Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH ARTHOPODA (INSECTA)

AVERTERBRATA AIR

Disusun Oleh:

Afiya Maulidta (205080500111001)

Hanunna Khansa Nabila (205080500111015)

Kiki Suryana (205080500111035)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

laporan makalah Avertebrata Air ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari

penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah

Avertebrata Air pada Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Penyusunan makalah ini juga bertujuan

untuk menambah wawasan tentang Avertebrata Air bagi para pembaca dan juga

bagi penulis.

Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan laporan makalah ini kedepannya.

Malang , 01 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................5
1.1 Latar Belakang............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................7
1.3 Tujuan Makalah...........................................................................................7
BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................8
2.1 Insekta........................................................................................................ 8
2.2 Struktur Tubuh Insekta................................................................................9
2.3 Sistem pernapasan...................................................................................11
2.4 Sistem sirkulasi.........................................................................................11
2.5 Sistem pengeluaran zat (ekskresi)............................................................11
2.6 Sistem saraf..............................................................................................11
2.7 Organ indera............................................................................................11
2.8 Sistem pencernaan insecta......................................................................12
2.9 Sistem reproduksi.....................................................................................12
2.10 Klasifikasi Insekta....................................................................................13
2.11 Sub Kelas Apterygota..............................................................................13
2.12 Sub Kelas Pterygota................................................................................23
2.13 Serangga Air...........................................................................................28
2.14 Beberapa Contoh Ordo Serangga Air......................................................28
2.15 Peranan Serangga Bagi Kehidupan........................................................30
BAB 3 PENUTUP...............................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ordo Protura..............................................................................14


Gambar 2. Protentomidae...........................................................................16
Gambar 3. Colembolla.................................................................................17
Gambar 4. Isotomurus tricolor.....................................................................18
Gambar 5.Famili Machilidae........................................................................20
Gambar 6. Diflura........................................................................................22
Gambar 7. Kecoa Amerika (Periplaneta americana)....................................23
Gambar 8 Serangga Neuroptera.................................................................26
Gambar 9. Nyamuk (atas) dan lalat (bawah)...............................................27
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terdapat banyak sekali spesies serangga di Indonesia. Namun masih banyak

spesies serangga di Indonesia yang tidak di kenali. Padahal serangga adalah

salah satu keanekaragaman yang di miliki, bagaimana upaya untuk menjaganya

jika tidak mengetahui keanekaragaman jenis serangga tersebut. Serangga atau

insekta dalam taksonomi adalah salah satu kelas di dalam filum Arthropoda.

Arthropoda adalah salah satu filum dalam kerajaan binatang. Sebagian besar

serangga yang diketahui secara umum merupakan serangga bersayap.

Serangga ialah benda hidup dari kelompok hewan Invertebrata, kelas

Insecta, yang mempunyai bilangan spesies terbanyak. Di habitat daratan,

serangga paling luas tersebar berbanding dengan kelas-kelas yang lain dalam

filum Arthropoda. Anggaran jumlah keseluruhan spesies kini, termasuk yang

belum dikenali oleh sains sekitar dari dua hingga tiga puluh juta, dengan

kebanyakan pakar cenderung kepada jumlah pertengahan. Walaupun telah

diketahui hampir satu juta spesies serangga, masih banyak lagi serangga yang

belum diketahui dan direkodkan kehadirannya. Tidak dapat dinafikan banyak

serangga yang akan pupus, sebelum dapat direkodkan kewujudannya, akibat

aktiviti pembangunan hutan yang dilakukan.

Serangga boleh didapati berbagai habitat di bumi ini, banyak serangga

berkongsi habitat dengan manusia, sama ada di halaman rumah ataupun di

dalam rumah. Serangga mempunyai banyak kepentingan sama ada secara

langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan manusia di bumi ini.

Serangga memiliki peran yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia,

peran yang menguntungkan antara lain kupu-kupu atau lalat dapat membantu
mempercepat proses penyerbukan pada tanaman berbuah, Penghasil madu,

yaitu lebah (Apis indica), Penghasil bahan kain sutera, yaitu pupa kupu-kupu

sutera (Bombyx mori).

Serangga yang memiliki peran merugikan antara lain Kayu dimakan rayap

Tanaman padi diserang wereng, vektor beberapa penyakit pada manusia,

misalnya Plasmodium, penyebab penyakit demam berdarah, menimbulkan

gangguan pada manusia, misalnya kutu kepala (Pediculus capitis), sebagai

hama tanaman pangan, misalnya wereng coklat (Nilaparvata lugens), walang

sangit (Leptocorisa acuta), perusak gabah, oleh kutu gabah (Rhyzoperta

doninica), perusak produk berbahan baku alam, misalnya rayap (Helanithermis

sp.),dapat menghancurkan kayu-kayu karena didalam ususnya terdapat

Protozoa yang bersimbiosis yaitu Trichonympha yang menghasilkan enzim

pengurai selulosa, dan kutu buku Lepisma sacharina).

Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub

kelas yaitu:

1.Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas

Apterygota.

2.Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.

Serangga tidak bersayap berada di dalam salah satu dari dua buah sub-kelas

Insekta yakni sub-kelas Apterygota. Sub-kelas Apterygota ini memiliki ciri

bertubuh relative kecil, memiliki alat tambahan pada ujung abdomennya seperti

style, bermetamorfosis sederhana, biasa digolongkan dalam serangga primitif,

dan tentu tidak bersayap. Terdapat beberapa serangga seperti kutu yang juga

tidak bersayap, namun kutu sebenarnya adalah serangga yang merupakan hasil

evolusi dari serangga bersayap, alias nenek moyang kutu merupakan serangga

bersayap sehingga kutu bukan bagian dari sub-kelas Apterygota. Serangga tak
bersayap dalam sub-kelas Apterygota ini adalah serangga yang sejak nenek

moyangnya dulu benar – benar tidak memiliki sayap.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Insecta?

2. Apa saja bagian-bagian tubuh dari insecta?

3. Apa saja klasifikasi dari insecta?

4. Bagaimana sistem pernafasan pada insecta?

5. Bagaimana sistem pencernaan pada insecta?

6. Bagaimana sistem sirkulasi pada insecta?

7. Bagaimana sistem saraf pada insecta?

8. Bagaimana sistem ekresi pada insecta?

9. Adakah insecta dalam perairan?

10. Apa saja insecta yang ada di perairan?

11. Apa peran insecta dalam kehidupan?

1.3 Tujuan Makalah

1. Mengetahui apa itu insecta

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian tubuh yang terdapat pada insecta

3. Mengetahui klasifikasi dari insecta

4. Mengetahui bagaimana sistem pernafasan insecta

5. Mengetahui bagaimana sistem pencernaan insecta

6. Mengetahui bagaimana sistem sirkulasi insecta

7. Mengetahui bagaimana sistem ekresi insecta

8. Mengetahui bagaimana sistem saraf insecta

9. Mengetahui apakah ada insecta dalam perairan

10. Mengetahui insecta yang hidup di perairan


11. Mengetahui peran insecta bagi kehidupan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Insekta

Kata insekta, berasal dari bahasa latin, insecta yang berarti serangga.

Insekta termasuk salah satu anggota dari filium Arthropoda. Banyak anggota

insekta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu- kupu, kecoak,

jangkrik, semut, nyamuk dan belalang. Anggota insekta sangat beragam, tetapi

memiliki cirri khusus, yaitu kakinya berjumlah enam buah, sehingga disebut juga

hexapoda ( hexa = enam, podos = kaki ). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu

kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satunya invertebrata yang

dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitat yang sangat

luas insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia.

Peranan yang menguntungkan antara lain: penyerbukan tanaman oleh lebah

atau insekta lain, tetapi ada juga yang merugikan misalnya: wereng coklat

menyerang hektaran tanaman padi. Insekta memiliki beberapa ciri antara lain:

1. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan

abodemen (perut).

2. Memiliki sepasang kaki pada setiap segmen toraks, sehingga jumlah kakinya

tiga pasang dan berfungsi untuk berjalan .

3. Kebanyakan insekta memiliki sayap pada segmen kedua dan segmen ketiga di

daerah dada, pada jenis lain sayapnya tereduksi bahkan ada yang tidak memiliki

sayap.
4. Makanan insekta ada yang berupa sisa organisme lain, ada yang hidup

sebagai parasit dalam tubuh (tumbuhan, hewan bahkan manusia), serta

bersimbiosis dengan organisme lain.

5. Alat pernapasan insekta berupa trakea.

6. Alat ekresi berupa tubulus malpighi yang terletak melekat pada bagian

posterior saluran pencernaan .

7. Sistem sirkulasinya terbuka.

8. Organ kelamin insekta berumah dua artinya insekta jantan dan insekta betina

terpisah, alat kelaminnya terletak pada segmen terakhir dari abodemen .

9. Fertilasi terjadi secara internal.

10. Insekta mengalami ekdisis pada tahap tertentu selama perkembangan

hidupnya.

2.2 Struktur Tubuh Insekta

Insekta memiliki struktur tubuh sebagai berikut:

1. Kepala (caput)

Pada kepala insekta terdapat sepasang antena, sepasang mata majemuk (mata

facet),kadang-kadang ditemukan juga mata tunggal (ocellus), dan

mulut.Sedangkan mulut tersusun dari sepang mandibula, tiga pasang maksila,

bibir, atas (labrum), bibir bawah (labium) yang berbeda-beda tergantung dari

bentuk mulutnya, serta organ perasa (palpus). Bentuk kepala insekta dapat

dibedakan berdasarkan bentuk mulut dan makanan yang dimakannya.


2. Dada (toraks)

Dada terdiri dari tiga segmen atau ruas yang terlihat jelas, yaitu dari depan

prothoraks, mesothoraks, dan metathoraks dan pada setiap segmen terdapat

sepasang kaki, sayapnya terdapat mesothoraks dan metathoraks. Pada insekta

yang bersayap sepasang, sayap belakangnya mereduksi, mengecil dan disebut

halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.Tubuh insekta diperkuat

dengan rangka luar atau eksoskelet dari chitine.

Susunan kaki pada insekta terdiri-dari ruas-ruas yaitu :

a. Panggul (coxa)

b. Gelang paha (trokanter)

c. Paha (femur)

d. Ruas betis (tibia)

e. Ruas-ruas kaki (tarsus)

3. Perut (abdomen)

Pada perut insekta ada sebelas segmen, pada stadium embrio segmen

ditemukan lengkap, tetapi pada bentuk dewasa segmen dibagian poeterior

menjadi alat reproduksi. Abdomen dalam bentuk dewasa tidak berkaki tetapi

pada stadium larva mempunyai kaki. Pada abdomen terdapat spirakel, yaitu

lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Anatomi internal terdiri beberapa

sistem organ yang kompleks, yaitu sistem pencernaan,system

pernapasan,system sirkulasi,system pengeluaran zat, dan sistem saraf.


2.3 Sistem pernapasan

Insekta bernapas dengan system trakea yang berupa tabung bercabang

yang dilapisi kitin. Oksigen masuk secara langsung dari trakea ke sel-sel tubuh.

Sistem trakea membuka ke bagian luar tubuh melalui spirakel, yaitu pori-pori

yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur aliran udara dan membatasi

hilangnya air.

2.4 Sistem sirkulasi

Sistem sirkulasi insekta berupa sistem sirkulasi terbuka dengan organ

sebuah jantung pembuluh yang berfungsi mempompa hemolimfa melalui sinus

homesoel kemudian menyuplai organ-organ dan jaringan-jaringan. Fungsi darah

yang utama pada serangga adalah menghantarkan nutrien, sisa merabolisme

dan hormon.

2.5 Sistem pengeluaran zat (ekskresi)

Sistem pengeluaran insekta berupa tubulus malphigi yang melekat pada bagian

posterior saluran pencernaan.

2.6 Sistem saraf

Berfungsi untuk menghasilkan dan mengalirkan implus elektrik,

mengintegrasikan informasi yang diterima dan menstimulasi otot untuk

pergerakan. Sistem ini dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem

saraf visceral atau sistem saraf stomodial.


2.7 Organ indera

Organ indera serangga meliputi organ fotoreseptor, kemoreseptor dan

mekanoreseptor.

2.8 Sistem pencernaan insecta

Sistem pencernaan serangga sesuai dengan cara hidupnya, dibagi dalam 3

daerah utama yaitu :

1. Usus depan (foregut) atau stomodaeum berasal dari ektodermal. Daerah ini

dibagi menjadi pharing, oesophagus, crop, dan proventrikulus.

2. Usus tengah (midgut) atau mesenteron berasal dari endodermal. Derah ini

hanya meliputi ventrikulus.

3. Usus belakang (hingut) berasal dari ektodermal. Daerah ini terdiri dari

ileum, rektum dan anus.

Dalam kelompok ini siklus hidupnya berlangsung dari telur, juvenil kemudian

dewasa. Transisi dari juvenil pertama kedewasa berlangsung secara berangsur-

angsur atau gradual. Selama berlangsungnnya siklus hidup juvenil nampak

sangat mirip dengan dewasa hanya sja berbeda terutama pada ukuran dan

proporsi tubuh dan tidak adannya alat kelamin yang fungsional. Pada serangga

ini, seluruh tahapan dapat ditemukan pada habitat yang sama dan makanan

juvenil sama dengan dewasa. Berbeda dengan serangga lainnya, multing

berlanjut pada tahap dewasa dan karena betina kehilangan penutup spermateka

mengakibatkan serangga betina ini dibuahi selama siklus hidupnya.


2.9 Sistem reproduksi

Sebagian besar serangga bersifat dioesious yaitu memiliki individu jantan

dan betina yang mampu kawin untuk menghasikan zigot. Namun dalam kasus

yang tidak umum terdapat juga beberapa jenis serangga yang berreproduksi

tanpa gamet jantan. Bentuk reproduksi aseksual dikenal sebagai partenogenesis.

Serangga ametabola tidak mengalami metamorfosis yang ditemukan

pada serangga primitif tidak bersayap (sub class apterygota)

2.10 Klasifikasi Insekta

Berdasarkan tipe makanannya serangga dikelompokkan sebagai

1. Fitofagus memakan tumbuhan misalnya jaringan daun, batang dan akar.

2. zoofagus memakan hewan lain termasuk vertebrata atau infertebrata

3. serangga saprofagus memakan materi-materi organik yang telah mati

termasuk colembola

Berdasarkan ada tidaknya sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub

kelas yaitu :

1. Insekta tidak bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota.

2. Insekta bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.

2.11 Sub Kelas Apterygota

Jenis-jenis dalam ordo ini adalah makhluk-makhluk yang tidak bersayap,

berukuran kecil sampai metamorfosis sederhana (Ametabola). Microcoryphia

(Archeognatha) dan Thysanura (Zygentoma) adalah kerabat dekat dari serangga


bersayap tetapi berbeda dalam banyak hal. Pada Microcoryphia dan Thysanura

tidak terdapat sutura pleura, furka-furka dan fragmata. Microcoryphia dan

Thysanura adalah ektognatus, yaitu bagian-bagian mulut agak terbuka dan tidak

tertutup oleh lipatan-lipatan kranium. Ruas-ruas flagelum antena tanpa urat

daging, tarsi tiga sampai lima ruas, biasanya terdapat mata majemuk dan

tentorium cukup bagus berkembang.

Strategi reproduksi pada serangga ini dengan pembuahan secara tidak

langsung, yaitu dengan spermatofor, seperti pada ordo Diplura dan Collembola

(Hexapoda entognatha). Kedua jenis serangga ini mempunyai sifat primitif

dibanding ordo lainnya yaitu vestigial (degeneratif), mempunyai sepasang

embelan (styli), mempunyai caudal cerci, dan tidak bersayap secara primitif.

Mereka juga punya sifat 'maju' (advanced) dengan memiliki alat mulut ectognatha

dan antena musculate (scape dan pedicel dengan otot dalam). Terdiri atas

beberapa ordo diantaranya :

1. Ordo Protura

2. Ordo Collembola

3. Ordo Thysanura

4. Ordo Archeognatha

5. Ordo Diplura

Ordo Protura

Protura berasal dari kata “proto-” yang berarti pertama atau awal, dan “-ura”

atau ekor, merujuk pada tiadanya bangunan atau alat yang terdapat pada ujung

abdomen seperti layaknya artropoda lain.


Gambar 1. Ordo Protura

Heksapoda ini dicirikan oleh tubuhnya yang pucat; tidak mempunyai mata

dan antena sebagaimana layaknya artropoda lain; kepala berbentuk mirip

kerucut. Alat mulut tipe menghisap dan alat mulut tersebut dapat ditarik masuk ke

dalam kepala. Pasangan kaki depan biasanya diadakan di depan tubuh dan

tampaknya berfungsi sebagai organ-organ indera. Protura baru menetas memiliki

sembilan segmen perut. Setiap kali mereka berganti bulu, segmen lain yang

ditambahkan di dekat akhir perut sampai mereka dewasa (dan seksual dewasa)

dengan 11 segmen perut. Sepanjang pertumbuhan dari nimfa awal hingga

dewasa, Protura melewati lima instar melalui proses yang disebut anamorfosis,

yaitu menambahkan jumlah abdomen sampai total ruas pada setiap instarnya.

Stadia maturus adalah stadia di antara nimfa dan imago (dewasa), dan pada

stadia ini, jumlah ruas abdomennya sudah mencapai 11.

Artropoda yang berukuran kecil (panjang tubuhnya kira-kira 0,5 – 2,0 mm)

berwarna keputih-putihan ini hidup di dalam bahan-bahan organik dan memakan

cendawan mikoriza, bahan-bahan tumbuhan yang membusuk dan sejenisnya.

Oleh karena itu, para ahli menduga bahwa heksapoda ini penting dalam proses

perombakan bahan organik.

Ordo protura dibagi menjadi 3 famili yaitu:

1. Eocentomidae

Mempunyai trachea dengan dua pasang spirakulum pada thorax. Alat tambahan

pada abdomen mempunyai sebuah terminal vesicle.


2. Protentomidae

Tidak mempunyai trachea dan spirakulum. alat tambahan pada abdomen

mempunyai dua pasang terminal vesicle.

Gambar 2. Protentomidae

3. Acerentomidae

Tidak mempunyai trachea dan spirakulum. Alat tambahan pada abdomen hanya

pasangan pertama yang mempunyai terminal vesicle.

Ordo Collembola

Nama ordo ini berasal dari gabungan kata Yunani cole- yang berarti lem atau

perekat, dan -embolon yang berarti pasak. Collembola tidak bersayap,tubuh kecil

umumnya berwarna hitam mempunyai sepasang antena, tiga pasang kaki, dan

beberapa mempunyai mata yang terdiri dari ommatidia.

Collembola berupa serangga kecil, panjang tubuh kurang dari 6 mm, alat

mulut disesuaikan untuki menggigit, antena 4 ruas, tidak memiliki mata majemuk.

Abdomen berjumlah 6 ruas, pada ruas abdomen keempat terdapat furcula (ekor

pegas) yaitu alat untuk meloncat. Pada waktu istirahat, furcula dilipat di bawah

abdomen dan dijepit oleh tenaculum yang terdapat pada ruas abdomen ketiga.
Pada ruas abdomen kesatu terdapat kolofor (collophore), suatu struktur yang

berperan dalam pengambilan air. Tidak mempunyai sistem trakea dan tidak

mengalami metamorfosis.

Banyak Collembola memiliki ommatidia sampai 8 pada kepala, sedangkan

yang lainnya berkurang atau sama sekali tidak mempunyai (buta). Serangga ini

ditemukan di tanah, pada daun tanaman yang telah membusuk (serasah), di

antara herba, di bawah kulit kayu dan sebagainya. Hewan ini memiliki peranan

penting pada bahan-bahan yang membusuk (bangkai), jarang yang bertindak

sebagai hama.

Gambar 3. Colembolla

Colembolla dibagi menjadi 2 sub ordo berdasarkan bentuk tubuh dan sifat

abdomenya yaitu:

1. Sub ordo Arthropleona

Tubuhnya panjang, abdomen terdiri dari 6 ruas yang jelas, sub ordo ini

dibagi menjadi 4 famili yaitu: Poduridae,Onychiuridae,Isotomidae,dan

Enthomobrydae.

2. Sub ordo Symphypleona

Tubuhnya oval atau bulat, keempat ruas abdomen berfusi menjadi

satu,sedang ruas kelima dan ke enam membentuk apikal papila yang kecil. Sub
ordo ini hanya terdiri dari satu famili yaitu Smynthuridae yang ciri-cirinya seperti

sub ordonya.

Sub ordo Arthropleona terdiri dari:

1. Famili Produridae

Prothoraxnya berkembang dengan baik,dapat dilihat dari atas dan

mempunyai rambut atau setae sebelah dorsal. Mempunyai mata. Ruas antena

ketiga hanya mempunyai alat perasa seperti papila,ruas ke 14 mempunyai

terminal vesicle yang dapat ditarik. Kulitnya tidak mempunyai pori yang tersebar

teratur.

2. Famili Onychiuridae

Sifat prothoraxnya sama dengan Poduridae. Tidak mempunyai mata. Ruas

antena ke 3 mempunyai 2 atau 3 alat perasa berbentuk kerucut dan alat perasa

seperti papila. Ruas antena ke 4 ada yang mempunyai terminal vesicle ada yang

tidak. Kulitnya berpori yang tersebar.

3. Familia Entomobrydae

Entomobryidae merupakan Familia yang terbesar dari ordo Collembola.

Berwarna kecoklat-coklatan atau keputih-putihan dan beberapa jenis ada yang

berwarna belang. Memiliki antena panjang, memiliki abdomen 6 ruas dan ruas

abdomen keempat sangat besar. Protoraks menyusut, biasanya tidak terlihat dari

atas dan tidak memiliki rambut-rambut duri atau seta di bagian dorsal. Tubuh

bersisik dan jika ada seta bentuknya seperti gada. Furkula berkembang dengan

baik. Contoh, Tomocerus elongates dan Entomobrya sicia.

4. Familia Isotomidae

Isotomidae berwarna putih, putih kuning, dan hijau sampai biru, coklat dan

ungu tua dengan garis-garis longitudinal atau pita-pita transversal. Tubuh


memanjang, abdomen memiliki 6 ruas yang jelas terlihat. Ruas abdomen ketiga

dan keempat kira-kira sama panjang dengan panjang garis tengah ruas

abdomen ketiga. Tubuh tidak bersisik dan jika memiliki seta bentuknya

sederhana. Furkula seringkali menyusut Isotomurus tricolor.

Gambar 4. Isotomurus tricolor

Ordo Thysanura (Kutu Buku, Renget)

Serangga ini disebut dengan serangga perak memiliki ukuran sedang

sampai kecil, biasanya bentuknya memanjang dan agak gepeng, mempunyai

embelan-embelan seperti ekor pada ujung posterior abdomen. Tubuh hampir

selalu ditutupi oleh sisik-sisik, tipe mulut adalah mandibulata yang berfungsi

untuk mengigit, mata majemuk kecil dan sangat lebar terpisah, mata tunggal ada

atau tidak ada, tarsi 3-5 ruas, embelan seperti ekor terdiri dari sersi dan sebuah

filamen ekor median. Abdomen beruas 11, pada ujung abdomen terdapat dua

atau tiga embelan yang menyerupai ekor dan pada beberapa ruas abdomennya

terdapat stili. Cercus terdapat satu pasang yang beruas banyak. Pernapasan

pada Thysanura dengan sistem trakea. Serangga ada yang mengalami

metamorfosis sederhana atau tidak mengalami metamorfosis.

Habitat dari serangga ini terdapat pada kulit kayu, gua-gua, di bawah tanah,

lubang-lubang mamalia dan beberapa jenis yang jinak menghuni gedung-

gedung, tapi umumnya hidup bebas ditempat yang lembab dan beberapa hidup

berasosiasi dengan semut. Mereka makan segala macam substansi yang


bertepung dan seringkali sebagai hama. Pada perpustakaan mereka memakan

kertas-kertas di toko-toko mereka makan sayuran dan makanan yang

mengandung tepung. Di pemukiman mereka makan pakaian yang bertepung,

gorden, sutra dan kertas dinding, ordo ini bersifat omnivora (kapang dan bahan-

bahan yang mengandung pati). Serangga ini sangat aktif dan bergerak dengan

cepat, dengan tipe tungkai cursorial. Beberapa famili yang sering dijumpai adalah

Lepismatidae, Lepidoctrichidae dan Nicoletilidae. Ordo Tysanura dibagi menjadi

4 famili:

1. Famili Lepidotrichidae

Mempunyai mata facet kecil, letak keduanya terpisah lebar. Mempunyai

ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli. Tarsus beruas 5.

Letak styli abdomen bervariasi. Tubuhnya ada yang tertutup sisik ada yang tidak.

Serangga pelari.

2. Famili Nicoletiidae

Tidak mempunyai mata facet dan ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang

tidak mempunyai styli, tarsi beruas 3 atau 4. Letak styli abdomen bervariasi.

Tubuhnya ada yang tertutup sisik ada yang tidak.

3. Famili Lepismatidae

Mempunyai mata facet yang kecil dan letak keduanya terpisah, tidak

mempunyai ocelli. Coxa kaki tengah dan belakang tidak mempunyai styli, tarsi

beruang 3 atau 4. Letak styli abdomen bervariasi. Tubuh selalu tertutup sisik.

4. Famili Machilidae
Mempunyai mata facet yang besar dan letak keduanya berdekatan. Coxa

kaki tengah dan belakang mempunyai styli, tarsi beruas 3. Abdomen mempunyai

styli yang terletak pada ruas kedua sampai ke sembilan. Serangga pelompat.

Gambar 5.Famili Machilidae

Ordo Archeognatha (Microcoryphia)

Microcoryphia serupa dengan serangga perak pada ordo Thysanura, tetapi

mereka lebih silindris dengan thoraks agak melengkung, mata majemuk besar

dan bersinggungan, terdapat mata tunggal, masing-masing mandibel memiliki

satu titik artikulasi dengan kapsula kepala, tarsi tiga ruas dan koksa-koksa

tengah dan belakang biasanya mengandung stilus-stilus. Sebagian dengan

eversible vesiclesdekat stili di abdomen.

Serangga ini hidup di daerah rumput atau hutan di bawah daun-daunan, di

bawah kulit kayu, batu-batuan, karang dan tempat-tempat yang serupa.

Kebanyakan mereka adalah binatang malam dan matanya bercahaya pada

waktu malam bila disinari dengan lampu. Serangga ini sangat aktif dan meloncat

bila diganggu, dengan menggunakan tungkainya yang bertipe cursorial. Tubuh

ditutupi oleh sisik-sisik yang kadang-kadang membentuk pola-pola yang jelas,

makanannya adalah ganggang, lumut, buah-buahan yang membusuk dan


bahan-bahan yang serupa. Famili dari ordo ini adalah Machilidae dan

Meinertellidae.

Ordo Diplura

Nama Diplura berasal dari bahasa Yunani, diplo- yang berarti dua, dan -uros

yang berarti ekor. Panjang tubuh heksapoda ini kira-kira 2-5 mm, meskipun

genus Japyx dapat mencapai panjang tubuh 20 mm.

Diplura mirip Thysanura, tetapi diplura tidak memiliki filamen ekor bagian

median dan hanya mempunyai dua filamen atau embelan pada ekornya. Tubuh

Diplura biasanya tidak tertutup dengan sisik, tidak terdapat mata majemuk dan

mata tunggal. Tarsi memiliki satu ruas, dan bagian-bagian mulut terdiri dari

mandibula dan tertarik ke dalam kepala. Terdapat stili pada ruas-ruas abdomen

1-7 atau 2-7. Memiliki panjang tubuh kurang dari 7 mm, dan biasanya berwarna

pucat. Terdapat di tempat-tempat lembab di dalam tanah, di bawah kulit kayu, di

bawah batu-batuan, pada kayu yang sedang membusuk, dan di tempat-tempat

lembab lainnya.

Kebanyakan spesies Diplura adalah pemakan, sekaligus perombak bahan

organik, meskipun beberapa kelompok, misalnya anggota famili Japygidae,

dikategorikan sebagai predator pada Collembola, isopoda, dan artropoda kecil

yang lain.
Gambar 6. Diflura

Dibagi menjadi 3 famili yaitu:

1. Famili Campodeidae_cerci

Lebih dari 1 ruas dan tidak berbentuk catut. Cerci beruas banyak sepanjang

antena. Styli pada abdomen terletak pada ruas ke 2 sampai ke 7. Tidak

mempunyai palpus. Panjang tubuh 4 mm atau lebih.

2. Famili Anajapygidae

Mempunyai sersi yang lebih pendek dari antena, beruas banyak akan tetapi

jumlah ruas lebih sedikit dari anggota Campodeidae. Cerci tidak berbentuk catut.

Mempunyai palpus. Styli pada abdomen terletak pada ruas kesatu sampai ke

tujuh.

3. Famili Japygidae

Mempunyai cerci beruas satu dan berbentuk catut.

2.12 Sub Kelas Pterygota

Pterygota adalah subclass dari serangga yang termasuk serangga bersayap.

Ini juga mencakup ordo serangga yang secara sekunder tidak bersayap (yaitu,

kelompok serangga yang nenek moyangnya pernah punya sayap tetapi itu telah

kehilangan mereka sebagai hasil dari evolusi berikutnya). Berikut merupakan

ordo dari subkelas pterygota.

a. Ordo Orthoptera

Orthoptera merupakan insekta peloncat, femur kaki berukuran besar.

Sayapnya dua pasang, sayap depan lurus, kaku dan menyempit, adapun sayap

belakang (dalam) tipis seperti membran. Saat tidak terbang terlipat berlapis-
lapis. Hewan ini memiliki mata tunggal atau majemuk, antena berukuran sedang

atau panjang. Mulut hewan ini berfungsi untuk menggigit. Orthoptera mengalami

metamorfosis tidak sempurna.Contoh: Valanga nigricornis (belalang), Gryllus sp

(jangkrik), Periplaneta americana sp (kecoa).

Gambar 7. Kecoa Amerika (Periplaneta americana)

b. Ordo coleoptera

Coleoptera (water Beetles) baik tahap Larva maupun dewasa

kebanyakan bersifat akuatik dan hidup di bawah permukaan air. Pada tahap

akhir Larva, insecta ini umumnya berpindah ke daratan membentuk pupa, lalu

kembali lagi ke air untuk berubah menjadi tahap dewasa penuh. Coleoptera

Aquatic memiliki kebiasaan makan yang beragam kebanyakan merupakan

predator baik Larva ataupun dewasa (ward, 1992)

Gambar 8. Ordo Coleptera

Klasifikasi ordo Coleoptera

Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda

Subfilum: Hexapoda

Kelas: Insecta

Subkelas: Pterygota

Infrakelas: Neoptera

Superordo: Endopterygota

Ordo: Coleoptera

c. Ordo Isoptera

Isoptera memiliki tubuh lunak, bagian kepala besar dan berkitin, berukuran

kecil sampai sedang. Hewan ini hidup dalam koloni besar, terdapat polimorfisme

(koloni dengan beberapa bentuk dan tugas yang berbeda-beda). Rahangnya

besar dan menonjol, mempunyai sayap dua pasang berukuran sama panjang.

Setelah dewasa, Isopter menanggalkan sayapnya. Hewan ini mengalami

metamorfosis tidak sempurna. Contoh: Reticuli termes (rayap kayu dan tanah),

Kolotermes sp (rayap kayu kering), Zootermes sp (rayap kayu basah),

Amitermes sp (rayap tanah kering), Macrotermes sp (rayap pembentuk rumah

tanah/termitarium).

d. Ordo Anoplura

Anoplura berupa serangga kecil (sekitar 6 mm), tak bersayap, ektoparasit

pada mamalia, tubuh agak pipih. Kaki pendek, kuat, tipe mulut mengisap. Antena

pendek, tak ada mata, dada bersatu, tarsi pendek (1 ruas), Anoplura

metamorfosis sempurna. Contoh: Pediculus humanus capitis (kutu rambut

kepala), Pediculus humanus corporis (kutu rambut badan).

e. Ordo Homoptera
Homoptera serangga kecil atau sedang, sayap dua pasang, dasar sayap

tidak pernah mengeras. Tipe mulut mengisap karena makanan berupa cairan

tumbuhan. Homoptera mengalami metamorfosis tidak sempurna. Jika dalam

keadaan terlipat panjang sayapnya melebihi tubuhnya. Contoh: Aphis

medicaginis (kutu daun).

f. Ordo Hemiptera

Hemiptera termasuk serangga kecil sampai sedang, sayap dua pasang atau

tanpa sayap. Tipe mulutnya menusuk dan mengisap, makanan berupa cairan

tumbuhan atau hewan lain. Bagian depan sayapnya menebal, bagian distal tipis

seperti membran. Bagian protoraks hewan ini bebas dan besar. Hemiptera

mengalami metamorfosis tidak sempurna. Contoh Nilavarpata lugens (wereng),

Laptocarixa acuta (walang sangit), Ranatra sp (kalajengking air), Cimex

lectularius (kutu busuk).

g. Ordo Odonata

Odonata termasuk insekta besar, tubuh memanjang, kepala dapat

digerakkan bebas. Odonata mempunyai mata faset berukuran besar, terdiri dari

30.000 omatidia. Sayapnya dua pasang, memanjang, transparan dengan venasi

yang jelas. Ujung abdomen kecil memanjang seperti ekor, hewan ini mengalami

metamorfosis tidak sempurna. Fase nimfa hidup di air, setelah dewasa dapat

terbang. Contoh: Aeshna sp (capung).

h. Ordo Neuroptera

Neuroptera merupakan insekta berukuran kecil sampai besar, tubuh

memanjang, antena panjang. Neuroptera adalah predator yang mempunyai tipe


mulut untuk mengunyah. Mata besar, abdomen sempit dan panjang. Sayap

besar, dua pasang, bervenasi seperti jala. Neuroptera mengalami metamorfosis

sempurna. Contoh: Chrysopa oculata (lalat bermata emas), Myrmeleon frontalis

(undur-undur).

Gambar 8 Serangga Neuroptera

i. Ordo Lepidoptera

Tubuh Lepidopetera berukuran kecil sampai sangat besar (3 – 250 mm).

Sayap dua pasang, besar, dilapisi sisik atau semacam serbuk, memiliki pola

warna beraneka ragam. Antenanya panjang, tergulung rapi di bawah kepala.

Lepidoptera mempunyai tipe mulut pengisap, maksila (rahang atas) bersatu

membentuk proboscis untuk mengisap madu. Hewan ini mengalami

metamorfosis sempurna, larva berupa ulat dengan kelenjar sutera untuk

membentuk kokon. Contoh Bombyx mori (kupu-kupu, kokonnya menghasilkan

ulat sutera), Attaus atlas (kupu-kupu ulat sutera), Potoparce sexta (kupu tomat).

j. Ordo Diptera

Diptera berupa insekta berukuran kecil sampai sedang dan termasuk hewan

diurnal (aktif malam hari). Sayap sepasang (2 buah), transparan, berpangkal

pada mesotorak. Sayap pada metatoraks mengalami modifikasi menjadi

semacam pemukul/halter. Tipe mulut menusuk, mengisap, dan menjilat,

berbentuk semacam proboscis. Diptera mengalami metamorfosis sempurna.

Contoh: Musca domestica (lalat rumah), Drosophyla melanogaster (lalat buah),


Tabanus sp (lalat kandang), Anopheles sp (nyamuk Malaria), Aedes aygepti

(nyamuk demam berdarah), Culex sp.

Gambar 9. Nyamuk (atas) dan lalat (bawah)

k. Ordo Siphonoptera

Siphonoptera termasuk insekta kecil, tidak bersayap, pandai melompat.

Abdomen- nya besar, kepala dan dada kecil. Tipe mulut menusuk dan mengisap.

Hewan ini bersifat ektoparasit pada burung, mamalia, reptilia. Siphonopetera

mengalami metamorfosis sempurna, pupa dalam kokon. Contoh: Pulex iritans

(pinjal manusia), Ctenocephalus canis (pinjal anjing), Ctenocephalus felis (pinjal

kucing), Xenopyllacheopsis (pinjal tikus).

l. Ordo Hymenoptera

Hymenoptera berupa serangga berukuran kecil sampai besar, hidup

berkoloni meski ada yang soliter. Sayap dua pasang, seperti membran. Tipe

mulutnya mengunyah dan menjilat, mata besar. Hymenoptera mengalami

metamorfosis sempurna, larva dalam kokon. Contoh: Apis indica, Apis mellifera

(lebah madu), Monomorium sp (semut hitam), Vespula maculate (Jawa: tawon

endas).
2.13 Serangga Air

Serangga air merupakan jenis serangga yang sebagian atau keseluruhan

fase hidupnya berada di dalam air. Biasanya habitat dari fase nimfanya berbeda

dengan fase Imago, yaitu nimfanya yang biasanya hidup di air. Pada naiads

terdapat alat bernafas semacam insang dan habitatnya di air, sedangkan pada

fase Imago habitatnya di darat atau udara dan alat pernapasannya

menggunakan trakea. (Natawigenda, 1989).

Beberapa ordo yang masuk kedalam kelompok serangga air antara lain

Ephemeroptera, Odonata, Plecoptera, Trichoptera, Coleoptera, Lepidoptera,

Hemiptera, Diptera, Megaloptera dan Neuroptera mereka hidup sebagai herbivor,

karnivor, dan detritivor serangga akuatik dan komponen biota akuatik lainnya

dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai tingkat cemaran. (Sudaryanti

et.al 2001).

2.14 Beberapa Contoh Ordo Serangga Air

Coleoptera (water beetles) baik tahap larva maupun dewasa kebanyakan

bersifat akuatik dan hidup di bawah permukaan air. Pada tahap akhir larva,

insekta ini umumnya berpindah ke daratan membentuk pupa, lalu kembali lagi ke

air untuk berubah menjadi tahap dewasa penuh. Coleoptera akuatik memiliki

kebiasaan makan yang beragam, kebanyakan merupakan predator, baik larva

ataupun dewasa (Ward, 1992).

Trichoptera (caddisflies) merupakan insekta holometabola dengan larva dan

pupa berada di air, sedangkan dewasa berada di darat (teresterial). Ditemukan

sangat beragam di habitat dingin yang mengalir. Trichoptera berarti “sayap

rambut”, yang disamakan dengan rambut seperti setae yang menutupi sayap

pada saat dewasa (Ward, 1992).


Lepidoptera akuatik merupakan insekta darat utama yang bersifat fitofagus.

Kebanyakan larva spesies ini memakan jaringan tumbuhan tingkat tinggi,

pemakan daun atau membuat lubang di dalam batang dan akar (Ward, 1992).

Ephemeroptera (mayflies) merupakan insekta hemimetabola, nimfa hidup

akuatik, sedangkan hewan dewasa hidup di kolam atau aliran air dan di udara.

Larva umumnya bersifat herbivora, memakan detritus atau alga. Beberapa

spesies bersifat “filter feeders” (kolektor) atau karnivora. Ordo ini sangat unik

karena memiliki dua tahap pembentukan sayap. Sayap awal muncul pada tahap

sub imago (tahap akhir larva) dan seringkali tanpa pematangan seksual (Ward,

1992).

Odonata (dragonflies) merupakan insekta hemimetabola. Larva hidup di air

dan perilakunya sangat berbeda dengan hewan dewasa. Bentuk dewasa terbang

dan terlihat jelas, seringkali dengan warna-warna terang, dan lebih aktif

dibandingkan kebanyakan insekta air yang hidup di darat (teresterial). Kondisi ini

sebenarnya dipengaruhi banyak hal diantaranya keadaan air, besar kecilnya arus

air dan faktor-faktor ekologi lain (Ward, 1992).

Plecoptera (stoneflies) merupakan insekta hemimetabola, larva hidup akuatik

dan hewan dewasa hidup di darat. Larva ordo ini dicirikan hidup pada air dingin

yang mengalir. Kebanyakan larvanya bersifat herbivora terutama memakan

detritus dari tanaman, beberapa kelompok ada yang bersifat karnivora, tetapi

pada tahap larva awal dari semua spesies pemakan detritus (Ward, 1992).

2.15 Peranan Serangga Bagi Kehidupan

Peran di alam

Serangga memainkan banyak peran penting di alam. Mereka membantu

bakteri, jamur, dan organisme lainnya dalam dekomposisi bahan organik dan

pembentukan tanah. Contohnya pembusukan bangkai, disebabkan terutama


oleh bakteri, dipercepat oleh belatung daging dan lalat. Kegiatan larva ini, yang

mendistribusikan dan mengkonsumsi bakteri, diikuti oleh ngengat dan kumbang,

yang memecah rambut dan bulu.

Berbagai macam serangga dan bunga telah berevolusi bersama-sama.

Banyak tanaman tergantung pada serangga untuk penyerbukan. Beberapa

serangga adalah predator serangga lain.

Peran komersial

Serangga tertentu memberikan sumber produk komersial penting seperti

madu, sutera, lilin, pewarna, atau pigmen, yang semuanya dapat bermanfaat

langsung bagi manusia. Karena mereka memakan berbagai jenis bahan organik.

Dalam teknologi modern serangga dapat dimanfaatkan secara biologis

Insecta yang Merugikan

Banyak serangga sebagai hama berbagai tanaman budidaya, misalnya

walangsangit dan wereng, serangga juga dapat menyebarkan bibit penyakit,

misalnya nyamuk dapat menyebarkan penyakit malaria dan lalat dapat

menyebarkan berbagai penyakit perut )misalnya disentri dan typus)

serangga juga bisa merusak bahan bangunan terutama kayu, misalnya

rayap; yang merusak bahan makanan misalnya pada beras dan jagung; dan

yang merusak pakaian dan kertas, misalnya kutu buku. Serangga yang sebagai

parasit, misalnya pediculus capitis (kutu kepala) merupakan parasit pada hewan

dan manusia. Beberapa serangga parasit juga dapat menyebarkan bibit penyakit.
BAB 3 PENUTUP

Insecta yang berarti serangga. Insekta termasuk salah satu anggota dari

filium Arthropoda. Banyak anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita

misalnya lalat, kupu- kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang.

Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki cirri khusus, yaitu kakinya

berjumlah enam buah, sehingga disebut juga hexapoda ( hexa = enam, podos =

kaki ). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut.
Anatomi internal pada insecta terdiri beberapa sistem organ yang kompleks,

yaitu sistem pencernaan, system pernapasan, system sirkulasi, system

pengeluaran zat, dan sistem saraf. Klasifikasi Insekta Berdasarkan tipe

makanannya serangga dikelompokkan sebagai : Fitofagus memakan tumbuhan

misalnya jaringan daun, batang dan akar. Zoofagus memakan hewan lain

termasuk vertebrata atau infertebrata. Serangga saprofagus memakan materi-

materi organik yang telah mati termasuk colembola. Berdasarkan ada tidaknya

sayap, insekta dikelompokkan menjadi dua sub kelas yaitu : Insekta tidak

bersayap, Insekta ini dikelompokkan dalam sub kelas Apterygota. Insekta

bersayap dikelompokkan dalam sub kelas Pterygota.

Serangga air merupakan jenis serangga yang sebagian atau keseluruhan

fase hidupnya berada di dalam air. Biasanya habitat dari fase nimfanya berbeda

dengan fase Imago, yaitu nimfanya yang biasanya hidup di air. Beberapa ordo

yang masuk kedalam kelompok serangga air antara lain Ephemeroptera,

Odonata, Plecoptera, Trichoptera, Coleoptera, Lepidoptera, Hemiptera, Diptera,

Megaloptera dan Neuroptera mereka hidup sebagai herbivor, karnivor, dan

detritivor serangga akuatik dan komponen biota akuatik lainnya dapat digunakan

sebagai indikator untuk menilai tingkat cemaran.

Serangga memainkan banyak peran penting di alam. Mereka membantu

bakteri, jamur, dan organisme lainnya dalam dekomposisi bahan organik dan

pembentukan tanah. Berbagai macam serangga dan bunga telah berevolusi

bersama-sama. Banyak tanaman tergantung pada serangga untuk penyerbukan.

Beberapa serangga adalah predator serangga lain. Serangga tertentu

memberikan sumber produk komersial penting seperti madu, sutera, lilin,

pewarna, atau pigmen, yang semuanya dapat bermanfaat langsung bagi

manusia. Serangga yang sebagai parasit, misalnya pediculus capitis (kutu


kepala) merupakan parasit pada hewan dan manusia. Beberapa serangga

parasit juga dapat menyebarkan bibit penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, M.W. & S.S. Miller. 1998. Coccinellidae (Coleoptera) in apple orchards of
eastern West Virginia and the impact f invasion by Harmonia axyridis.
Entomological News 109: 13– 42.

Hadi,Mochmad. 2009. Biologi Isecta Entomologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Natawigena, H. 1989. Entomologi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas


Padjadjaran. Bandung.

Sudaryanti, S., Soehardjan, M., dan Wardojo, S. 2001. Status Pengetahuan


Tentang Potensi Serangga Akuatik dan Pengembangannya sebagai
Indikator Cemaran Air. Prosiding Simposium Keanekaragaman Hayati
artropoda pada Sistem Produksi Pertanian. PEI & Yayasan Kehati.

Sugir,Nawangsari. 1973. Zoologi Umum. Erlangga: Jakarta.


Ward, J. V. 1992. Aquatic Insect Ecology, Biology and Habitat. New York: John
Wiley and Sons.

Welch, E.B. 1992. Ecological Effect of Wastewater. 2nd edition. Cambridge


University Press. London.

Anda mungkin juga menyukai