Anda di halaman 1dari 45

C

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,,,,,,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,,,

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat

diselesaikan.

Buku ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah

Taksonomi Vertebrata dengan judul “TUATARA”. Harapan saya ialah semoga

buku yang disusun dengan judul tersebut dapat bermanfaat untuk segala pihak,

semoga saja dengan disusunnya buku ini dapat mempermudah pembaca untuk

mendapatkan informasi atau pengetahuan dan menjadi referensi ilmu mengenai

keanekaragaman binatang. Dalam buku ini menyajikan beberapa rinci topic

mengenai sejarah, ciri-ciri, habitat, klasifikasi dan banyak lagi yang semoga

bisa menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Saya menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan terimah kasih kepada ibu Rahmadina,

M.Pd selaku dosen mata kuliah Taksonimi Vertebrata yang telah membimbing

saya dalam menyelesaikan buku ini.

Simalungun , 04Juli 2020

Penyusun,

AYU DWI PUTRI

REPTILIA [TUATARA] i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

PENDAHULUAN ..........................................................................................1

1. Latar Belakang.............................................................................1

BAB I PEMBAHASAN.................................................................................4

1. Taksonomi dan Evolusi Tuatara..............................................6

2. Ordo Rhyncochepalia................................................................7

3. Spesies Tuatara.........................................................................8

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................10

1. Morfologi luar Tuatara.............................................................10

2. Morfologi dalam Tuatara.........................................................13

3. Sistem Skeleton Tuatara.........................................................13

4. Organ Sensoris Tuatara...........................................................16

5. Spine dan Tulang Rusuk Tuatara............................................17

6. Reproduksi Tuatara...................................................................18

7. Perilaku Tuatara.........................................................................20

BAB III PEMBAHASAN.............................................................................22

1. Keistimewaan Tuatara..............................................................22

2. Anatomi Perbandingan dengan Kadal.....................................23

3. Penyebaran Geografis dan Habitat Tuatara........................25

4. Ancaman.................................................................................................28

5. Soal Latihan.........................................................................................30

6. Glosarium...............................................................................................33

7. Indeks.....................................................................................................36

8. Daftar pustaka...................................................................................37

9. Riwayat penulis...................................................................................37
REPTILIA [TUATARA] ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Reptilia suatu kelompok vertebrata yang menyesuaikan diri di tempat yang

kering di tanah. Penandukan atau cornification kulit dan squama atau carpace

untuk menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kasar.

Kelas reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang telah berjaya

pada masa mesozoikum, untuk lebih mengetahui lebih banyak lagi informasi-

informasi seputar reptilia, maka disusunlah makalah ini.Kata Reptilia berasal

dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok hewan

darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Ciri umum

kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya

tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan

tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat

mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total maupun sebagain.

Pengelupasan secara total misalnya pada anggota sub-ordo ophidia dan

pengelupasan sebagian pada anggota sub-ordo lacertilia. Sedangkan pada ordo

chelonia dan crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami pergantian atau

pengelupasan. Kulit pada Reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit

Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan

tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang

sama sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak

mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari/Pentadactylus dan setiap

jarinya bercakar. Rangkanya pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna dan

bernafas dengan paru-paru.Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu

Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura,

REPTILIA [TUATARA] 3
dan Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan

Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman).

Ordo Rhyncocephalia (Tuatara,), tuatara hewan yang menyerupai iguana ini

disebut-sebut sebagai ikon reptil di Selandia Baru. Riset ilmuwan menunjukkan,

hewan reptil ini mampu mengunyah makanan dengan cara yang berbeda, tidak

seperti hewan mamalia pada umumnya.Dengan cara mengunyah yang diklaim

unik tersebut, hewan ini menempatkan persepsi luas, bahwa kemampuan

mengunyahnya sangat kompleks dan berhubungan erat dengan metabolisme

tinggi pada tubuhnya. Ilmuwan dari UCL dan University of Hull menggunakan

model komputer yang canggih untuk menunjukkan bagaimana Tuatara mampu

mengiris makanan seperti pisau steak. Tuatara ( Sphenodon) merupakan reptil

mirip kadal yang bertahan atau selamat di era zaman kapur. Zaman di mana

dinosaurus masih hidup sekitar puluhan juta tahun yang lalu.

Kabarnya, hewan ini tinggal di 35 pulau yang tersebar di sekitar pantai

Selandia Baru. Reptil purbakala tersebut mengonsumsi berbagai jenis serangga

seperti kumbang, laba-laba dan jangkrik. Selain itu memakan pula kadal kecil

serta burung laut. Sebuah makalah yang diterbitkan dalam The Anatomical

Record, ilmuwan menggambarkan adanya rahang yang sangat khusus dari

Tuatara. Saat Tuatara mengunyah, rahang bagian bawah menutup diantara dua

baris gigi bagian atas. Setelah ditutup, rahang bagian bawah itu menggeser ke

depan beberapa milimeter untuk memotong makanan menggunakan ujung gigi

yang tajam. Sehingga, makanan itu seolah tergergaji sampai terpisah-pisah.

Penulis makalah, Marc Jones dari UCL Cell and Developmental Biology

mengatakan, kebanyakan hewan reptil misalnya ular mampu menelan mangsanya

keseluruhan, tetapi ini berbeda dengan Tuatara. Beberapa reptil seperti ular

dapat menelan makanan mereka secara keseluruhan, tetapi sebagian hewan

lainnya menggunakan gigitan untuk memecah makanan. Tuatara juga mengunyah

(mengiris) makanan, (tetapi irisannya) seperti pisau steak.


REPTILIA [TUATARA] 4
Tuatara adalah reptil kuno teman main dinosaurus. Tuatara memiliki

keragaman genetik yang rendah dari suatu spesies. Keanekaragaman genetik

rendah memiliki implikasi bagi hewan, seberapa baik ditempatkan untuk

mengatasi perubahan iklim masa depan dan juga untuk kelangsungan hidup

populasi yang baru didirikan. Ini bisa jadi kelemahan sekaligus kelebihan yang

di miliki Tuatara.Keragaman genetik yang rendah sering dikaitkan dengan

kerentanan terhadap patogen baru dan keberhasilan reproduksi rendah tetapi

memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan lingkungan di masa depan.

Tuatara pernah hidup di seluruh daratan Selandia Baru tetapi bertahan di

alam liar hanya pada sekitar 30 pulau lepas pantai yang memiliki karakteristik

bebas dari ancaman predator seperti tikus dan predator mamalia lain yang

memangsa Tuatara muda dan telur-telur Tuatara. Pulau-pulau yang biasanya

ditempati oleh koloni kadal, mamalia dan burung laut yang sedang berkembang

biak dibutuhkan oleh Tuatara untuk bertahan hidup.

Hanya ada dua jenis tuatara yang diakui asli Selandia Baru yang terdiri

dari dua subspesies. Yang pertama adalah The northern tuatara/Tuatara

Selatan/Sphenodon punctatuspunctatus yang ada di pulau-pulau dari Bay of

Plenty utara. Sedangkan Tuatara yang kedua adalah The Cook Strait

tuatara/Tuatara Selat Cook/S. punctatus, subspesies yang terdapat di

Takapourewa (Stephens Island) dan Kepulauan Trio di Marlborough Sounds.

Spesies Tuatara lainnya yang terdapat di Pulau Brothers adalah S.

guntheri. Pulau ini terletak  sedikit lebih jauh dari Kepulauan Marlborough

Sounds. Tuatara jenis ini sedikit lebih kecil badannya dibandingkan dengan dua

subspecies di atas. Penelitian DNA tuatara dan data allozyme untuk semua

populasi menyimpulkan Tuatara digambarkan sebagai spesies tunggal terbaik

yang berisi varian geografis yang khas dan penting.

REPTILIA [TUATARA] 5
BAB I

PEMBAHASAN

1. Taksonomi Tuatara (Sphenodon punctatus)

Tuatara (Sphenodon punctatus) adalah spesies endemik New Zealand

yang merupakan reptil purba dan telah ada sejak sekitar 200 juta tahun lalu.

Hewan ini memiliki keanekaragaman genetik yang rendah, hanya ada 2 spesies,

yakni Sphenodon punctatus dan Sphenodon guntheri. Pada usia 35 tahun

tuatara akan berhenti tumbuh, namun hewan ini dapat hidup sampai berusia

lebih dari 100 tahun. Nama Tuatara berasal dari bahasa 'Maori' yang

berartispines on back (duri di punggung).

Tuatara adalah kelompok Squamata (termasuk kadal, ular dan

amphisbaenians), merupakan  superorder Lepidosauria, yang takson 

Lepidosauromorpha. Squamates dan Tuatara keduanya mempunyai kesamaan

autotomy (hilangnya ujung ekor ketika terancam), dan memiliki celah

transversal kloaka. Asal usul Tuatara mungkin terletak dekat dengan

perpecahan antara Lepidosauromorpha dan Archosauromorpha. Meskipun

menyerupai kadal Tuatara, hanya mempunyai sedikit kesamaan, karena Family

ini  memiliki beberapa karakteristik unik dibanding  reptil lain. Tipikel bentuk

kadal yang khas sering kita temui secara umum pada Amniota; fosil tertua

reptil, Hylonomus, menyerupai kadal sekarang.1

1
Besson, A.A. and Cree, A. (2011). Integrating physiology into conservation: an approach to help guide translocations of a
rare reptile in a warming environment. Anim. Conserv. 14, 28–37

REPTILIA [TUATARA] 6
Gambar 1: Bagian- bagian tubuh Tuatara

Sumber :http://chanelduniareptil.blogspot.com/2011/

Tuatara awalnya diklasifikasikan sebagai kadal pada tahun 1831 ketika

British Museum menerima tengkorak. Genus ini tetap dikelompokan sampai

1867, ketika Albert Gunther dari British Museum mencatat fitur serupa

dengan burung, kura-kura, dan buaya. Ia mengusulkan urutan Rhynchocephalia

(berarti "kepala paruhnya") untuk Tuatara dan kerabat fosil. Sekarang,

sebagian besar penulis memilih untuk menggunakan nama agar lebih eksklusif

Sphenodontia untuk Tuatara dan kerabat terdekatnya hidup . Banyak spesies

yang terkait yang kemudian ditambahkan ke Rhynchocephalia, menghasilkan

secara taksonomis disebut " wastebasket taxon".

2. Ordo Rhyncochepalia

Ordo ini diketahui berdasarkan catatan fosil pada Era Triasik Akhir yaitu

antara 210-220 juta tahun yang lalu. Ordo Rhynchocephalia memiliki tipe

tengkorak diapsid. Morfologinya mirip dengan anggota lacertilia dan panjang

dewasanya mencapai 30 cm. Anggota ordo ini semuanya karnivora dan mencari

makan di malam hari. Habitat hidupnya di air atau di daratan. Ordo

Rhynchocephalia bereproduksi secara ovipar dengan fertilisasi internal.

REPTILIA [TUATARA] 7
Telurnya ditempatkan dalam suatu lubang seperti kebanyakan anggota Kelas

Reptilia lainnya dan menetas dalam waktu 1 tahun. Anggota Ordo

Rhynchocephalia mempunyai satu familia yaitu Sphenodontidae dan hanya satu

genus Sphenodon. Genus ini terdiri dari duaspesies yaituSphenodon

punctatus dan Sphenodon guntheri (Tuatara). Keduanya merupakan hewan

endemik Selandia Baru.2

Tuatara telah disebut sebagai living fossils, yang berarti kelompok ini

dengan mempertahankan banyak karakteristik basal dari kelompok squamate-

membagi rhynchocephalian (220 mya) Namun, taksonomi pada Sphenodontia

telah menunjukkan bahwa kelompok ini telah mengalami berbagai perubahan

pada era Mesozoikum, dan sebuah studi molekuler terbaru menunjukkan bahwa

tingkat evolusi molekulernya lebih cepat daripada hewan lain sejauh diperiksa.

Banyak dari relung ditempati oleh kadal saat ini dipegang oleh sphenodontians.

Bahkan ada sekelompok sphenodontians air dikenal sebagai pleurosaurs , yang

berbeda nyata dari hidup Tuatara. Tuatara menunjukkan adaptasi cuaca dingin

yang memungkinkan mereka untuk berkembang di pulau Selandia Baru; adaptasi

unik ini mungkin dilakukan untuk Tuatara sejak nenek moyang mereka,

sphenodontian tinggal di iklim hangat pada zaman Mesozoikum. 3

a. Spesies Tuatara

Ada dua spesies yang tersisa: Sphenodon punctatus dan Sphenodon

guntheriyang lebih jarang, atau Saudaranya di Pulau Tuatara, yang terbatas

pada utara Pulau Bruder di Selat Cook. Para punctatus untuk nama spesies ini

adalah bahasa Latin dari"melihat", dan guntheri mengacu pada Albert Günther.

s. punctatus bernama bila hanya satu spesies yang dikenal, dan namanya

menyesatkan, karena kedua spesies sama-sama memiliki bintik-bintik. 

2
Evans, S.E. (2003). At the feet of the dinosaurs: the early history and radiation of lizards. Biol. Rev. 78, 513–551.
3
Dieffenbach, Ernst. 1843. Travels in New Zealand, With Contributions to the Geography, Geology, Botany, and Natural
History of That Country. London: John Murray

REPTILIA [TUATARA] 8
Brother's Island tuatara (S. guntheri) memiliki kulit coklat zaitun dengan

patch kekuningan, sementara warna spesies lain, ( S. punctatus), berkisar dari

hijau zaitun abu-abu merah muda menjadi merah atau batu bata gelap, sering

berbintik-bintik, dan selalu bintik-bintik berwarna putih. Selain itu, S.guntheri

jauh lebih kecil.

(2) (3)
Gambar 2 : Sphenodon punctatus dan gambar 3: Sphenodon guntheri

Sumber : http://reptilis.net/rhynchocephalia/sphenodontidae/guntheri.html

ketiga, spesies sphenodon diidentifikasi punah pada November 1885 oleh

William Colenso, ketika dikirimi sub-fosil spesimen tidak lengkap dari sebuah

tambang batubara lokal. S.Colenso yaitu spesies baru. S.diversum. sphenodon

punctatus lebih lanjut dibagi menjadi dua subspesies: selat Cook Tuatara

(subspesies yang tidak disebutkan namanya), yang hidup di pulau-pulau lainnya

di dan dekat Selat cook, dan Tuatara sebelah utara ( Sphenodon punctatus

punctatus), yang tinggal di Teluk Plenty, dan beberapa pulau-pulau di sebelah

utara. Pada tahun 2009 paper dikaji ulang basis genetik digunakan untuk

membedakan dua jenis Tuatara, dan menyimpulkan bahwa mereka hanya


4
mewakili varian geografis, dan hanya satu spesies harus diakui.

4
Nelson, N. J., et al. 2002. Establishing a new wild population of tuatara (Sphenodon guntheri). Conservation Biology
16:887–894.

REPTILIA [TUATARA] 9
Gambar 4: Hubungan evolusi Sphenodon dan variasi bentuk tubuh dalam contoh-contohnya

kerabat fosil. Taksonomi fosil (Gephyrosaurus, Clevosaurus, Pleurosaurus, Kallimodon dan

Priosphenodon) ditarik kira-kira ke skala dan diketahui dari kerangka hampir lengkap.

Sumber: https://www.cell.com/current-biology/pdf/S0960-9822(12)01303-6

REPTILIA [TUATARA] 10
BAB II

PEMBAHASAN

1. Morfologi luar Tuatara

a) Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Phylum: Chordata
Subphylum: Vertebrata
Class: Reptilia 
Order: Sphenodontia

Family: Sphenodontidae
Sphenodon 
Genus: Gray , 1831 
Spesies

Sphenodon gunther i– (Buller , 1877)

Sphenodon punctatus – (Gray , 1842) 

Sphenodon diversum – (Colenso, 1885)

Tuatara berwarna coklat kehijauan, ukurannya sampai dengan 80 cm (31

in) dari kepala ke ekor dan berat sampai 1,3 kilogram (2,9 lb) dengan bagian

ujung dorsalnya berduri sepanjang punggung, sangat jelas pada Tuatara jantan.

Pada giginya, terdapat dua baris gigi di rahang atas tumpang tindih satu baris

pada rahang bawah, dan merupakan spesies yang unik di antara spesies yang

hidup. Mereka memiliki mata foto-reseptif yang dijuluki "mata ketiga", yang

fungsinya saat ini adalah subjek penelitian yang sedang berlangsung tetapi

dianggap terlibat dalam pengaturan sirkadiansiklus dan musiman.

Mereka mampu mendengar meskipun tidak ada telinga eksternal, dan

memiliki sejumlah organ tubuh yang unik dalam kerangka mereka, beberapa

REPTILIA [TUATARA] 11
dari mereka ternyata evolusioner dari ikan. Meskipun kadang-kadangTuatara

disebut " fosil hidup", taksonomi terbaru dan kerja molekul telah menunjukkan

bahwa mereka telah berubah secara signifikan

sejakzaman Mesozoikum .Tuatara jantan lebih besar dibanding betina dan

memiliki duri yang lebih menonjol di sepanjang punggung. Baik Tuatara jantan

maupun Tuatara betina akan matang secara seksual ketika umur 15 sampai 20

tahun.5

Berdasarkan catatan fosil, Ordo ini diketahui pada Era Triasik Akhir

yaitu antara 210 – 220 juta tahun yang lalu. Ordo Rhynchocephalia memiliki

tipe tengkorak diapsid. Morfologinya mirip dengan anggota lacertilia dan

panjang dewasanya mencapai 30 cm. Anggota ordo ini semuanya karnivora dan

mencari makan di malam hari. Habitat hidupnya di air atau di daratan. Ordo

Rhynchocephalia bereproduksi secara ovipar dengan fertilisasi internal.

Telurnya ditempatkan dalam suatu lubang seperti kebanyakan anggota Kelas

Reptilia lainnya dan menetas dalam waktu 1 tahun.6

Anggota Ordo Rhynchocephalia mempunyai satu familia yaitu

Sphenodontidae dan hanya satu genus Sphenodon. Genus ini terdiri dari dua

spesies yaituSphenodon punctatus dan Sphenodon guntheri(Tuatara).

Keduanya merupakan hewan endemik Selandia Baru (Zug, 1993)

Secara umum morfologinya mirip kadal (Squamata), memiliki duri di

punggungnya. Tuatara dewasa panjang tubuhnya dapat mencapai 40 cm

(female/betina) dan 60 cm (male/jantan). Tidak memiliki daun telinga seperti

reptil lainnya. Tipe tengkoraknya Diapsid (two openings on either side) dan

memiliki "parietal eye" di bagian atas kepalanya. 7

5
Nelson, N. J., S. N. Keall, S. Pledger, and C. H. Daugherty. 2002. Male-biased sex ratio in a small tuatara population.
Journal of Biogeography 29: 633–640.
6
Nelson, N. J., et al. 2002. Establishing a new wild population of tuatara (Sphenodon guntheri). Conservation Biology
16:887–894.
7
Besson, A.A. and Cree, A. (2011). Integrating physiology into conservation: an approach to help guide translocations of
a rare reptile in a warming environment. Anim. Conserv. 14, 28–37

REPTILIA [TUATARA] 12
\

Gambar 5: Morphology of Tuatara

Sumber : https://www.wikiwand.com/en/Tuatara

Seperti reptil pada umumnya kulit tuatara juga dilapisi sisik.

Gambar 6 dan 7 : Epidermis of the Tuatara

Sumber :https://www.wikiwand.com/en/Tuatara

Tuatara muncul dari lubang, saat di malam hari, untuk memakan

setiap hewan yang mereka dapat: sebagian besarserangga seperti

wetas, cacing, siput dan kaki seribu. Tuatara terkadang malas untuk

mengejar mangsanya. Mereka hanya duduk dan jika kecil ada sesuatu

yang cukup konyol lewat, tiba-tiba terkunci tuatara itu.Mereka

memiliki gigitan yang kuat dan dapat bertahan untuk waktu yang lama.Anak-


REPTILIA [TUATARA] 13
anak Tuatara muncul di siang hari, ketika Tuatara dewasa sering tidur,yang

menyimpan mereka dari kematian yang kanibal. Gigi bawah masuk ke

dalam alur antara dua baris gigi atas. Gigisebenarnya terbuat dari tulang

dan diikat ke permukaan luar tulang rahang. Gigi ular sama seperti ini

juga (acrodont). 

Tuatara yang sudah tua sering edentulous dan hanya makan dengan

tulang rahang mereka, seperti orang tua yang telah kehilangan gigi palsu

mereka. Kehilangan gigi sangat patal bagi karnivora, seperti singa dan

merupakanhukuman mati. Makan-makan harimau di India sering kehilangan gigi

dan tidak bisa membunuh lebih cepat, dan tidak bisa memangsa dengan normal

lagi. Ketika makan siput, gigi tidak penting dan tuatara begitu tua bisadengan

sangat baik.Kadal memiliki gigi plurodont, didukung oleh rak tulang. Ini

adalah salah satu alasan tuatara adalah bukan kadal, dan buaya memiliki

gigithecodont, yang diatur dalam tulang. Manusia juga

memiliki gigithecodont duduk di soket.

2. Morfologi Dalam Tuatara

Tuatara dianggap yang paling unspecialised amniote, otak dan modus

gerak menyerupai amfibi dan jantung lebih primitif daripada reptil lainnya.

Paru-paru mereka memiliki ruang tunggal dan kurangnya saluran pernapasan.

Kedua spesies seual dimorfik, jantan yang lebih besar. Panjang

S. punctatus jantan dewasa berukuran 61 cm (24 in) dan betina 45 cm (18 in).

Bahkan kebun binatang San Diego mengukur panjang hingga 80 cm (31

in).Berat jantan sampai 1 kg (2,2 lb), dan betina sampai dengan 0,5 kg (1,1 lb).

Warna kehijauan cokelat Tuatara yang cocok dengan lingkungannya.

Tuatara berganti kulit mereka setidaknya sekali per tahun saat dewasa, dan

tiga atau empat kali setahun saat muda. Puncak berduri di punggung sebuah

Tuatara, membuat lipatan lembut segitiga kulit, lebih besar pada jantan, dan
REPTILIA [TUATARA] 14
dapat menegang. Perut tuatara jantan lebih sempit daripada tuatara betina

itu.8

a) Sistem Skeleton

Gambar 8: Skeleton Tuatara

Sumber : https://biologypunk.blogspot.com/2012/04/tuatara-sphenodon-punctatus.html

Gambar 9 :Tengkorak tuatara, menunjukkan lengkungan temporal lengkap, dan tulang

individu

Sumber : https://www.wikiwand.com/en/Tuatara

8
Maderson, P.F.A. 1968. Observations on the Epidermis of the Tuatara (Sphenodon punctatus). Harvard: Dermatology
Department, Harvard Medical School, USA.

REPTILIA [TUATARA] 15
Tengkorak Tuatara, menunjukkan lengkungan temporal lengkap, dan tulang

individu: 

1. premaxilla  :satu dari sepasang tulang tengkorak kecil di ujung rahang

atas banyak hewan, biasanya, tetapi tidak selalu, membawa gigi.

Pada manusia, mereka menyatu dengan rahang atas dan biasanya

disebut sebagai tulang tajam. Istilah lain yang digunakan untuk

struktur ini termasuk tulang premaxillary atau os premaxillare,

dan tulang intermaxillary atau os intermaxillare.

2. hidung tuatara: memiliki lubang hidung yang kecil, yang dianggap dari

sebagian sistem pendinginan hewan ini berguna untuk

mengkompensasikan resiko kepanasan dari kulit beratnya

Tuatara.

3.prefrontal   : Korteks prafrontal berhubungan erat dengan banyak bagian

otak lainnya, terutama formasi limbik dan daerah kortikal lobus

parietal dan temporal.

4.frontal  :Bagian depan dari saluran telur wanita Hemidactylus turcicus

menunjukkan daerah histologis saluran telur.

5.rahang  :rahang bawah menutup di antara dua gigi bagian atas.

Selanjutnya, rahang digerakkan maju dan mundur sejauh

beberapa milimeter. Dengan cara ini, gigi tuatara yang tajam

mampu memotong makanan.

6.postfrontal  :  diperluas secara posterior dan berkontribusi

terhadap tepi orbital.

7.dentary  :Mandibula , atau rahang bawah, terdiri dari satu tulang yang

mengandung gigi pada mamalia (dentary), sedangkan rahang

bawah reptil modern dan prasejarah terdiri dari konglomerasi

tulang yang lebih kecil.

8.postorbital  : bersinggungan dengan pariental.


REPTILIA [TUATARA] 16
9.jugal  : tulang tengkorak yang ditemukan di sebagian besar reptil

10.parietalis  : adalah tempat utama untuk memproses informasi sensorik,

seperti rasa, suhu, bau, pendengaran, penglihatan, dan sentuhan.

11.squamosal : terletak ventral ke seri temporal dan otic notch, dan

berbatasan anterior oleh postorbital . Di posterior, squamosal

berartikulasi dengan tulang kuadrat dan pterigoid . Squamosal

dibatasi anteroventral oleh jugal dan ventral oleh quadratojugal.

Dalam perjalanan evolusi, tengkorak telah dimodifikasi dalam diapsids

besar dari versi asli bukti dalam catatan fosil. Namun, semua fitur asli yang

diawetkan dalam dari Tuatara, itu memiliki dua bukaan (fenestra temporal) di

setiap sisi tengkorak, dengan lengkungan lengkap. Selain itu, rahang atas

terpasang kuat ke tengkorak. Hal ini membuat untuk konstruksi, fleksibel

sangat kaku. Testudines (penyu dan kura-kura ) tengkorak, yang kurang

memiliki fenestra temporal (kondisi anapsid), kadang-kadang dianggap sebagai

paling primitif di antara Amniota lain, meskipun ada bukti kuat mereka mungkin

telah kehilangan lubang temporal daripada tidak pernah punya mereka.

Ujung rahang atas adalah seperti paruh dan dipisahkan dari sisa rahang

dengan takik. Ada satu baris gigi di rahang bawah dan dua baris di atas,

dengan baris bawah pas sempurna antara dua baris atas ketika mulut ditutup.

Susunan gigi tertentu tidak terlihat pada reptil lainnya ; meskipun

kebanyakan ular memiliki dua baris gigi pada rahang atas mereka, pengaturan

dan fungsi mereka berbeda dari Tuatara.

Rahang bergabung denganligamentum, mengunyah dengan gerakan maju-

mundur dikombinasikan dengan geser atas dan bawah tindakan. Kekuatan

gigitan cocok untuk geser kitin dan tulang. gigi Tuatara adalah tidak diganti,

karena mereka tidak struktur yang terpisah seperti gigi yang nyata, tetapi

proyeksi yang tajam dari tulang rahang. ] Sebagai gigi memakai bawah, Tuatara

tua harus beralih ke mangsa lembut seperti cacing tanah, larva , dan siput , dan


REPTILIA [TUATARA] 17
akhirnya harus mengunyah makanan mereka antara tulang rahang halus.

OtakSphenodon hanya setengah dari volume endocranium.  Hal ini proporsi

telah digunakan oleh ahli paleontologi mencoba untuk memperkirakan volume

otak dinosaurus berdasarkan fosil.9

Penggunaan tuatara sebagai model hewan untuk volume otak dinosaurus

telah dikritik karena sejak otak burung menempati porsi lebih besar dari

tengkorak mereka, dan dinosaurus adalah nenek moyang burung, setidaknya

beberapa dinosaurus pasti memiliki volume penengah antara keduanya.

b) Organ Sensoris

 Mata bisa fokus secara mandiri, dan khusus dengan retina duplex yang

berisi dua jenis sel visual untuk baik siang dan malam visi, dan tapetum

lucidum yang mencerminkan ke retina untuk meningkatkan visi dalam gelap.

Ada juga kelopak mata ketiga pada mata masing-masing, membran

nictitating.

 Tuatara memiliki mata ketiga di bagian atas kepalanya disebut mata

parietal . Ia memiliki lensa sendiri, kornea, retina dengan batang-seperti

struktur, dan koneksi saraf merosot ke otak, menunjukkan hal itu

berevolusi dari mata nyata. Mata parietal hanya terlihat di tukik, yang

memiliki patch tembus di bagian tengah atas tengkorak. Setelah empat

sampai enam bulan menjadi ditutupi dengan sisik buram dan pigmen.

Tujuannya adalah diketahui, tetapi mungkin berguna dalam

menyerapultraviolet sinar untuk memproduksi vitamin D, serta untuk

menentukan terang / gelap siklus, dan membantu

dengan termoregulasi . [14] Dari semua tetrapoda yang masih ada, mata

parietal yang paling diucapkan dalam Tuatara. Mata parietal adalah bagian

9
Daugherty, C. H., A. Cree, J. M. Hay, and M. B. Thompson. 1990. Neglected taxonomy and continuing extinctions of
tuatara (Sphenodon). Nature 347:177–179.

REPTILIA [TUATARA] 18
dari kompleks pineal, bagian lain yang merupakankelenjar pineal , yang pada

Tuatara mengeluarkan melatonin di malam hari. Telah menunjukkan bahwa

beberapa salamander menggunakan tubuh mereka untuk melihat pineal

cahaya terpolarisasi, dan dengan demikian menentukan posisi matahari,

bahkan di bawah awan, membantu navigasi.

 Bersama dengan kura-kura , tuatara memiliki organ pendengaran yang

paling primitif di antara Amniota. Tidak ada gendang telinga dan earhole

tidak, dan telinga tengah rongga diisi dengan jaringan longgar, sebagian

besar adiposa (lemak) jaringan . Para stapes datang ke dalam kontak

dengankuadratus (yang bergerak) serta hyoid dan squamosal. Para sel-sel

rambut yang terspesialisasi, dipersarafi oleh kedua aferen dan eferen

sarafserat, dan merespon hanya untuk frekuensi rendah. Meskipun organ-

organ pendengaran kurang dikembangkan dan primitif tanpa telinga

eksternal terlihat, mereka masih dapat menunjukkan respon frekuensi

100-800 Hz , dengan sensitivitas puncak 40 dB pada 200 Hz.10

d) Spine dan Tulang Rusuk

 tulang belakang Tuatara terdiri dari jam-kaca berbentuk

amphicoelous vertebra , cekung baik sebelum dan di belakang. Ini adalah

kondisi biasa tulang ikan dan beberapa amfibi, tetapi merupakan suatu yang

unik untuk Tuatara dalam Amniota .

 Tuatara telah gastralia , rusuk-seperti tulang rusuk juga disebut lambung

atau perut, sifat leluhur dugaan diapsids. Mereka ditemukan di

beberapa kadal, dimana mereka sebagian besar terbuat dari tulang rawan,

serta buaya dan Tuatara, dan tidak melekat pada tulang belakang atau

tulang rusuk dada. Tulang rusuk sejati proyeksi kecil, dengan kecil, tulang

10
Ramstad, K. M., et al. Species and cultural conservation in New Zealand: Maori traditional ecological knowledge of
Tuatara. Conservation Biology 21:455–464.

REPTILIA [TUATARA] 19
bengkok, disebut proses uncinate, ditemukan di belakang tulang rusuk

masing-masing. Fitur ini juga hadir pada burung. Tuatara adalah hidup

hanyatetrapod dengan gastralia dikembangkan dengan baik dan proses

uncinate.

 Pada tetrapoda awal, gastralia dan tulang rusuk dengan proses uncinate,

bersama dengan unsur-unsur bertulang seperti pelat tulang di kulit

(osteoderms) dan klavikula (tulang selangka), akan membentuk semacam

exo-kerangka seluruh tubuh, melindungi perut dan membantu untuk terus

dalam keberanian dan organ dalam. Rincian ini anatomi paling mungkin

berevolusi dari struktur yang terlibat dalam tenaga bahkan sebelum

vertebrata berkelana ke daratan. Para gastralia mungkin telah terlibat

dalam proses pernapasan pada amfibi dan reptil awal. Para girdle panggul

dan bahu disusun berbeda dengan yang kadal, seperti halnya dengan bagian

lain dari anatomi internal dan sisiknya.

 Pelat berduri di bagian belakang dan ekor tuatara mirip dengan buaya lebih

dari kadal, tapi memiliki kemampuan untuk memutuskan ekornya ketika

tertangkap oleh predator, dan kemudian beregenerasi itu. Ekor dan bagian

belakang yang ditutupi dengan pelat berduri mirip dengan buaya. 11

e) Reproduksi tuatara

 Tuatara membutuhkan waktu antara 10 sampai 20 tahun untuk mencapai

kedewasaan seksual. Tuatara betina pada umumnya bertelur antara 5

sampai 18 butir, hanya sekali selama 4 tahun, siklus reproduksi terlama di

kalangan reptil. Perkawinan berlangsung dari pertengahan musim panas

sampai permulaan musim gugur (Januari-Maret) dan telur dihasilkan pada

musim semi atau permulaan musim panas (Oktober-Desember). Inkubasi

11
Boswell, Anna. 2017. Settler Sanctuaries and the Stoat-Free State. Animal Studies Journal 6: 109–36.

REPTILIA [TUATARA] 20
berlangsung dari 12 sampai 15 bulan, dengan perkembangan embrio yang

berhenti pada bulan-bulan musim dingin.

Gambar 10 : Male Tuatara (Left) and Female Tuatara (Right)

Tuatara Jantan (Kiri) dan Tuatara Betina (Kanan)

Sumber : https://www.wikiwand.com/en/Tuatara

 Seekor Tuatara Henry, tinggal di Southland Museum dan Galeri Seni,

masih reproduktif aktif pada usia 111 tahun.Tuatara reproduksi sangat

lambat, mengambil sepuluh sampai dua puluh tahun untuk mencapai

kematangan seksual. Perkawinan terjadi pada pertengahan musim panas.

Betina kawin dan bertelur setiap empat tahun

sekali. Selama pendekatan, jantanmembuat kulitnya lebih gelap. Dia

perlahan-lahan berjalan di lingkaran sekitar wanita dengan kaki kaku.

betina baik akan menyerahkan, dan memungkinkan jantan maju-mundur ke

lubang nyaJantan tidak memiliki penis;. mereka mereproduksi oleh laki-laki

mengangkat ekor betina dan menempatkan nya ventilasi atas miliknya.

sperma ini kemudian ditransfer ke perempuan, seperti banyak proses

perkawinan pada burung.

REPTILIA [TUATARA] 21
 Telur tuatara memiliki shell, lembut seperti perkamen. Dibutuhkan betina

antara satu dan tiga tahun untuk membentuk kuning telur, dan sampai

tujuh bulan untuk membentuk shell. kemudian antara 12 dan 15 bulan dari

kopulasi sampai menetas. Reproduksi ini berarti terjadi pada dua kali untuk

interval lima tahun, paling lambat dalam reptil Wild Tuatara ini. Diketahui

masih reproduksi pada sekitar 60 tahun-tuatara "Henry", sebuah 111-tahun

di Southland Museum di Invercargill, Selandia Baru, menjadi seorang ayah

(mungkin untuk pertama kalinya) pada tanggal 23 Januari 2009.

Gambar 11 : bentuk telur tuatara

Sumber : http://rere-rezarindani.blogspot.com/2012/01/sphenodon-guntheri-brother-

island.html

 Jenis kelamin anakan tergantung pada suhu telur, jika telur hangat

cenderung untuk menghasilkan Tuatara jantan, dan betina dihasilkan

oleh telur dingin. Telur diinkubasi pada 21 °C (70 °F) memiliki kesempatan

yang sama sebagai jantan atau betina. Namun, pada suhu 22 °C (72 °F),

80% cenderung jantan, dan pada 20 °C (68 °F), 80% cenderung betina;

pada 18 °C (64 °F) semua anakan akan menjadi betina. Ada beberapa bukti

REPTILIA [TUATARA] 22
bahwa penentuan seks tuatara ditentukan oleh faktor genetik dan

lingkungan.

 Tuatara mungkin memiliki tingkat pertumbuhan paling lambat pada

reptil apapun, terus tumbuh besar selama 35 tahun pertama dalam hidup

mereka. Umur rata-rata sekitar 60 tahun, tetapi mereka dapat hidup

sampai lebih dari 100 tahun. Beberapa ahli percaya bahwa di penangkaran,

Tuatara bisa hidup selama 200 tahun.12

f) Prilaku tuatara

 Tuatara Dewasa adalah terestrial dan hewan malamreptil, meskipun

mereka sering berjemur di bawah sinar matahari untuk menghangatkan

tubuh mereka. Tukik bersembunyi di bawah kayu dan batu, dan diurnal ,

mungkin karena spesies dewasa yang kanibal. Tuatara berkembang di

temperatur yang lebih rendah dan tidak sama dengan kebanyakan reptil

lain, dan melakukan hibernasiselama musim dingin. Mereka tetap aktif pada

suhu serendah 5 ° C (41 ° F) sementara suhu lebih dari 28 ° C (82 ° F) yang

umumnya fatal. Suhu tubuh yang optimal untuk Tuatara adalah 16-21 ° C

(61 sampai 70 ° F), yang terendah dari reptil apapun. Suhu tubuh Tuatara

adalah lebih rendah dari reptil lain mulai 5,2-11,2 ° C (41-52 ° F) lebih dari

sehari, sedangkan reptil yang paling memiliki suhu tubuh sekitar 20 ° C (68

° F). Hasil suhu rendah tubuh dalam lambat metabolisme.

 Burung laut menggali seperti petrels , prion, dan burung penciduk berbagi

habitat pulau Tuatara selama musim burung membuat sarang. Tuatara

menggunakanburung  lubang untuk berlindung bila tersedia, atau menggali

sendiri. Para burung laut guano membantu untuk mempertahankan populasi

invertebrata yang sering menjadi mangsa Tuatara,

12
Nelson, N. J., S. N. Keall, S. Pledger, and C. H. Daugherty. 2002. Male-biased sex ratio in a small tuatara population.
Journal of Biogeography 29: 633–640.

REPTILIA [TUATARA] 23
termasuk kumbang,jangkrik, dan laba-laba . Makanan mereka juga terdiri

dari katak, kadal, dan telur burung dan ayam. Telur dan burung laut muda

yang musiman tersedia sebagai makanan untuk Tuatara dan dapat

menyediakan asam lemak yang menguntungkan. tuatara dari kedua jenis

kelamin mempertahankan wilayah, dan akan mengancam dan akhirnya

menggigit ketika terganggu. Gigitan Tuatara bisa menyebabkan cedera

serius. tuatara akan menggigit ketika didekati, dan tidak akan membiarkan

pergi dengan mudah.

 Tuatara hidup sendiri di dalam lubang, di mana mereka kadang-kadang

bertahan. Tuatara jantan saling berkelahi, membusungkan tubuh dan

mengangkat kepala mereka, dan menggelapkan kulit antara bahu leher dan

kepala. Tuatara jantan juga mendekati si betina dengan menggunakan cara

ini terlebih dahulu sebelum berkembang biak. Tuatara paling aktif di malam

hari, tetapi kadang-kadang menjemurkanlubang mulut mereka di saat hari

sedang cerah.

Gambar 11 : tuatara jantan berkelahi

Sumber : https://biologypunk.blogspot.com/2012/04/tuatara-sphenodon-

punctatus.html

 Makanan terdiri dari arthropoda, cacing tanah, siput, telur burung, burung

kecil, katak, dan cicak, juga serangga lokal yang serupa dengan jangkrik

REPTILIA [TUATARA] 24
berukuran tikus yang bernama weta. Tuatara muda juga kadang-kadang

kanibal. Karena kadarmetabolisme yang rendah, tuatara makan jauh lebih

sedikit daripada reptil lainnya. 13

Gambar 12 : Tutara berburu mangsa

Sumber :Sumber : https://biologypunk.blogspot.com/2012/04/tuatara-sphenodon-

punctatus.html

13
Besson, A.A. and Cree, A. (2011). Integrating physiology into conservation: an approach to help guide
translocations of a rare reptile in a warming environment. Anim. Conserv. 14, 28–37
REPTILIA [TUATARA] 25
BAB III

PEMBAHASAN

1. Keistimewaan Tuatara

a. Mereka dapat menahan nafas mereka selama satu jam

b. Mereka tumbuh sangat lambat dan hanya berhenti tumbuh ketika mereka

35 tahun

c. Mereka dapat hidup sampai lebih dari 100 tahun.

d. Seperti reptil lain, Tuatara adalah hewan berdarah dingin, yang berarti

suhu mereka berubah dengan suhu udara. Nama ilmiah untuk berdarah

dingin adalah 'poikilothermic'.

e. Tuatara aktif di malam hari dan lebih suka cuaca dingin. Namun mereka

akan sering berjemur di bawah sinar matahari untuk menghangatkan tubuh

mereka - tetapi mereka berhati-hati untuk tidak over heat.

f. Pada malam-malam yang hangat mereka keluar untuk berburu makanan -

terutama serangga, kadal dan telur burung laut dan ayam.

g. Tuatara muda berburu makanan pada siang hari - untuk menghindari

dimakan oleh Tuatara dewasa di malam hari!

h. Warna berkisar dari hijau zaitun Tuatara sampai coklat ke oranye-merah,

dan mereka dapat mengubah warna selama hidupnya

i. Mereka melepaskan kulit mereka sekali setahun

j. Mereka sering hidup dalam lubang tua yang sebelumnya digali oleh burung

laut, tetapi mereka tidak mungkin untuk berbagi dengan burung. Sebuah

Tuatara bisa menggigit kepalabayi burung jika lapar - yang tidak membuat

tamu rumah yang sangat bagus!

k. Tuatara menggunakan 'telur gigi', sebuah lonjakan di ujung moncong

mereka, untuk keluar dari telur mereka. 'gigi telur' akan jatuh selama tiga

minggu pertama kehidupan.


REPTILIA [TUATARA] 26
l. Jantan memiliki kebanggaan tersendiri duri terdapat di sepanjang leher

dan di bagian belakang yang dapatdikipaskan keluar untuk menarik betina

atau saat bertarung dengan jantan lain.

m. Tuatara adalah makhluk menakjubkan. Jika kita melindungi mereka,

mereka akan bertahan dan tidak akan punah.

2. Anatomi Perbandingan dengan Kadal:

Bedanya adalah sbb:

a. Struktur tengkorak dan susunan tulang kerangkanya berbeda

Gambar 13: struktur tengkorak Tuatara

Sumber: https://www.pinterest.se/pin/347832771206318548/

Gambar 14 : struktur tengkorak kadal

Sumber : https://indonesian.alibaba.com/product-detail/lizard-skeleton-teaching-

resource-animal-acrylic-resin-block-60655449109.html

REPTILIA [TUATARA] 27
b. Keberadaan kelopak mata ketiga(parietal eyelid, juga terdapat pada kura-

kura). Kelopak mata ketiga adalah selaput tembus pandang yang menutupi

lensa mata ketika kedua kelopak mata standar terbuka.

Gambar 14 : letak Mata Ketiga Tuatara

Sumber:https://www.liputan6.com/global/read/2425143/setelah-38-tahun-akhirnya-

kerabat-jauh-dinosaurus-bertelur

Gambar 15 :letak mata ketiga Kadal

Sumber : https://www.ikons.id/kadal-monitor-yang-sudah-punah-memiliki-empat-

mata/

REPTILIA [TUATARA] 28
c. Keberadaan mata ketiga(parietal eye, kura-kura juga punya). Mata ketiga

ini terletak di bagian atas kepala Tuatara, tidak dapat digunakan untuk

mengenali citra (gambar) seperti mata biasa dan sensitive terhadap panas

dan cahaya, sehingga kemungkinan besar dapat digunakan sebagai

thermostat (seperti pada automatic submersible heater akuarium itu)

untuk memberitahu binatang itu untuk menghindar dari suatu lingkungan

kala suhu di lingkungan tersebut sudah terlalu panas baginya. Tuatara lebih

mampu untuk bertahan di lingkungan yang lebih dingin dibandingkan dengan

reptil lainnya.14

3. Penyebaran Geografis dan Habitat

a. Tuatara hanya dapat ditemukan di New Zealand (Endemic Species),

tepatnya di pulau-pulau di Cook Strait (selat antara North Island dan

South Island). Habitat tuatara merupakan tempat yang dingin dan lembab,

dengan suhu jarang melebihi 70 derajat fahrenheit (21 derajat celcius)

dan tingkat kelembaban sekitar 80%.

b. Tuatara pernah hidup di seluruh daratan Selandia Baru tetapi hanya

bertahan di alam liar di 32 pulau lepas pantai. Pulau-pulau ini secara khas

bebas dari hewan pengerat dan predator mamalia lainnya yang dikenal yang

memangsa telur dan anak muda serta bersaing untuk makanan

invertebrata. Pulau-pulau tersebut biasanya ditempati oleh koloni burung

laut pembiakan. Burung laut ini berkontribusi pada kesuburan dan kekayaan

fauna invertebrata dan kadal yang tuatara butuhkan untuk bertahan

hidup.. Kemampuan untuk memberantas tikus dari pulau-pulau juga telah

meningkatkan upaya ini.

c. Tuatara saat ini bertahan hidup di sekitar 30 pulau dengan ukuran mulai

0,4 - 3083 ha. Lima dari pulau-pulau ini berada di Selat Cook dan sisanya
14
Maderson, P.F.A. 1968. Observations on the Epidermis of the Tuatara (Sphenodon punctatus). Harvard: Dermatology
Department, Harvard Medical School, USA.

REPTILIA [TUATARA] 29
25 di lepas pantaipantai timur laut Pulau Utara di Teluk Plenty dan Teluk

Hauraki. Sebagian besarcliffbound dan sulit diakses. Semua kecuali satu

memiliki Cagar Alam, Cagar Alam dan / atauStatus Suaka Margasatwa

(Lampiran 3) dan memerlukan izin DoC untuk dikunjungi.

Pengecualianadalah Moutoki (Suaka Margasatwa), yang dimiliki oleh Maori

dan memerlukan izin dari pemilik untuk dikunjungi.AdaKelangsungan hidup

tuatara dikonfirmasi di 27 pulau pada tahun 1988-1991 (Lampiran 3).

Tigapulau-pulau kecil di Grup Aldermen (Half, Stack Utara dan Middle

Chain Stack) adalah yang terakhir disurvei pada awal 1970-an, dan tuatara

atau kotoran mereka terlihat (Crook, 1973; AHWhitaker, pers. comm.).

Habitat 3 jenis tuatara :

 Tuatara Utara: Diidentifikasi di 22 pulau di Teluk Hauraki dan

Telukdari Banyak. Tiga populasi lain di daerah ini belum sampel darah

(Setengah,Tumpukan Rantai Utara dan Tumpukan Rantai Menengah

dalam Grup Aldermen) dianggapuntuk jatuh dalam subspesies ini.

 Strait tuatara: Ditemukan di empat pulau di barat Cook Strait

(Stephens,Trio Utara, Trio Tengah dan Trio Selatan).

 Brothers tuatara: Hanya diketahui dari Pulau North Brother di Cook

Strait

REPTILIA [TUATARA] 30
Gambar 13

Sumber : Sumber : https://www.wikiwand.com/en/Tuatara

d. Pada tahun 1995, Kebun Binatang San Diego dihormati sebagai lembaga

pertama di luar Selandia Baru yang menerima tuatara Pulau Bersaudara

dengan pinjaman pemuliaan , dengan persetujuan Te Ati Awa, kelompok asli

Maori. Kepala suku, dengan kostum lengkap, menyajikan 10 tuatara selama

upacara khusus di Kebun Binatang. Hewan-hewan itu berusia tiga tahun

pada saat itu — hanya anak-anak, —telah menetas pada tahun 1992. Begitu

pentingnya kedatangan tuatara sehingga maskapai penerbangan Air New

Zealand mengizinkan para petugas Kebun Binatang untuk membawa hewan-

hewan itu di bagian penumpang selama penerbangan panjang dari New

Selandia baru ke rumah baru mereka di San Diego. Itu adalah pertama

kalinya maskapai ini melepaskan aturan "no animals on board". Saat ini,

tuatara muda terus berkembang di area yang tidak dipamerkan di Kebun

Binatang. Mereka sekarang memasuki usia berkembang biak, dan penjaga

REPTILIA [TUATARA] 31
mereka telah melihat beberapa perkembangan ovarium. Tapi

perkembangan telur bisa terjadi dan resorbsi, jadi kita masih sabar

menunggu pitter-derai tuatara kecil. Kelompok ini secara rutin diukur,

ditimbang, dan diberi ujian medis, yang meliputi sonogram untuk wanita. 15

4. Ancaman

a) Tikus

Ada tiga jenis tikus di Selandia Baru. Kiore telah ada di sini selama

setidaknya 1000 tahun. Beratnya sekitar 100 gram dan menyerupai tikus

besar. Tuatara dewasa dapat hidup berdampingan dengan kiore, tetapi

tampaknya tuatara akhirnya mati di tempat kiore berada.Beberapa petunjuk

menunjukkan bahwa kiore mungkin adalah perampok sarang - mengambil telur

dan juga tukik kecil. Menjadi peternak lambat, tuatara tidak bisa menebus

kerugian.Mungkin ada sedikit, jika ada, tuatara yang tersisa di Kepulauan

Utara dan Selatan pada saat pemukim Eropa tiba di Selandia Baru. Berat tikus

Norwegia yang lebih besar hingga 450 g. Tikus dan tikus kapal Norwegia

(hingga 200 g) tiba di Selandia Baru bersama pengunjung dan pemukim

Eropa. Tikus-tikus ini makan dan menghancurkan apa pun yang tersedia, dan

menjadi peternak yang produktif ketika makanan berlimpah.

Tikus dianggap sebagai ancaman paling serius bagi kelangsungan hidup

tuatara karena mereka mudah diangkut sebagai penumpang gelap di atas kapal

dan biasanya hewan alien pertama yang tiba tanpa disadari di tempat-tempat

baru.Pulau dengan tikus memiliki sedikit invertebrata atau reptil

nokturnal. Bahkan tikus harus bergantung pada biji, buah-buahan, dan bahan

tanaman lain untuk makanan karena hanya ada sedikit.Tikus tidak begitu

15
Cree, A. dan Butler, D. (1993). " Rencana Pemulihan Tuatara " (PDF). Rencana Pemulihan Spesies
Terancam Seri No. 9 (Unit Spesies Terancam, Departemen Konservasi, Pemerintah Selandia Baru).

REPTILIA [TUATARA] 32
merusak, tetapi juga merusak komunitas alami dengan memakan biji dan

serangga kecil yang biasanya dimakan reptil dan burung.

b) Penghancuran habitat

Karena tuatara hanya bertahan hidup di pulau-pulau, mereka sangat

rentan terhadap perubahan habitat pulau-pulau (seperti kebakaran).

c) Perburuan liar

Tuatara adalah salah satu spesies asli Selandia Baru pertama yang

sepenuhnya dilindungi oleh hukum pada tahun 1895. Sebelum itu, ratusan

spesimen dikirim ke luar negeri untuk museum dan koleksi pribadi. Perburuan

liar masih menjadi masalah, meskipun berkurang karena perlindungan hukum

tuatara dan lokasi terpencil.

d) Keragaman genetik rendah

Ancaman yang kurang jelas, tetapi sangat signifikan bagi kelangsungan

hidup tuatara adalah keanekaragaman genetik spesies yang rendah. Keragaman

rendah memiliki implikasi untuk seberapa baik hewan ditempatkan untuk

mengatasi perubahan iklim di masa depan dan juga untuk kelangsungan hidup

populasi yang baru didirikan.

Keragaman genetik yang rendah sering dikaitkan dengan kerentanan

terhadap patogen baru dan keberhasilan reproduksi yang rendah

misalnya. Keragaman genetik yang rendah ini sekarang tersebar di pulau-pulau

kecil dan terisolasi yang semakin mengurangi kemampuan untuk mengatasi

perubahan lingkungan di masa depan.16

16
https://animals.sandiegozoo.org/animals/tuatara
REPTILIA [TUATARA] 33
SOAL LATIHAN

1. Posen Ekskuvikasi terdapat pada anggota reptil, proses ekskuviasi ini

berhubungan dengan.....?

a) Perubahan suhu tubuh

b) Pengelupasan kulit

c) Perubahan warna kulit

d) Pemutusan ekor

e) Perubahan sisik

2. Hewan reptile yang memiliki cara unik dalam mengunyahmakanan

dengan gerakan memotong ala pisau steak...?

a) Kadal

b) Buaya

c) Kura-kura

d) Tuatara

e) Cicak

3. Hewan tuatara berasal dari negara....?

a) New Zeland

b) Malaysia

c) Amerika serikat

d) Arab saudi

e) Jepang

4. Hewan yang berasal dari Ordo Rhynchocephalia adalah......?

a) Ular

b) Tuatara

c) Kadal

d) Bunglon
REPTILIA [TUATARA] 34
e) Gajah

5. Tuatara dimasukkan dalam kelompok hewan tetrapoda karena ....?

a) Struktur kulitnya

b) Jumlah ruang jantung

c) Jumlah kaki

d) Sistem sirkulasi darah

6. Nama ilmiah Hewan Tuatara adalah......?

a) Sphenodon punctatus

b) Sphenodon

c) Sphenodon guntheri

d) guntheri

e) punctatusSphenodon

7. satu dari sepasang tulang tengkorak kecil di ujung rahang atas

banyak hewan, biasanya, tetapi tidak selalu, membawa gigi,

disebut.....?

a) prefrontal  

b) frontal 

c) premaxilla

d) dentary

e) jugal 

8. Tuatara memiliki mata ketiga di bagian atas kepalanya disebut.....?

a) Mata pariental

b) Mata panda

c) Mata chameleon

d) Mata leaf-tailed gecko

e) Mata bajing

9. tuatata betina pada umumnya bertelur pada umumnya sebanyak......?

a) 18 butir
REPTILIA [TUATARA] 35
b) 19 butir

c) 30 butir

d) 2 butir

e) 50 butir

10. Ancaman untuk habitat tuatara adalah....?

a) Tikus

b) Penghancuran habitat

c) Perburuan liar

d) Keragaman genetik rendah

e) Semua Jawaban Benar

11. Keistimewan dari hewan tuatara adalah ....?

a) Mereka dapat menahan nafas mereka selama satu jam

b) Mereka tumbuh sangat lambat dan hanya berhenti tumbuh ketika mereka

35 tahun

c) Mereka dapat hidup sampai lebih dari 100 tahun.

d) Seperti reptil lain, Tuatara adalah hewan berdarah dingin, yang berarti

suhu mereka berubah dengan suhu udara. Nama ilmiah untuk berdarah

dingin adalah 'poikilothermic'.

e) Semua benar.

12. Kebiasaan unik yang dilakukan hewan tuatara adalah.....?

a) Hewan pemalu

b) Aktif siang hari

c) Hewan herbivora

d) Tidur dimalam hari

e) Suka berjemur disiang hari

REPTILIA [TUATARA] 36
GLOSARIUM

Tetrapoda :Tetrapoda adalah hewan vertebrata yang berkaki

empat, kaki atau seperti kaki.

Serpentes : kelompok ular.

Lacertilian : kelompok kadal, bunglon, dkk.

Osifikasiendokondral : pembentukan tulang dari tulang rawan.

Osifikasi : pembentukan tulang dari mesenkim, seperti tulang pipih

pada

intramembranosus tengkorak.

Osifikasi heterotopik : pembentukan tulang di luar jaringan lunak.

Dinosaurus  :kelompok hewan purbakala dari klad Dinosauria.

Dinosaurus pertama kali muncul pada periode Trias,

sekitar 230 juta tahun yang lalu, dan

merupakan vertebrata dominan selama 135 juta tahun.

Implikasi : suatu efek atau akibat yang di dapatkan ketika obyek

di berikan suatu perlakuan dengan sengaja atau tidak

sengaja dan dampak ini akan dapat di lihat dalam jangka

waktu tertentu.

tengkorak diapsid : sekelompok tetrapoda amniote yang mengembangkan

dua lubang ( fenestra temporal ) di setiap

sisi tengkorak mereka sekitar 300 juta tahun yang

lalu selama periode Karbon akhir.

Era Mesozoikum  : salah satu dari tiga era geologis dari Phanerozoic Eon ,

yang didahului oleh Paleozoikum ("kehidupan kuno") dan

digantikan oleh Kenozoikum ("kehidupan baru"). Era ini

dibagi lagi menjadi tiga periode utama: Trias , Jurasik ,

REPTILIA [TUATARA] 37
dan Kapur , yang selanjutnya dibagi lagi menjadi

beberapa zaman dan tahapan.

gigi pleurodont : bentuk implantasi gigi yang umum pada reptil ordo

Squamata , serta setidaknya dalam satu temnospondyl.  

exo-kerangka : kerangka eksternal yang mendukung dan melindungi

tubuh hewan, berbeda dengan kerangka internal

( endoskeleton ) dari, misalnya, manusia.

Gigi telur : lapisan berkeratin pd ujung paruh 

Karnivora : pemakan daging.

Ovivar : salah satu cara berkembang biakkan hewan dengan cara

bertelur, yang pada umumnya mempunyai ciri-ciri

telurnya dierami sampai menetas.

Amniota : klad vertebrata tetrapoda yang terdiri dari reptil,

burung dan mamalia yang bertelur di darat atau

mempertahankan telur dibuahi di dalam ibu.

Arthropoda : filum yang paling besar dalam dunia hewan dan

mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan, dan hewan

sejenis lainnya. Artropoda biasa ditemukan di laut, air

tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai

bentuk simbiosis dan parasit.

Tikus : salah satu famili hewan pengerat dari ordo Rodentia.

Spesies tikus yang paling dikenal adalah mencit serta

tikus got yang ditemukan hampir di semua negara dan

merupakan suatu organisme model yang penting dalam

biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer.

Resobsi :memiliki arti dalam bidang ilmu kedokteran dan fisiologi.

Resorpsi memiliki arti dalam kelas nomina atau kata

benda sehingga resorpsi dapat menyatakan nama dari


REPTILIA [TUATARA] 38
seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang

dibendakan.

Genetik : atu bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari

bagaimana karakteristik atau ciri khas itu diturunkan

dari orang tua ke anaknya melalui gen. Gen adalah bagian

dari DNA (deoxyribonucleic acid) yang berada pada

setiap sel kita, yang bertugas menginstruksikan sel-sel

untuk membuat protein yang dibutuhkan tubuh untuk

dapat berfungsi. 

Biologi evolusioner  :adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari

tentang evolusi, atau lebih tepatnya asal

usul spesies yang memiliki nenek moyang sama, dan

penurunan spesies, serta perubahan, pertambahan, dan

diversifikasinya sejalan dengan waktu.

Predator : sejenis hewan yang memburu, menangkap, dan memakan

hewan lain. Hewan yang diburu pemangsa disebut mangsa

INDEKS

Amniota ; 6 ; 9 ; 13 ; 17

Arthropoda ; 7 ; 12 ; 18

Dinosaurus ; 4

Era Mesozoikum ; 3; 7; 8 ;

gigi pleurodont ; 12 ; 13 ; 16
REPTILIA [TUATARA] 39
I

Implikasi ; 11

Karnivora ; 13 ;16

Lacertilian ; 8

Ovivar; 7 ; 11

Osifikasi; 3;

REPTILIA [TUATARA] 40
DAFTAR PUSTAKA

Besson, A.A. and Cree, A. (2011). Integrating physiology into conservation: an

approach to help guide translocations of a rare reptile in a warming

environment. Anim. Conserv. 14, 28–37.

Boswell, Anna. 2017. Settler Sanctuaries and the Stoat-Free State. Animal

Studies Journal 6: 109–36.

Cree, A. dan Butler, D. (1993). " Rencana Pemulihan Tuatara " (PDF). Rencana

Pemulihan Spesies Terancam Seri No. 9 (Unit Spesies Terancam,

Departemen Konservasi, Pemerintah Selandia Baru).

Daugherty, C. H., A. Cree, J. M. Hay, and M. B. Thompson. 1990. Neglected

taxonomy and continuing extinctions of tuatara (Sphenodon). Nature

347:177–179.

Dieffenbach, Ernst. 1843. Travels in New Zealand, With Contributions to

the Geography, Geology, Botany, and Natural History of That Country.

London: John Murray.

Evans, S.E. (2003). At the feet of the dinosaurs: the early history and

radiation of lizards. Biol. Rev. 78, 513–551.

https://animals.sandiegozoo.org/animals/tuatara

Maderson, P.F.A. 1968. Observations on the Epidermis of the Tuatara

(Sphenodon punctatus). Harvard: Dermatology Department, Harvard

Medical School, USA.

Nelson, N. J., et al. 2002. Establishing a new wild population of tuatara

(Sphenodon guntheri). Conservation Biology 16:887–894.

Ramstad, K. M., et al. Species and cultural conservation in New Zealand:

Maori traditional ecological knowledge of Tuatara. Conservation

Biology 21:455–464.

https://animals.sandiegozoo.org/animals/tuatara.

REPTILIA [TUATARA] 41
RIWAYAT PENULIS

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,,,,

Nama saya ayu dwi putri, tanggal lahir saya 24 maret 2001 dan tempat lahir

di Huta V, bandar jawa, kec. Bandar, kab. Simalungun. Saya adalah anak ke2

dari 3 bersaudara, 1 orang pria yaitu abang saya dan 1 lagi anak

perempuanyaitu adik saya. Anak dari pasangan orang tua dari bapak Rebo dan

ibu Rusmiani yang beralamat di Bandar jawa, Kec. Bandar, Kab. Simalungun,

Sumatera Utara. Saat ini penulis merupakan Mahasiswa jurusanBiologi,

fakultas sains dan teknologi di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,

penulis sudah mencapai semester 4 . Berikut riwayat Pendidikan penulis :

 Tahun 2005 / 2006 :TK Doctor Cipto Mangunkusumo

 Tahun 2006 - 2012 : SD N 091625 Bandar Jawa

 Tahun 2012 – 2015 : MTS N Simalungun

 Tahun 2015 – 2018 : MAN 1 Simalungun

Penulis membuat buku ini untuk memenuhi tugas mata kuliah taksonomi

vertebrata. Kiranya dengan membaca buku karya penulis ini agar menjadi ilmu

pengetauan tambahan dan ilmu yang bermanfaat bagi pembaca.

Wa’alaikumusalm warahmatullahi wabarakatuh,,,,,

REPTILIA [TUATARA] 37

Anda mungkin juga menyukai