Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Entomologi merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari, segala sesuatu
mengenai serangga. Serangga sendiri termasuk kedalam kelompok yang lebih besar
yaitu filum Arthopoda. Arthopoda mempunyai makna binatang yang mempunyai kaki
beruas. Ciri lain Arthopoda yaitu pada tubuhnya bersegmen dan pada setiap segmen
dapat mempunyai embelan / alat tambahan (appendages) atau tidak ; tubuh
mempunyai lapisan luar keras yang disebut kerangka luar, tubuh bilateral simetris,
pada bagian dorsal tubuh terdapat syaraf. Fi1um Arthopoda terdiri dari beberapa kelas,
antara lain : Crustacea, Arachnida dan Hexapoda (Intiecta). Insecta atau serangga
merupakan kelas yang terbesar di dalam filum Arthopoda. Insecta berasal dari kata
Insecare, In artinya menjadi, secare artinya memotong atau membagi. Maka Insecta
artinya binatang yang badannya terdiri dari sergum segmen. Kemampuan beradaptasi
hidup pada tempat lingkungan yang ekstrim kering dan lembab sangat tinggi, hal ini
karena tubuh serangga terbungkus oleh Integumen yang dilapisi oleh chitine.

Kita menyadari bahwa sesungguhnya manusia memperoleh banyak manfaat dari


kehadiran serangga di alam. Salah satunya dapat kita ambil contoh layanan
penyerbukan serangga seperti lebah, banyak membantu dalam penyerbukan tanaman
sayuran, buah-buahan. Beberapa serangga bersifat sebagai Predator dan Parasit untuk
serangga-serangga hama, hal ini sangat menguntungkan bagi manusia, karena
serangga hama dapat mengakibatkan kerugian pada tanaman pertanian sampai 50%
atau bahkan puso (musnah). Serangga juga dapat menjadi vektor dan penyebar
penyakit yang disebabkan oleh Bakteri, Protozoa dan Virus. Dalam pengamatan
mungkin penampilan urnum serangga yang satu mempunyai- kesamaan dengan
serangga lainnya, akan tetapi mereka menunjukkan keragaman yang sangat besar
dalam bentuknya. Serangga di alam ini sangat beragam dan luas hubungannya dari
segi ekonomi, kesehatan, maka terbentuklah Ilmu khusus yang berhubungan dengan
serangga yaitu Entomologi.Pertanian sangat erat hubungannya dengan budidaya
tanaman. Dalam proses pembudidayaan tanaman memerlukan beberapa tahapan yaitu
dimulai dari penyiapan lahan, pengolahan lahan, penyiapan bibit, penanaman,
pengendalian OPT, pemupukan dan pemanenan. Diantara beberapa tahapan tersebut
umumnya yang paling sulit yaitu pengendalian OPT.

Organisme pengganggu tanaman adalah pengertian hama secara luas. Sedangkan


pengertian hama secara sempit yaitu hewan pengganggu tanaman yang dimulai dari
proses penanaman hingga penyimpanan yang menyebabkan penurunan hasil kualitas
dan kuantitas hasil panen, mengganggu tanaman saat proses pengelolaan di lahan
pertanian, merusak hasil pertanian saat penyimpanan serta sebagai penularan vektor
penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.

Hewan yang merupakan hama berasal dari ordo yang berbeda-beda. Salah satu
ordo yang anggotanya berperan sebagai hama yaitu ordo Orthoptera dan Diptera.
Pengelompokan ordo Orthoptera dan Diptera dipengaruhi kesamaan dalam bentuk
morfologi, ciri dan sifat-sifat yang dimiliki pada hewan tersebut. Karena bentuk
morfologi seperti tipe mulut, ciri dalam pola makan, menyebabkan hewan tersebut
dikategorikan sebagai hama.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ordo Orthoptera

Insekta atau serangga merupakan spesies hewan yang jumlah nya paling dominan
diantara spesies hewan lainnya dalam filum Arthropoda. Oleh karena itu serangga
termasuk dalam kelompok hewan yang lebih besar dalam filum Arthropoda atau
binatang beruas. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai struktur
serangga perlu ditinjau secara singkat dengan sistem pengelompokan atau yang sering
disebut sistem klasifikasi. Berdasarkan sistem klasifikasinya, insekta terdapat Sub
filum Mandibulata yang terbagi menjadi 6 kelas dan sub filum Chelicerata yang
terbagi menjadi 3 kelas. Selain itu, kelas insekta terbagi menjadi dua subkelas yaitu
sub kelas Apterygota dan Pterygota. Sub kelas Apterygota memiliki 4 ordo, sedangkan
sub kelas Pterygota terbagi menjadi menjadi 2 golongan yaitu Endopterygota yang
terdiri dari 3 ordo dan Exopterygota yang terdiri dari 15 ordo, salah satunya adalah
ordo Orthoptera (Hadi dkk, 2009).

Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak


sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo Orthoptera mengalami tahapan perkembangan
yaitu telur, nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan
dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago
(dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan
baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).

Ciri-ciri serangga ordo Orthoptera yaitu memiliki satu pasang sayap, sayap depan
lebih tebal dan sempit disebut tegmina. Sayap belakang tipis berupa selaput. Sayap
digunakan sebagai penggerak pada waktu terbang, setelah meloncat dengan tungkai
belakangnya yang lebih kuat dan besar. Hewan jantan mengerik dengan menggunakan
tungkai belakangnya pada ujung sayap depan, untuk menarik betina atau mengusir
saingannya. Hewan betinanya mempunyai ovipositor pendek dan dapat digunakan
untuk meletakkan telur, tipe mulutnya menggigit (Hansamunahito, 2006).
Ordo Orthoptera merupakan serangga yang memiliki ciri sayap depan yang
berbentuk lancip, lurus agak tebal dan tak dapat dilipat. Sedangkan sayap belakangnya
tipis seperti selaput berukuran lebar dan dapat dilipat pada waktu serangga tersebut
beristirahat. Posisi kepala hypognatus, yaitu menghadap kebawah, mata majemuk
terlihat jelas, ocellus terdapat 2 atau 3 buah, tipe mulut menggigit mengunyah dan
antenanya bersegmen banyak yang kadang-kadang bentuknya memanjang. Ciri yang
nampak secara luar demikian merupakan ciri morfologi. Orthoptera 2 merupakan
serangga yang sangat beragam, mudah ditemukan dan sering terlibat dalam bidang
pertanian. Jika ditinjau dari segi morfologinya, ordo orthoptera nampak memiliki
perbedaan dan persamaan fenotipnya. Adapun famili serangga Orthoptera yang telah
teridentifikasi berdasarkan kunci determinasi diantaranya adalah sebagai berikut:
Gryllotalpidae, Tridactylidae, Tetrigidae, Eumastacidae, Acrididae, Tanaocerridae,
Gryllidae, Grillacrididae, Tettigoniidae (Boror, 1992).

Perbandingan pembeda antara masing-masing serangga tidak dapat dijelaskan


secara sederhana karena dalam satu kelompok serangga saja memiliki beberapa
spesies dengan ciri masing-masing yang berbeda-beda (Busnia, 2006).

2.1 Ordo Diptera

Diptera berasal dari bahasa Yunani yaitu di yang berarti dua dan ptera yang berarti
sayap. Serangga dewasa dicirikan sifatnya yang pandai terbang, pada umumnya diural,
memiliki sepasang sayap tipis seperti selaput untuk terbang, dan sepasang alat
keseimbangan pada saat terbang yang disebut halter (Yeun, 2012).

Kepala jenis serangga ini mudah bergerak dan memiliki mata majemuk berukuran
besar. Tipe mulutnya menusuk, menghisap dan menjilat. Larvanya tidak bertungkai,
kepalanya berukuran kecil, sifat larva dalam setiap famili sangat berbeda. Kadang-
kadang larva dari ordo Diphtera disebut belatung. Ordo diptera mengalami
metamorfosis sempurna dengan tipe holometabol. Ordo diptera meliputi golongan
nyamuk dan lalat (Rioardi, 2009).

Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui


stadia : telur menjadi larva kemudian menjadi kepompong setelah itu menjadi dewasa.
Larva tidak berkaki apoda biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging,
namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator (Retno, 2009).

Ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan
parasitoid. Pada kepala serangga ini dijumpai adanya antena dan mata facet. Tipe alat
mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-
pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap. Metamorfosisnya sempurna
(holometabola). Larva tidak berkaki, biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan
daging,bebrapa contoh serangga diptera yaitu lalat buah (Dacus sp) lalat predator
pada Aphis (Asarcina aegrota F) lalat rumah (Musca domestica Linn.) (Retno, 2009).
Busnia, M. 2006. Entomologi. Andalas University Press. Padang.

Borror, D.J. Triplehorn, C.A. dan Johnson, N.F. 1992. Pengenalan Pelajaran
Serangga Edisi Keenam. Terjemah oleh Soetiyono Partosoedjono. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta

Hadi, H.M., Udi, T., Rully, R. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Graha Ilmu.
Yogyakarta

Hansamunahito, 2006, Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Bumi Aksara,


Jakarta.

Retno.2009. Dasar Dasar Perlindungan Tanaman. Azka Press. Bandung

Rioardi, 2009. Perlindungan Tanaman Terpadu. Kanisius. Yogyakarta

Yeun, 2012. Ciri Ordo Diptera. Serial Online Materi Biologi. Medan.

Anda mungkin juga menyukai