahan
4
dekompoosisi. Larva awalnya menyukai suhu dan kelembaban tinggi tetapi
menghindari cahaya. Sebelum menjadi pupa larva berhenti makan dan pindah
ketempat yang lebih kering dan dingin. Larva ini mudah terbunuh pada temperatur
73 °C. Pupa : Ketika terjadi pupasi, kulit larva mengkerut dan membentuk
kepala. Lama stadium pupa 2-8 hari atau tergantug dari temperatur setempat,
bentuknya bulat lonjong dengan warnah coklat hitam. Stadium ini kurang
menentukan jenisnya. Lalat : Lalat muda, awalnya lalat tampak lunak, pucat abu-
abu dan tanpa sayap. Setelah istirahat, sayap dikembangkan dan kutikula
mengeras serta warnanya gelap, lalat muda mencari makan setelah sayapnya
mengembang selama waktu 2-24 jam setelah muncul dari pupa. Proses
pematangan menjadi lalat dewasa kurang lebih 15 jam dan setelah itu siap untuk
pada suhu setempat, kelembaban dan makanan yang tersedia. Umur lalat dewasa
Gejala serangan
mulut lalat rumah secara khusus disesuaikan untuk makanan cair; mandibula dan
maksilanya tereduksi dan tidak berfungsi, dan bagian mulut lainnya membentuk
probosis yang dapat ditarik dan lentur dengan ujung yang membesar dan
5
Cara pengendalian
dengan kertas perekat lalat yang tertutup oleh lampu ultraviolet, dan
arus listrik untuk membunuh lalat atau kipas untuk memerangkap lalat
6
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Tephritidae
Spesies : Bacterocera sp
barat terdapat 90 spesies lalat buah yang termasuk jenis local (indigenous), hanya
Siklus hidup
Siklus hidup lalat buah mempunyai 4 fase metamorfosis, siklus hidup lalat
7
Fase tersebut terdiri dari telur, larva, pupa dan imago. Telur diletakkan secara
berkoloni di dalam buah. Telur akan menetas menjadi larva dua hari setelah
diletakkan di dalam buah. Larva ini terdiri dari 3 instar bergantung pada
temperatur lingkungan dan kondisi inang. Pada instar ke 3, larva keluar dari dalam
daging buah dan akan menjatuhkan dirinya ke permukaan tanah lalu masuk di
dalam tanah. Di dalam tanah larva berubah menjadi pupa. Pupa berada di dalam
setelah 13-16 hari kemudian. Siklus hidup lalat buah dari telur sampai imago
Gejala serangan
Gejala kerusakan pada buah yang diserang bervariasi. Serangan pada buah
muda menyebabkan bentuk buah menjadi tidak normal, buah berkalus, dan gugur.
Serangan pada buah tua menyebabkan buah menjadi busuk basah karena bekas
lubang larva umumnya terinfeksi bakteri dan jamur (Herlinda dkk., 2007).
Cara pengendalian
menggunakan cara mekanik, kultur teknik, dan hayati. Namun usaha tersebut
diantaranya : serangan lalat buah banyak yang belum disadari, belum tersedia cara
Selain itu juga dengan menggunakan pestisida kimia, namun disamping harganya
cukup mahal juga banyak mencemari lingkungan, terlebih lagi bila penggunaanya
tidak sesuai anjuran. Salah satu usaha pengendalian yang aman bagi lingkungan
8
dan cukup efektif dalam menekan populasi lalat buah adalah penggunaan metil
mandul. Secara mekanis dilakukan dengan cara membungkus buah antara lain
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Culicidae
Genus : Culex
9
Spesies : Culex pipiens
Siklus hidup
Siklus hidup nyamuk terdiri dari telur, empat stadium larva, pupa dan
dewasa. Telur diletakkan di atas permukaan air. Masa inkubasi telur berlangsung
selama beberapa hari dan sesudah masa tersebut lengkap, telur segera menetas
bila diletakkan di air. Dari telur ini keluarlah larva yang dikenal sebagai jentik-
jentik. Pertumbuhan larva instar I sampai dengan instar IV berlangsung 6-8 hari.
Larva mengalami 4 kali pergantian kulit dan segera berubah menjadi pupa.
Bentuk pupa yaitu fase tanpa makan yang aktif dan sangat sensitif terhadap
pergerakan air, ini hanya berlangsung dalam waktu 2 sampai 3 hari. Kemudian
yang dewasa muncul dari sebuah celah dorsal, menunggu sayapnya mengeras,
Gejala serangan
menggunakan liur atau saliva pada permukaan buah, saliva ini yang melembutkan
Cara pengendalian
10
Pengendalian nyamuk dapat dilakukan dengan banyak cara, diantaranya
Tidak hanya dari sektor kesehatan, sektor pertanianpun saat ini giat
jamur ini banyak digunakan di bidang pertanian antara lain pengendalian ulat
krop pada tanaman sawi, hama walang sangit (Leptocorisa oratorius), wereng
batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.)
(Ikawati, 2016).
11
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan yaitu Lalat rumah (Musca domestica), Lalat buah
Cara kerja
penanggung jawab. Dosen akan menjelaskan tentang hama ordo diptera dan
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
hari manusia. Predator adalah pemangsa organisme lain yang hidup bebas dialam.
Diptera berasal dari kata di (dua) dan ptera (sayap) berarti serangga yang
memiliki dua sayap, contohnya nyamuk dan lalat. Tipe mulut ordo diptera adalah
telurnya, biasanya dimiliki oleh serangga betina yang ukurannya lebih panjang
dari lalat jantan. Spirakel adalah alat pernapasan pada serangga. Halter adalah
sayap belakang yang tidak berkembang dan juga berfungsi sebagai pendengar dan
Gejala serangan lalat buah antara lain yaitu buah terdapat bisul atau
tusukan kemudian terdapat bercak bercak atau bintik hiitam yang lama kelamaan
menggunakan liur atau saliva pada permukaan buah, saliva ini yang melembutkan
13
Pembahasan
Diptera merupakan salah satu ordo dengan kekayaan spesies yang sangat
beragam. Kelompok serangga ini dapat dibedakan dengan serangga lain, terutama
dilihat pada sepasang sayap depan yang tipis dan sepasang sayap belakang yang
Siklus hidup lalat rumah yaitu Fase telur : Telur lalat berwarnah putih
dengan ukuran lebih kurang 1 mm, setiap kali bertelur akan menghasilkan 120-
130 butir telur dan menetas dalam waktu 10-12 jam. Fase larva : Ukuran larva
kurang lebih 1mm setelah 4-5 hari pada suhu 30 °C melewati tiga fase instar.
Lama stadium pupa 2-8 hari atau tergantug dari temperatur setempat, bentuknya
bulat lonjong dengan warnah coklat hitam. Proses pematangan menjadi lalat
dewasa kurang lebih 15 jam dan setelah itu siap untuk mengadakan perkawinan.
Seluruh waktu yang diperlukan 7-22 hari, tergantung pada suhu setempat,
kelembaban dan makanan yang tersedia. Umur lalat dewasa dapat mencapai 2-4
minggu.
Siklus hidup lalat buah mempunyai 4 fase metamorfosis, siklus hidup lalat
Serangan lalat pada buah muda menyebabkan bentuk buah menjadi tidak
normal, buah berkalus, dan gugur. Serangan pada buah tua menyebabkan buah
menjadi busuk basah karena bekas lubang larva umumnya terinfeksi bakteri dan
jamur.
14
Usaha pengendalian lalat buah sudah banyak dilakukan diantaranya
Siklus hidup nyamuk terdiri dari telur, empat stadium larva, pupa dan
15
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Diptera berasal dari kata di (dua) dan ptera (sayap) berarti serangga yang
pencucuk penghisap.
5. Halter adalah sayap belakang yang tidak berkembang dan juga berfungsi
6. Gejala serangan lalat buah antara lain yaitu buah terdapat bisul atau
tusukan kemudian terdapat bercak bercak atau bintik hiitam yang lama
ladang.
16
Saran
Saran saya apa bila ingin melakukan pengendalian pada hama ini, untuk
tidak menggunakan bahan bahan kimia karena dapat memberikan dampak negatif
17
DAFTAR PUSTAKA
Raya).
Nurhayati, S., & Sukesi, T. W. (2018). Efek Insektisidal Ekstrak Etanol Daun
18
(Musca Domestica L). Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 17(2), 59-
62.
Aliah, N., Susilawaty, A., & Ibrahim, I. A. (2016). Uji efektivitas ekstrak daun
Alauddin Makassar).
Adi, D., & Anita, D. (2018). Uji Mortalitas Lalat Rumah (Musca domestica)
32-39.
Semarang).
Herlinda, S., Pujiastuti, Y., Samad, S., & Adam, T. (2008). Spesies Lalat Buah
Selatan.
19
Patty, J. A. (2018). Efektivitas metil eugenol terhadap penangkapan lalat buah
Marpaung, A., Armeilia Yulanda Atmyanti Marpaung, Y., Pangestiningsih, Y., &
20
COLEOPTERA
Oleh :
PUPUT TIFANI
1904300105
AGRIBISNIS 3
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
10. Ibu Ir Efrida Lubis, M.P selaku dosen penanggung jawab praktikum dasar
perlindungan tanaman.
11. Ibu Rini Susanti S.P., M.P. selaku dosen praktikum dasar perlindungan
tanaman.
12. Abangda Riki Candra S.P selaku asisten dosen praktikum dasar
perlindungan tanaman.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun di butuhkan demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Judul Halaman
COVER
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................ 2
ii
Cara pengendalian ............................................................. 11
Hasil ........................................................................................... 13
Pembahasan................................................................................. 13
Kesimpulan ................................................................................. 16
Saran ........................................................................................... 17
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUAN
Latar belakang
bumi, tercatat sudah sekitar lebih dari 800.000 spesies serangga yang ditemukan.
Terdapat sekitar 5.000 spesies capung (ordo Odonata), 20.000 spesies belalang
120.000 lalat dan nyamuk (ordo Diptera), 82.000 spesies kepik dan hama (ordo
tinggi menjadikan organisme serangga sebagai salah satu obyek yang menarik
keanekaragaman yang tinggi dan melimpah, selain itu berperan penting dalam
organik baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah (Rahayu dkk., 2017).
1
karnivora dan detrivora. Keberadaan serangga predator dan parasitoid dipengaruhi
tumbuhan liar. Tumbuhan liar dapat digunakan sebagai tempat berlindung, inang
alternatif dan sumber pakan tambahan berupa tepung sari dan madu (Masfiyah,
2014).
Coleoptera berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu koleos (pelindung) dan
sempurna. Di Indonesia ordo dari Coleoptera diperkirakan kurang lebih 250 ribu
spesies yang tersebar luas dan dijumpai hampir sepanjang tahun. 40% dari
beberapa dari ordo Coleoptera berperan sebagai hama pada lingkungan pertanian,
salah satunya pada tanaman kelapa sawit (Dewi dan Intan, 2020).
Tujuan Praktikum
Agar mengetahui cara pengendalian yang paling efektif dari jenis hama tersebut.
Kegunaan Praktikum
tanaman
mengenali jenis jenis hama, penyakit dan gulma yang dapat menyerang
tanaman.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Ordo Coleoptera
membraneus dan melipat di bawah sayap depan pada waktu istirahat. Ukuran
tubuh kecil sampai besar. Larva dan dewasa mempunyai alat mulut bertipe
Kelas : Insekta
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
3
Genus : Oryctes
merupakan salah satu hama penting pada kelapa sawit dan dikenal sebagai hama
penggerek pucuk kelapa sawit. Hama kumbang tanduk ini menyerang tanaman
kelapa sawit yang ditanam di lapangan sampai umur 2,5 tahun dengan merusak
titik tumbuh sehingga terjadi kerusakan pada daun muda. Kumbang tanduk pada
tandan buah segar (TBS) pada tahun pertama menghasilkan hingga 69%, bahkan
Siklus hidup
telur, larva, prepupa, pupa dan imago. Siklus hidup kumbang ini antara 4-9 bulan,
namun pada umumnya 4,7 bulan. Jumlah telurnya 30-70 butir atau lebih, dan
menetas setelah lebih kurang 12 hari. Telur berwarna putih, mula-mula bentuknya
jorong, kemudian berubah agak membulat. Larva Oryctes rhinoceros yang biasa
disebut dengan gendon atau uret berwarna putih kekuningan, berbentuk silinder,
huruf C dengan panjang 60-100 mm atau lebih. Instar I berlangsung selama 10-21
hari, instar II berlangsung selama 12-21 hari, instar III berlangsung selama 60-165
hari. Pupa berada di dalam tanah, berwarna coklat kekuningan berada dalam
kokon yang dibuat dari bahan-bahan organik di sekitar tempat hidupnya. Pupa
jantan berukuran sekitar 3-5 cm, yang betina agak pendek. Masa prapupa 8-13
hari. Masa kepompong berlangsung antara 18-23 hari. Kumbang yang baru
4
muncul dari pupa akan tetap tinggal di tempatnya antara 5-20 hari, kemudian
lebar 14-21 mm, imago jantan lebih kecil dari imago betina. Oryctes rhinoceros
betina mempunyai bulu tebal pada bagian ujung abdomenya, sedangkan yang
jantan tidak berbulu. Oryctes rhinoceros dapat terbang sampai sejauh 9 km. Imago
aktif pada malam hari untuk mencari makanan dan mencari pasangan untuk
Gejala serangan
tombak). Stadium hama yang merugikan saat menjadi kumbang. Kumbang hanya
meninggalkan tempat bertelurnya pada malam hari, lalu menyerang pohon kelapa
sawit. Kumbang membuat lubang didalam pupus daun yang belum membuka,
mulai dari pangkal pelepah. Jika pupus terserang membuka, biasanya terlihat
tanda serangan berupa potongan simetris dikedua sisi pelepah daun. Untuk
tanaman muda, serangan hama ini dapat menghambat pertumbuhan atau bahkan
tempat bertelurnya pada malam hari, lalu menyerang pohon kelapa sawit.
Kumbang membuat lubang didalam pupus daun yang belum membuka, mulai dari
pangkal pelepah. Jika pupus terserang membuka, biasanya terlihat tanda serangan
berupa potongan simetris dikedua sisi pelepah daun. Untuk tanaman muda,
5
Cara pengendalian
rhinoceros secara langsung dari lubang gerekan pada kelapa sawit yang terserang
hama, tapi belum menunjukan hasil yang maksimal, perlakuan insektisida tidak
efektif mematikan hama Orycetes rhinoceros jika kondisi iklim tidak mendukung
selain alami feromon juga ramah lingkungan, dan lebih murah dibandingkan
berfungsi untuk merangsang dan memiliki daya pikat seksual pada jantan maupun
betina. Zat ini berasal dari kelenjar endokrin dan digunakan oleh makhluk hidup
untuk mengenali sesama jenis, individu lain, kelompok, dan untuk membantu
biaknya. Komponen utama feromon sintetis ini adalah etil-4 metil oktanoat
6
Kumbang beras (Sitophilus oryzae)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Curculionidae
Genus : Sitophilus
tergolong insecta dan bersifat polifak yang tidak hanya menyerang beras tapi juga
menyerang jagung, ubi jalar, dan kacang hijau. Besarnya kerusakan yang
diakibatkan oleh S. Oryzae L. dapat dilihat dari besarnya populasi hama yang
7
Siklus hidup
Siklus hidupnya melampaui beberapa fase kehidupan mulai dari telur, ulat
dewasa dan bentuk ulatnya sangat aktif merusak bahan simpan (Sakul dkk., 2012).
Gejala serangan
berlobang kecil-kecil serta mudah pecah dan remuk bagaikan tepung, sehingga
kualitasnya rendah karena rasanya tidak enak dan berbau apek. Kehadiran hama
kumbang beras ini perlu dikendalikan dengan tepat, agar kualitas dan kuantitas
Cara pengendalian
lingkungan dapat menolak atau mengusir serangga karena mengeluarkan bau yang
tidak disukai oleh serangga. Selain itu biji sirsak A. muricata merupakan pestisida
feedant), dan buah mentah, biji, daun, dan akar sirsak mengandung senyawa kimia
(repellent) dan antifeedant dengan cara kerja sebagai racun kontak dan racun perut
8
Kebiasaan masyarakat petani dengan menggunakan insektisida sintetik
metode lain untuk mengendalikan hama kumbang beras (S. Oryzae L.) secara
aman dan efektif, yakni penggunaan insektisida nabati. Insektisida nabati adalah
insektisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat
dengan kemampuan yang terbatas. Insektisida nabati ini bersifat mudah terurai di
alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan
ternak, serta berperan sebagai racun kontak dan perut. Salah satu bahan
insektisida nabati. Sirih hutan (Piper aduncum L.) termasuk Famili Piperaceae
yang merupakan salah satu tumbuhan yang bisa dijadikan sebagai insektisida
Kingdom : Animalia
9
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Tribollium
Serangga tersebut mampu bertahan pada bahan pangan dengan kadar air rendah,
perkembangbiakannya tidak cepat pada serealia yang berkadar air rendah, masih
Siklus hidup
Gejala serangan
Imago dan larva T. castaneum selalu merusak tepung, jika belum terdapat
tepung mereka akan menunggu hasil perusakan butir beras, gaplek, jagung, kopra,
dan lain-lain oleh hama primer. Ketika terdapat dalam jumlah besar, kumbang
10
tepung akan menyebabkan tepung menjadi rentan terhadap jamur serta dapat
tercemar oleh benzokuinon hasil ekskresi kumbang tersebut yang bersifat racun
Cara pengendalian
efektif mengendalikan OPT pasca panen. Fumigasi pada tepung gandum dapat
lapang, sehingga hasil panen yang disimpan dapat terbebas dari keberadaan hama
gudang. Hasil panen yang terbebas dari serangan OPT pasca panen dapat
11
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Cara kerja
penanggung jawab. Dosen akan menjelaskan tentang hama ordo Coleoptera dan
12
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Coleoptera memiliki ciri ciri mempunyai dua pasang sayap, sayap depan
tebal keras dan mengandung zat tanduk (elitra), sayap belakang seperti selaput,
Gejala serangan kumbang tanduk yaitu adanya bagian yang bolong atau
patah pada pelepah. Terdapat guntingan pada daun yang masih muda sehingga
berbentuk segitiga terbalik dan berlubang lubang. Cara pengendalian yang dapat
Gejala serangan kutu beras yaitu butir butir beras yang diserang terdapat
lubang lubang kecil sehingga beras menjadi rapuh. Cara pengendalian yang dapat
dilakukan yaitu dengan memberi jeruk nipis pada tabung beras agar kutu pergi
Bahan yang diserang kumbang tepung warnanya menjadi kotor dan bau,
sekresi. Cara pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan cara manual
Pembahasan
membraneus dan melipat di bawah sayap depan pada waktu istirahat. Larva dan
13
dewasa mempunyai alat mulut bertipe penggigit pengunyah, ada yang mempunyai
merupakan salah satu hama penting pada kelapa sawit dan dikenal sebagai hama
sempurna yang dimulai dari telur, larva, prepupa, pupa dan imago. Bagian yang
membuat lubang didalam pupus daun yang belum membuka, mulai dari pangkal
pelepah. Jika pupus terserang membuka, biasanya terlihat tanda serangan berupa
potongan simetris dikedua sisi pelepah daun. Untuk tanaman muda, serangan
tersebut.
tergolong insecta dan bersifat polifak yang tidak hanya menyerang beras tapi juga
menyerang jagung, ubi jalar, dan kacang hijau. Siklus hidupnya melampaui
beberapa fase kehidupan mulai dari telur, ulat (larva), kepompong (pupa) dan
butiran beras menjadi berlobang kecil-kecil serta mudah pecah dan remuk
bagaikan tepung, sehingga kualitasnya rendah karena rasanya tidak enak dan
berbau apek.
14
Castaneum mengalami metamorfosis sempurna yaitu meliputi telur, larva, pupa,
dan imago. Ketika terdapat dalam jumlah besar, kumbang tepung akan
komoditas dengan sekresi dari kelenjar berbau hama tersebut. Serangan berat yang
berwarna coklat.
15
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
tombak).
mulai dari telur, ulat (larva), kepompong (pupa) dan selanjutnya menjadi
serangga dewasa.
sehingga kualitasnya rendah karena rasanya tidak enak dan berbau apek.
16
Saran
Saran saya apa bila ingin melakukan pengendalian pada hama ini, untuk
tidak menggunakan bahan bahan kimia karena dapat memberikan dampak negatif
17
DAFTAR PUSTAKA
Septiadi, F. B., Triyanto, D., & Setyawati, T. R. (2018). Aplikasi Mobile Sistem
Rahayu, G. A., Buchori, D., Hindayana, D., & Rizali, A. (2017). Keanekaragaman
JAMBI).
sawit dan hutan sekitar area perkebunan kelapa sawit, PT. Agro indomas
AGROMAST, 3(2).
18
Sitinjak, E. S. (2018). Uji Efektifitas Jamur Entomopatogenik Metarhizium
Fauziah, Y., & Sofia, R. (2012). Struktur Populasi Kumbang Tanduk (Orycetes
Sakul, E. H., Manoppo, J. S., Taroreh, D., Gerungan, R. I., & Gugule, S. (2012).
Rizal, S., Mutiara, D., & Agustina, D. (2019). Preferensi Konsumsi Kumbang
19
Lihawa, Z., & Toana, M. H. (2017). Pengaruh Konsentrasi Serbuk Majemuk Biji
Rustam, R., Sutikno, A., & Putra, D. H. P. (2017). Pengaruh Beberapa Dosis
Tepung Daun Sirih Hutan (Piper aduncum L.) terhadap Hama Kumbang
Subagiya, S., Sulistyo, A., & Nurchasanah, U. Toksisitas Biji Srikaya Terhadap
Hendrival, H., Latifah, L., Saputra, D., & Orina, O. (2016). Kerentanan Jenis
20
HEMIPTERA DAN HOMOPTERA
Oleh :
PUPUT TIFANI
1904300105
AGRIBISNIS 3
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
13. Ibu Ir Efrida Lubis, M.P selaku dosen penanggung jawab praktikum dasar
perlindungan tanaman.
14. Ibu Rini Susanti S.P., M.P. selaku dosen praktikum dasar perlindungan
tanaman.
15. Abangda Riki Candra S.P selaku asisten dosen praktikum dasar
perlindungan tanaman.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun di butuhkan demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Judul Halaman
COVER
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................ 2
ii
Cara pengendalian ............................................................. 11
Hasil ........................................................................................... 17
Pembahasan................................................................................. 18
Kesimpulan ................................................................................. 21
Saran ........................................................................................... 22
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUAN
Latar belakang
bumi, tercatat sudah sekitar lebih dari 800.000 spesies serangga yang ditemukan.
Terdapat sekitar 5.000 spesies capung (ordo Odonata), 20.000 spesies belalang
120.000 lalat dan nyamuk (ordo Diptera), 82.000 spesies kepik dan hama (ordo
tinggi menjadikan organisme serangga sebagai salah satu obyek yang menarik
dengan berbagai ekosistem maka terdapat jenis serangga yang beragam. Serangga
yang berperan sebagai pemakan tanaman disebut hama, tetapi tidak semua
serangga berbahaya bagi tanaman. Ada juga serangga berguna seperti serangga
mempunyai sebaran khas yang dipengaruhi oleh biologi serangga, habitat dan
1
(Cleptoparasitisme), misalnya dari Ordo Diptera dan Hymenoptera yang dapat
(Putra dkk.,2011).
Tujuan Praktikum
Agar mengetahui cara pengendalian yang paling efektif dari jenis hama tersebut.
Kegunaan Praktikum
tanaman
mengenali jenis jenis hama, penyakit dan gulma yang dapat menyerang
tanaman.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Ordo hemiptera
Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron
bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki
sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, tetapi bagian
belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota
Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang
seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
3
Ordo : Hemiptera
Famili : Aleyroidae
Genus : Bemisia
Spesies : B. tabaci
dari Asia. Bemisia tabaci adalah hama yang sangat polifag menyerang berbagai
jenis tanaman, antara lain tanaman hias, sayuran, buah-buahan maupun tumbuhan
Siklus hidup
permukaan buah. Masa inkubasi telur selama 4-6 hari pada suhu 26-320C,
sedangkan pada suhu 18-220C masa inkubasi telur selama 10-16 hari.
terserang virus berjumlah 77butir dan pada daun dan buah sehat
berjumlah 14 butir. Bermisia tabaci memiliki tiga instar nimfa, yang akan
berlangsung selama 12-15 hari. Panjang tubuh nimfa berkisar 0,2-0,4 mm,
serangga memiliki panjang 1-1,5 mm, bersayap tipis, dan tubuh serangga
4
memiliki warna putih hingga kekuningan. Serangga yang baru menjadi
tubuh akan tertutupi tepung lilin (Suharto, 2007). Lama hidup Bemasia
Gejala serangan
daun karena tusukan stiletnya dan penutupan stomata oleh embun madu yang
Cara pengendalian
dosis yang berlebihan maupun frekuensi aplikasi yang tinggi akan mengancam
populasi musuh alami (parasitoid dan predator). Pengendalian fisik dan mekanik
hama yang normal, dan mengubah lingkungan fisik menjadi kurang sesuai bagi
kurang sesuai bagi kehidupan dan pembiakan serangga hama dan penyakit serta
5
Pengendalian secara biologis pada dasarnya adalah memanfaatkan musuh alami
untuk mengendalikan hama. Musuh alami yang terdiri dari parasitoid, predator,
dan patogen serangga hama merupakan agens hayati yang dapat dipakai sebagai
alat pengendalian hama kutu kebul (Marwoto1999). Predator kutu kebul dari
Miridae tidak mampu menjaga populasi kutu kebul di bawah ambang ekonomi di
rumah kaca, tetapi predator dari genera Macrolopus atau Dicyphus diketahui
mampu menurunkan populasi kutu kebul. Aplikasi pestisida nabati atau kimiawi
minyak atsiri dan dapat digunakan sebagai insektisida nabati adalah tanaman kayu
6
Gambar 1.2 Kutu Hijau (Aphis gossypii)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Aphididae
Genus : Aphis
Siklus hidup
7
Kutu daun umumnya meletakkan telur di bawah permukaan daun. Telur
yang baru saja diletakkan berubah warna menjadi kuning. Telur yang menempel
biasanya berjumlah 5 butir setiap hari selama 16-18 hari. Nimfa berukuran kecil,
4-20 hari. Panjang tubuh yang bersayap rata-rata 1,4 mm dan yang tidak bersayap
rata-rata 1,5 mm. Imago Aphis gossypii bersayap memiliki panjang 1,1-1,7 mm.
Toraks dan kepalanya berwarna hitam,, abdomen kuning kehijauan dan ujung
abdomen lebih gelap. Imago betina oviparous berwarna gelap hijau keungu-
70-80 keturunan dengan rata-rata 4,3 ekor nimfa per hari. Imago kutu daun betina
ragam mulai dari hijau cerah sampai hijau gelap, terkadang putih, kuning dan
Gejala serangan
daun atau sela-sela daun, mengisap cairan daun, tangkai daun, bunga dan buah
atau polong. Serangannya menyebabkan pucuk atau daun tanaman keriput, daun
tumbuh tidak normal, keriting dan menggulung. Beberapa spesies kutu daun
embun jelaga pada daun atau buah. Munculnya embun jelaga ini menyebabkan
dkk., 2016).
Cara pengendalian
8
Penggunaan jaring berwarna merah dan putihdisekitar pertanaman
patogen serangga. Beauveria bassiana adalah salah satu musuh alami berbentuk
9
Gambar 1.3 Kepik hijau (Nezara viridula)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Pentatomidae
Genus : Nezara
tropis dan subtropis yang memakan berbagai bagian dari tanaman, dan dapat
dikenal dari warna hijau yang seragam serta panjangnya sekitar 16 mm sehingga
terdapat pada tanaman padi (di tangkai, daun, dan bulir), jagung, tembakau,
kentang, cabai, kapas, jeruk, buncis dan berbagai tanaman polong yang buahnya
10
Siklus hidup
Seekor imago betina kepik hijau mampu menghasilkan telur berkisar 104-
470 butir yang diletakkan secara berkelompok pada permukaan daun bagian atas
maupun bawah. Tiap kelompok telur terdiri dari 10-50 butir. Telur akan menetas
kurang lebih enam hingga tujuh hari setelah diletakkan imago. Setelah telur
menetas maka terbentuk nimfa I yang berlangsung selama lima sampai enam hari
sebelum berganti kulit (moulting) menjadi nimfa II. Nimfa II juga berlangsung
kurang lebih enam hari, sedangkan nimfa III dan IV hanya berlangsung selama
lima hari. Stadia nimfa V juga berlangsung lima hari sebelum berkembang
menjadi imago. Sedangkan siklus hidup kepik hijau mulai telur hingga terbentuk
Gejala serangan
kosong dan kempis, karena biji tidak terbentuk dan polong gugur.
Cara pengendalian
negatif, misalnya hama tidak dapat terkendali dengan baik akibat timbulnya
masalah resistensi dan resurgensi pada hama sasaran. Oleh karena itu
dimanfaatkan bahan-bahan alami, seperti biji pinang (Areca catechu L.) (Fitriani
dkk., 2014).
11
Pengendalian hama ini masih mengutamakan pengendalian secara kimia,
organisme bukan sasaran dan mudah terurai di alam sehingga tidak menimbulkan
polusi. Insektisida nabati merupakan bahan insektisida yang terdapat secara alami
di dalam bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti akar, daun, batang, biji, dan
buah. Insektisida nabati telah dikenal oleh petani secara turun temurun.
cairan perasan tumbuhan (yang diekstrak dengna air) atau dengan pembakaran
12
Gambar. 1.4 Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Delphacidae
Genus : Nilaparvata
Spesies : N. lugens
sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan pada waktu yang relatif
singkat. Hal ini terbukti dengan timbulnya biotipe/populasi baru yang dapat
mengatasi sifat ketahanan tanaman atau hama tersebut menjadi resisten terhadap
Siklus hidup
13
Wereng coklat mempunyai siklus hidup yang relatif pendek. Siklus
hidupnya berkisar 23 -33 hari yang terinci masa inkubasi telur wereng coklat
antara 7-11 hari, stadia nimfa antara 10-15 hari, dan pra-oviposisi 3-4 hari. Jumlah
telur yang diletakkan serangga dewasa sangat beragam, dalam satu kelompok
antara 3-21 butir. Seekor wereng betina selama hidupnya menghasilkan telur
antara 270-902 butir yang terdiri atas 76-142 kelompok. Telur menetas antara 7-
coklat sederhana atau bertingkat (hetero metabola). Serangga muda yang menetas
dari telur disebut nimfa, makanannya sama dengan induknya. Nimfa mengalami 5
kali pergantian kulit (instar). Lamanya waktu untuk menyelesaikan stadium nimfa
beragam. Nimfa dapat berkembang menjadi dua bentuk wereng dewasa yaitu
pasaribu, 2018).
Gejala serangan
Serangga ini merusak padi dengan cara mengisap cairan tanaman sehingga
tanaman menjadi kering seperti terbakar. Gejala serangan yang khas ini biasa
juga menjadi vektor penyebaran penyakit kerdil hampa (ragged stunt) dan kerdil
Cara pengendalian
Salah satu jamur penting pada pengendalian hama secara hayati yaitu
14
Hemiptera, Lepidoptera dan Hymenoptera. Di lapangan jamur ini banyak
menginfeksi wereng hijau selan wereng coklat . Pada kondisi tropik, M. anisopliae
cukup efektif menekan populasi wereng coklat di lapangan, karena kondisi panas
dan Iembab sangat efektif untuk menginfeksi serangga wereng coklat. Di Brazil,
kepik, serta wereng batang dan wereng daun pada tanaman alfalfa. Serangga yang
terinfeksi oleh jamur M. anisopliae dan mati berwarna ke hijau-hijauan; hal ini
disebabkan oleh warna konidia jamur. Kematian serangga dapat diakibatkan oleh
toksin yang dikeluarkan oleh jamur tersebut.. Miselium jamur dilaporkan mampu
menginfeksi bagian kutikula serangga, namun sampai saat ini belum jelas
tanaman liar dan mudah ditemui serta belum dimanfaatkan secara optimal sebagai
kirinyuh terhadap beberapa senyawa kimia oleh mendapatkan hasil bahwa daun
menyebabkan adanya aktivitas biologi yang khas seperti penghambat makan dan
15
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Bahan yang digunakan yaitu kutu putih (Bemisia tabaci), kutu daun (Aphis
gossypi), kepik hijau (Nezara viridula), dan wereng coklat (Nilaparvata lugens).
Cara kerja
penanggung jawab. Dosen akan menjelaskan tentang hama ordo Hemiptera dan
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
proses menuju dewasa hanya melibatkan unsur ganti kulit dan ganti ukur.
menguing dan mengering dengan cepat. Cara pengendalian yang dapat dilakukan
musuh alami (laba laba, pardorus fuscifer, dll), dan dengan cara kimiawi
(insektisida).
hidup ordo Hemiptera adalah "paurometabola" (telur - nimfa - imago). Tipe alat
Hemiptera berasal dari kata Hemi berarti "setengah" dan pteron artinya
"sayap". Golongan serangga yang termasuk ke dalam ordo ini memiliki sayap
daerah pangkal menebal, sedangkan sisanya berstruktur seperti selaput, dan sayap
belakang mirip selaput tipis (membran). Contohnya wereng, kutu putih, kutu
daun, dll.
17
Pembahasan
Bemisia tabaci adalah hama yang sangat polifag menyerang berbagai jenis
tanaman, antara lain tanaman hias, sayuran, buah-buahan maupun tumbuhan liar.
daun dan permukaan buah. Masa inkubasi telur selama 4-6 hari. Jumlah
telur yang diletakan di permukaan daun dan buah yang terserang virus
berjumlah 77butir dan pada daun dan buah sehat berjumlah 14 butir.
Bermisia tabaci memiliki tiga instar nimfa, yang akan berlangsung selama 12-
sayapnya selama 8-15 menit dan kemudian tubuh akan tertutupi tepung lilin.
pada daun karena tusukan stiletnya dan penutupan stomata oleh embun madu
yang dihasilkannya.
tropis, subtropis dan temperata. Siklus hidup kutu daun yaitu Kutu daun umumnya
berjumlah 5 butir setiap hari selama 16-18 hari. Nimfa berukuran kecil, berwarna
hijau kekuning-kuningan. Kutu betina menjadi dewasa setelah berumur 4-20 hari.
Imago Aphis gossypii bersayap memiliki panjang 1,1-1,7 mm. Toraks dan
kepalanya berwarna hitam,, abdomen kuning kehijauan dan ujung abdomen lebih
gelap. Imago betina oviparous berwarna gelap hijau keungu-unguan seperti warna
dengan rata-rata 4,3 ekor nimfa per hari. Gejala serangannya menyebabkan pucuk
18
atau daun tanaman keriput, daun tumbuh tidak normal, keriting dan menggulung.
Beberapa spesies kutu daun mengekskresikan embun madu yang menjadi substrat
untuk pertumbuhan jamur embun jelaga pada daun atau buah. Munculnya embun
proses fotosintesis.
tanaman padi (di tangkai, daun, dan bulir), jagung, tembakau, kentang, cabai,
kapas, jeruk, buncis dan berbagai tanaman polong yang buahnya juga ikut dihisap.
Siklus hidup Seekor imago betina kepik hijau mampu menghasilkan telur berkisar
104-470 butir yang diletakkan secara berkelompok pada permukaan daun bagian
atas maupun bawah. Telur akan menetas kurang lebih enam hingga tujuh hari
setelah diletakkan imago. Setelah telur menetas maka terbentuk nimfa I yang
berlangsung selama lima sampai enam hari sebelum berganti kulit (moulting)
menjadi nimfa II. Nimfa II juga berlangsung kurang lebih enam hari, sedangkan
nimfa III dan IV hanya berlangsung selama lima hari. Stadia nimfa V juga
kepik hijau menyebabkan polong yang masih muda menjadi kosong dan
kempis, karena biji tidak terbentuk dan polong gugur. Serangan pada
polong tua menyebabkan biji keriput, berbintik-bintik hitam dan biji menjadi
busuk.
sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai lingkungan pada waktu yang relatif
singkat. Wereng coklat mempunyai siklus hidup yang relatif pendek. Siklus
hidupnya berkisar 23 -33 hari yang terinci masa inkubasi telur wereng coklat
19
antara 7-11 hari, stadia nimfa antara 10-15 hari, dan pra-oviposisi 3-4 hari. Gejala
serangan Serangga ini merusak padi dengan cara mengisap cairan tanaman
sehingga tanaman menjadi kering seperti terbakar. Gejala serangan yang khas ini
cokelat juga menjadi vektor penyebaran penyakit kerdil hampa (ragged stunt) dan
20
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Hemiptera berasal dari kata Hemi berarti "setengah" dan pteron artinya
yang proses menuju dewasa hanya melibatkan unsur ganti kulit dan ganti
nimfa - imago).
klorotik pada daun karena tusukan stiletnya dan penutupan stomata oleh
21
10. Gejala Serangan kepik hijau menyebabkan polong yang masih muda
Saran
Saran saya apa bila ingin melakukan pengendalian pada hama ini, untuk
tidak menggunakan bahan bahan kimia karena dapat memberikan dampak negatif
22
DAFTAR PUSTAKA
Septiadi, F. B., Triyanto, D., & Setyawati, T. R. (2018). Aplikasi Mobile Sistem
Siregar, A. S., Bakti, D., & Zahara, F. (2014). Keanekaragaman jenis serangga di
https://id.wikipedia.org/wiki/Hemiptera
Arfianto, F. (2018). Pengendalian Hama Kutu Putih (Bemisa Tabaci) pada Buah
Nardus L.). Daun: Jurnal Ilmiah Pertanian Dan Kehutanan, 5(1), 17-26.
23
Hendrival, H., Hidayat, P., & Nurmansyah, A. (2015). Keanekaragaman dan
Marwoto, M., & Inayati, I. (2018). Kutu kebul: hama kedelai yang
Lampung).
24
Nelly, N. O. V. R. I., & Yaherwandi, E. M. (2015). Keanekaragaman
pertanaman cabai. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indonesia, 1(2), 247-53.
Tropical Agroecotechnology).
Hasnah, H., Susanna, S., & Sably, H. (2012). Keefektifan cendawan Beauveria
Kartika, N. I., Salbiah, D., & Sutikno, A. (2016). Uji Beberapa Konsentrasi
25
Fitriani, M., Laoh, J. H., & Rustam, R. (2014). Uji beberapa konsentrasi ekstrak
biji pinang (Areca catechu L.) untuk mengendalikan kepik hijau (Nezara
Hasnah, H., & Rusdy, A. (2015). Pengaruh ekstrak buah cabe Jawa (Piper
Baehaki, S. E., & Munawar, D. (2008). Uji biotipe wereng coklat, Nilaparvata
347-360).
Iswanto, E. H., Susanto, U., & Jamil, A. (2016). Perkembangan dan tantangan
Suryadi, Y., & Kadir, T. S. (2007). Pengamatan infeksi jamur patogen serangga
Febrianti, N., & Rahayu, D. (2012). Aktivitas insektisidal ekstrak etanol daun
26
ISOPTERA
Oleh :
PUPUT TIFANI
1904300105
AGRIBISNIS 3
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
16. Ibu Ir Efrida Lubis, M.P selaku dosen penanggung jawab praktikum dasar
perlindungan tanaman.
17. Ibu Rini Susanti S.P., M.P. selaku dosen praktikum dasar perlindungan
tanaman.
18. Abangda Riki Candra S.P selaku asisten dosen praktikum dasar
perlindungan tanaman.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun di butuhkan demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Judul Halaman
COVER
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................ 2
Hasil ........................................................................................... 7
Pembahasan................................................................................. 8
Kesimpulan ................................................................................. 9
ii
Saran ........................................................................................... 9
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUUAN
Latar belakang
serangga sebagai hama. Serangga merupakan salah satu kelompok binatang yang
merupakan hama utama bagi banyak jenis tanaman yang dibudidayakan manusia.
Selain sebagai hama tanaman beberapa kelompok dan jenis serangga dapat
menjadi pembawa atau vektor penyakit tanaman yang berupa virus atau jamur.
Tidak semua serangga bersifat merugikan karena juga ada serangga yang
atau musuh alami. Melalui peran sebagai musuh alami, serangga sangat
membantu manusia dalam usaha pengendalian hama. Selain itu serangga juga
kerugian akibat serangan rayap perusak mencapai 224~ 238 milyar rupiah per
sebagai serangga perusak kayu dan bangunan gedung yang paling penting.
ekonomis yang terjadi akibat serangannya pada bangunan gedung terus meningkat
1
Terdapat beberapa tipe rayap berdasarkan lokasi sarang utama, namun
yang paling ganas adalah rayap tanah yaitu Coptotermes sp. Rayap tanah berbeda
dengan rayap kayu kering. Rayap kayu kering termasuk Famili Kalotermitidae
terutama merusak kayu yang sudah kering antara lain kusen, jendela dan mebel,
dan hidup dalam kayu yang sudah kering. Rayap tanah termasuk Family
tanah. Namun, kayu atau produk kayu yang tidak berhubungan dengan tanah juga
diserang dengan membuat terowongan dari tanah. Pusat sarang rayap tanah adalah
di dalam tanah. Rayap ini merusak pagar, tiang listrik, dan kayu perumahan (Jasni
dkk, 2017).
Tujuan Praktikum
Agar mengetahui cara pengendalian yang paling efektif dari jenis hama tersebut.
Kegunaan Praktikum
11. Sebagai syarat dalam mengikuti mata kuliah praktikum dasar perlindungan
tanaman
mengenali jenis jenis hama, penyakit dan gulma yang dapat menyerang
tanaman.
2
TIINJAUAN PUSTAKA
Ordo isoptera
Rayap dalam biologi adalah sekelompok hewan dalam salah satu ordo,
yaitu ordo Isoptera. Secara bahasa, isoptera berasal dari dua kata: iso = sama:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Isoptera
Famili : Rhinotermitidae
Genus : Coptotermes
3
Spesies : Coptotermes Curvignatus
Rayap adalah serangga sosial, yang hidup dalam koloni dengan populasi
hingga mencapai angka ribuan hingga jutaan. Seperti semut, lebah dan serangga
sosial lainnya. Penyusun koloni rayap memiliki kasta berbeda sesuai dengan
fungsinya. Penyokong dari koloni rayap adalah raja dan ratu, biasa disebut
Kasta yang paling banyak adalah kasta pekerja, sampai dengan 90% dari anggota
memelihara ratu, rayap dan telur dan yang terakhir adalah kasta prajurit yang
Siklus hidup
Siklus hidup rayap dimulai dari stadium telur, telur akan menetas menjadi
nimfa setelah kurang lebih 5 hari, kemudian nimfa dapat berkembang menjadi
kasta reproduktif, pekerja, prajurit. Kasta reproduktif yang memiliki sayap disebut
laron. Laron akan keluar dari sarang pada awal musim hujan atau akhir musim
kemarau. Sepasang laron akan jatuh dan melepaskan sayapnya dan mencari
tempat untuk membentuk koloni baru. Secara bertahap perut laron betina akan
(Hadijono, 2007).
4
Gejala serangan
dari tanah dan lapukan serat kayu, mudah dijumpai pada dinding batang dan
Cara pengendalian
seluruh koloni. Patogen serangga adalah calon umpan yang menarik sebab
mampu berbiak secara alami dan aman bagi serangga non target. Patogen
5
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Cara kerja
penanggung jawab. Dosen akan menjelaskan tentang hama ordo Isoptera dan
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Isoptera berasal dari kata iso (sama) dan ptera (sayap). Tipe alat mulut
ordo isoptera adalah menggigit mengunyah dengan posisi prognath (di depan).
Kasta produktif, pada kasta ini terdiri atas individu-individu seksual yaitu
betina (yang abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya bertelur dan
jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Kasta prajurit, kasta ini ditandai
dengan bentuk tubuh yang kekar karena penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar
hidup koloninya. Kasta pekerja, Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti
hilir mudik di dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan
membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak produktif lagi (karena sakit,
sudah tua atau juga mungkin karena malas), baik reproduktif, prajurit maupun
Gejala awal serangan rayap ditandai adanya kerak tanah pada batang
tanaman berupa alur alur, dan alur alur tersebut bertambah banyak akhirnya
7
menggunakan insektisida nabati berbahan jamur, menggunakn perangkap, dan
Pembahasan
Isoptera berasal dari dua kata: iso = sama: ptera = sayap. Dengan demikian
Siklus hidup rayap dimulai dari stadium telur, telur akan menetas menjadi
nimfa setelah kurang lebih 5 hari, kemudian nimfa dapat berkembang menjadi
kasta reproduktif, pekerja, prajurit. Kasta reproduktif yang memiliki sayap disebut
laron.
dari tanah dan lapukan serat kayu, mudah dijumpai pada dinding batang dan
8
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Isoptera berasal dari dua kata: iso = sama: ptera = sayap. Dengan demikian
2. Rayap terdiri atas kasta produktif, kasta prajurit dan kasta pekerja.
3. Siklus hidup rayap dimulai dari stadium telur, telur akan menetas menjadi
4. Gejala awal serangan rayap ditandai adanya kerak tanah pada batang
tanaman berupa alur alur, dan alur alur tersebut bertambah banyak
hayati.
Saran
Saran saya apa bila ingin melakukan pengendalian pada hama ini, untuk
tidak menggunakan bahan bahan kimia karena dapat memberikan dampak negatif
9
DAFTAR PUSTAKA
Tarmadi, D., Prianto, A. H., Guswenrivo, I., Kartika, T., & Yusuf, S. (2007).
Coptotermes sp. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 5(1), 38-42.
Jasni, J., Damayanti, R., & Pari, R. (2017). Ketahanan alami jenis-jenis bambu
10
Hadijono, S. (2007). Analisis Pengembangan Strategi Jasa Termite Control di
Haitami, A., & Jamalludin, J. Identifikasi Hama Rayap Kelapa Sawit di Desa
Desyanti, D., Hadi, Y. S., Yusuf, S., & Santoso, T. (2007). Keefektifan Beberapa
Baiting Methods. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 5(2), 68-77.
Kartika, T., Yusuf, S., Tarmadi, D., Prasetyo, A. H., & Guswenrivo, I. (2007).
Termites Coptotermes sp. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 5(2),
63-67.
11
MOLUSKA
Oleh :
PUPUT TIFANI
1904300105
AGRIBISNIS 3
12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
19. Ibu Ir Efrida Lubis, M.P selaku dosen penanggung jawab praktikum dasar
perlindungan tanaman.
20. Ibu Rini Susanti S.P., M.P. selaku dosen praktikum dasar perlindungan
tanaman.
21. Abangda Riki Candra S.P selaku asisten dosen praktikum dasar
perlindungan tanaman.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun di butuhkan demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Judul Halaman
COVER
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................ 2
ii
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 10
Hasil ........................................................................................... 10
Pembahasan................................................................................. 11
Kesimpulan ................................................................................. 13
Saran ........................................................................................... 14
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUAN
Latar belakang
fauna. Kawasan inimerupakan habitat yang sesuai untuk hewan atau tumbuhan
mudah ditemui organisme seperti keong darat, siput, limpet dan bekicot (Naomi
dkk, 2019).
mencapai lebih dari 50.000 spesies. Moluska memiliki nilai penting bagi manusia
yaitu sebagai bahan perhiasan dan bahan makanan. Selain itu, keberadaan,
moluska indonesia menjadi perhatian dan sorotan para peneliti asing. Sedangkan
1
demikian, dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, kesadaran akan
kualitas bahan makanan dan lingkungan hidup makin meningkat. Hal ini terlihat
dari berbagai kegiatan pertanian seperti munculnya kegiatan pertanian organik dan
Hadisoeganda, 2004).
Tujuan Praktikum
Agar mengetahui cara pengendalian yang paling efektif dari jenis hama
Kegunaan Praktikum
13. Sebagai syarat dalam mengikuti mata kuliah praktikum dasar perlindungan
tanaman
mengenali jenis jenis hama, penyakit dan gulma yang dapat menyerang
tanaman.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Moluska
Moluska (filum moluska, dari bahasa Latin: molluscus yang berarti lunak)
termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai
jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya. Sisa moluska
mengandung kapur tidak mudah terurai (dekomposisi) dalam tanah pada situs
arkeologi dalam bentuk utuh, pecahan, sebagai artefak ataupun non artefak
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Insecta
Genus : Pomacea
3
Spesies : Pomacea canaliculata
Keong mas merupakan siput air tawar yang bukan asli Indonesia, tetapi
berasal dari Amerika Selatan. Keong mas dikenal tahun 1996 di Indonesia dengan
populasi keong mas dapat terjadi melalui berbagai cara, selain karena terbawa
aliran air juga bisa melalui transportasi perahu. Adanya sistem irigasi di Indonesia
menyebabkan penyebaran keong mas menjadi mudah, karena terbawa aliran air
(Riyanto, 2004).
Siklus hidup
tergenang air (tempat yang kering) dan melakukan bertelur pada malam hari pada
Telur keong mas diletakkan secara berkelompok berwarna merah jambu seperti
buah murbei sehingga disebut juga keong murbei. Keong mas selama hidupnya
lebih 500 butir, dengan persentase penetasan lebih dari 85%. Waktu yang
membutuhkan waktu 2 - 4 minggu lalu menjadi siap kawin pada umur 2 bulan.
Keong mas dewasa berwarna kuning kemasan. Dalam satu kali siklus hidupnya
memerlukan waktu antara 2 - 2,5 bulan. Keong mas dapat mencapai umur kurang
Gejala serangan
4
Keong mas adalah herbivora (pemakan tumbuhan), sangat berbahaya
karena menyerang padi pada umur muda sehingga daun pembentukan rumpun
terhambat, menyerang daun sehingga daun menjadi berlubang dan terdapat jalur-
Cara pengendalian
mekanis antara lain melalui penggunaan penghalang dari plastik, yakni pada saat
pembibitan di persemaian, pemasangan kawat kasa atau jalinan bambu atau lidi di
tempat masuk dan keluarnya air irigasi dari petak sawah untuk mencegah masuk
telur sehingga siklus hidupnya akan terputus dan secara bertahap populasinya
pada saluran masuk dan keluarnya air, dan mengutip langsung telur dan
gunaan predator bekicot dan peng gunaan pestisida nabati; (4) Pengunaan
5
Bekicot (Achatina fulica)
Kingdom : Animalia
Filum : Moluska
Kelas : Gastropoda
Genus : Achatina
hidup dilaut, di air tawar dan banyak pula yang hidup didarat. Bekicot merupakan
hewan hemaprodit atau hewan berkelamin ganda karena memiliki dua macam sel
gamet pada tubuhnya. Namun kedua sel gamet itu tidak masak dalam waktu yang
(Mardiana, 2015).
6
Siklus hidup
Gejala serangan
daun dan tangkai daun dan hanya menyisakan sedikit bagian batang utama
Cara pengendalian
dan sulit dikendalikan salah satu konsep pengendalian terpadu adalah dengan cara
Bokashi merupakan pupuk kompos yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik
pada penelitian ini digunakan bahan organik dari kotoran sapi dengan
predator dari hama bekicot. Cukup banyak predator yang memakan bekicot.
Contoh predator dari hama bekicot adalah kumbang tanah, kumbang capit,
mengusir hama bekicot. Faktor seperti larutan garam yang memiliki konsentrasi
garam lebih tinggi dari konsentrasi cairan pada tubuh bekicot. Dengan demikian
bekicot akan kehilangan air sehingga menyebabkan bekicot dehidrat dan membuat
7
tubuh bekicot seperti mengkerut apabila terkena larutan garam. Penangkapan
secara manual bisa anda lakukan apabila hama bekicot tidak terlalu banyak. Anda
hanya perlu menyiapkan wadah supaya siput dapat dengan mudah dikumpulkan.
Kemudian jika siput susat diangkat anda bisa menggunakan pencungkil supaya
bekicot mudah terlepas pada tanaman yang diserang. Cara membasmi bekicot
supaya lingkungan tidak lembab adalah meletakkan beberapa daun kering atau
tanah kering supaya tanah atau media tanam anda tidak terlalu lembab dan basah.
Adapun cara lain seperti pembersihan gulma dan tanaman liar membantu
tanaman yang diserang hama bekicot perlu dilakukan. Penyebabnya adalah hama
bekicot termasuk dalam jenis kelompok insekta atau serangga. Oleh karenanya
penggunaan insektisida adalah cara yang tepat untuk membasmi hama bekicot
(Nida,2018).
8
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Cara kerja
penanggung jawab. Dosen akan menjelaskan tentang hama ordo moluska dan
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Achasin dan akharan adalah lendir yang terdapat pada bekicot dan
merupakan geligo protein atau senyawa yang dapat digunakan sebagai obbat dan
penyembuh luka.
Gejala serangan keong mas terlihat pada batang, tangkai dan helai daun
yang rusak akibat bekas gigitan dan pada batang muda terpotong – potong. Cara
pengendalian keong mas dapat dilakukan dengan cara mekanis yaitu pengolaha
lahan dengan cara dibajak, perbaikan saluran irigasi diikuti sanitasi gulma,
memasang saringan pada saluran pintu air dan dengan pemungutan hama keong
mas.
10
Tubuh moluska terdiri dari tiga bagian utama yaitu kaki, badan, dan
mantel.
Pembahasan
Keong mas merupakan siput air tawar yang bukan asli Indonesia, tetapi
berasal dari Amerika Selatan. Keong mas dikenal tahun 1996 di Indonesia dengan
yang tiap kelompok berjumlah kurang lebih 500 butir, dengan persentase
penetasan lebih dari 85%. Waktu yang dibutuhkan pada fase telur yaitu 1 - 2
siap kawin pada umur 2 bulan. Keong mas dewasa berwarna kuning kemasan.
Dalam satu kali siklus hidupnya memerlukan waktu antara 2 - 2,5 bulan. Keong
karena menyerang padi pada umur muda sehingga daun pembentukan rumpun
11
terhambat, menyerang daun sehingga daun menjadi berlubang dan terdapat jalur-
pada saluran masuk dan keluarnya air, dan mengutip langsung telur dan
gunaan predator bekicot dan peng gunaan pestisida nabati; (4) Pengunaan
niclocamine aktif
memakan helaian daun dan tangkai daun dan hanya menyisakan sedikit bagian
batang utama.
dan sulit dikendalikan salah satu konsep pengendalian terpadu adalah dengan cara
12
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Moluska (filum moluska, dari bahasa Latin: molluscus yang berarti lunak)
tergenang air (tempat yang kering) dan melakukan bertelur pada malam
hari pada rumpun tanaman, tonggak, saluran pengairan bagian atas dan
rumput-rumputan.
5. Achasin dan akharan adalah lendir yang terdapat pada bekicot dan
6. Gejala serangan keong mas terlihat pada batang, tangkai dan helai daun
yang rusak akibat bekas gigitan dan pada batang muda terpotong – potong.
kelas Gastropoda.
daun dan tangkai daun dan hanya menyisakan sedikit bagian batang
utama.
13
Saran
Saran saya apa bila ingin melakukan pengendalian pada hama ini, untuk
tidak menggunakan bahan bahan kimia karena dapat memberikan dampak negatif
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Gassa, A. (2011). Pengaruh buah pinang (Areca catechu) terhadap mortalitas
Siregar, A. Z., Tulus, T., & Lubis, K. S. (2018). Pemanfaatan Tanaman Atraktan
https://brainly.co.id/tugas/13389198#:~:text=Jawaban%20terverifikasi%20ahli&
text=Daur%20hidup%20siput%20secara%20berurutan%20adalah%20sebagai%2
0berikut%20%3A,60%20hari%20%E2%80%93%203%20tahun).
16
PRODUCTION OF SWEAT CORN PLANT (Zea mays saccharata
https://ilmubudidaya.com/cara-membasmi-hama-bekicot-pada-tanaman
17
GULMA
Oleh :
PUPUT TIFANI
1904300105
AGRIBISNIS 3
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
22. Ibu Ir Efrida Lubis, M.P selaku dosen penanggung jawab praktikum dasar
perlindungan tanaman.
23. Ibu Rini Susanti S.P., M.P. selaku dosen praktikum dasar perlindungan
tanaman.
24. Abangda Riki Candra S.P selaku asisten dosen praktikum dasar
perlindungan tanaman.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun di butuhkan demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Judul Halaman
COVER
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Tujuan Praktikum........................................................................ 2
ii
Cara pengendalian ............................................................. 9
Hasil ........................................................................................... 16
Pembahasan................................................................................. 18
Kesimpulan ................................................................................. 20
Saran ........................................................................................... 20
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUAN
2018).
mendapatkan satu atau lebih faktor tumbuh yang terbatas, seperti cahaya, hara,
dan air. Tingkat persaingan bergantung pada curah hujan, varietas, kondisi tanah,
kerapatan gulma, lamanya tanaman, pertumbuhan gulma, serta umur tanaman saat
berpengaruh negatif. Terdapat suatu periode ketika gulma harus dikendalikan dan
terdapat periode ketika gulma juga dibiarkan tumbuh karena tidak mengganggu
selain dipengaruhi oleh iklim, keadaan tanah dan sifat biologi jenis gulma sendiri,
juga ditentukan oleh sistem pola tanam, pengolahan tanah dan cara pengendalian
(Umiyati, 2005).
Tujuan Praktikum
Agar mengetahui cara pengendalian yang paling efektif dari jenis hama tersebut.
1
Kegunaan Praktikum
15. Sebagai syarat dalam mengikuti mata kuliah praktikum dasar perlindungan
tanaman
mengenali jenis jenis hama, penyakit dan gulma yang dapat menyerang
tanaman.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Gulma
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh liar pada lahan budidaya atau
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
3
Marga : Ageratum
seperti alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, sulfur dan tanin yang dapat
Siklus hidup
Tumbuhan gulma ini termasuk jenis gulma annual dilihat dari siklus
dalam satu tahun atau semusim. Gulma semusim ini umumnya menghasilkan
banyak biji dan membutuhkan kondisi lingkungan yang khusus untuk dapat
Gejala serangan
diidentifikasikan karena adanya 3 phenolic acid yaitu gallic acid, counmalic acid
Cara pengendalian
mencemari lingkungan tetapi tidak tuntas, sehingga menghabiskan waktu 168 hari
orang kerja untuk membabat, membakar dan mencangkul. Cara mekanik (bajak
4
ternak dan mesin) dapat juga dianjurkan namun sebelumnya menghendaki
pembabatan serta menghendaki lahan luas dan relatif datar (Juarsah, 2015).
glifosat. Herbisida ini bersifat sistemik dan non selektif (Anwar dkk, 2015).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
5
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Bayam duri (Amaranthus spinosus L.) merupakan salah satu gulma yang
dapat menurunkan hasil produksi tanaman yang dibudidayakan. Bayam duri ialah
gulma dominan ketiga didunia yang memiliki daya saing lebih sebagai gulma
yang termaksud pertumbuhan yang cepat pada tanaman dimusim panas dan
Siklus hidup
berlangsung selama satu tahun yang ditemukan secara liar di kebun-kebun, tepi
jalan, tanah kosong yang terdapat di dataran rendah sampai dengan ketinggian
Gejala serangan
6
mempunyai residu yang sangat menghambat pertumbuhan jagung. Sebaliknya
dengan sendirinya ada juga tanaman yang dapat mengeluarkan alelopati yang
pada daun bayam duri yaitu Amaratin, rutin, spinastorol, hentrikontanol, vitamin,
tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, serta vitamin
(Anggria, 2019).
Cara pengendalian
pemanfaatan alelopati ekstrak seresah daun mangga (Yohana dan Nugroho, 2020).
7
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
tumbuh secara liar, dan tersebar luas dihutan, sawah, kebun atau pekarangan
Siklus hidup
Gramineae. Tumbuhan ini mempunyai daya adaptasi yang tinggi, sehingga mudah
tumbuh di mana mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para petani.
Gulma alang alang dapat bereproduksi secara vegetatif dan generatif atau tumbuh
pada jenis tanah yang beragam (Amin dan Muhammad Rusydi, 2019).
Gejala serangan
8
Alang alang (Imperata cylindrica L.) menyaingi tanaman lain dengan
yang lebih hebat sehingga pertumbuhan tanaman pokoknya lebih terhambat, dan
Cara pengendalian
pengendalian rumput dan ilalang ketika usia tanaman padi masih muda
landak (bahasa jawa, red) atau dengan tangan (mencabut) (Surjadi, 2017).
dengan teknik sesuai dengan populasi ilalang yang ada. Gulma rumput di piringan
dapat dikendalikan baik secara manual maupun kimia. Gulma berkayu dapat
dikendalikan dengan metode dongkel anak kayu (Danu dan Rizki Akbar, 2019).
9
Kingdom : Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
dengan membentuk umbi yang banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas, umbi
tidak tahan kering selama 14 hari di bawah sinar matahari maka daya tumbuhnya
akan hilang (b) Batang tumbuh tegak, berbentuk tumpul atau segitiga (c) Daun
berbentuk garis, mengelompok dekat pangkal batang, terdiri dari 4-10 helai,
pelepah daun tertutup tanah, helai daun berwarna hijau mengkilat (d) Bunga bulir
mempunyai benang sari tiga helai, kepala sari kuning cerah, tangkai putik
Siklus hidup
10
Siklus hidupnya sepanjang tahun, cara perkembangbiakannya dengan
umbi, biji. Masa tanaman dewasa dari 21 sampai 56 hari, merupakan tanaman C4,
Gejala serangan
disebabkan adanya persaingan unsur hara tanah. Gulma dan tumbuhan bersaing
untuk memperoleh unsu hara , air dan cahaya matahari dengan bergantung pada
dengan semakin tingginya densitas maka hasil tanaman akan semakin menurun,
Cara pengendalian
potensi senyawa golongan fenol dari tumbuhan lain sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai bioherbisida. Selain itu efek dari bioherbisida ini tidak terkena secara
gulma secara fisik, pengendalian gulma secara biologis, dan pengendalian gulma
sering digunakan oleh petani. Salah satu pengendalian gulma yang dinilai efektif
11
harus dilakukan secara bijak dan sesuai agar tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan serta keracunan pada manusia dan organisme di luar target (Umiyati
dkk, 2020).
Kingdom : Plantae
Kelas : Polypodiopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Nephrolepidaceae
Genus : Nephrolepis
12
Nephrolepis memiliki akar yang tumbuh di bawar permukaan tanah,
bersifat non fotosintesis, berfungsi menyerap air dan nutrisi dari tanah(maslaha
2020).
Siklus hidup
Daur Hidup Tumbuhan Paku Homospora Secara singkat alur daur hidup
tumbuhan paku meliputi spora masak keluar dari sporofit – protalium – protalium
(idschool, 2018).
Gejala serangan
mengambil zat hara yang terdapat pada tumbuhan inang. Bagi para petani sawit,
Cara pengendalian
dengan menggunakan peralatan seperti cangkul, parang, atau sabit. Jika gulma
perakarannya ikut tercabut, gulma berupa semak atau perdu dapat dilakukan
secara mekanis akan efektif apabila areal perkebunan karet tidak terlalu luas.
13
dengan metode kimiawi yaitu dengan pengaplikasian herbisida. Penggunaan
herbisida harus bijaksana, artinya harus sesuai dengan dosis dan frekuensi yang
herbisida ini akanmemperlihatkan hubungan satu bahan dengan bahan yang lain
yang dinamakan dengan interaksi. Ketika dua atau lebih bahan kimia
14
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
duri (Amaranthus spinosus L), ilalang (Imperata cylindrica (L)), rumput teki
Cara kerja
penanggung jawab. Dosen akan menjelaskan tentang gulma dan hewan yang telah
15
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
yang bisa dicapai oleh tanaman produksi dan juga menjadi sarang hama dan
penyakit.
dalam kerajaan Plantae. Di dalamnya terdiri atas beberapa klad yakni, tanaman
tanaman adalah beberapa jenis organisme yang dibudi dayakan pada suatu
ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap
pertumbuhan tertentu.
hidup.
16
Manfaat gulma Melindungi tanah dari erosi, menyuburkan tanah, sebagai
inang pengganti predator serangga hama atau pathogen, parasitoid serangga hama,
biji-biji gulma.
diusahakan.
5. Perantara atau sumber penyakit atau hama pada tanaman, misalnya Lersia
pada padi.
8. Gulma air mngurangi efisiensi sistem irigasi, yang paling mengganggu dan
17
pemborosan air karena penguapan dan juga mengurangi aliran air.
Kehilangan air oleh penguapan itu 7,8 kali lebih banyak dibandingkan
dengan air terbuka. Di Rawa Pening gulma air dapat menimbulkan pulau
9. Dalam kurun waktu yang panjang kerugian akibat gulma dapat lebih besar
Pembahasan
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh liar pada lahan budidaya atau
yaitu gallic acid, counmalic acid dan protocatechuic acid, yang dapat
berlangsung selama satu tahun yang ditemukan secara liar di kebun-kebun, tepi
18
jalan, tanah kosong yang terdapat di dataran rendah sampai dengan ketinggian
1.400 m diatas permukaan laut. Adapun bayam duri merupakan jenis golongan
gulma yang termasuk di dalamnya yang diduga mempunyai residu yang sangat
tumbuh di mana mana dan sering menjadi gulma yang merugikan para petani.
Gulma alang alang dapat bereproduksi secara vegetatif dan generatif atau tumbuh
pada jenis tanah yang beragam. Alang alang (Imperata cylindrica L.) menyaingi
tanaman lain dengan mengeluarkan senyawa beracun dari akarnya dan dari
dengan umbi, biji. Masa tanaman dewasa dari 21 sampai 56 hari, merupakan
tanaman C4, umbi dapat tahan hidup hingga beberapa tahun. Rumput teki
Daur Hidup Tumbuhan Paku Homospora Secara singkat alur daur hidup
tumbuhan paku meliputi spora masak keluar dari sporofit – protalium – protalium
Pakis-pakisan ini akan merugikan tumbuhan pokok, karena dapat mengambil zat
19
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi dan juga menjadi sarang
ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika sudah mencapai tahap
pertumbuhan tertentu.
organisma hidup.
Saran
Saran saya apa bila ingin melakukan pengendalian pada gulma ini, untuk
tidak menggunakan bahan bahan kimia karena dapat memberikan dampak negatif
20
DAFTAR PUSTAKA
Tampubolon, K., Sihombing, F. N., Purba, Z., Samosir, S. T. S., & Karim, S.
8.
Hendrival, H., Wirda, Z., & Azis, A. (2014). Periode kritis tanaman kedelai
Isda, M. N., Fatonah, S., & Fitri, R. (2013). Potensi Ekstrak Daun Gulma
Rana, D. C. E., Rondonuwu, S., & Koneri, R. (2020). Pemberian Ekstrak Daun
21
Purpureum Cv. Taiwan) Pada Umur Potong Yang Berbeda (Doctoral
Anwar, R., & Aryani, F. (2017). Pengaruh penambahan fermentasi air kelapa
Siregar, E. N., Nugroho, A., & Soelistyono, R. (2017). Uji alelopati ekstrak umbi
teki pada gulma bayam duri (Amaranthus spinosus l.) dan pertumbuhan
Tanaman, 5(2).
Malang).
Yohana, S. P., & Nugroho, A. (2020). Pengaruh Ekstrak Seresah Daun Mangga
22
Hasanah, S. N., Wardoyo, E. R. P., & Mukarlina, M. AKTIVITAS EKSTRAK
Amalia, D. R., Zaman, B., & Hadiwidodo, M. (2014). Pengaruh Jumlah Koloni
23
Penurunan Konsentrasi Bod dan Cod dalam Lindi (Studi Kasus Tpa
Cahayani, F. I. (2019). Potensi ekstrak daun Suren (Toona sureni Merr.) sebagai
Umiyati, U., Widayat, D., Kurniadie, D., & Gumiwang, G. (2020). Herbisida
penoksulam 25 g/L sebagai pengendali gulma teki dan daun lebar pada
https://idschool.net/sma/daur-hidup-tumbuhan-
24
paku/#:~:text=Daur%20Hidup%20Tumbuhan%20Paku%20Homospora,-
Tumbuhan%20paku%20homospora&text=Secara%20singkat%20alur%2
0daur%20hidup,dewasa)%20%E2%80%93%20sporofit%20menghasilka
n%20spora.
Rahmadi, R., Awaluddin, A., & Itnawita, I. (2014). Pemanfaatan Limbah Padat
Riau University).
Menghasilkan.
Iqbal, M., Mawarni, L., & Purba, E. (2018). Pengendalian Gulma Dengan
25
PENYAKIT TANAMAN
Oleh :
PUPUT TIFANI
1904300105
AGRIBISNIS 3
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
25. Ibu Ir Efrida Lubis, M.P selaku dosen penanggung jawab praktikum dasar
perlindungan tanaman.
26. Ibu Rini Susanti S.P., M.P. selaku dosen praktikum dasar perlindungan
tanaman.
27. Abangda Riki Candra S.P selaku asisten dosen praktikum dasar
perlindungan tanaman.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun di butuhkan demi
Penulis
1
DAFTAR ISI
Judul Halaman
COVER
PENDAHULUAN .................................................................................... 5
Tujuan Praktikum........................................................................ 6
2
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 14
Hasil ........................................................................................... 14
Pembahasan................................................................................. 17
Kesimpulan ................................................................................. 19
Saran ........................................................................................... 20
3
DAFTAR GAMBAR
4
PENDAHULUAN
Latar belakang
Jamur merupakan salah satu organisme yang dapat hidup dan berkembang
di tanah. Beberapa jamur tanah dilaporkan sebagai patogen tumbuhan dan yang
pada umumnya tinggi dibandingkan pada tanah tanpa pertanaman (Hartati dkk,
2018).
dengan sumber daya hayati ± 30.000 spesies tumbuhan, dan baru ± 7000 spesies
di antaranya yang dikenal sebagai tumbuhan berkhasiat obat. Dengan kata lain
sehingga berpeluang untuk dikaji lebih lanjut untuk tumbuhan yang lainnya
Hama dan penyakit tanaman (HPT) merupakan salah satu faktor pembatas
(OPT) penting yang menyerang berbagai jenis tanaman utama di Indonesia dan
seluruh dunia dapat mencapai US$ 80 milyar per tahun (Price, 2000). Meskipun
disadari baik oleh para petani maupun para petugas yang bekerja di bidang
5
pertanian. Hal ini mungkin disebabkan oleh gejala serangan nematoda yang sulit
diamati secara visual karena ukuran nematoda yang sangat kecil. Selain itu gejala
serangan nematoda berjalan sangat lambat dan tidak spesifik, mirip atau
bercampur dengan gejala kekurangan hara dan air, kerusakan akar dan pembuluh
Tujuan Praktikum
Agar mengetahui cara pengendalian yang paling efektif dari jenis hama tersebut.
Kegunaan Praktikum
17. Sebagai syarat dalam mengikuti mata kuliah praktikum dasar perlindungan
tanaman
mengenali jenis jenis hama, penyakit dan gulma yang dapat menyerang
tanaman.
6
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit tanaman
Kingdom : Jamur
Filum : Ascomycota
Kelas : Dothideomycetes
Ordo : Capnodiales
Famili : Mycosphaerellaceae
Genus : Cercospora
7
Jenis : C. capsici
Penyakit bercak daun cabai adalah salah satu penyakit terpenting yang
menyerang cabai di Indonesia. Penyakit ini distimulir oleh kondisi lembab dan
suhu relatif tinggi. Penyakit bercak daun cabai dapat menyebabkan kerusakan
sejak dari persemaian sampai tanaman cabai berbuah. Jamur Cercospora capsici
dapat terbawa biji dan mungkin dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman sakit
Siklus hidup
Reproduksi jamur secara umum terbagi atas dua tipe yaitu aseksual dan
adanya persatuan dua inti jamur. Secara aseksual jamur dapat tumbuh dari
umumnya terjadi pada jamur adalah pertumbuhan dari spora aseksual (Frischa,
2017).
Gejala serangan
perlahan membesar. Pada bagian pinggiran daun terdapat bercak berwarna lebih
tua dari warna bercak dibagian tengahnya. Selain itu, sering terjadi sobekan di
pusat bercak tersebut. Jika sudah seperti ini daun akan langsung gugur. Walaupun
8
terkadang tidak langsung gugur, tetapi berubah warna menjadi kekuning-kuningan
Cara pengendalian
yang berimbang, pergiliran tanaman, penggunaan mulsa penutup tanah baik yang
penggunaan musuh alami dan perspektif baru berupa imunisasi tanaman. sangat
suatu penyakit pada tanaman yaitu dengan menekan dan mengendalikan jamur
9
Gambar 1.2 Nematoda bintil akar Meloidogine spp
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Ordo : Thylenchina
Famili : Heteroderidae
Genus : Meloidogyne
yang sangat merugikan baik dari segi kualitas dan kuantitas maupun hasil dari
budidaya, termasuk tomat dan seledri, dimana tanaman tomat dan seledri yang
terserang oleh nematoda melodogyne hasilnya akan kurang baik dalam segi
kualitas maupun kuantitas dan jumlah produksi panen dapat menurun secara
derastis karena serangan dan gejalanya tidak terlalu nampak sehingga petani tidak
mau melakukan pengendalian karena bila dilihat secara kasat mata tidak ada
bedanya tanaman yang terserang dan tidak terserang dikarekan nematoda ini
menyerang pada akar tanaman yang berada di bawah tanah (Balkan dkk, 2019).
10
Siklus hidup
Siklus hidup nematoda dimulai dari telur, empat stadium larva, dan
didalamnya. Oleh karena itu, stadium infektif dapat berupa telur infektif
atau larva infektif tergantung jenis nematoda. Apabila stadium infektif adalah
larva, biasanya larva tersebut dalam stadium ketiga (L-3). Jika stadium infektif
kedua (L-2). Larva yang infektif tidak dapat makan, tetapi hidup dari
Gejala serangan
Gejala serangan pada tanaman tomat terlihat pada akar, yaitu berupa bintil
bintil yang disebut dengan puru akar/bengkak akar. Selain terbentuknya puru pada
mengalami klorosis, tanaman kerdil, daunnya layu dan banyak yang gugur, lama-
Cara pengendalian
11
mengendalikan populasi nematoda hingga di bawah ambang kendali (Pertiwi dan
Rudita, 2017).
akar, Meloidogyne spp yaitu penanaman varietas tahan, rotasi tanaman dan
12
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Bahan dan alat yang digunakan adalah bercak daun (Cercospora capsici)
Cara kerja
penanggung jawab. Dosen akan menjelaskan tentang penyakit tanaman yang telah
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
spora jamur patogen pada daun, tangkai dan buah. Penyebaran oleh angin
inokulum dari satu tempat ke tempat lain (flight); (c) menempatkan inokulum
Penyebaran penyakit oleh air atau hujan bersifat tular air (water-born).
Adanya titik air atau hujan pada eksudat bakteri menyebabkan sel bakteri
terpencar dan tresebar ke berbagai tempat kontak atau penetrasi. Tersedianya air
yang dibutuhkan spora jamur untuk berkecambah atau bakteri untuk penetrasi
Patogen atau inokulum (spora jamur atau sel bakteri) sering terbawa di
dalam benih atau bakal tanaman yang terinfeksi, sehingga dapat menyebarkan
14
Penyebaran oleh Manusia
melalui introduksi benih atau bakal tanaman yang terinfeksi patogen antar negara
pada saat memegang tanaman yang sakit kemudian pindah memegang tanaman
yang sehat.
Penyakit bercak daun adalah salah satu jenis penyakit yang umum
yang disebabkan oleh jamur, penyakit bercak daun juga sangat mudah menular ke
tanaman sehat lainnya. Penyebab penyakit bercak daun adalah jamur Cercospora
melalui angin, air hujan, hama vektor dan alat pertanian saat jamur masih berupa
spora. Kemudian spora ini juga bisa menyerang benih atau biji bahkan sebelum
ditanam.
Bintil akar adalah tonjolan kecil di akar tanaman yang terbentuk akibat
tumbuhan. Penyebab bintil akar yaitu Fiksasi nitorgen dalam tanah dan Nematoda
(cacing) Meloidogyne.
penyakit tanaman yang dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : 1. Inang (tanaman), 2.
berinteraksi dalam menyebabkan suatu penyakit. Jika salah satu faktor tersebut
15
Gambar 1.3 konsep segitiga penyakit
hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari akar, batang, ranting, daun, bunga,
misalnya buah, akan menjadi busuk. Jika menyerang bagian ranting dan
bercak tersebut akan keluar jamur berwarna putih atau oranye yang dapat meluas
ke seluruh permukaan ranting atau daun sehingga pada akhirnya kering dan
rontok.
menyebabkan busuk pada akar, batang, daun dan buah melalui sekresi enzim
penyebab busuk Bakteri juga mengeluarkan enzim hipertropi yang akan membuat
Virus tumbuhan hanya dapat masuk ke dalam sel tumbuhan melalui luka
yang terjadi secara mekanis atau serangga vektor. Hal ini disebabkan karena virus
tumbuhan. Sebaliknya sebagian besar virus yang menyerang hewan dan bakteri
16
dapat melakukan penetrasi langsung melalui selaput sel, seperti bakteriofage
(virus yang menyerang bakteri) yang mempunyai alat penetrasi yang dapat
Nematoda adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilik) atau seperti
benang. Istilah Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
yaitu nema yang berarti berenang dan ode yang berarti seperti. Nematoda
Pembahasan
Reproduksi jamur secara umum terbagi atas dua tipe yaitu aseksual dan
yang berimbang, pergiliran tanaman, penggunaan mulsa penutup tanah baik yang
17
Siklus hidup nematoda dimulai dari telur, empat stadium larva, dan
dewasa. Gejala serangan pada tanaman tomat terlihat pada akar, yaitu berupa
bintil bintil yang disebut dengan puru akar/bengkak akar. Berbagai cara
18
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penyebaran oleh Benih & Bakal Tanaman Lain, Penyebaran oleh Manusia.
4. Reproduksi jamur secara umum terbagi atas dua tipe yaitu aseksual dan
seksual.
sakit.
6. Siklus hidup nematoda dimulai dari telur, empat stadium larva, dan
dewasa.
7. Gejala serangan pada tanaman tomat terlihat pada akar, yaitu berupa bintil
19
8. Berbagai cara pengendalian dilakukan terhadap nematoda puru
Saran
Saran saya apa bila ingin melakukan pengendalian pada hama ini, untuk
tidak menggunakan bahan bahan kimia karena dapat memberikan dampak negatif
20
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, S., Dono, D., Meliansyah, R., & Yusuf, M. A. (2018). Effect of Neem Oil
Siswandi, S., Astuti, R., & Maimunah, M. (2020). Uji In-Vitro Ekstrak Kulit
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/04/090000069/hama-dan-
penyakit-pada-tumbuhan-arti-jenis-dan-contohnya?page=all.
Area).
21
MS, T. F. (2017). KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR MAKROSKOPIS DI
Universitas Jambi).
Sulastri, S., Ali, M., & Puspita, F. (2014). Identifikasi Penyakit Yang Disebabkan
22
(Lycopersicum esculentum Mill.). E-Jurnal Agroekoteknologi
Dwipayana, M., WIJAYA, I. N., & SRITAMIN, M. (2017). Uji efektifitas ekstrak
daun sirih (Piper betle l.), kirinyuh (Chromoloena odorata) dan tembelekan
23