Oleh :
Ayu Dwi putri 0704183139
Fachru Rozy Aswin 0704182068
Rati Purnama Harahap 0704183136
Maya Ashari 0704182062
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya Kriteria Kawasan Lindung dapat diselesaikan sebagaimana
mestinya.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan secara rinci mengenai berbagai
Kriteria kawasan lindung untuk merevitalisasi fungsi kawasan lindung itu sendiri.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Faisal, S.Si,S.Pd,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Biologi Konservasi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Saintek UIN Sumatera Utara.
2. Teman-teman jurusan Biologi-3 Sebagai partner perjuangan.
3. Sumber referensi atas jasanya terhadap ilmu pengetahuan.
Dalam penyelesaiannya, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari
kesalahan, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sagatlah
diharapkan demi perbaikan dan sebagai pedoman dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi perbaikan lingkungan kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kawasan lindung adalah suatu ruang yang dibatasi secara geografis dengan jelas,
diakui, diabdikan, dan dikelola, menurut aspek hukum maupun aspek lain yang efektif,
untuk mencapai tujuan pelestarian alam jangka panjang, lengkap dengan fungsi-fungsi
ekosistem dan nilai-nilai budaya yang terkait. Kawasan lindung sebagai kawasan
konservasi dirasakan manfaatnya sebagai penyedia jasa lingkungan seperti pengatur tata
air, pengendali iklim mikro, habitat hidupan liar, sumber plasma nutfah serta fungsi
sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya.
1
1.1. Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan biokonservasi
b. Apakah yang dimaksud dengan kawasan lindung
c. Bagaimana upaya biokonservasi di kawasan lindung
1.2. Tujuan
a. Mampu menjelaskan tentang biokonservasi
b. Mampu menjelaskan pengertian kawasan lindung
c. Mampu memaparkan upaya biokonservasi di kawasan lindung
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kawasan lindung memiliki pengertian yang lebih luas, dimana hutan lindung tercakup di
dalamnya. Keppres Nomor 32/1990 (tentang Pengelolaan Kawasan Lindung) menyebutkan
bahwa kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai
sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan
lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan
lindung merupakan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya. Kawasan lindung dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu kawasan
bergambut dan kawasan resapan air.
3
Kategori klasifikasi kawasan dilindungi, dimana kategori pegelolaan harus dirancang agar
pemanfaatan seimbang, tidak lebih mementingkan salah satu fungsi dengan meninggalkan
fungsi lainnya. Adapun kategori penetapan kawasan dilindungi yang tepat harus
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :
a. Karakteristik atau ciri khas kawasan yang didasarkan pada kajian ciri-ciri biologi dan
ciri lain serta tujuan pengelolaan.
b. Kadar perlakuan pengelolaan yang diperlukan sesuai dengan tujuan pelestarian.
c. Kadar toleransi atau kerapuhan ekosistem atau spesies yang terdapat di dalamnya.
d. Kadar pemanfaatan kawasan yang sesuai dengan tujuan peruntukan kawasan tersebut.
e. Tingkat permintaan berbagai tipe penggunaan dan kepraktisan pengelolaan.
1) Luas dan kejelasan kawasan lindung di dalam kawasan hutan dan luar kawasan,
terdiri atas 2 indikator. Kriteria ini menjadi penting, karena untuk mendukung fungsi
optimal dari suatu kawasan lindung memerlukan luas yang optimum sehingga luas
dan kejelasan batas kawasan lindung penting untuk kepastian kawasan lindung
dimaksud.
3) Kualitas kawasan lindung pada seluruh tipe kawasan lindung. Kualitas kawasan
lindung sangat terkait dengan fungsi kawasan lindung. Semakin baik kualitas
kawasan lindung, maka fungsi lindung akan semakin terpenuhi. Fungsi kawasan
lindung akan terpenuhi jika total area kawasan berfungsi dengan baik. Kualitas
4
kawasan lindung menjadi gambaran dari fungsi kawasan lindung. Kualitas kawasan
lindung dapat digambarkan dengan tingkat penutupan vegetasinya yang mencakup
keseluruhan kawasan lindung atau yang dibandingkan dengan luas area.
Tabel: Kategori kawasan lindung (protected areas) menurut IUCN dan Pengertiannya Secara
Ringkas
5
Kategori I Cagar (Suaka) Alam/Kawasan Kawasan Lindung yang
Belantara dikelola terutama untuk ilmu
pengetahuan atau
perlindungan belantara
6
2) kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempa dan pantai, sempa dan sungai, kawasan
sekitar danau atau waduk, kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan
kearifan lokal;
3) kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: kawasan suaka alam,
kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut,
cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman
nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, serta
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
4) kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan
gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir
5) kawasan lindung geologi, meliputi: kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana
alam geologi, dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah; dan
6) kawasan lindung lainnya, meliputi: cagar biosfer, ramsar, taman buru, kawasan
perlindungan plasma-nutfah, kawasan pengungsian satwa, terumbu karang, dan kawasan
koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.
Hutan lindung merupakan suatu kawasan yang ditetapkan oleh pemerintah atau
kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi. Hutan lindung atau protection forest
memiliki fungsi ekologis terutama sebagai sumber air dan mempertahankan kesuburan
tanah bagi hutan termasuk masyarakat di sekitar hutan lindung . Menurut Undang -
Undang No. 41 tahun 1999 bahwa hutan lindung merupakan kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air , mencegah banjir , mengendalikan erosi , mencegah intrusi air laut
dan memelihara kesuburan tanah .
1. Kemiringan lereng
Adalah sudut yang dibentuk oleh perbedaan tinggi permukaan lahan
( relief ) , yaitu antara bidang datar tanah dengan bidang horizontal dan pada
umumnya dihitung dalam persen ( % ) atau derajat ( 0) . Klasifikasi kemiringan lereng
menurut SK Mentan No. 837 / KPTS / Um / 11 / 1980 terbagi atas 5 kelas lereng.
2. Jenis Tanah
7
1 Aluvial, tanah glei, planosol (Tidak Peka)
hidromof kelabu, literita air
tanah
3. Intensitas Hujan
2 13.6-20.7 (Rendah)
3 20.7-27.7 (Sedang)
4 27.7-34.8 (Tinggi)
1. Kawasan Bergambut
Kawasan bergambut merupa TIkan kawasan yang unsur pembentuk tanahnya
sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang
lama. Perlindungan terhadap kawasan bergambut dilakukan untuk mengendalikan
hidrologi wilayah yang berfungsi sebagai penambat air dan pencegah banjir, serta
melindungi ekosistem yang khas di kawasan yang bersangkutan. Kriteria kawasan
bergambut adalah tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang
terdapat di bagian yahulu sungai dan rawa.
Luas total arahan kawasan lahan gambut mencapai 28,4 juta ha. Tujuan utama dari
kawasan ini adalah diarahkan untuk stok potensi karbon. Dari luasan tersebut seluas
1,83 juta ha merupakan areal gambut dengan kedalaman lebih dari 2 meter. Dengan
asumsi bahwa 1 ha hutan alam berpotensi menyimpan 254 ton karbon dan 1 ha
8
lahan gambut dapat menyimpan 3.500 ton karbon, maka potensi penyimpanan
karbon secara keseluruhan mencapai 13,15 milyar ton karbon. Selain secara ekologis
berperan dalam pengendalian pemanasan global, potensi penyimpanan karbon di
hutan alam dan lahan gambut dapat pula dimanfaatkan secara ekonomi dalam
skema perdagangan karbon.
2. Kawasan Resapan Air
Kawasan resapan air merupakan daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk
meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang
berguna sebagai sumber air. Perlindungan terhadap kawasan resapan air dilakukan
untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu
untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penaggulangan banjir, baik
untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kriteria kawasan
resapan air adalah curah hujan yang tinggi, struktur tanah yang mudah meresapkan
air dan bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-
besaran. Dengan adanya kawasan resapan air maka wilayah sekitarnya dapat
terhindar dari banjir saat curah hujan tinggi melanda daerah tersebut.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Biologi konservasi adalah ilmu yang berorientasi pada tujuan yang mencari
penyelesaian untuk menghadapi krisis keanekaragaman biologis (biodiversity crisis),
yaitu penurunanan yang sangat cepat dalam keanekaragaman kehidupan bumi saat ini.
b. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan.
c. Upaya pengawetan kawasan cagar alam dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
diantaranya, perlindungan dan pengamanan kawasan, inventarisasi potensi kawasan
dan penelitian dan pengembangan yang menunjang pengawetan.
3.2. Saran
Fasilitas pelestarian sumber daya alam seperti kawasan lindung dapat difungsikan
sebagaimana mestinya, dan semua elemen masyarakat bekerjasama untuk mewujudkan
kelestarian sumber daya alam melalui biokonservasi di kawasan lindung.
10
DAFTAR PUSTAKA
11