Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum

Perlindungan dan Pengamanan Hutan

PENGENALAN ORDO SERANGGA

NAMA : ZAIMMATUL SYAHIRAH T


NIM : M031211039
KELAS : PPH B
KELOMPOK : 3 (TIGA)
ASISTEN :1. ANDI SITI NURKHAZANAH A.
2. NALVITO YITRO

LABORATORIUM PERLINDUNGAN DAN SERANGGA HUTAN


PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Kelas Insecta ................................................................................ 3
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Keanekaragaman Serangga ...................... 8
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................... 9
3.3 Prosedur Praktikum ........................................................................................ 9
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ............................................................................................................11
4.2 Pembahasan .................................................................................................11
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................13
5.2 Pesan dan Kesan ..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................15
LAMPIRAN .....................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Serangga atau disebut juga insekta merupakan kelas dalam Avertebrata yang
dominan di permukaan bumi. Serangga juga sering disebut Heksapoda yang berarti
mempunyai enam tungkai. Serangga memiliki jenis dengan jumlah yang paling
banyak dibandingkan dengan kelompok hewan lainnya. Sebanyak kurang lebih
1.413.000 jenis telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, dan lebih dari 7.000 jenis
baru ditemukan hampir setiap tahunnya (Ricco dkk, 2019).

Banyaknya spesies serangga dan keberadaannya yang sangat luas, hal ini
menyebabkan suatu perbedaan yaitu adanya serangga yang menguntungkan dan
serangga yang merugikan bagi kehidupan. Serangga yang dap at merugikan
terutama pada tanaman disebut sebagai juga hama atau Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT). Serangga-serangga yang dapat dikatakan sebagai hama yaitu
apabila serangga tersebut menyerang pada suatu bagian tanaman hingga
menyebabkan kerusakan atau cacat pada tanaman tersebut (Hanifa dkk., 2017).

Ada beberapa serangga yang temasuk hama yaitu pada ordo Orthoptera, Ordo
Hemiptera, ordo Coleoptera, ordo Lepidoptera, dan ordo Diptera. Serangga dari
salah satu ordo-ordo tersebut dapat berperan sebagai hama parasitoid, predator, dan
polinator. Serangga sebagai hama yang dapat ditemukan terutama pada tanaman
padi yaitu wereng, walang sangit, kumbang, kupu-kupu, dan belalang. Salah satu
serangga sebagai hama yang tipe alat mulutnya pencucuk penghisap yang memiliki
gejala kerusakan pada tanaman padi yaitu hama wereng. Gejala kerusakan yang
disebabkan oleh hama wereng dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung.
Gejala secara langsung yaitu hama wereng menghisap cairan pada tanaman padi
sehingga menyebabkan keringnya padi bahkan bisa mati, sedangkan secara tidak
langsung hama wereng dapat menjadi vektor virus penyakit kerdil hampa dan kerdil
rumput (Maesyaroh dkk., 2018).

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini antara lain :
1. Menjelaskan perbedaan dan ciri dari ordo-ordo serangga.
2. Mendeskripsikan morfologi masing-masing ordo serangga secara mendetail.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Kelas Insecta

Kelas insekta dibagi menjadi dua subkelas yaitu Subkelas Apterygota dan
Subkelas Pterigota. Subkelas Apterygota memiliki ciri-ciri berupa serangga
primitif berukuran kecil, tidak bersayap sejak nenek moyang, mempunyai alat
tambahan seperti style pada ujung abdomen dan metamorfosisnya masihsederhana
(ametabola), Subkelas Apterygota meliputi ordo Protura, Diplura, Thysanura dan
Collembola. Sedangkan Subkelas Pterygota memiliki ciri-ciri bersayap, namun ada
yang tidak bersayap tetapi tidak sejak dari nenek moyangdan metamorfosisnya
ada yang sederhana hingga sempurna atau yang dikenal juga dengan istilah
metabola. Subkelas Pterygota terbagi menjadi Exopterygota dan Endopterygota,
pada Exopterygota meliputi kelompok serangga yang sayapnya berkembang pada
bagian luar tubuh dan bermetamorfosis sederhana, terdiri dari Ordo
Ephemeroptera, Odonata, Orthoptera, Isoptera, Plecoptera, Dermaptera,
Embioptera, Mallophaga, Anoplura, Thysanoptera, Hemiptera, Homoptera, dan
Neuroptera. Sedangkan Endopterygota meliputi kelompok serangga yang
sayapnya berkembang ke bagian dalam tubuh dan bermetamorfosis sempurnya,
terdiri dari Ordo Coleoptera, Mecoptera, Trichoptera, Lepidoptera, Diptera,
Siphonaptera, dan Hymenoptera (Maesyaroh dkk., 2018).

Adapun klasifikasi dari ordo tersebut, yaitu sebagai berikut (Maesyaroh dkk.,
2018):

1. Ordo Protura
Protura berasal dari kata Prot memiliki arti pertama dan ura yang berarti ekor, ordo
protura memiliki ukuran tubuh yang kecil berbentuk oval memanjang Tubuhnya
bewarna keputih-putihan, pada bagian kepalanya tidak terdapat mata maupun
sungut. Mulutnya tidak digunakan untuk mengigit tetapi untuk menggerogoti
partikel makananya yang kemudian akan dicampur dengan air liurnya kemudian
barulah dihisap masuk ke dalam mulutnya. Sepasang tungkai yang pertama
memiliki fungsi untuk sensorik dan terletak dalam posisi terangkat seperti sungut.
Ciri utama dalam mengidentifikasi yaitu tidak memiliki antena dan memiliki ukuran

3
tubuh yang sangat kecil kurang lebi 1,5 mm.
2. Ordo Diplura
Diplura berasal dari kata Dipl memiliki arti dua dan ura yang berarti ekor. Ordo
diplura bertubuh kecil berbentuk oval memanjang dan tubuhnya berwarna pucat.
Tubuhnya tidak tertutup oleh sisik, tidak mempunyai mata majemuk maupun mata
tunggal, tarsi mempunyai satu ruas, pada mulutnya terdapat mandibula yang tertarik
kedalam kepala. Pada ordo Diplura ciri utama dalam mengidentifikasi yaitu
memiliki antena yang panjang dengn banyak ruas, abdomennya terdapat ruas-ruas
kurang lebih 9 ruas, kaki terdapat pada bagian sisi ventral dan mempunyai cerci.

3. Ordo Thysanura

Thysanura berasal dari kata Thysan memiliki arti bulu dan ura yang berarti ekor.
Ordo Thysanura memiliki tubuh berbentuk pipih, panjang, ciri utama dalam
mengidentifikasi yaitu hampir seluruh tubuhnya tertutupi oleh sisik dan tidak
memiliki sayap. Pada bagian ujung posterior abdomen terdapat tiga ekor yang
ramping dan memiliki type mulut pengunyah. Pada bagian mulutnya terdapat
mandibulat dan masing-masing madibel mempunyai dua tempat artikulasi dengan
kapsula kepala, memiliki mata majamuk yang kecil dan sangat lebar terpisah. Tarsi
mempunyai tiga sampai lima ruas, abdomennya terdiri dari sebelas ruas.
4. Ordo Collembola

Collembola berasal dari kata Coll yang memiliki arti lem dan embola yang
berarti bedesakan. Ordo Collembola tubuhnya kecil, bewarna hitam, beruas nampak
merapat dan saling berlekatan satu sama lain, tidak memiliki sayap, ciri utama
dalam mengidentifikasi yaitu memilik antena pendek yang terdiri dari enam ruas,
abdomen terdiri kurang lebih 6 ruas dan mempunyai ekor seperti pegas yang
berfungsi untuk melompat.
5. Ordo Odonata
Odonata memiliki arti bergigi, sehingga memiliki tipe alat mulut penggigit
pengunyah. Insekta ini merupakan salah satu serangga yang berukuran besar,
memiliki warna-warna yang sangat indah dan sebagian besar hidupnya dihabiskan
untuk terbang. Odonata memiliki ciri-ciri dua pasang sayap berbentuk memanjang,
bermata majemuk yang memiliki ukuran besar hampir memenuhi sebagian kepala,

4
toraks memiliki ukuran yang relatif kecil, sungut relatif sangat kecil seperti rambut,
abdomen pada odonata berbentuk memanjang dan langsing. Ciri utama dalam
mengidentifikasi yaitu pada sayap panjang dan bentukan sayap depan dan belakang,
memiliki antena pendek seperti bulu keras ada juga yang memiliki antena yang
panjang dan ramping, abdomen berbentuk panjang dan ramping.
6. Ordo Orthoptera

Orthoptera berasal dari kata Ortho yang berarti lurus dan ptera yang berarti sayap.
Ordo Orthoptera memiliki karakteristik yaitu memiliki sungut tipe filiform, tipe
mulut pengunyah, memiliki tungkai yang panjang dengan terdapat satu sampai lima
segmen pada bagian tarsusnya, serta tungkai depan diadaptasi untuk menggali atau
memegang makanan, sedangkan pada tungkai belakang ukurannya besar dan
diadaptasi untuk melompat. Sayapnya memiliki banyak pembuluh dan dengan
sayap depannya yang biasanya menyempit dan menebal/mengeras yang disebut
dengan tegmen, sedangkan sayap belakang lebar, seperti selaput yang biasanya
digunakan untuk terbang, dan pada ujung abdomennya terdapat cerci yang biasanya
pendek. Ordo Orthoptera terbagi menjadi beberapa famili yaitu, Tetrigidae,
Gryllotalpidae, Acrididae, Gryllidae, Tettigonidae, Mantidae, Phasmidae, dan
Blattidae. Ciri utama dalam mengidentifikasi yaitu pada sayap memiliki sayap
depan dan sayap belakang yang lebih pendek, antena terdapat ruas lebih dari 12 dan
kaki femur yang membesar berfungsi untuk melompat dengan ukuran lebih dari 5
mm.
7. Ordo Isoptera
Isoptera merupakan serangga yang berukuran sedang yang merupakan serangga
pemakan selulosa. Isoptera berasal dari kata Iso yang berarti sama dan ptera yang
berarti sayap. Isoptera ciri utama dalam mengidentifikasi yaitu memiliki dua pasang
sayap yang berukuran dan berbentuk sama, ada juga yang tidak meiliki sayap dan
kaki belakang tidak memiliki femur yang membesar dengan ukuran kurang dari
10mm. Isoptera memiliki ukuran panjang tubuh 2 mm hingga 12 mm, memiliki ciri
utama terdapat sungut tipe moniliform dengan jumlah segmen sembilan hingga tiga
puluh, tipe mulut pengunyah, hanya insekta yang reproduktif (betina) yang
memiliki sayap, dengan semua sayapnya memiliki bentuk dan ukuran yang sama,
lebih panjang dari ukuran tubuhnya serta bermembran, selain itu memiliki tungkai

5
yang memendek dan kuat dengan jumlah segmen pada tarsi sebanyak empat
segmen.
8. Ordo Dermaptera
Dermaptera berasal dari kata Derma yang berarti kulit dan ptera yang berarti sayap.
Ciri utama dalam mengidentifikasi yaitu memiliki cerci tak bersegmen berbentuk
seperti penjepit dan ukurannya besar, sayap ada yang pendek dan ada juga yang
panjang menutupi sebagian perut. Dermaptera memiliki ukuran sedang yaitu sekitar
5 mm hingga 35 mm, dengan karakteristik tipe mulutnya pengunyah, memiliki tipe
sungut filiform, sepasang mata utama yang berkembang dengan baik, sedangkan
tungkainya panjang dengan bersegmen tiga pada tarsinya, serta pada sayap
depannya mengalami penebalan dan memendek membentuk tegmina,dan pada
sayap belakang saat tidak digunakan untuk terbang melipat memanjang seperti
kipas dan melintang dua kali agar cukup dibawah tegmina. Pada klasifikasi
dermaptera terbagi menjadi tiga subordo yaitu Arexinena, Diploglossata, dan
Forficulina (Hasanah dkk., 2020).

9. Ordo Plecoptera

Plecoptera berasal dari kata Pleco yang berarti terlipat dan ptera yang berarti
sayap. Tubuh dari plecoptera memiliki wrna yang pudar atau tidak mengkilap.
Plecoptera memiliki ukuran panjang mulai dari 12 mm hingga 65 mm, dengan
karakteristik terdapat sungut tipe filiform yang panjang, tipe mulut pengunyah. Ciri
utama dalam mengidentifikasi yaitu sebagian besar plecoptera memiliki dua pasang
sayap yang berselaput tipis, pada sayap bagian depan berbentukmemanjang dan
agak menyempit sedangkan pada sayap belakang memiliki ukuran yang lebih
pendek dari sayap depan dan akan terlihat seperti kipas ketika sayap dalam keadaan
istirahat.
10. Ordo Hemiptera

Hemiptera berasal dari kata Hemi yang berarti setengah dan ptera yang berarti
sayap. Hemiptera memiliki tubuh yang pipih dan ada yang berukuran besar maupun
yang berukuran yang sangat kecil. Hemiptera memiliki ukuran mata yang besar,
sungutnya terdiri dari empat sampai lima segmen dan biasanya lebih panjang dari
kepalanya, tipe mulut penusuk-penghisap dengan terdapat paruhyang muncul dari

6
bagian anterior dari kepala. Ciri utama dalam mengidentifikasi yaitu memiliki
antena yang lebih panjang dari kepalanya tetapi ada juga yang pendek. Sebagian
banyak hemiptera memiliki sayap depan yang menebal dan terlapisi oleh selaput
yang tipis. Sedangkan pada sayap belakang memiliki ukuran yang lebih pendek dari
sayap depan dan keseluruhan sayap belakang terlapisi selaput tipis. Pada saat sayap
dalam keadaan istirahat maka sayap akan terletak sejajar di atas abdomen dengan
ujung-ujung yang berselaput tipis saling tumpang tindih.
11. Ordo Homoptera
Berasal dari kata Homo yang berarti seperti atau seragam dan ptera yang berarti
sayap, sehingga dapat dikatakan bahwa homoptera memiliki ciri utama dalam
dikenali yaitu 2 pasang sayap, dimana sayap depan seragam, seperti selaput atau
sedikit menebal, sedangkan sayap belakang seperti membran, namun pada saat
istirahat sayap tersusun seperti genting di atas tubuh. Antena ordo ini panjang, tipe
mulutnya penghisap, dan abdomen berbentuk panjang ramping dengan ukuran
kurang dari 5 mm. Homoptera sebagian besar merupakan serangga hama yang
memakan tumbuh-tumbuhan. Pada ordo homoptera terbagi atas dua subordo yaitu
Auchenorrhyncha dan Stenorrhyncha.
12. Ordo Coleoptera
Coleoptera berasal dari kata Coleo yang berarti sarung pedang dan ptera yang
berarti sayap. Ordo Coleoptera memiliki karakteristik mulut dengan tipe mulut
pengunyah, memiliki mata majemuk yang besar. Ciri utama dalam mengidentifikasi
yaitu sayap depannya mengalami penebalan yang disebut dengan elytra, yang
membentuk garis tipis ditengah saat terlipat, sedangkan sayap belakang berupa
sayap bermembran yang digunakan untuk terbang, namun jika tidak digunakan
untuk terbang sayap ini akan terlipat dibawah elytra, dan pada antena terdapata
kurang lebih 11 ruas. Tubuh Coleoptera memiliki panjang 0.25 hingga 150 mm, dan
biasanya seluruhnya mengeras dan kuat. Ordo Coleoptera terbagi menjadi beberapa
family, diantaranya yaitu Curcolionidae, Tenebrionidae, Coccinellidae,
Cerambycidae, Chrysomelidae, Elateridae, Cantharidae, dan Buprestidae (Riyanto,
2016).
Selain ordo-ordo diatas, masih terdapat banyak jenis ordo lainnya yang temasuk
kedalam ordo serangga, seperti Ordo Thysanoptera, Ordo Hymenoptera, Ordo
Lepidoptera, Ordo Mallophaga, Ordo Ephemeroptera, Ordo Anoplura, Ordo

7
Neuroptera, Ordo Mecoptera, Ordo Trichoptera, Ordo Diptera dan juga Ordo
Siphonaptera.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Keanekaragaman Serangga


Kekayaan spesies dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik
tersebut meliputi pertumbuhan populasi, interaksi antar spesies yang berupa
kompetisi dan predator, sedangkan faktor abiotik meliputi kelembaban, suhu dan
ketinggian tempat yang merupakan pendukung bagi kehidupan serangga tanah
(Mailani dkk, 2017).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keanekaragaman serangga, seperti


faktor abiotik. Pada faktor abiotik seperti kecepatan angin berperan dalam
membantu penyebaran serangga tanah, terutama bagi serangga tanah yang
berukuran kecil dan suhu yang sesuai akan mempengaruhi pertumbuhanorganisme
lain yang menjadi sumber makanan bagi serangga tanah. Suhu menjadi berpengaruh
karena mempengaruhi pertumbuhan serangga tanah tersebut, dikarenakan
serangga bersifat ektoterm yang berarti suhu berdampak besar dalam pertumbuhan
individu. Pada umumnya pertumbuhan serangga berkolerasi dengan suhu, walau
bagaimanapun kekuatan hubungan antara habitat dengan spesies bersifat spesifik.
Aktivitasnya serangga tanah dapat dipengaruhi oleh suhu yang memiliki kisaran
tertentu dalam setiap masing-masing spesiesnya. Pada suhu tertentu aktivitas
serangga tanah tinggi, akan tetapi pada suhu lain akan berkurang. Faktor lingkungan
merupakan faktor yang mempengaruhi keberadaan serangga pada suatu habitat.
Pengukuran parameter lingkungan yang dilakukan berupa inventarisasi jenis
tumbuhan, iklim mikro (suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya), LAI dan
pengukuran kualitas udara, Pb dan TSP (Rehan dkk, 2018).

8
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum Perlindungan dan Pengamanan Hutan tentang
Pengenalan Ordo Serangga dilaksanakan pada hari Senin, 19 September 2022 pukul
11.10-12.40 WITA, bertempat di Laboratorium Perlindungan dan Serangga Hutan,
Universitas Hasanuddin.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut:
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. Jarum pentul, berfungsi untuk menahan sampel agar tidak berubah posisi pada
papan styrofoam
2. Papan sterofoam, berfungsi sebagai media atau tempat menempel sampel
3. Buku gambar, berfungsi sebagai media untuk menggambar sampel praktikum
4. Pensil dan penghapus, berfungsi untuk menggambar sampel praktikum
5. Pensil warna, berfungsi untuk mewarnai gambar sampel praktikum

3.2.2 Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. Serangga (belalang, lalat buah, rayap, kutu daun, kupu-kupu, dan kumbang),
berfungsi sebagai sampel pengamatan praktikum
2. Alkohol, berfungsi untuk membius sampel praktikum

3.3 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur kerja yang akan dilakukan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Menyiapkan serangga preparat fase imago (dewasa) dari belalang, lalat,
rayap, kutu tanaman, kupu-kupu atau ngengat, dan kumbang yang masih
lengkap bagian-bagian tubuhnya.
2. Membius serangga menggunakan alcohol.
3. Menempelkan serangga pada papan styrofoam menggunakan jarum pentul.

9
4. Mengamati serangga untuk memahami bagian-bagian tubuh serangga pada
masing-masing ordo.
5. Menggambar bagian-bagian :
a. Caput dan antena
b. Thorax, tungkai, dan sayap (jika ada)
c. Abdomen dan bagian lain. Selanjutnya gambar bagian-bagain belalang
pada buku gambar yang telah disiapkan. Untuk mempercantik gambar,
berikan pewarna pada belalang yang sudah digambar.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu adanya gambar
yang dibuat berdasarkan hasil pengamatan beberapa spesimen yang mewakili
beberapa ordo yaitu:
1. Orthoptera yaitu belalang
2. Diptera yaitu lalat
3. Isoptera yaitu rayap
4. Hemiptera yaitu kutu daun
5. Lepidoptera yaitu kupu-kupu
6. Coleoptera yaitu kumbang koksi

Gambar 4.1 Contoh Spesimen

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat kita lihat bahwa 6 spesimen
tersebut mewakili 6 ordo yang berbeda-beda yang dapat dilihat dari ciri-ciri
sayapnya. Yang pertama yaitu belalang yang termasuk ordo Orthoptera karena
sesuai dengan ciri-ciri ordonya yaitu sayap depannya kaku seperti kulit yang disebut
tegmina sedangkan sayap belakang tipis seperti membran yang dapat dilipat seperti
kipas. Serangga jenis ini memiliki dua pasang sayap dengan sayap depan yang

11
ramping dan belakang yang besar. Belalang juga memiliki kaki belakang besar yang
membantu mereka melompat jarak jauh dari rumput ke rumput.
Spesimen kedua yaitu lalat yang mewakili ordo Diptera karena memiliki
ciri-ciri jumlah sayapnya hanya sepasang karena sayap belakangnya mengalami
modifikasi menjadi halter. Kemudian spesimen yang ketiga adalah Rayap yang
mewakili ordo Isoptera karena memiliki ciri-ciri sayap depan dan sayap
belakangnya yang sama baik dalam struktur maupun dalam ukurannya. Sayap
tersebut akan segera jatuh setelah terbang dari koloninya. Rayap atau ani-ani
merupakan serangga sosial anggota infra ordo isoptera, bagian dari ordo blattodea
yang dikenal luas sebagai hama bagi kehidupan manusia. Rayap memiliki dua
pasang sayap, yaitu sayap depan dan sayap belakang yang memiliki struktur yang
sama.
Selanjutnya adalah kutu daun yang mewakili ordo Hemiptera karena
memiliki ciri-ciri sayap depannya Sebagian menebal dan Sebagian menipis sebagai
selaput (Heteroptera). Spesimen kelima yaitu kupu-kupu yang mewakili ordo
Lepidoptera yang memiliki ciri-ciri mempunyai dua pasang sayap, selain itu kupu-
kupu aktif di siang hari dan sayapnya menutup satu sama lain, vertical di atas
punggungnya waktu istirahat. Pada kepala terdapat mata, mulut dan sepasang
antenna sebagai alat sensor. Kupu-kupu-kupu mempunyai mulut yang berbentuk
menggulung, fungsinya adalah untuk mengambil sari bunga (nectar). Pada bagian
dada (thorax), kupu-kupu terdapat tiga pasang kaki dan 2 pasangsayap. Dan
terdapat perut (abdomen). kupu-kupu termasuk dalam ordo Ledidoptera.
Spesimen keenam dan yang terakhir adalah kumbang koksi atau akrab
disapa ladybug yang mewakili ordo Coleoptera. Kumbang koksi memiliki ciri
sayapnya seludang, mempunyai dua pasang sayap. Pasangan pertama yaitu sayap
depan keras dan kaku, disebut elytra, dalam keadaan istirahat menutupi seluruh
abdomen. Pasangan kedua yaitu sayap belakang yang digunakan untuk terbang,
seperti membrane yang dalam keadaan istirahat dilipat dan dilindungi oleh elytra.

12
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pengenalan ordo
serangga adalah sebagai berikut:

1. Perbedaan dari beberapa ordo yaitu, Orthoptera berasal dari bahasa Yunani,
yaitu ortho yang berarti lurus dan ptera yang berarti sayap. Orthoptera berasal
dari bahasa Yunani, yaitu ortho yang berarti lurus dan ptera yang berarti sayap.
Diptera berasal dari kata Di artinya dua dan pteron berarti sayap. Isoptera dapat
didefinisikan serangga yang mempunyai sayap yang sama. Hemi berarti
setengah dan pteron artinya sayap. Golongan serangga yang termasuk ke dalam
ordo ini memiliki sayap depan yang mengalami modifikasi sebagai hemelytron.
Lepidoptera berasal dari kata Lepis yang berarti sisik dan Ptera yang berarti
sayap.
2. Ciri dari beberapa ordo, yaitu Ordo Orthoptera dicirikan oleh Sayap depan kaku
seperti kulit yang disebut tegmina. Ordo Diptera dicirikan oleh jumlah sayap
hanya sepasang karena sayap belakangnya mengalami modifikasi menjadi
halter. Ordo Isoptera memiliki ciri khas adalah sayap depan dan sayap
belakangnya yang sama baik dalam struktur maupun dalam ukurannya. Ordo
Hemiptera memiliki ciri khas sayap depannya sebagian menebal dan sebagian
menipis sebagai selaput (Heteroptera), ada pula yang sayap depannya sama.
Ordo Lepidoptera mempunyai ciri-ciri antara lain mempunyai dua pasang
sayap, kecuali pada beberapa jenis serangga, betinanya tidak bersayap. Ordo
Coleoptera serangga bersayap seludang, mempunyai dua pasang sayap.
5.2 Kesan dan Pesan
5.2.1 Laboratorium
Kesan saya saat pertama kali masuk Labotatorium Perlindungan dan Serangga
Hutan saya merasa nyaman karena keadaan ruangannya yang bersih dan rapi.
Pesan saya untuk Laboratorium Perlindungan dan Serangga Hutan yaitu
semoga kebersihan dan keamanan laboratorium selalu terjaga sehingga praktikan
akan nyaman dan dapat menerima materi dari asisten dengan baik.
5.2.2. Asisten

13
Kesan saya terhadap asisten yaitu baik dan ramah.
Pesan saya adalah semoga kakak asisten sehat selalu dan dapat membimbing
praktikannya untuk menyelesaikan praktikum dengan baik dan lancar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, U., Nofisulastri, & Safnowandi. (2020). Inventarisasi Serangga Tanah


DiTaman Wisata Alam Gunung Tunak Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal
Ilmiah Biologi, 8(1), 126-135.

Maesyaroh, S. S., Dewi, T. K., & Mutakin, J. (2018). Keberadaan Dan


Keanekaragaman Serangga Pada Tanaman Jeruk Siam. Jurnal pertanian, 9(2),
115-121.
Rahayu, E., Rizal, S & Marmaini. (2021). Karakteristik Morfologi Serangga Yang
Berpotensi Sebagai Hama Pada Perkebunan Kelapa (Cocos Nucifera L) Di
Desa Tirta Kencana Kecamatan Makarti Jaya Kabupaten Banyuasin. Jurnal
indobiosains, 3(2).
Rehan, M. R., Rushayati, S. B., & Haneda, N. F. (2018). Karakteristik lingkungan
terhadap komunitas serangga. Journal of Natural Resources and Environmental
Management, 9(2), 394-404.
Ricco, F., Kustiati & Riyandi. (2019). Keanekaragaman Serangga Di Kawasan Iuphhk-
Hti Pt. Muara Sungai Landak Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat. Jurnal
Protobiont, 8(3).

15
LAMPIRAN

15
15

Anda mungkin juga menyukai