Disusun Oleh
NAMA : LIDIA YOHANA MOMONGAN (19507060)
MELINDA LENGKONG (19507066)
NATASYA WUNGOW (19507061)
JURUSAN : PENDIDIKAN BIOLOGI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas karena berkat limpahan rahmat
dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalaht ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................1
C. TUJUAN......................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. PENGERTIAN UROCORDATA DAN SEPALOCORDATA.................................................................2
1. STRUKTUR DAN ANGGOTA TUBUH........................................................................................3
2. SISTEM PENCERNAAN............................................................................................................4
3. SISTEM PEMBULUH DARAH...................................................................................................4
4. SISTEM EKSKRESI...................................................................................................................5
5. KELENJAR DAN SISTEM SARAF...............................................................................................5
6. SISTEM REPRODUKSI..............................................................................................................5
B. PENGERTIAN FULUM CHEPALOCHORDATA...............................................................................6
1. ANATOMI...............................................................................................................................6
2. FILOGENI................................................................................................................................6
3. SISTEM PENCERNAAN...........................................................................................................7
4. SISTEM EKSKRESI...................................................................................................................7
5. SISTEM REPRODUKSI..............................................................................................................7
6. SISTEM PEREDARAN DARAH..................................................................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................9
B. SARAN........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Filum Urochordata juga sering disebut dengan tunikata. Sebagian besar tunikata adalah hewan
laut yang diam menempel pada batuan, beberapa yang lain hidup seperti plankton. Keempat ciri
khas chordata hanya muncul saat fase larva dari hewan urochordata tersebut. Air laut memasuki
hewan ini melalui sifon arus masuk, kemudian lewat melalui celah faring ke dalam suatu ruangan
yang disebut atrium, dan keluar melalui sifon arus keluar yang disebut atriopori. Sedangkan filum
Cephalocordata dikenal juga dengan nama lancelet karena bentuknya yang seperti mata pisau.
Keempat ciri chordata dipertahankan hingga hewan ini dewasa. Lancelet dewasa memiliki
panjang hanya beberapa sentimeter dan tinggal di dasar laut yang dangkal. Lancelet mengubur
dirinya dalam pasir dan hanya menampakkan ujung anteriornya berupa tentakel-tentakel yang
berfungsi untuk menangkap makanan berupa plankton.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang di maksud dengan filum Urocordata dan filum Sepalocordata?
2. Bagaimana Sisitem pencernaan?
3. Bagaimana Sistem reprodukdi?
4. Bagaimana Sistem pembuluh darah?
5. Bagaimana anatomi?
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetajui penjelasan mengenai filum Urocordata dan Sepalocordata
2. Memahami klasifikasinya
3. Memahami pentingnya mengetahui subfilum ini
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN UROCORDATA DAN SEPALOCORDATA
Urochordata merupakan sebuah subfilum dari chordata. Urochordata berasal dari bahasa
latin (Uro: ekor, chorda: batang penyokong tubuh dalam). Yang paling menonjol adalah tunicates
laut squirts (kelas Ascidiacea). Berbagai macam tumbuh di koloni. Sebagian besar dari tubuh
yang diduduki insang yang sangat besar dengan berbagai tekak insang slits yang berfungsi
sebagai saringan untuk makanan.
Masing-masing klass mempunyai sifat yang unik karena memiliki ciri tertentu. Semua
Ascideacea adalah cecil, sedangkan klass lainnya adalah pelagic. Dalam sejarah hidupnya
mempunyai sejumlah seri atau rentetan perubahan. Beberapa di antaranya menunjukan
pergantian turunan seperti cirri di antara Invertebrata yangmasih ada.
2
1. STRUKTUR DAN ANGGOTA TUBUH
- DINDING TUBUH
Lapisan luar dari tubuh terdiri atas lapisan tembus pandang (transparan) dan tebal. Lapisan
itu sebagian besar terdiri atas bahan tunicin. Analisis defraksi sinar-X menunjukan bahwa bahan
itu merupakan bahan yang sama dengan selulosa, yang merupakan bahan produksi tumbuhan
yang umumnya tidak diproduksi oleh hewan, kecuali beberapa hewan Protozoa yang mirip
berbahan citicula yang terletak di luar ectoderm dan merupakan bagian luar dari lapisan itu.
Pembungkus tubuh bila dibagi akan tampak lapisan lunak yang disebut mantel seperti yang
telah diterngkan di atas. Merupakan endapan dalam pembungkus tubuh dan mempunyai
hubungan yang erat dengan sekitar mulut dan aperture oralis. Mantel yang merupakan dinding
tubuh terdiri atas jaringan ectoderm dan jaringan ikat yang membungkus berkas fiber.
Pembunkus tubuhsecara umum diperpanjang dengan siphon (pipa) baik pada oral maupun
atrial.
- PHARYNX
Lubang mulut ke arah dalam akan disambunng oleh saluran pendek dan lebar yang disebut
stomodium, terus ke kamar besar yang disebut Pharynx atu branchialis. Ini mrupakan salah satu
ciri organ Urochordata yang tinggi tingkatnya. Terdapat diding yang tipis dengan celah-celah
yang disebut stigmata yang berjajar transversal. Melalui pembuluh ini pharynx berhubungan
dengan saluran peribranchial. Pada kamar branchialis inilah terjadi pengambilan oksigen dan
pelepasan karbon dioksida yang dilakukan oleh darah.
3
2. SISTEM PENCERNAAN
4
Sistem pembuluh darah bekerja baik. Jantung (cor) merupakan kantung sederhana yang
berotot, terletak dekat lambung berada dalam rongga pericardium. Dalam jantung terdapat
darah yang akan dipompa ke seluruh tubuh dan ke alat respirasi (insang). Darah yang kembali
dari insang akan banyak mengandung oksigen dan sebaliknya yang kembali dari jaringan tubuh
banyak mengandung karbon dioksida. Namun pembulu areteri belum sempurna, sehingga
peredaran darah setengah terbuka. Di dalam darah akan kita jumpai lymphocyt,
macrophagositosis dan beberpapa sel berwarna dan tidak berwarna lainnya.
Beberapa Ascidia mempunyai vanadium hijau yang terkandung dalam vanadocyt atau larut
dalam plasma darah. Zat vanadium itu dianggap sebagai pigment resparasi, tetapi belum dapat
dibuktikan dengan pasti, karena kemampuan oksidasinya sangat rendah. Dengan demikian cara
respirasi yang pasti belum diketahui.
4. SISTEM EKSKRESI
Pertukaran zat atau eksresi dilakukan oleh nephrocytes melalui sirkulasi darah. Sel-sel
nephorocyte mengandung uratedan xantine yang dikumpulkan dalam bentuk konsentrasi pada
vesicula axcretoris atau alat ginjal (organa renalis).
Sistem ini merupakan ciri yang sangat sederhana. Pada hewan ini terdapat simpul saraf yang
terletak antara lubang mulut dengan lumbang atrial yang terbenam dalam mantel. Simpul itu di
perpanjang pada arah dorsal ventral (menyilang), yang selanjutnya memberi persarafan pada
bagian tubah. Perpanjangan simpul itu berfungsi untuk gerak refleks yang sering disebut “refleks
silang” dan menimbulkan kontraksi.
6. SISTEM REPRODUKSI
Seks hewan ini menyatu, artinya ovarium dan testis masih bersama-sama terletak pada
sebelah kanan kiri dalam tubuh. Lanjutan dari gonad (ovarium dam testis) berupa saluran
oviduct atau sperma yang akhirnya terbuka dekat anus. Bila sel kelamin dihasilkan dari hewan
yang berbeda akan dimasukan ke dalam mulut, kemudian mengikuti aliran air akan tertambat di
suatu saluran dalam tubuh bersilia. Diduga bahwa kelenjar thereupon mengeluarkan sekresi
yang mirip dengan hormonn gonadrophic yang dihasilkan oleh bagian anterior dari kelenjar
pituitaria (hyphophysa).
Terdapat bukti bahwa simpul saraf peka terhadap rangsangan hormon sehingga
memberikan perintah gamet dilepaskan. Ini merupakan salah satu cara merangsang gamet yang
berbeda, sehingga terjadi pembuahan (fertilisasi). Selanjutnya telur yang telah dibuahi
berkebang menjadi larva, yang mengalami metamorphosis. Larva awal mempunyai ciri seperti
Chordata lainnya artinya berchorda dorsalis pada ekor, yang selanjutnya mengalami
rudimentasi, sehingga hewan yang dewasa tidak mempunyai chorda dorsalis lagi.
5
B. PENGERTIAN FULUM CHEPALOCHORDATA
Cephalochordata (dari bahasa Yunani: κεφαλή kephalé, "kepala" and χορδή khordé,
"chord") adalah subfilum dari anggota hewan bertulang belakang yang termasuk dalam
filum Chordata, Acraniata.[2] Bentuk tubuh seperti ikan tanpa sirip, pipih memanjang,
transparan. Notokorda, saraf dorsal, dan celah faring berkembang bagus. Sistem sirkulasi
tanpa jantung. Aliran darah dibagian ventral mengalir ke depan, sedangkan di sisi dorsal
mengalir ke belakang. Memiliki alat peraba dimulutnya yang disebut sirus. Pada ujung
anterior terdapat bintik mata dan pembau. Reproduksi secara seksual, memiliki kelamin
terpisah dan mengalami fertilisasi eksternal. Biasanya hidup terkubur di bawah pasir
perairan dangkal. Contohnya Branchiostoma sp. (amphioxus).[3]
1. ANATOMI
Di belakang organ roda adalah velum, yang bertindak sebagai filter internal sebelum
makanan memasuki faring. Partikel-partikel makanan menempel pada lendir yang
disekresikan pada batang-batang faring sebelum dibawa ke alur epibranchial di sisi
punggung faring. Setelah ini, makanan dipindahkan ke usus, dan kelebihan air dipompa
dari faring melalui celah faring . Air berlebih ini melewati atriopore dan kemudian
dikeluarkan dari tubuh.
2. FILOGENI
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Blair dan Hedges pada tahun 2005,
mereka menggunakan data urutan protein dari 75 protein berbeda untuk menentukan
bahwa cephalochordata berbeda dari sisa subphylum chordate sekitar 891 juta tahun yang
6
lalu[4]. Phylogeny didasarkan pada kombinasi studi spesies yang punah [5] dan [6] masih
ada.
3. SISTEM PENCERNAAN
Oral ciri sekitar mulut merupakan saringan kasar untuk mencegah masuknya
partikel-partikel besar ke dalam rongga mulut. Vestibule (rongga mulut) pendek,
berfungsi untuk mempercepat aliran air dari mulut ke pharynx. Di antara vestibule dan
pharynx terdapat velum yang dilengkapi otot sphincter (sphincter muscle) dan sel indera.
Pharynx Amphioxus panjang dan lebar, dilengkapi 180 pasang celah insang atau
lebih, dan dikelilingi atrium. Cilia lateral pada celah insang mengalirkan air dari pharynx
ke atrium, sedangkan cilia frontal pada insang dan penyangga insang (tongue bars)
mengalirkan butir-butir mineral yang tidak dapat dicerna akan dialirkan ke usus posterior
dan dibuang melalui anus.
4. SISTEM EKSKRESI
Prinsip alat ekskresi sebanyak 40 pasang dapat dijumpai berwujud sebagai bentuk
modifikasi nephredia yang terletak di atas pharynx yang mempunyai hubungan dengan
rongga coelom. Masing-masing nephredium merupakan saluran yang bengkok terdiri
atas bagian muka yang vertikal dan bagian belakang yang horizontal. Bagian vertical
berujumg dengan sekelompok besar solenocyt (sel api), sedang bagian horizontal
dengan sekelompok kecil sel api. Alat ekskresi ini merupakan tipe yang dekat dengan
nephredium yang tertutup sebelah-dalamnya seperti pada Polychaeta dan kelompok
invertebrate lainnya.
Pada tiap ruas myomere di daerah insang terdapat sepasang nephridia. Tiap
nephridium terdiri atas sekumpulan podocytes yang dihubungkan dengan sebuah tubule
bercilia (nephridioduct) ke atrium.
5. SISTEM REPRODUKSI
Cephalochordata memiliki jenis kelamin terpisah antara jantan dan betina dan
fertilisasi terjadi secara eksternal. Pada Branchiostoma terdapat 26 pasang gonad,
sedangkan pada Asymmetron dan Epygonichthys letak gonad hanya pada bagian kanan
tubuh, gamet dilepas ke air melalui atriopore. Zigot tumbuh menjadi coeloblastula,
kemudian menjadi gastrula. Larva sangat kecil, mirip larva ikan (fishlike silver); dan tidak
mempunyai oral ciri, atrium maupun sirip dorsal dan ventral; hanya terdapat sirip ekor.
Bentuk tubuh larva asimetris, mulut yang besar terletak di sisi kiri kepala dan insang
di sisi kanan. Selama mengalami metamorfosa yang bertahap, mulut larva menjadi
velum, demikian pula pembentukan organ-organ lain seperti bentuk mulut dan oral cirri
seperti pada yang dewasa, sehingga menjadi bentuk simetri bilateral. Selama stadia
larva hidup sebagai plankton, sedangkan yang dewasa sebagai benthos.
Sistem peredaran darah sudah berkembang biak, terdiri atas arteri, pembuluh vena
dan pembuluh kapiler, namun tidak ada jantung yang khusus. Darah tidak berwarna,
berisi sedikit sel, diedarkan oleh otot pada dinding pembuluh darah.
7
Darah dalam pembuluh kapiler insang, tempat terjadinya penukaran gas, mengalir ke
sepasang aorta dorsal, kemudian menuju posterior menjadi satu pada sebuah aorta
caudal. Aorta caudal mengalirkan darah ke tiga buah arteri yang masing-masing menuju
pembuluh kapiler dalam myosepta, kapiler dalam atrium dan gonad, kapiler dalam
dinding usus. Pada dasarnya, darah dari pembuluh kapiler dalam organ-organ tersebut
kembali ke insang melalui dua pembuluh vena kardinal.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari materi ini yaitu Urochordata umumnya di sebut Tunicata (Tunicate =
mantel). Sebagian besar tunicate adalah hewan laut yang diam atau menempel (sesil) pada
bebatuan. Tunicata yang lain hidup seperti plankton. Pada subfilum ini terdapat 3 kelas
yaitu: 1. Ascidiacea 2. Thaliacea 3. Appendicularia. Sedangkan dalam pasir yang dangkal
dan hanya kepalanya yang tersembul ke atas. Tubuh dilapisi epidermis tanpa kutikula
atau tunik. Antara miomer satu dengan yang lain dbatasi miosepta.
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
http://padlan14.blogspot.com/2012/07/urocordata-entomologi.html
https://slideplayer.info/slide/13739838/
http://biologitopibiru.blogspot.com/2015/07/cephalochordata.html
10