Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ZOOLOGI VERTEBRATA

REFTILIA

DOSEN PENGAMPU

Ayu Wahyuni,S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5:

Diyah Anjani (220402031)

Meineta Tinambunan (220402003)

Miduk Leonardo Tambun (220402036)

Siti Rhadiatun Mardiah (23214441)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KUGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SAMUDRA

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa syukurillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang


telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul ”Reftilia“ dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, untuk memenuhi tugas dari ibu
Ayu Wahyuni S.Pd.,M.Pd pada mata kuliah Zoologi vertebrata. Selain itu,
makalah yang kami buat juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Laboratorium Pembelajaran Biologi. Kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Ayu wahyuni S.Pd,M.Pd yang telah memberikan tugas
ini kepada kami, sehingga kami dapat mengasah kemampuan dan menambah
wawasan kami khususnya pada materi ini.

Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan dan kami ambil demi kesempurnaan
makalah ini. Kami berkeinginan hendaknya makalah ini dapat berguna bagi
pembaca pada umumnya dan bagi kami terkhususnya.

Langsa 30 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
....................................................................................................................................
1

DAFTAR ISI
....................................................................................................................................
1

BAB I PENDAHULUAN
....................................................................................................................................
2

1.1 Latar Belakang


..............................................................................................................................
2
1.2 Rumusan Masalah
..............................................................................................................................
3
1.3 Tujuan
..............................................................................................................................
3

BAB II PEMBAHASAN
....................................................................................................................................
4

2.1 Reptilia
.................................................................................................................................
4
2.2 Karakteristik Reptilia
..............................................................................................................................
6
2.3 Klasifikasi Reptilia
..............................................................................................................................
8
2.4 Morfologi Reptilia
.................................................................................................................................
10
2.5 Peranan Reptilia dalam Kehidupan Manusia
..............................................................................................................................
12

BAB III PENUTUP


....................................................................................................................................
15

3.1 Kesimpulan
.................................................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................................
17

BAB l

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Reptil adalah hewan vertebrata yang terdiri dari ular, kadal cacing, kadal,
buaya, Caiman, buaya, kura-kura, penyu dan tuatara. Ada sekitar 7900 spesies
reptil hidup sampai saat ini yang mendiami berbagai tipe habitat beriklim sedang
dan tropis termasuk padang pasir, hutan, lahan basah air tawar, hutan bakau dan
laut terbuka (Klappenbach, 2013).

Kelas reptilia (Bahasa latin repare = merangkak/merayap), merupakan


hewan yang memiliki ruas tulang belakang ini mempunyai kulit yang tertutupi
oleh sisik, proses pembuahan sel telur betina dan sel telur jantan terjadi didalam
tubuh betina (internal), memiliki telur yang bercangkang Fungsi kulit yang
tertutupi oleh sisik inilah yang akan mengatur kehilangan cairan pada tubuh, yang
pada akhirnya reptil dapat berada pada tempat yang kering (Yudha, 2015).

Reptil (Inggris: Reptile) berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Reptum” yang
berarti melata. Maka reptil dapat didefinisikan sebagai hewan melata yang
termasuk dalam kelas invertebrata yang permukaan tubuhnya diselimuti oleh sisik
dan pada beberapa ordo dan sub ordo sisik dapat mengelupas secara keseluruhan.
Reptil sendiri di bagi menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya :
Tuatara), chelonia (contohnya : penyu,kura-kura dan bulus,) Squmata
(contohnya : Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia ( contohnya
Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman). Reptil tergolong dalam kategori hewan
buas seperti diantaranya buaya atau ular baik ular yang berbisa tinggi, menengah,
maupun rendah. Namun hal tersebut tidak mengurangi minat sekelompok orang
untuk memelihara hewan jenis reptil tersebut. Hal tersebut ditunjukkan pada
pertengahan tahun tahun 2008.

1.2. Rumusan Masalah


1.Bagaimana karakteristik reftilia?
2.Apa saja klasifikasi ?
3.Bagaimana habitat reftilia?
4.Apa saja manfaat reftilia?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui Karakteristik reftilia.


2. Untuk mengetahui klasifikasi reftilia.
3. Untuk mengetahui Habitat reftilia
4. Untuk mengetahui manfaat reftilia

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Reptilia

Reptilia (Bahasa latin repare = merangkak/merayap), merupakan hewan


yang memiliki ruas tulang belakang ini mempunyai kulit yang tertutupi oleh sisik,
proses pembuahan sel telur betina dan sel telur jantan terjadi didalam tubuh betina
(internal), memiliki telur yang bercangkang Fungsi kulit yang tertutupi oleh sisik
inilah yang akan mengatur kehilangan cairan pada tubuh, yang pada akhirnya
reptil dapat berada pada tempat yang kering (Yudha, 2015).

Reptilia merupakan hewan yang paling awal yang berada di daratan.


Selanjutnya hewan Reptilia berkembang mulai dari zaman amphibia. Kemudia
Reptilia juga hewan yang pertama yang mempunyai alat untuk berjalan yakni kaki
yang ukurannya pendek yang menjulur ke samping badan dan lebih sering di air
akan tetapi dia bertelur di daratan. Seiring perkembangan, waktu perkembangan
kulit pada reptilia dan mengharuskan hewan ini untuk meninggalkan air. Untuk
menyempurnakan paru-paru dikembangkan dengan cara pembesaran rongga
rusuk.

Reptilia juga mempunyai beberapa penyesuaian hidup di darat yang pada


umumnya tidak dijumpai pada Amphibia, sebagian sisik Amphibia
itumengandung keratin yang fungsinya itu membuat kulit amphibia kedap
air,sehingga dapat membantu menghentikan cairan tubuh pada udara yang kering.
Oleh karena itu, reptilia sebagian besar mendapatkan kebutuhan oksigennya dari
paru-paru atau pulmo.(Campbell, 2003).

Dari segi evolusinya reptilian berasal dari amphibi dan selanjutnya


reptilian akan terjadi burung dan mamalia (history evolusinya)Pada zaman
mesozoik reptilian merupakan kelompok vertebrata yang dominant.
Reptil ialah sekelompok vertebrata yang ialah hewan ectothermic dengan
kata lain temperatur badan hewan ini mempunyai ketergantungan terhadap area
yang terdapat disekitarnya (Ario, 2010). Karakteristik lain dari reptil merupakan
terdapatnya penandukan ataupun cornificatio kulit serta squama ataupun carpace
buat melindungi banyak hilangannya cairan dari badan pada tempat yang agresif
(Pariyanto, 2020,). Reptilia yang hidup di sungai ataupun laut sering timbul ke
permukaan agar dapat bernapas.

Beberapa anggota reptilia baru muncul pada akhir periode trias, tetapi
beberapa anggota yang lain lenyap pada masa itu juga.Dibandingkan dengan
amphibi reptilia terbilang lebih maju hidup didarat. Hal ini dikarenakan:Adanya
cangkang pada telur dan adanya amnion pada embrio sehingga menjamin
perlindungan terhadap bahaya kekeringan pada telur-telur yang diletakkan didarat.
Sisik epidermis yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh fisik (misal
luka) dan juga sebagai pelindung terhadap kekeringan. Selain itu reptilia
merupakan binatang merayap yang tubuhnya ditutupi oleh kulit (Kadang-kadang
sebagai sisik) dari zat tanduk. Kulit atau sisik tidak berlendir karena sangat sedikit
mempunyai kelenjar pada kulit.

2.2 Karakteristik Reptilia

Reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut (Kurniati, 2009);


1) Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi
sisik atau kuku: kelenjar di permukaan kulit sedikit.
2) Memiliki 2 pasang anggota badan, masing-masing dengan 5 jari yang pada
bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari,
merayap atau memanjat, anggota badan menyerupai dayung pada penyu,
memendek pada kadal, dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis
kadal dan semua jenis ular.
3) Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital.
4) Jantung terdiri dari 4 ruang yang belum terpisah sempurna, 2 serambidan
ventrikel yang sebagian saling terpisah; I pasang bekas aorta, sel darah
merah oval bikonkaf dengan inti.
5) Respirasi dengan paru-paru; pada kura-kura air dilengkapi dengan
respirasi kloaka.
6) Terdapat 12 pasang syaraf cranial.
7) Suhu tubuh berubah-ubah tergantung suhu lingkungan (poikolotermis).
8) Fertilisasi internal menggunakan organ kopulasi, telurnya besar
mengandung kuning telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit,
biasanya telur ditetaskan tetapi pada beberapa jenis ular dan kadal embrio
berkembang di dalam tubuh betina.
9) Otak kecil sederhana, otak besar (serebrum) sudah mulai berkembang
dengan tubuhnya disebut Neopalium. Neopalium adalah pertumbuhan
serebral kortex yang baru.
10) Gigi reptilian bervariasi, letak dirahang atas dan bawah yaitu maxilla dan
mandibulla,juga ada pada langit-langit ada juga reptilia yang tidak punya
gigi (kura-kura).

2.3 Klasifikasi Reptilia


Klasifikasi reptilia menurut Halliday dkk., (1993) sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub-Phylum : Vertebrata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata, Testudinata, Crocodilia dan
Rhynchocephalia

1. Ordo Squomata
Ordo Squamata merupakan salah satu ordo dari kelas Reptilia yang
mempunyai jumlah jenis terbanyak dengan lebih dari 10,900 spesies.
Ular erupakan jenis reptil yang tidak memiliki kaki dan telinga eksternal.
Ular dapat dijumpai di hutan hujan tropis dan dapat di temukan diberbagai macam
habitat terestrial maupun aquatik. Habitat gurun pasir juga dapat dijumpai jenis
ular, contohnya adalah jenis boa pasir (Eryx muelleri) dan viper bertanduk
(Cerastes cerastes). Ukuran tubuh ular berkisar antara 10 mm hingga 12 m. Jenis
ular sanca kembang (Malayopython reticulatus) dari famili pythonidae merupakan
jenis ular terpanjang saat ini yang pernah ditemukan, sedangkan untuk jenis ular
terbesar berasal dari famili boidae yaitu jenis anakonda hijau (Eunectes murinus)
dengan diameter badan mencapai 40 cm. Jenis ular terkecil yang pernah
ditemukan adalah
Ular kawat (Ramphotyphlops braminus) dari famili typhlopidae yang
memiliki ukuran panjang tubuh sekitar 10 cm (Minelli, 1987). Sauria yang terdiri
dari jenis kadal merupakan kelompok terbesar dari reptil yang berhasil menempati
keseluruhan benua, kecuali benua Antartika. Tercatat sebanyak 5.519 spesies
kadal dari 38 famili yang banyak ditemukan di daerah subtropis dan tropis di
benua Afrika, Asia dan Australia (Uetz, 2016). Jenis kadal memiliki ukuran
panjang tubuh berkisar 15 cm hingga 4 m, jenis biawak komodo (Varanus
komodoensis) merupakan jenis kadal terbesar saat ini yang hanya di temukan di
pulau komodo, Indonesia. Amphisbaenia merupakan sub-ordo terkecil dari ordo
squamata yang memiliki ukuran tubuh 10-80 cm dengan bentuk tubuh agak
silindris disertai ekor yang pendek. Amphisbaenia memiliki 5 famili yaitu
Amphisbaenidae, Bipedidae, Blanidae, Cadeidae, Rhineuridae dan Trogonophidae
yang terdiri 197 spesies (Uetz, 2016).
Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epdermis bertanduk yang
secara periodic mengelupas sebagian atau keseluruhan. Osteodem biasanya tidak
ada tapi pada beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan temat lain.
Kepala pada dasarnya tipe diapsid. Arcade bawah tidak sempurna atau tidak ada
arkade atas juga sering demikian. Tidak memiliki tulang kuadratojugal
(penghubung tulang kuadrat dan jugal) sehingga memungkinkan terjadinya
gerakan kinetis (pergerakan tengkorak akibat posisi tulang kuadrat).
Contohnya :Phyton molurus (ular sanca)
Klasifikasi Ular sanca

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Phitonidae
Genus : Phyton
Species : Phyton molurus

Menurut Obst (1998), Ordo Squamata terdiri dari 3 sub ordo yaitu
Lacertilia/ Sauria (kadal), Serpentes (ular), dan Amphisbaenia (kadal cacing).
Kadal dan ular adalah dua kelompok hewan anggota ordo Squamata, kelas
Reptilia.
1. Sub ordo sauria
Ciri-ciri: umumnya kecil, kecuali biawak dan komodo, mulutnya dilapisi
zat tanduk, umumnya memunyai kaki, rahangnya kaku, dan memunyai
kelopak mata.
Klasifikasi komodo

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squomata
Family : Varanidae
Genus : Varanus
Spesies : Varanus komodoensis

Komodo merupakan spesies terbesar dari familia Varanidae,


sekaligus kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 meter dan
beratnya bisa mencapai 100 kg. Komodo merupakan pemangsa puncak di
habitatnya karena sejauh ini tidak diketahui adanya hewan karnivora besar
lain selain biawak ini di sebarang geografisnya.

2. Sub ordo Serpentes


Ciri-ciri: tidak memunyai tulang dada, tulang rusuknya banyak, tidak
memunyai kaki,rahang dapat terbuka lebar, tidak memunyai kelopak mata,
tidak memunyai telinga bagian luar, dan lidahnya bercabang.

Klasifikasi dan taksonomi King Kobra (Ophiophagus hannah) adalah


sebagai berikut:
- Kingdom: Animalia (Animalia)
- Filum: Chordata (Chordata)
- Kelas: Reptilia (Reptilia)
- Ordo: Squamata (Squamata)
- Famili: Elapidae (Elapidae)
- Genus: Ophiophagus (Ophiophagus)
- Spesies: Ophiophagus hannah (King Kobra)

King Kobra adalah spesies ular berbisa yang terkenal karena ukuran
tubuhnya yang besar dan dapat tumbuh hingga lebih dari 5 meter. Mereka
adalah anggota famili Elapidae, yang mencakup berbagai jenis ular
berbisa, termasuk spesies seperti kobra dan krait. King Kobra dapat
ditemukan di berbagai habitat, mulai dari hutan hujan hingga daerah
pertanian, dan mereka tersebar luas di Asia Tenggara.

3. Sub ordo Amphisbaenia


Ciri umum subordo ini adalah tubuhnya panjang dan langsing, serta
kulitnya bersegmen melingkar seperti cincin.

Klasifikasi dan taksonomi kadal cacing berjari lima atau Bipes biporus
adalah sebagai berikut:
- Kingdom: Animalia
- Filum: Chordata
- Kelas: Reptilia
- Ordo: Squamata
- Famili: Bipedidae
- Genus: Bipes
- Spesies: Bipes biporus

Kadal cacing berjari lima atau Bipes biporus adalah jenis kadal
khusus yang memiliki ciri-ciri tubuh yang mirip cacing. Mereka
merupakan anggota famili Bipedidae, yang terdiri dari dua spesies Bipes,
yaitu Bipes biporus dan Bipes tridactylus. Mereka dapat ditemukan di
wilayah Meksiko utara dan berburu mangsa di bawah tanah dengan
menggunakan tubuhnya yang panjang dan ramping. Nama “kadal cacing”
merujuk pada penampilan mereka yang unik dan adaptasi untuk hidup di
bawah tanah.

2. Ordo Testudinata (Chelonia)


Spesies pada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative
besar, terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut
carapace, dan perisai sebelah ventral datra yang disebut plastron. Kedua bagian
perisai itu digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan
lapisan zat tanduk tebal, tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk
sebagai penggantinya. Tulang kuadrat pada kranium mempunyai hubungan bebas
dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang
belakang toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai,
termasuk hewan ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah.
Ekstrimitas sebagai alat gerak baik didarat atau di air. Ordo Testudinata dibagi 2
family:
a. Familia : Chelonidae
Species : penyu hijau (Chelonia Mydas)

Kerajaan: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudines
Famili : Cheloniidae
Genus : Chelonia
Spesies : Chelonia Mydas

b. Familia : Tryonychidae
Species : Labi-Labi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudines
Famili : Trionychidae
Genus : Dogania
Species : Dogania subplana

3.Ordo Crocodilia
Ordo crocodilia terdiri dari tiga famili yaitu Alligatoridae,
Crocodylidae dan Gavialidae. Dari ketiga famili tersebut memilik 24 spesies
buaya yang hidup hingga saat ini. Sejarah evolusi buaya berasal dari
geosaurus yang merupakan reptil purba yang hidup pada zaman mesozoikum
sekitar 225 juta tahun yang lalu. Ordo crocodylia dapat ditemukan di daerah
tropis dan subtropis di dunia, hampir semua jenis buaya ditemukan di kawasan
perairan (Carr, 1974). Indonesia memiliki empat jenis buaya yaitu buaya
muara (Crocodilus porosus), buaya irian (Crocodilus novaeguineae), buaya
siam (Crocodilus siamensis) dan buaya senyulong (Tomistoma schlegelii).
Buaya memiliki ciri-ciri moncong yang panjang dan memiliki rahang yang
sangat kuat untuk mengunyah mangsa.Pergerakan buaya dalam perairan
sangat lihai karena memiliki kaki yang pendek dan berselaput sehingga
memudahkan untuk berenang (Putranto, 2014).

Contoh :Crocodilus americanus.

Klasifikasi Crocodylus porosus


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Crocodylia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus

4.Ordo Rhynchocepholia
Ordo rhynchocephalia merupakan satu-satunya ordo dari reptilia yang
terdiri dari satu famili yaitu sphenodontidae. Tuatara hanya memiliki dua spesies
yaitu Sphenodon punctatus dan Sphenodon guntheri. Jenis tuatara hidup sejak
zaman mesozoikum sekitar 200 juta tahun yang lalu. Tuatara yang hidup hingga
kini diyakini memiliki daya bertahan hidup yang kuat dari zaman mesozoikum.
Perkembangan tuatara sangat lambat, untuk mencapai seksual membutuhkan
waktu 20 tahun dan masa reproduksi tuatara dari fertilisasi hingga menetas
membutuhkan waktu hingga 15 bulan (Carr, 1974).
Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal,
berkulit tanduk dan bersisik, bergranula, punggungnya berduri pendek. Tulang
rahangnya mudah digerakkan. Contoh yang masih hidup di Australia.

Contoh :Sphenodon punctatum (tuatara).

Klasifikasi Sphenodon punctatum


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Rhynchocepholia
Famili : Rhynchocepholidae
Genus : Sphenodon
Species : Sphenodon punctatus

2.4 Morfologi Reptilia

1. Ordo Squomata
2.Ordo Testudinata
3.Ordo Crocodilia
4.Ordo Rhynchocepholia

2.5 Peranan Reptilia dalam Kehidupan Manusia


1. Daging kura-kura dan penyu sering dijadikan sebagai bahan makanan
2. Banyak jenis kura-kura yang ditangkap untuk diperdagangkan sebagai
hewan peliharaan
3. Ular kobra yang amat berbisa dan ular sanca berbelit kerap digunakan
dalam pertunjukan-pertunjukan keberanian
4. Kulit beberapa jenis ular dan buaya memiliki nilai yang tinggi sebagai
bahan perhiasaan, sepatu, dan tas
5. Ular membantu manusia dalam mengontrol populasi tikus di sawah dan
di kebun.
BAB III
PENITUP

3.1 Kesimpulan

1. Reptilia adalah sebuah kelompok vertebrata yang berdarah dingin dan


memiliki sisik yang menutupi tubuhnya.
2. Reptil memiliki ciri-ciri karakteristik yaitu tubuh dibungkus oleh kulit
kering yang bersisik atau menanduk,jantung tidak sempurna yang
terdiri dari 4 ruang, bernapas melalui paru-paru, berdarah dingin,
fertilisasi terjadi di dalam tubuh, memiliki ukuran tubuh bervariasi,
reptilia merupakan hewan poikiloterm.
3. Reptilia dibedakan menjadi 4 ordo, yaitu Squomata, Testudinata,
Crocodilia, dan Rhynchocephala.
4. Reptilia memiliki banyak peran bagi kehidupan manusia salah satunya
ular membantu manusia dalam mengontrol populasi tikus di sawah
dan di kebun.
DAFTAR PUSTAKA

Ario, A. 2010. Panduan Lapangan Mengenal Satwa Taman Nasional Gunung


Gede Pangrango. Conservation International Indonesia. Perpustakaan
Nasional. Jakarta. 101 Hal.

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi

Carr, A. (1974). The Reptiles. Jakarta: Dainippon Gitakarya Printing.

Halliday, D., dan Resnick, R., 1989. Fundamentals of Physics, Ninth Edition,
John Wiley & Sons, Inc., United States of America.

Klappenbach,L.2013.Reptiles.http://animals.about.com/od/reptiles/p/reptiles.htm.
1 April 2013.

Minelli, G. dan Orlandi, L. 1987. Reptiles “The History of Life on Earth”. Facts
On File Publications, England.

Obst, F. J. 1998. Atlsa of Reptiles and Amphibians for The Terreium. T.F.H.
Publication.inc. United State of America.

Putranto, D. I. 2014. Keanekaragaman Reptil Import di Yogyakarta. Skripsi.


Fakultas Teknobiologi Universitas Atma JayaYogyakarta, Yogyakarta.

Uetz, P. 2017. The Reptile Database. http://www.reptile-database.org. Diakses24


Februari 2017.
Yudha, D. S., Eprilurahman, R., Muhtianda, I. A., Ekarini, D. F., & Ningsih, O.
C., 2015. Keanekaragaman Spesies Amfibi dan Reptil di Kawasan Suaka
Margasatwa Sermodaerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal MIPA, 38(1), pp.
8-13.
Tugas masing masing anggota kelompok

1. Diyah Anjani : membuat makalah ,dan mencari materi


2. Meineta Tinambunan : membuat makalah dan mencari materi
3. Mudik Leonardo Tambun : membuat ppt
4. Siti Rhadiatun Mardiah : membuat ppt

Anda mungkin juga menyukai