Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

“PENGENALAN ORGANISME PENGANGGU TANAMAN

(KELOMPOK SERANGGA)”

Dosen Pengampu : Dr. Araz Meilin,. SP.M.Si

DISUSUN OLEH NAMA KELOMPOK II

1. Amelia Sandora (2000854211022)


2. Lusi Syahnanda Putri (2000854211018)
3. Dwi Nanda Syafitri (2000854211030)
4. Alvin (2000854211026)
5. Ester Labora Eksaudina Sihombing (2000854211034)

UNIVERSITAS BATANGHARI JAMBI


FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.


Yang telah menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun
laporan praktikum Agroklimatologi ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan
pratikum ini berisi tentang “ Pengamatan dan Pengenalan alat di BMKG “ yang
terletak didaerah Sungai Duren jaluko.

Adapun tujuan dari penulisan dari Pratikum ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Agroklimatologi. Selain itu, Pratikum ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Alat-alat yang ada di BMKG.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan


praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Akhir kata Semoga laporan
praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok kami dan teman-teman
sekalian, dan kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ............................................................................................................................ III

1.1 Latar belakang ..............................................................................................................................3


1.2 Tujuan pratikum ...........................................................................................................................3
1.3 Manfaat pratikum ........................................................................................................................ 3
1.4 Tinjauan pustaka .......................................................................................................................... 4
1.5 Metode pratikum ......................................................................................................................... 6
1.6 Hasil dan pembahasan ................................................................................................................. 7
1.7 Kesimpulan .................................................................................................................................. 9
1.8 Saran............................................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................10


LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 11
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas penting
dalam upaya peningkatan produksi sayuran. Serangan OPT terjadi di semua tahap pengelolaan
agribisnis sayuran dimulai dari sebelum masa tanam, di pertanaman, sampai penyimpanan dan
pengangkutan produk. Masyarakat sudah tidak asing dengan nama-nama OPT sayuran, seperti ulat
daun kubis, lalat pengorok daun, kutu daun, penyakit hawar daun, penyakit layu bakteri, penyakit
bengkak akar, nematoda sista kentang (NSK) dan masih banyak lagi. Kehilangan hasil tanaman
sayuran akibat serangan OPT di pertanaman diperkirakan mencapai 25-100% dari potensi hasil. Di
samping sangat menurunkan kuantitas produksi, serangan OPT juga dapat menurunkan kualitas dan
harga produk, serta daya saing produk di pasar. Serangga merupakan objek penting yang dipelajari
karena merupakan hama yang merusak tanaman di area pertanian dan merupakan organisme dengan
jumlah spesies yang terbesar, yaitu sekitar 91% dari spesies arthropoda atau sekitar 72% dari seluruh
spesies binatang yang dikenal.

kerusakan akibat opt merupakan ancaman terbesar bagi para petani. Rusaknya tanaman
budidaya akibat aktivitas serangga hama merupakan dampak terhadap kondisi ekonomo petani. Hasil
produksi menjadi tidak sesuai dengan yang diinginkan. OPT yang sering ditemukan bentuk bentuk
serangannya dapat diketahui dengan memperhatikan gejala kerrusakan yang ditinggalkan. Gejala
serangan yang ditimbulkan dapat berupa bekas gigitan maupun bekas tusukan oleh serangga tipe alat
mulut menghisap.

Serangga OPT dapat di klasifikasikan berdasarkan bentuk sayap pada masing-masing


serangga. Beberapa ordo serangga hama antara lain : lepidoptera, himeptera,coleopera,caelifera.
Masing masing serangga tersebut memiliki gejala serangan yang sama atau berbeda-beda teerhadap
tanaman. Bagian bagain tanaman yang umunya dimanfaat serangga adalah
daun,tangkai,ranting,maupun batang dan juga nektar bunga.

1.2 Tujuan praktikum

1. untuk mengetahui perbedaan mulut serangga Yang diamati ( Belalang, kupu-kupu,. Kepik,
kumbang)

2. untuk mengetahui gejala seperti apa yang terserang dari masing -masing serangga yang
diamati

1.3 Manfaat praktikum

Agar mahasiswa mengetahui tipe mulut serangga yang dapat merusak fisik tanaman dengan
adanya gejala yang disebabkan karena tipe mulut dari masing-masing serangga.
1.4 Tinjauan pustaka

Organisme pengganggu tanaman adalah semua organisme yang dapat menyebabkan


penurunan potensi hasil yang secara langsung karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan
fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara serta sudah mencapai ambang ekonomi terhadap tanaman
budidaya. Hal ini mengakibatkan perlunya penanggulangan akan adanya serangan OPT karena
perkembangan serangan OPT yang tidak dapat dikendalikan, akan berdampak kepada timbulnya
masalah- masalah lain yang bersifat sosial, ekonomi, dan ekologi. Serangga merupakan objek penting
yang dipelajari karena merupakan hama yang merusak tanaman di area pertanian dan merupakan
organisme dengan jumlah spesies yang terbesar, yaitu sekitar 91% dari spesies arthropoda atau sekitar
72% dari seluruh spesies binatang yang dikenal.

OPT yang diamati adalah sebagai media sampel praktikum OPT hortikultura kelompok
serangga. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari serangan kupu-
kupuk,kepik,belalang,kumbang yang dapat merusak menggunakan mulut dari masing-masing mulut
tipe menyerang yang berbeda dan dampak yang merugikan bagi tanaman yang dapat menurunkan
potensi hasil secara langsung karena kerusukan fisik,gangguan fisiologis dan biokimia atau kopetensi
terhadap kerusakan terhadap budidaya

 Lepidoptera berasal dari kata Lepidos berarti "sisik" dan pteron artinya "sayap". Kedua
pasang sayap golongan serangga ini mirip membran yang penuh dengan sisik. Sisik-sisik ini
sebenarnya merupakan modifikasi dari rambut biasa. Bila sisik tersebut dipegang akan mudah
menempel pada tangan. Serangga dewasa dibedakan atas dua macam, yaitu kupu-kupu dan
ngengat. Kupu-kupu aktif pada siang hari sedangkan ngengat aktif pada malam hari.
Perkembangbiakan serangga ordo Lepidoptera adalah "holometabola" (telur - larva - pupa -
imago). Alat mulut larva bersifat menggigit-mengunyah, sedangkan alat mulut imagonya
bertipe mengisap. Stadium serangga yang sering merusak tanaman adalah larva, sedangkan
imagonya hanya mengisap nektar (madu) dari bunga-bungaan.
 Coleoptera berasal dari kata coleos atau "seludang" dan pteron atau "sayap". Serangga
golongan ini memiliki sayap depan yang mengalami modifikasi, yaitu mengeras dan tebal
seperti seludang. Sayap depan atau seludang ini berfungsi untuk menutupi sayap belakang dan
bagian tubuhnya. Sayap depan yang bersifat demikian disebut "elitron", sedangkan sayap
belakang strukturnya tipis seperti selaput. Pada saat terbang kedua sayap depan tidak
berfungsi, namun waktu istirahat sayap belakang dilipat di bawah sayap depan.
Perkembangan hidup serangga ordo Coleoptera adalah "holometabola" (telur - larva - pupa -
imago). Tipe alat mulut larva dan imago memiliki sifat yang sama, yaitu menggigit-
mengunyah. Coleoptera adalah ordo serangga yang paling besar di antara ordo-ordo serangga
hama. Oleh karena itu, ordo serangga ini banyak bentuknya. Sifat hidup serangga ordo
Coleoptera sebagian ada yang merusak tanaman, namun ada pula yang bersifat predator.
Serangga ordo Coleoptera yang merusak tanaman, antara lain kumbang kelapa atau kumbang
tanduk (Oryctes rhinoceros L.); penggerek batang albizzia (Xystrosera festiva); kumbang
perusak pucuk kelapa (Brontispa longissima); penggerek buah kopi (Stephanoderes hampei);
kumbang daun kangkung, semangka, terung, dan lain-lain (Epilachna sp.); kumbang daun
kedelai (Phaedonia inclusa Stal.); oteng-oteng (Aulocophora similis Oliver); penggerek
batang cengkeh (Nothopeus fasciatipennis Wat.); hama bubuk beras (Calandra oryazae L.);
penggerek ubi jalar (Cylas formicarius); penggerek cabang kopi (Xyleborus morigerus).
 Hemi berarti "setengah" dan pteron artinya "sayap". Golongan serangga yang termasuk ke
dalam ordo ini memiliki sayap depan yang mengalami modifikasi sebagai "hemelitron", yaitu
setengah bagian di daerah pangkal menebal, sedangkan sisanya berstruktur seperti selaput,
dan sayap belakang mirip selaput tipis (membran). Tipe perkembangan hidup ordo Hemiptera
adalah "paurometabola" (telur - nimfa - imago). Tipe alat mulut, baik nimfa rnaupun imago,
bersifat menusuk-mengisap, dan keduanya hidup dalam habitat yang sama. Stadium serangga
yang merusak tanaman adalah nimfa dan imago. Jenis serangga yang termasuk ke dalam ordo
Hemiptera, antara lain hama pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis antonii),
kepik buah lada (Dasynus piperis), kepik hijau (Nezara viridula), walang sangit (Leptocorixa
acuta Thumb), kepik buah jeruk (Rhynchocoris poseidon Kirk).

 Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga
ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki
ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan
dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut
stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya
panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Tipe mulut pada belalang adalah menngigit
dan mengunyah.
1.5 Metode praktikum

 Lokasi dan waktu pelaksanaan praktikum

tempat : Laboraturium unbari

Hari/tanggal : sabtu, 11 desember 2021

Waktu : 11.00-13.00

 Bahan dan alat

Miskroskop,kupu-kupu,belalang,kepik,dan kumbang

 Cara kerja

1. mengambil sampel yang akan diamati( OPT kelompok serangga)

2. mengamati tipe mulut masing-masing serangga

3. masing-masing serangga diamati menggunakan kaca pembesar(lup)

4. membedakan setiap tipe mulut serangga (menggigit,megunyah,menghisap dan menusuk.)

5. menentukan hasil akhir praktikum tipe tipe mulut OPT.


1.6 Hasil dan pembahasan

Nama/jenis hama Gambar/foto Gambar/foto dari sumber


No lain

1. Kupu-kupu (Lepidoptera)

2 Belalang(Caelifera)
3. Kepik

4. Kumbang
1.7 kesimpulan dan saran

Kesimpulan

Dari praktikum yang dilaksanakan pada sabtu,11 desember 2021 yang dilakukan dilaboraturium
unbari,menyimpulkan bahwa setiap OPT memiliki tipe mulut yang berbeda-beda yang dapat membuat
keruskan fisik pada tanaman hortikultura. Dengan melakukan praktikum ini kita dapat mengetahui
bahwa ada perbedaan diantara setiap mulut OPT.

1.8 Saran

Dari kegiatan pratikum ini kami berharap kepada seluruh mahasiswa unbari fakultas pertanian
yang sudah mengikuti pratikum ini dapat memahami dan mempelajari apa yang sudah dilakukan
dalam kegiatan selama pratikum.

Hama dan penyakit tanaman hingga saat ini sangat merugikan banyak pihak, baik itu para petani
maupun konsumen. Maka dari itu, disarankan untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman, Berikut
cara mengatasi hama dan penyakit tanaman:

 Pengendalian Mekanis
Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara mekanis adalah dengan tindakan nyata
untuk mengurangi hama dan penyakit tersebut. Cara ini dapat dikatakan sebagai cara
tradisional, dikarenakan tidak menggunakan zat kimia semacam insektisida, akan tetapi
dengan alat-alat seperti sabit, gunting tanaman dan lain sebagainya. Cara ini membutuhkan
waktu yang lama, hasilnya pun tidak maksimal dikarenakan perkembangan hama dan
penyakit pada tanaman yang menyebar luas.
 Pengendalian Biologis
Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara biologis adalah mengendalikan hama
dengan menggunakan predator untuk memangsa para hama tersebut. Akan tetapi
pengendalian secara biologis ini dapat dikatakan kurang maksimal, hal tersebut dikarenakan
hewan predator yang kadang sulit ditemukan.
 Pengendalian Kimia
Mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara kimia adalah cara terakhir apabila cara
sebelumnya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Cara pengendalian hama dan penyakit
dengan kimia adalah dengan menggunakan pestisida seperti insektisisa, fungisida dan
herbisida. Pengendalian ini memang terbilang mudah dan hasilnya maksimal, akan tetapi
memiliki dampak negatif bagi lingkungan sekitar, salah satunya adalah menimbulkan polusi
udara.
DAFTAR PUSTAKA

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/031b7465b1f12a3d803355ea12d219e6.pdf

http://eprints.umm.ac.id/34899/2/jiptummpp-gdl-vanisvitri-46450-2-babi.pdf

https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/program-studi/38-manajemen-pertanian-lahan-kering/topik-
kuliah-praktek/perlindungan-tanaman/133-mengenal-ordo-serangga-hama-lepidoptera
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai