REKAYASA GENETIK
MAKALAH
Dosen:
Penyusun :
JURUSAN BIOLOG
2021 M / 1442 H
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Alloh SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis. sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah Pemuliaan Tanaman tentang Tanaman Transgenik
Melalui Rekayasa Genetika”. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada
junjungan kita nabi besar Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya,
dan semoga sampai kita selaku umatnya.
1. Allah SWT
3. Ibu Dr. Irda Nila Sialvia, S,P., M. Agr. selaku dosen Pemuliaan Tanaman
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
RINGKASAN..........................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
jaringan, sehingga orang yang bekerja di bidang rekayasa genetika wajib
mengetahui prinsip-prinsip kerja dalam kultur jaringan (Taryono, 2016).
5
4. Bagaimana Keunggulan Tanaman Rekayasa Genetika (Genetically
Modified Organism ?
5. Bagaimana Proses Pembuatan Tanaman Transgenik?
6. Bagaimana Dampak Negatif dan Positif dari Tanaman Transgenik?
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
hendak direkayasa untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat sesuai
kebutuhan manusia. Dengan demikian, melalui teknologi ini orang mampu
menciptakan sifat (karakter) baru pada suatu mikroorganisme, tanaman ataupun
hewan, serta memindahkan karakter dari satu jenis makhluk hidup ke makhluk
hidup lain, bahkan yang berjauhan secara filogenik. Contohnya, kemampuan
memproduksi protein berupa Bt-toxin (racun pembunuh serangga hama) yang
secara alami terdapat pada bakteri Bacillusthuringiensis dapat dipindahkan ke
tanaman kedelai, jagung dan kapas, dengan mentransfer gen penentunya ke dalam
tanaman-tanaman tersebut. Contoh lainnya, berbagai jenis vaksin yang umumnya
diproduksi dengan menggunakan hewan, saat ini dapat juga diproduksi pada
tanaman pisang, tomat, kentang dan tembakau, sehingga vaksinasi dapat dilakukan
dengan mengkonsumsi makanan yang berasal dari tanaman yang sudah direkayasa
itu. Contoh-contoh yang telah dikemukakan itu tidak mungkin dapat dilakukan
sebelumnya dengan pemindahan gen dan karakter secara konvensional.
1. Perkembangan bioteknologi tanaman dan pertanian, bertumpu pada dua
bidang teknologi yang saat ini berkembang dengan pesat, yakni rekayasa
genetik dan kultur jaringan tanaman. Sebagaimana diuraikan sebelumnya,
rekayasa genetik atau teknologi DNA rekombinan berkaitan dengan
manipulasi terhadap materi genetik (DNA dan RNA) didalam sel makhluk
hidup, sehingga menimbulkan perubahan karakter yang bersifat menurun
pada makhluk hidup yang direkayasa. Kultur jaringan tanaman
berkemampuan untuk menumbuhkan tanaman utuh dari bagian kecil
tanaman itu, misalnya sel, protoplasma dan jaringan. Karena manipulasi
tanaman dengan DNA asing pada umumnya harus dilakukan pada tingkat
sel atau jaringan, maka kemampuan untuk menumbuhkan kembali tanaman
utuh dari sel-selnya mempunyai peranan penting pada rekayasa genetik
tanaman untuk mendapatkan tanaman unggul.
2. Riset bioteknologi tanaman yang sangat giat dilakukan di negara-negara
maju, terutama oleh perusahaan-perusahaan swasta, telah menghasilkan
banyak varietas tanaman yang direkayasa secara genetik, yang disebut
tanaman GM (geneticallymodifiedplants). Secara teknis suatu tanaman GM
8
adalah tanaman yang mengandung gen-gen asing yang bukan berasal dari
jenis tanaman itu. Tanamannhssil rekayasa seperti ini juga disebut tanaman
transgenik. Di antara banyak tanaman transgenik yang telah dikembangkan,
ada beberapa telah ditanam secara luas di seluruh dunia, yaitu kedelai,
jagung, kapas dan canola, dengan ketahanan terhadap herbisida dan
ketahanan terhadap hama. Tanamantanaman transgenik lain yang ditanam
cukup luas adalah kentang, tomat, bit gula, alfalfa, dan papaya. Pada saat
ini, sekitar 90% kedelai dan 64% kapas yang ditanam di seluruh dunia
adalah tanaman transgenik hasil rekayasa genetik (James, 2010).
3. Dengan cara konvensional maupun bioteknologi modern, pemindahan dan
penggabungan sifat-sifat menurun pada tanaman dapat dilakukan dengan
memindahkan gen-gen yang menentukan sifat-sifat menurun itu. Pada
bioteknologi moderen, pemindahan gen dapat dilakukan dengan
transformasi genetik. Bioteknologi tanaman dengan transformasi genetik
membutuhkan 3 teknik, yaitu:
4. 1. Teknik rekayasa genetik, untuk merekayasa gen (DNA) yang hendak
ditransfer ke dalam tanaman,
5. 2. Teknik transfer gen, yaitu untuk mentransfer gen yang sudah direkayasa
ke dalam jaringan atau sel tanaman,
6. 3. Teknik kultur jaringan atau kultur sel, untuk menumbuhkan tanaman utuh
dari jaringan.
9
2.2 Definisi Rekayasa Genetik dan Tanaman Transgenik
10
anak. Oleh karena itu proses konjugasi disebut juga sebagai proses atau mekanisme
seksual yang tidak reproduktif.
11
Gambar 2. Proses Transpormasi pada Bakteri
Transduksi adalah cara pemindahan DNA dari satu sel ke dalam sel lainnya
melalui perantaraan bakteriofage. Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam
sel bakteri. Virus-virus yang inangnya adalah bakteri sering disebut bakteriofag
atau fage. Ketika virus menginfeksi bakteri/ fage memasukkan DNA nya ke dalam
sel bakteri. DNA tersebut kemudian akan bereplikasi di dalam sel bakteri atau
berintegrasi dengan kromosom baketri. DNA fage yang dikemas ketika membentuk
partikel fage baru akan membawa sebagian DNA bakteri yang menjadi inangnya.
Selanjutnya jika fage tersebut menginfeksi bakteri yang lain maka fage akan
memasukkan DNAnya yang sebagian mengandung DNA sel inang sebelumnya.
12
Tanaman transgenik adalah merupakan aplikasi bioteknologi pada tanaman
yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau
DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Organisme
transgenik adalah organisme yang mendapatkan pindahan gen dari organisme lain.
Gen yang ditransfer dapat berasal dari jenis (spesies) lain seperti bakteri, virus,
hewan atau tanaman lain. Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama
dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu
(sifat yang diinginkan). Gen yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain
hewan, cendawan atau bakteri. Setelah gen yang diinginkan didapat maka
dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning gen. Pada tahapan
kloning gen DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa
DNA) contohnya (plasmid DNA yang digunakan untuk transfer gen) .Kemudian,
vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat
diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen yang
diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan
transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu
salah satunya adalah bagian daun (Amirhusin, 2004).
Teknologi transfer gen dibedakan menjadi dua, yaitu langsung dan tidak
langsung (Herman, 2002). Contoh transfer gen secara langsung adalah penembakan
eksplan gen dengan gene gun atau divortex dengan silicon carbide (karbid silikon)
dan perlakuan pada protoplas tanaman dengan elektroporasi atau
dengan polyethylene glycol (PEG). Sedangkan transfer gen secara tidak langsung
adalah melalui vektor Agrobacterium.
a) Transfer gen secara langsung
• Penembakan partikel (particle bombardment)
Teknik paling modern dalam transformasi tanaman adalah penggunaan
metode penembak-an partikel atau gene gun. Metode transfer gen ini diopera-sikan
secara fisik dengan me-nembakkan partikel DNA-coated langsung ke sel atau
jaringan tanaman . Dengan cara demikian, partikel dan DNA yang ditambahkan
me-nembus dinding sel dan membran, kemudian DNA melarut dan
13
tersebar dalam sel secara independen. Telah didemonstra-sikan bahwa teknik ini
efektif untuk mentransfer gen pada bermacam-macam eksplan. Penggunaan
penembakan partikel membuka peluang dan kemungkinan lebih mudah dalam
memproduksi tanaman transgenik dari berbagai spesies yang sebelumnya sukar
ditransformasi dengan Agrobacterium, khususnya tanaman monokotil seperti padi,
jagung, dan turfgrass (Herman, 2002).
• Karbid silikon
Metode transfer gen lain yang kurang umum digunakan dalam transformasi
tanaman tetapi telah dilaporkan berhasil mentransformasi jagung dan turfgraas
adalah penggunaan karbit silikon. Suspensi sel tanaman yang akan ditransformasi
dicampur dengan serat karbid silikon dan DNA plasmid dari gen yang diinginkan
dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf kemudian dilakukan pencampuran dan
pemutaran dengan vortex. Serat silicon carbide berfungsi sebagai jarum injeksi
mikro (microinjection) untuk memudahkan transfer DNA kepada tanaman.
b) Transfer gen secara tidak langsung
Dari banyak teknik transfer gen yang berkembang, teknik melalui media
vektor Agrobacterium tumefaciens paling sering digunakan untuk mentransformasi
tanaman dikotil. A. Tumefaciens mampu mentransfer gen ke
dalam genom tanaman melalui eksplan baik yang berupa potongan daun (leaf discs)
atau bagian lain dari jaringan tanaman yang mempunyai potensi beregenerasi
tinggi.
Gen yang ditransfer terletak pada plasmid Ti (tumor inducing). Segmen
spesifik DNA plasmid Ti disebut DNA T (transfer DNA) yang berpindah dari
bakteri ke inti sel tanaman dan berintegrasi ke dalam genom tanaman. Karena A.
Tumefaciens merupakan patogen tanaman maka Agrobacterium sebagai vektor
yang digunakan untuk transformasi tanaman adalah bakteri dari jenis plasmid Ti
yang dilucuti virulen-sinya (disarmed), sehingga sel tanaman yang ditransformasi
oleh Agrobacterium dan yang mampu beregenerasi akan membentuk suatu tanaman
sehat hasil rekayasa genetik. Tanaman tersebut akan menurunkan DNA T yang
disarmed dan gen asing (dari sifat yang diinginkan) ke keturunannya. Teknik
14
transformasi melalui media vektor Agrobacterium pada tanaman dikotil telah
berhasil tetapi sebaliknya tidak umum digunakan pada tanaman monokotil.
Meskipun demikian, beberapa peneliti melaporkan bahwa beberapa strain
Agrobacterium berhasil mentransformasi tanaman monokotil seperti jagung dan
padi (Herman, 2002).
15
2.2 Perkembangan Tanaman Transgenik Secara Global
Tahun 2001 merupakan yang pertama di mana luas area pertanaman
transgenik di dunia melebihi 50 juta ha, yaitu 52,6 juta ha (James, 2001b). Luasan
ini adalah kenaikan 8,4 juta atau 19% dari luasan tahun 2000 dan merupakan
kenaikan hampir dua kali lipat. Pada tahun 2001, distribusi luas pertanaman
tanaman transgenik 26% atau 13,5 juta ha berada di negara berkembang (Herman,
2002).
Dari 16 negara yang menanam tanaman transgenik, sejak tahun 1997
hanya 3 negara yang mendominasi luasan area penanaman, yaitu AS, Argentina,
dan Kanada, selanjtnya cina bergabung sejak tahun 1999.
16
Bt/TH. Pengga-bungan sifat tahan serangga hama dengan sifat toleran herbisida da-
lam satu tanaman transgenik diilha-mi oleh sukses dan lakunya tanam-an transgenik
toleran herbisida di pasaran. Selain jagung Bt yang luas area penanamannya
menurun dari tahun 2000 ke 2001, luas area ketiga komoditas yang lain meningkat,
masing-masing 1,7 juta ha menjadi 2,4 juta ha untuk kapas Bt/TH; 1,5 juta ha
menjadi 1,9 juta ha untuk kapas Bt; dan 1,4 menjadi 1,8 untuk jagung Bt/TH (James,
2002).
a) Contoh Tanaman yang telah Menggunakan Teknologi Rekayasa
Genetika
Berikut ini disajikan berbagai tanaman hasil rekayasa genetika dan
keunggulannya dibandingkan dengan tanaman biasa yang sejenis:
• Kedelai Transgenik
Kedelai merupakan produk Genetically Modified Organism terbesar
yaitusekitar 33,3 juta ha atau sekitar 63% dari total produk GMO yang ada. Dengan
rekayasa genetika, dihasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap hama,tahan
terhadap herbisida dan memiliki kualitas hasil yang tinggi. Saat ini secara global
telah dikomersialkan dua jenis kedelai transgenik yaitu kedelai toleranherbisida dan
kedelai dengan kandungan asam lemak tinggi.
• Jagung Transgenik
Di Amerika Serikat, komoditi jagung telah mengalami rekayasa
genetikamelalui teknologi rDNA, yaitu dengan memanfaatkan gen dari bakteri
Bacillusthuringiensis (Bt) untuk menghindarkan diri dari serangan hama serangga
yang disebut corn borer sehingga dapat meningkatkan hasil panen Gen Bacillus
thuringiensis yang dipindahkan mampu memproduksi senyawa pestisida
yangmembunuh larva corn borer tersebut.
17
Perbandingan Jagung Menggunakan Gen BT dan Non BT
18
Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan
identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang
diinginkan). Gen yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan,
cendawan, atau bakteri. Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan
perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning gen.Pada tahapan kloninggen,
DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawaDNA),
contohnya plasmid(DNA yang digunakan untuk transfer gen).
Kemudian vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA
dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen
yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan
transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu,
salah satunya adalah bagian daun. Transfergen ini dapat dilakukandengan beberapa
metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang diperantarai
bakteri Agrobacterium tumefaciens ,dan elektroporasi (metodetransfer DNA
dengan bantuan listrik).
1. Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil
Metode ini sering digunakan pada spesies jagung dan padi.
Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-
proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-proyektil tersebut akan
mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman. Penggunaan senjata gen
memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi
kerusakan sel selama penembakan berlangsung.
2. Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens
Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara
alami karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk
menyisipkan gen asing. Di dalam plasmid Ti terdapat gen yang menyandikan sifat
virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman tertentu. Gen asing yang ingin
dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan di dalamplasmid Ti.Selanjutnya.
A. Tumefaciens secara langsung dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut
kedalam genom (DNA) tanaman.Setelah DNA asing menyatu dengan DNA
tanaman maka sifat-sifat yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan.
19
3. Metode elektroporasi.
Pada metode elektroporasi ini,sel tanamanyang akan menerima gen asing
harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas(sel yang
kehilangan dinding sel). Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase
tinggiuntuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat
masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman.
Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman.Setelah proses
transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang
berhasil disisipi gen asing.Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan
sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas.Apabila
telah terbentuk tanaman muda (plantlet), makadapat dilakukan pemindahan ke
tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati.
Adapun dampak negatif dari rekayasa transgenik meliputi beberapa aspek yaitu:
1. Aspek ekonomi
b. Aspek kesehatan
20
1. Potensi toksisitas bahan pangan dengan terjadinya transfer genetik di dalam
tubuh organisme transgenik akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi
menimbulkan pengaruh toksisitas pada bahan pangan.
c. Aspek lingkungan
2. Potensi pergeseran gen daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap
serangga Lepidoptera setelah 10 tahun ternyata mempunyai akar yang dapat
mematikan mikroorganisme dan organisme tanah, misalnya cacing tanah.
21
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
1. Pemuliaan tanaman konvensional dan rekayasa genetika sama-sama
bertujuan mendapatkan individu tanaman dengan karakter unggul yang
secara genetis sudah mengalami modifikasi. Akan tetapi terdapat perbedaan
antara pemuliaan tanaman konvensional dengan rekayasa genetika dalam
hal modifikasi yang terjadi pada genom tanaman. Pemuliaan tanaman secara
konvensional menggunakan cara persilangan untuk mendapatkan individu
tanaman unggul, sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama.
Sedangkan rekayasa genetika melakukan modifikasi genetis tersebut secara
langsung dengan melakukan insersi gen asing (yang membawa sifat unggul
yang kita inginkan) langsung ke genom tanaman
2. Tanaman tahan serangga hama dapat dirakit melalui teknologi rekayasa
genetik dengan menggunakan gen yang berasal dari berbagai jenis
organisme.
3. Pada tahun 2002, secara global luas tanaman transgenik tahan serangga
hama dan sifat gabungan dengan toleran herbisida adalah 14,5 juta ha atau
25% dari total luas area tanaman transgenik.
4. Teknologi rekayasa genetik dan produknya yang berupa tanaman transgenik
tahan serangga hama telah dimanfaatkan oleh petani dan para peneliti.
5. Manfaat tanaman transgenik tahan serangga hama berupa terjadinya
pengurangan aplikasi insektisida dan kasus keracunan insektisida, serta
keuntungan ekonomi bagi petani.
22
DAFTAR PUSTAKA
Cheng, J., M.G. Bolyard, R.C. Saxena, and M.B. Sticklen. 1992. Production of
insect resistant potato by genetic transformation with a 3- endotoxingene
from Bacillus thuringiensisvar. kurstaki. Plant Sci. 1(1) : 83-91.
23