Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PARASITOLOGI 3

“Ordo Lepidoptera”

KELOMPOK 5
TINGKAT 2B

DISUSUN OLEH :

NURUL AMELIA P07234018067


NUVITA SARI P07234018068
PUTRI RADIKA AMALYA P07234018069
RINDA PEBRIANTI P07234018070
RIZKIANI NUR HIDAYAH P07234018071
RONALDI P07234018072
SITI NURJANAH APRIANI P07234018073

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Parasitologi 3 dengan judul “Ordo
Lepidoptera”. Kami juga berterima kasih kepada bapak Dwi Setyo. yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan pada makalah ini,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya.

Balikpapan, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
C. TUJUAN........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

BAB III PENUTUP..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Serangga merupakan objek penting yang dipelajari karena merupakan


hama yang merusak tanaman di area pertanian dan merupakan organisme dengan
jumlah spesies yang terbesar, yaitu sekitar 91% dari spesies arthropoda atau
sekitar 72% dari seluruh spesies binatang yang dikenal. Serangga yang sering
merusak tanaman adalah kelompok kelas Hexapoda.

Serangga Hexapoda mempunyai ciri khas, yakni memiliki enam buah


kaki. Jenis ini memiliki beberapa jenis ordo, diantaranya adalah Orthoptera,
Homoptera, Hemiptera, Lepidoptera, Colepotera, Diptera, dan Thysanophtera.
Dari semua jenis insekta yang ada, tentu kita tak asing lagi dengan salah satu jenis
serangga cantik bersayap, kupu-kupu dan ngengat.

Kedua jenis serangga ini dimasukkan ke dalam ordo Lepidoptera. Fisiknya


yang menarik bukan berarti selalu membawa keindahan bagi kehidupan manusia.
Ada juga hal merugikan yang dapat ditimbulkan dari kedua jenis serangga ini.
Karena itu kita mempelajari ordo Lepidoptera sehingga kita dapat membedakan
jenis mana yang merugikan dan jenis mana yang menguntungkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari ordo Lepidoptera ?


2. Bagaimana dan ciri-ciri Lepidoptera?
3. Bagaimana klasifikasi ordo Lepidoptera?
4. Bagaimanakah sistem organ ordo Lepidoptera?
5. Bagaimana siklus hidup ordo Lepidoptera?
6. Apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Ordo Lepidoptera?
7. Apa saja peran ordo Lepidoptera dalam kehidupan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari ordo Lepidoptera


2. Untuk mengetahui Bagaimana dan ciri-ciri Lepidoptera

3. Untuk mengetahui klasifikasi ordo Lepidoptera

4. Untuk mengetahui sistem organ ordo Lepidoptera


5. Untuk mengetahui siklus hidup ordo Lepidoptera
6. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Ordo
Lepidoptera
7. Untuk mengetahui peran ordo Lepidoptera dalam kehidupan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Lepidoptera berasal dari kata Lepido yang berarti sisik, dan Pteron yang
berarti sayap. Jadi, Lepidoptera adalah serangga yang mempunyai sayap yang
bersisik. Kedua pasang sayap milik golongan serangga ini mirip membran yang
penuh dengan sisik. Sisik-sisik ini sebenarnya merupakan modifikasi dari rambut
biasa. Bila sisik tersebut dipegang, maka akan mudah menempel pada tangan.
Ngengat dan kupu-kupu termasuk ke dalam ordo Lepidoptera. Lebih dari
90% dari ordo Lepidoptera merupakan serangga ngengat, sedangkan sisanya
adalah kupu-kupu. Kupu-kupu sangat aktif pada siang hari, sedangkan ngengat
aktif pada malam hari. Perkembangbiakan serangga pada ordo Lepidoptera adalah
"holometabola" atau metamorphosis sempurna yang mengalami fase telur, larva,
pupa, dan imago/ dewasa.
Alat mulut pada larva bersifat menggigit-mengunyah, sedangkan alat
mulut imagonya bertipe mengisap. Stadium serangga yang sering merusak
tanaman adalah larva, sedangkan imagonya hanya mengisap nektar (madu) dari
bunga-bungaan. Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan
Pulau Bali tercatat ada lebih dari 600 spesies kupu-kupu.

Hampir semua jenis Lepidoptera mempunyai struktur tubuh atau


anatomi yang sama. Kita akan mengambil contoh kupu-kupu. Tubuh
kupu-kupu dewasa terdiri dari 3 bagian , kepala (head), dada (thorax)
dan perut (abdomen).

Kepala (Head) adalah bagian dari serangga yang berisi otak, 2


mata kompon, probosis dan faring (tenggorokan, dimana merupakan
awal dari sistem pencernaaan), dan 2 antena yang terpasang di
kepala. Antena (Antennea) – antena adalah alat sensor yang terdapat di
kepala serangga dewasa.  Antena ini digunakan untuk mencium dan
keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang
sedikit membulat yang disebut sebagai antennal club. Mata kompon
(Compound Eye) – mata kompon kupu-kupu terdiri dari banyak lensa
hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga lainnya. Kupu-
kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja. Probosis
(Proboscis) – kupu-kupu dewasa menghisap nektar bunga dan cairan
lainnya dengan menggunakan probosis atau mulut penghisap yang
seperti sedotan spiral. Ketika tidak digunakan, probosis ini akan
digulung melingkar seperti selang air. Palp labial (Labial palps) – palp
labial membantu kupu-kupu untuk menentukan apakah sesuatu itu
merupakan makanan atau bukan.
Dada (Thorax) – dada adalah bagian diantara kepala (head) dan
perut (abdomen) dimana kaki dan sayap terpasang. Sayap depan
(Forewing) - fore wing adalah sepasang sayap yang berada paling atas.
Sayap belakang (Hindwing) - hind wing adalah sepasang sayap yang
berada paling bawah. Kaki (Legs) – kupu-kupu mempunyai sepasang
kaki pendek yang berada di depan, dan 2 pasang kaki yang lebih
panjang di belakangnya. Kaki, terutama sepasang yang ditengah,
dilengkapi dengan sensor penciuman yang membuat kupu-kupu dapat
"merasakan" kandungan kimia pada tempatnya hinggap.
Perut (Abdomen) – perut merupakan bagian ekor serangga yang
mempunyai segmentasi yang memiliki organ vital seperti jantung,
tubulus atau pembuluh Malphigi untuk alat ekresi (pembuangan sisa
metabolisme dan benda tidak berguna lainnya), organ reproduksi dan
sebagian besar sistem pencernaan.
B. Ciri-ciri umum Lepidoptera
Ordo Lepidoptera dibagi menjadi dua sub ordo, sehingga cirri-
ciri umumnya dapat dijelaskan berdasarkan kedua Sub Ordo tersebut.
Namun perlu diingat bahwa perbedaan diantara kedua sub ordo ini
lebih dari taksonomi. Kadang nama "Rhopalocera" (kupu-kupu)
dan"Heterocera" (ngengat) digunakan untuk memformalisasikan
perbedaan mereka. Banyak usaha telah dilakukan untuk membagi ordo
Lepidoptera menjadi kelompok seperti Microlepidoptera dan
Macrolepidoptera, Fenatae dan Jugatau, atau Monotrysia dan Ditrysia.
Kegagalan dari nama ini untuk tetap berada pada penggolongan modern
karena tidak ada dari penggolongn tersebut merepresentasikan sepasang
kelompok monofiletis. Pada kenyatannya, kupu-kupu adalah kelompok
kecil yang muncul dari "ngengat". Kebanyakan spesies ngengat giat
pada malam hari, namun ada juga yang giat pada petang dan pagi, serta
yang giat pada siang hari. Dengan demikian ciri-ciri keduanya yaitu:
1. Ordo Rhopalocera (kupu-kupu siang)
 hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama
namun beberapa diantaranya ada yang predator.
 Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu
atau nektar.
 Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh
sisik-sisik yang berwarna-warni.
 Termasuk Endopterygota.
 Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe
pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit.
 Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut
proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya
mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna.
 Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola).
 Metamorfosisnya melalui stadium : telur - larva - kepompong -
Imago (dewasa)
2. Sub ordo Heterocera (kupu-kupu malam)

 Ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal)


 Ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya
 Ngengat mempunyai warna sayap cenderung gelap, kusam
atau kelabu
 Antena ngengat seperti kawat lampu yang ditempel di
kepalanya
 Ngengat melalui tahap-tahap hidup sebagai telur, ulat,
kepompong, dan akhirnya bermetamorfosa menjadi ngengat.
 Jika hinggap kedudukan sayap mendatar membentuk otot
 Tipe mulut mengisap dengan alat penghisap berupa belalai
yang dapat dijulurkan.

C. Klasifikasi

Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Classis: Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Papilionidae, Cossidae, Plutellidae,
Pyralidae, Zygaenidae, Psychidae,
Geometridae, Bombycidae,
Saturniidae, Sphingidae, Danaidae,
Nymphalidae, Pieridae, Hesperidae

D. Sistem Organ Lepidoptera

Sistem organ Lepidoptera dapat dilihat pada tabel berikut.


Sistem Keterangan
Organ
Sistem Organ pernapasan berupa trakea
pernapasan berspirakel yang terletak di kanan-kiri
pada tiap ruas, sebagian larva bernapas
dengan insang trakea pada bagian
perutnya.
Sistem Sistem pencernaan makanan pada
pencernaan beberapa jenis serangga terjadi di mulut,
makanan kerongkongan, lambung depan, lambung
otot, lambung kelenjar, usus dan anus
(dubur). Makanan dicerna secara
mekanis di lambung otot dan secara
kimiawi di lambung kelenjar.
Sistem Tipe sistem peredaran darahnya adalah
peredaran terbuka (lakunair), tidak mempunyai
darah pembuluh balik (vena). Darah tak
mengandung hemoglobin (Hb) sehingga
tidak mengangkut oksigen atau
karbondioksida tetapi hanya berfungsi
mengangkut makanan.
Sistem Sistem syarafnya disebut tangga tali
syaraf dengan penerima rangsangan berupa: a.
mata faset (majemuk) b. Antena
Sistem Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh
ekskresi Malpighi.
Sistem Fertislisasinya internal, artinya
reproduksi pembuahan sel telur oleh spermatozoid
berlangsung di dalam tubuh induk
betina.Dalam perkembangan menuju
dewasa, Insecta mengalami perubahan
bentuk luar dan dalam dari fase telur ke
tingkat dewasa yang disebut
metamorfosis.

E. Siklus Hidup
Banyak yang percaya bahwa kupu-kupu memiliki umur yang sangat
singkat. Sebenarnya, kupu-kupu dewasa mampu hidup selama seminggu maupun
hampir setahun tergantung pada spesiesnya. Kebanyakan spesies melalui tingkat
larva yang agak lama, dan ada yang mampu menjadi dorman ketika dalam tingkat
pupa atau telur agar dapat mengarungi musim dingin. Kupu-kupu bisa bertelur
sekali atau berkali-kali dalam setiap tahun. Jumlah keturunan setiap tahun
berbeda, tergantung pada pengaruh iklim yang mana kupu-kupu yang tinggal di
daerah tropis mampu bertelur lebih dari sekali dalam setahun.
1. Fase Telur
Telur kupu-kupu dilindungi oleh kulit berabung keras yang disebut
khorion. Telur ditutupi dengan lapisan anti lilin yang melindungi telur dari cahaya
matahari sebelum larva sempat berkembang sepenuhnya. Setiap telur memiliki
pori-pori berbentuk corong yang halus di salah satu ujungnya, yaitu mikropil yang
berfungsi sebagai tempat masuknya sperma untuk bergabung dengan sel telur.
Masing-masing spesies memiliki ukuran telur yang berbeda, namun semua telur
kupu-kupu berbentuk bulat maupun oval.

Telur kupu-kupu dilekatkan pada daun dengan bahan perekat khusus yang
cepat mengeras. Bila mengeras, bahan itu berkontraksi dan membengkokkan
bentuk telur. Perekat ini mudah dilihat, terbentuk dari bahan meniskus yang
mengelilingi tapak setiap telur. Perekat ini juga diproduksi oleh pupa untuk
mengikat seta-seta kremaster. Perekat ini sangat keras hingga lapik sutra yang
melekatkan seta-seta tidak dapat dipisahkan. Telur kupu-kupu selalu diletakkan
pada tumbuhan.
Fase telur dilalui selama beberapa minggu oleh kebanyakan kupu-kupu,
tetapi telur yang keluar sebelum musim dingin, terutama di daerah yang beriklim
sedang, harus melalui tingkat diapaus (istirahat) dan hanya menetas di musim
semi. Ada spesies kupu-kupu lain yang dapat bertelur pada musim semi agar telur
dapat menetas pada musim panas.
2. Fase Ulat

Larva kupu-kupu berbentuk ulat, memakan daun tumbuhan dan


menghabiskan seluruh waktunya sebagai beluncas untuk mencari makanan, tetapi
ada beberapa spesies seperti Spalgis epius dan Liphyra brassolis yang memakan
serangga. Beberapa larva, terutama yang tergolong dalam Lycaenidae, menjalin
hubungan yang saling menguntungkan dengan semut. Beluncas berhubungan
dengan semut dengan menggunakan getaran yang dipancarkan melalui substrat di
samping merembeskan sinyal kimia. Semut sedikit banyak melindungi larva ini,
sebagai balasan larva akan menolong semut mengumpulkan rembesan madu.
Beluncas membesar melalui serantaian tingkat yang disebut instar.
Menjelang akhir setiap instar, larva menjalani proses yang disebut apolisis.
Apolisis adalah keadaan dimana kulit ari, yaitu lapisan luar keras yang terbuat
dari campuran kitin dan protein-protein khusus, dikeluarkan dari epidermis yang
lembut di bawahnya, maka epidermis akan membentuk kulit ari yang baru di
bawah.
Di akhir setiap instar, kulit baru akan berkembang lalu mengeras dan
menghasilkan pigmen dengan cepat. Proses menyalin kulit ini bisa memakan
waktu berhari-hari. Corak kepak kupu-kupu mulai berkembang pada tubuh
beluncas menjelang instar yang terakhir. Ulat kupu-kupu memiliki tiga pasang
kaki tetap pada segmen toraks dan tidak lebih dari enam pasang prokaki yang
tumbuh pada segmen abdomen. Pada prokaki ini ada gegelang kait halus yaitu
krusye, yang membantu beluncas untuk menggenggam substrat.
Beberapa ulat dapat menggembungkan sebagian kepalanya agar terlihat
mirip ular sebagai langkah pertahanan. Ada juga yang dilengkapi dengan mata
palsu agar lebih efisien. Beberapa beluncas memiliki struktur khusus bergelar
osmeterium yang dibokongkan untuk merembeskan bahan kimia yang busuk
untuk tujuan pertahanan. Kebanyakan ulat tubular memiliki tubuh yang
bersegmen. Mereka memiliki sepuluh segmen perut. Terdapat tiga pasang kaki
sejati pada tiga segmen dada, hingga empat pasang proleg pada segmen tengah
perut, dan seringkali satu pasang proleg pada segmen perut terakhir.
Keluarga Lepidoptera berbeda dalam jumlah dan posisi dari proleg.
Seperti serangga lainnya, ulat bernapas melalui serangkaian bukaan kecil di
sepanjang sisi dada dan perutnya yang disebut spirakel. Cabang ini terhubung
kedalam rongga tubuh ke jaringan trachea. Ulat memiliki sekitar 4.000 otot, dan
ulat rata-rata memiliki 248 otot di segmen kepalanya.

Sumber: http://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/program-studi/38-manajemen-pertanian-lahan-
kering/topik-kuliah-praktek/perlindungan-tanaman/133-mengenal-ordo-serangga-hama-
lepidoptera

3. Fase Pupa
Ulat kemudian akan membentuk sebuah cangkang kecil yang biasa kita
sebut dengan kepompong. Kepompong dapat dibuat oleh ulat dari dua buah daun
yang dibungkus benang sutra. Di dalam pupa atau kepompong ini, ulat akan
memulai proses yang menakjubkan untuk berubah menjadi kupu-kupu dewasa.
Tahap ini rata-rata akan berlangsung selama dua belas hari.
Pada tahap ini, ulat mulai melepaskan enzim yang akan mencerna hampir
semua bagian tubuhnya sendiri. Sehingga yang tersisa di dalam kepompong hanya
berupa semacam cairan yang sangat kaya akan nutrisi yang berguna untuk
perkembangan menjadi kupu-kupu. Pada tahap kehidupan ini, kupu-kupu masih
memiliki setidaknya beberapa dari ingatan yang mereka miliki ketika mereka
masih berwujud ulat.
Neuron yang menyimpan memori ulat dapat berhasil selamat dari proses
pencernaan enzim yang mencerna hampir seluruh tubuh ulat. Selain itu,
bagaimana neuron ini selanjutnya dimasukkan ke dalam otak kupu-kupu yang
berukuran lebih besar dan lebih kompleks dibanding otak ulat masih menjadi
misteri yang belum terpecahkan. Selain neuron, ada juga bagian tubuh ulat
lainnya yang berhasil selamat dari proses "penghancuran diri" yang dilakukan
oleh ulat, yaitu beberapa sel embrio khusus yang dimilikinya.
Sel embrio ini sudah ada sejak awal kehidupan ulat, tetapi mereka akan
berhenti tumbuh pada titik tertentu dalam perkembangan ulat dan akan mulai
tumbuh lagi bila telah waktunya bagi ulat untuk berubah menjadi kupu-kupu.
Setelah waktu tersebut tiba, sel embrio akan menggunakan nutrisi yang berasal
dari bagian tubuh ulat yang dicerna dan kemudian membentuk bagian-bagian dari
tubuh kupu-kupu.
Sel embrio ini juga terdiri dari beberapa jenis yang berbeda, dan sel
embrio yang berbeda akan membentuk jaringan tubuh yang berbeda pula. Sebagai
contohnya, ada sel embrio yang akan membentuk kaki, antena, sayap, organ
kupu-kupu dan lain-lain. Proses metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu ini
membutuhkan jumlah energi yang sangat besar. Hal ini dibuktikan oleh fakta
bahwa berat kupu-kupu dewasa ketika pertama kali muncul hanya sekitar
setengah dari berat waktu sekitar 3 hari setelah kepompong terbentuk.
4. Kupu-Kupu
Setelah proses metamorfosis selesai, kupu-kupu akan menggunakan cairan
khusus yang diformulasikan untuk melunakkan kepompong. Kepompong yang
melunak akan terlihat transparan, ketika kepompong telah melunak, mereka
menggunakan cakar tajam mereka untuk merobek kepompong dan keluar dari
sana.
Setelah mereka keluar, mereka akan memulai proses pengembangan,
pengerasan dan pengeringan sayap mereka dan menyesuaikan diri dengan tubuh
baru. Proses ini dapat berlangsung beberapa jam, dan tahap ini adalah saat ketika
kupu-kupu sangat rentan karena mereka tidak dapat terbang dan sama sekali tidak
memiliki bentuk pertahanan apa pun.
Gambar metamorfosis ngengat dan kupu-kupu.

Siklus hidup kupu-kupu

Sumber: https://www.biology.co.id/daur-hidup-kupu-kupu-dan-penjelasannya-terlengkap/

Sumber: https://agrokomplekskita.com/penggerek-batang-padi-putih/
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Ordo Lepidoptera

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan


Lepidoptera, yakni mulai dari fase
telur sampai fase imago, yaitu :
a. Distribusi dan kelimpahan sumber makanan ulat.
Distribusi sumber daya dan kelimpahan makanan ulat adalah
merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup ulat kupu-kupu.
Semakin tinggi
kelimpahan, akan menyebabkan pula ketersedian pakan ulat semakin
banyak Sedangkan
distribusi pakan akan berpengaruh kepada ketersediaan ruang dalam
mencari pakan dan
sekaligus berpengaruh terhadap sebaran jenis kupu-kupu.
b. Ketersediaan cairan nektar yang dibutuhkan imago.
Semakin banyak cairan nektar yang tersedia, yang dicirikan oleh
kelimpahan tumbuhan
berbunga penghasil nektar, akan semakin banyak pula imago yang
datang mengunjungi
tempat tersebut. Selain cairan nektar dari bunga-bungaan, kupu-kupu
juga mengisap
cairan dari bangkai atau cairan pembuangan air senih dari hewan dan
manusia.
c. Iklim.
Kelembaban adalah salah satu faktor iklim yang sangat penting bagi
kupu-kupu. Pada
umumnya kupu-kupu menyukai habitat yang mempunyai kelembaban
tinggi, seperti
lokasi-lakasi yang berada dipinngir sungai yang jernih atau dibawah
tegakan pohon
sekitar gua yang lembab karena berair.
d. Organisme lain.
Termasuk predator yang mengancam kupu-kupu, ataupun tumbuhan
perdu maupun
pohon yang digunakan oleh kupu-kupu sebagai tempat perlindungan,
baik pada waktu
hujan ataupun pendinmginan tubuh dari sengatan matahari panas,
maupun dari serangan
predator itu sendiri.
e. Kerusakan alami.
Banyak kerusakan alami yang menghancurkan habitat kupu-kupu,
sehingga kupu-kupu
tersebut bermigrasi untuk mencari habitat yang lebih bagus. Kerusakan
alami yang
dimaksud seperti longsoran, kemarau panjang, banjir dan sebagainya.
f. Kerusakan oleh ulah manusia.
Kerusakan habitat oleh manusia adalah merupakan faktor penting dan
mungkin penyebab
yang paling besar pengaruhnya terhadap menurunnya populasi atau
bahkan menyebabkan
punahnya satu jenis kupu-kupu. Kerusakan habitat oleh manusia dapat
berupa penebangan pohon sehingga menggangu kelembaban,
pengambilan daun dan buah sertaranting kayu yang tidak terseleksi
menyebabkan persaingan pakan terhadap larva kupukupu,atau mungin
menginjak tumbuhan bawah dimana telur dan larva kupu-kupu
berada.
g. Kebersihan lingkungan pada habitat kupu-kupu.
Kebersihan lingkungan habitat kupu-kupu adalah merupakan salah satu
faktor yangberpengaruh terhadap kehadiran kupu-kupu tersebut di
suatu tempat. Membuang sampah sembarangan, akan mengundang
serangga lain datang kesitu, dan secara tidak langsungakan
mengundang pula predator kupu-kupu untuk datang ke tempat tersebut.

G. Peran Lepidoptera dalam Kehidupan


1. Peranan ngengat dalam berbagai bidang kehidupan
Ngengat dan ulatnya adalah salah satu hama perkebunan. Ulat dari
ngengat gipsi (Lymantria dispar), dapat menyebabkan kerusakan yang
parah terhadap hutan di Amerika Serikat. Di daerah beriklim sedang,
ngengat codling menyebabkan kerusakan yang parah terutama pada
perkebunan buah. Di daerah tropis dan subtropis, ulat kubis (Plutella
xylostella) mungkin adalah hama tanaman kubis-kubisan yang paling
ganas.
Beberapa ngengat pada keluarga Tineidae seringkali di anggap
sebagai hama karena larvanya memakan bahan kain, seperti baju dan
selimut yang dibuat dari serat alami seperti woll dan sutra. Namun,
mereka biasanya tidak memakan material yang dicampur dengan serat
buatan.
Kapur barus adalah penangkal ngengat yang paling sering
digunakan dan dianggap cukup efektif, namun ada kekhawatiran akan
pengaruhnya pada kesehatan manusia. Larva ngengat dapat dibunuh
dengan membekukan barang yang mereka serang untuk beberapa hari
pada suhu dibawah -8 derajat celsius. Ngengat cukup tahan banting dan
lebih tidak rentan pada pembasmi hama dibandingkan nyamuk dan lalat.
Beberapa ngengat namun juga berguna dan diternakan, seperti
contohnya ulat sutera, larva dari ngengat domestic Bombyx mori. Ulat
sutera diternakan untuk diambil kepompongnya. Tidak semua sutra
diproduksi oleh Bombyx mori, karena ada beberapa spesies Saturniidae
yang juga diternakan untuk sutranya seperti, ngengat Ailanthus (anggota
dari Kelompok Samia cynthia ), Ngengat Sutra Ek Cina (Antheraea
pernyi), Ngengat Sutra Assam (Antheraea assamensis), dan Ngengat Sutra
Jepang (Antheraea yamamai).
2. Peranan kupu-kupu dalam berbagai bidang kehidupan
a. Nilai Ekonomi
Ada beberapa jenis kupu-kupu yang mempunyai nilai ekonomi dan
mempunyai harga jual di pasaran yang cukup tinggi. Bukan hanya
imagonya yang dapat dijual dalam bentuk cendera mata, tetapi justru
kepompong mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi.
b. Nilai Ekologi
Nilai ekologi kupu-kupu juga sangat penting, terutama karena kupu-kupu
dalam bentuk imago banyak melakukan pollinasi terhadap tumbuhan
tertentu.
c. Nilai Estetika dan parawisata
Kupu-kupu mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi, karena warna
dari sayapnya yang menawan dan sangat artistik. Warna-warna ini
kadang-kadang merupakan kamuflase sebagai strategi untuk menghindari
atau menakuti predator. Disamping itu, ada kupu-kupu yang mempunyai
bentuk sayap yang khas, sehingga terlihat sangat berbeda dengan jenis
kupu-kupu lainnya.
Inilah yang menyebabkan kupu-kupu dijadikan sebagai obyek wisata. Saat
ini kepompong beberapa jenis kupu-kupu tertentu juga telah di ekspor ke
pasaran internasional untuk dimasukkan ke taman kupu-kupu dan
dipertontonkan kepada pengunjung.
d. Nilai Pendidikan
Kupu-kupu mempunyai nilai pendidikan yang tinggi, dimana para pelajar
dan mahasiswa dapat melakukan penelitian terhadap berbagai aspek kupu-
kupu tersebut. Masih banyak masalah yang mempengaruhi kehidupan
kupu-kupu namun belum diketahui, seperti jenis pakan ulat dari setiap
jenis kupu-kupu, dll. Sebagai media pendidikan, kupu-kupu dan
kehidupannya juga sering menjadi inspirasi pembuatan karya sastra seperti
puisi maupun novel ataupun cerita pendek.
e. Nilai Konservasi
Beberapa jenis kupu-kupu mempunyai nilai konservasi yang tinggi karena
statusnya yang terancam punah. Hal ini juga berlaku bagi jenis kupu-kupu
endemik, terutama yang statusnya endemik lokal. Jenis-jenis yang masuk
dalam kedua kategori tersebut, mempunyai nilai konservasi yang sangat
tinggi, sehingga memiliki nilai perioritas utama untuk di konservasi dan
dilindungi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lepidotera merupakan kelompok serangga yang memiliki banyak
spesies dengan ciri ciri tertentu yang membedakan ordo lepidotera dengan
ordo lainnya, memiliki sikluk hidup metamorfosis sempurna yaitu dari
Telur - Ulat - pupa(kepompong) - Kupu-kupu, terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi kehidupan dari lepidotera dan memiliki banyak
manfaat atau peranan dalam kehidupan manusia di berbagai bidang yakni :
Ekonomi, Ekologi, Estetika, Pendidikan, dan konservasi.
B. Saran
Dari banyak nya manfaat dari lepidotera maka sebaiknya Kita
menjaga kelestarian nya dengan menghindari faktor-faktor yang dapat
mengancam kehidupan Dari lepidotera yaitu menjaga kebersihan
lingkungan, melindungi habitat aseli lepidotera, dan menjaga Tumbuhan
sebagai sumber makanan dari lepidotera.
DAFTAR PUSTAKA

Bonnu, Christin Henni. 2013. Ordo Lepidoptera. Kupang: Jurusan Biologi


Fakultas Sains Dan Teknik Universitas Nusa Cendana.
https://www.academia.edu/6639331/Makalah_Lepidoptera
Suhara. 2009. Ordo Lepidoptera, Ngengat dan Kupu-kupu. Bogor : Jurusan
Pendidikan Biologi UPI
http://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/program-studi/38-manajemen-pertanian-
lahan-kering/topik-kuliah-praktek/perlindungan-tanaman/133-mengenal-
ordo-serangga-hama-lepidoptera

Anda mungkin juga menyukai