Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

“REPTILIA CHELONIA, SQUAMATA”

DISUSUN OLEH:

ADELEIDE T. RANTUNG (19 507 023)

GLORIA G. S. TUAIDAN (19 507 016)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2020/2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
atas penyertaan dan lindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “REPTILIA CHELONIA, SQUAMATA” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dan maksud penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Zoologi Vertebrata. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran, kritik, tanggapan
maupun sanggahan dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah ini.

Tareran 14 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Reptil ………………………………………………………………….6
B. Karakteristik Kelas Reptilia……….…………………………………. 6
C. Anatomi Reptilia……………………………………………………… 7
D. Selaput Ekstraembrio pada Telur……………………………………. 9
E. Sistem Peredaran Darah Reptil…………………………………...…….10
F. Sistem Saraf Reptil……………………………………………...……....11
G. Sistem Reproduksi Reptil……………………………………....……….13
H. Alat Gerak pada Reptil………………………………………..………..14
I. Sistem Ekskresi pada Reptil………………………………….…………15
J. Alat Gerak pada Reptil………………………………………………….16
K. Sistem Ekskresi pada Reptil…………………………………………….17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................23
3.2 Saran.............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. .Latar Belakang

Vertebrata merupakan subfilum dari Chordata yang memiliki anggota yang


cukup besar dan paling dikenal. Tubuh dibagi menjadi 3 bagian yang cukup jelas :
kepala, badan dan ekor. Kepala dengan rangka dalam, carnium, didalamnya terdapat
otak, karena mempunyai carnium. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, kelas
Cyclostomata, kelas Pisces, kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan kelas
Mamalia.

Kata Reptilia berasal dari kata Reptum yang berarti melata. Reftilia merupakan
kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru.
Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya
ditutp oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan
pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas atau melakukan
pergantian kulit baik secara total maupun sebagian. Reptilia di bagi menjadi 4 ordo,
yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara),chelonia (contohnya : penyu,kura-kura dan
bulus,) Squmata (contohnya:Serpentes,Lacertilia,dan Amphisbaena) dan Crocodilia
( contohnya Buaya,Aligator, Senyulong, dan Caiman).

1.2.Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan, bahwa:

1. Apa pengertian dari Reptil,

2. Bagaimana karakter Reptilia,

3. Berapa ukuran dari tubuh Reptil tersebut, dan

4. Bagaimana keadaan sistem yang berjalan dalam tubuhnya.


1.3.Tujuan Penulisan

Dengan rumusan masalah diatas, dapat ditarik beberapa tujuan dari penulisan makalah
ini, diantaranya adalah:

1. Agar mahasiswa bisa menjelaskan konsep Reptil,

2. Supaya bisa memahami karakteristik makhluk hidup dari Reptil, dan

3. Bisa menjelaskan sistem yang berlangsung dalam tubuh Reptil.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Reptil

Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat
dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki
oleh sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-
paru, jantung beruang tiga atau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur
suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal,
menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.

Reptilia merupakan kelompok vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat yang
lingkungannya kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya
kelembaban tubuh dan membantu hewan untuk hidup di permukaan yang kasar. Nama
kelas Reptilia menunjukkan cara berjalan (latin: retum=melata). Reptilia tersebar baik di
daerah teropis maupun daerah subtropics. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub
dan tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile
menempati macam-macam habitat. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis,
hanya terdapat di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat
dilaut dan kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya
terrestrial, tetapii ada yang menempati karang-karang atau pohon. Yang termasuk
bangsa reptil antara lain adalah ular cobra ( Naya tripudon ), bunglon ( Chameleo
chameleon ), buaya ( Crocodylus americanus ), dan kura – kura (Gopherus sp. ).

B. Karakteristik Kelas Reptilia

Adapun karakteristik yang dimiliki oleh hewan yang termasuk dalam kelas Reptilia
adalah sebagai berikut:
1. Bentuk tubuh bervariasi, ada yang sangat pendek dan ada yang memanjang.
Tubuh ditutupi oleh tonjolan epidermal berupa sisik dengan penambahan
lempeng tulang dari lapisan dermal.
2. Tungkai berpasangan, biasanya dengan lima jari dan teradaptasi untuk
memanjatberlari atau berenang, kecuali pada ular dan beberapa kadal
3. Skeletonnya tersusun atas keras, tulang rusuk dilengkapi sternum ( kecuali pada
ular) membentuk rongga/ keranjang dada yang lengkap, tengkorak memiliki satu
kondilus oksipital
4. Bernapas dengan paru-paru, tidak ada insang, kloaka digunakan untuk respirasi
pada beberapa hewan, adanya lengkung branchi pada fase embrio
5. Peredaran darah tertutup dan ganda. Jantung dengan 3 ruang (2 atrium, 1
ventrikel), khusus pada ordo Crocodilia 4 ruang dan terdapat foramen panizzae.
Memiliki satu pasang lengkung aorta
6. Alat ekskresi berupa sepasang ginjal metanephros, hasil ekskresinya berupa
asam urat terutama sisa nitrogen
7. Sistem saraf dilengkapi dengan lobus optik pada bagian dorsal otak, 12 pasang
saraf cranial pada tambahan saraf terminalis
8. Alat kelamin terpisah, fertilisasi internal
9. Telur ditutupi oleh cangkang kapur atau keras, selaput ekstraembrionik (amnion,
korion dan allantois) , tidak ada fase larva yang hidup di air
10. Hewan ektothermal, memiliki beberapa kebiasaan untuk menjaga suhu tubuhnya
11. Dua lubang hidung pada moncongnya. Mata besar lateral, mempunyai kelopak
mata atas dan bawah. Membrane niktitans tembus cahaya. Lubang telinga
tetutup oleh lipatan kulit.

C. Anatomi Reptilia

Reptil memiliki kulit yang ditutupi oleh sisik yang keras, kering sebagai proteksi atau
pelindung dari serangan yang bisa melukai tubuhnya. Kulitnya tersusun atas epidermis
yang tipis yang dapat mengelupas secara periodik dan lapisan dermis yang sangat tebal
dan berkembang baik. Pada lapisan dermis terdapat kromatofor, sel-sel yang memberi
warna sehingga beberapa kadal dan ular bisa memiliki warna yang menarik.
Karakteristik sisik pada reptil adalah sebagian besar dibentuk oleh keratin. Sisik-sisik
tersebut merupakan derivat atau modifikasi dari lapisan epidermis sehingga sisik pada
reptil berbeda dengan sisik pada ikan yang merupakan struktur dari lapisan dermis.

Pada beberapa reptil seperti aligator, sisik bertahan selama hidupnya, tumbuh secara
bertahap. Sedangkan pada beberapa hewan yang lain seperti ular dan kadal, sisik baru
tumbuh di bawah sisik yang lama, yang kemudian akan lepas sewaktu-waktu. Pada
kura-kura lapisan baru dari keratin di bawah lapisan yang lama memipih, ini merupakan
bentuk modifikasi dari sisik. Pada ular, kulit lama (epidermis dan sisik) dilepas secara
terbalik; kadal membagi kulit lama dan masih meninggalkan sebagian besar kulitnya
tersebut di sebelah kanan tubuhnya. Buaya dan kadal pada umumnya memiliki
lempengan tulang yang disebut osteoderm yang ada dibawah sisik keratin
D. Selaput Ekstraembrio pada Telur

Cangkang (amnion) dari telur reptil mengandung makanan dan membran pelindung
untuk mendukung perkembangan embrio di daratan. Reptil menyembunyikan telur-telur
mereka di tempat tersembunyi di daratan. Hewan muda yang baru menetas bernapas
menggunakan paru-paru muda bukan sebagai larva akuatik.

Embrio berkembang di dalam amnion yang dilengkapi dengan cairan amnion. Makanan
disediakan oleh kuning telur (yolk) dari kantung yolk dan sisa metabolisme akan
disimpan di bagian allantois. Selanjutnya allantois akan menyatu dengan korion, yaitu
membran tipis di bagian dalam cangkang, kedua membran memiliki pembuluh darah
yang membantu pertukaran oksigen dan karbondioksida yang akan dikeluarkan melalui
pori- pori pada cangkang. Karena jenis telur ini tertutup dan memiliki sistem yang
berdiri sendiri maka sering disebut sebagai telur cleidoic

D. Sistem Pencernaan Reptil

Sistem pencernaan reptil lengkap meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Reptil umumnya karnivora (pemakan daging). Sistem pencernaan pada reptil dimulai
dari rongga mulut. Bagian rongga mulut
disokong oleh rahang atas dan bawah. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang
melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua. Semua reptil memiliki gigi
kecuali pada ordo testudinata. Pada saat jouvenil, reptil memiliki gigi telur untuk
merobek cangkang telur untuk menetas, yang kemudian gigi telur tersebut akan tanggal
dengan sendirinya hingga dewasa

Rahang reptil memiliki desain atau bentuk yang sesuai untuk meremukkan dan
mencengkeram kuat mangsanya. Otot pada rahang reptil lebih besar dan lebih
panjang dari pada ikan atau amphibi sehingga pergerakan secara mekanik rahang
pada reptil lebih baik dari keduanya.

Dari mulut, makanan akan diteruskan ke esofagus (kerongkongan),


ventrikulus(lambung), intestinum. Intestinum terdiri atas usus halus dan usus tebal. Di
dalam intestinum, makanan dicerna secara kimiawi dan terjadi proses penyerapan sari-
sari makanan. Sisa makanan akan dikeluarkan melalui kloaka . Kelenjar pencernaan
pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki
dua lobus (gelambir dan berwarna kemerahan). Kantung empedu terletak pada tepi
sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih
kekuning-kuningan

E. Sistem Peredaran Darah Reptil

Peredaran darah pada reptil adalah perdaran darah tertutup dan ganda. Sistem perdaran
darahnya terdiri atas jantung dan pembuluh-pembuluh darah. Jantung pada reptil
memiliki dua atrium dan dua ventrikel namun belum tersekat secara sempurna (kecuali
pada buaya). Peredaran darah paru- paru dan sistemik hanya terpisah secara
parsial. Kedua lengkung aorta kanan dan aorta kiri berfungsi dengan baik. Pada
buaya, sekat ventrikel kanan dan ventrikel kiri terdapat suatu lubang yang
disebut foramen panizzae yang memungkinkan pemberian oksigen ke alat
pencernaan dan untuk keseimbangan tekanan dalam jantung sewaktu menyelam
di dalam air

Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu
lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan
mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinar matahari

Darah dari seluruh tubuh yang mengandung karbondioksida mengalir ke sinus


venosus, kemudian masuk ke atrium kanan menuju ventrikel. Dari ventrikel,
darah menuju arteri pulmonalis lalu masuk ke paru-paru. Di paru-paru terjadi
pertukaran gas. Selanjutnya darah keluar dari paru-paru menuju atrium kiri
melalui vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah memasuki ventrikel. Dari
ventrikel terdapat dua aorta yang membelok ke kiri dan ke kanan. Aorta kanan
berasal dari ventrikel kiri dan berfungsi membawa darah ke kepala dan seluruh
bagian depan tubuh. Aorta yang lain berasal dari tempat antara ventrikel kanan
dan kiri yang berfungsi membawa darah ke bagian belakang tubuh.
F. Sistem Saraf Reptil

Sistem saraf pada reptil lebih maju dibandingkan dengan amphibi. Meskipun reptil
memiliki otak yang kecil, otak depan atau serebrum relatif lebih besar bila dibandingkan
dengan bagian otak yang lain. Buaya merupakan hewan pertama yang memiliki serebral
korteks (neopallium) yang sebenarnya. Hubungan ke sistem saraf pusat lebih maju.
Dengan pengecualian indera pendengaran, organ sensori pada umumnya berkembang
dengan baik. Organ jacobson adalah organ khusus untuk penciuman yang ada pada
beberapa tetrapoda, sangat berkembang pada kadal dan ular. Rangsangan bau diterima
oleh organ Jacobson melalui lidah hewan reptil.
Ular mengenali bau mangsa atau bau benda yang lain dengan cara menjulurkan
lidahnya. Pada saat lidahnya menjulur kemudian ditarik kembali ke dalam mulut,
terdapat pertikel-pertikel yang menempel di permukaan lidahnya. Kemudian
partikel bau tersebut dilewatkan melalui dua rongga kecil yang mengarah ke
organ Jacobson. Rongga yang mengarah ke organ Jacobson dilapisi dengan jaringan
sensitif yang membantu daam proses keseluruhan proses penciuman ular. Setelah
partikel dilewatkan ke rongga dan organ Jacobson, komposisi partikel dipecah dan
dikirim ke otak melalui serangkaian struktur saraf yang kompleks. Otak kemudian
menerjemahkan partikel- partikel ini dan mengidentifikasi apakah partikel tersebut
milik mangsa, feromon dari ular yang lain atau bersumber dari benda- benda yang
dikenal atau tidak dikenal. Lidah pada ualr bercabang karena disesuaikan dengan
fungsinya yaitu untuk menyalurkan partikel ke kedua lubang yang mengarah ke organ
Jacobson. Adanya dua lubang itulah yang mengharuskan ular untuk melewatkan
partikel secara bersamaan ke dalam lubang tersebut

G. Sistem Reproduksi Reptil

Jenis kelamin pada reptil terpisah antara hewan jantan dan hewan betina. Pada hewan
jantan, organ reproduksi terdiri atas testis, vas deferent dan bermuara di kloaka. Saluran
pengeluarannya menjadi satu dengan saluran pengeluaran dari ginjal metanephros.
Semua reptil, kecuali tuatara memiliki organ kopulasi yang fungsional. Strukturnya
bervariasi pada tiap kelompok hewan, tetapi semuanya memiliki jaringan ereksi yang
merupakan bagian terpenting dalam mekanisme fertilisasi internal. Organ kopulasinya
berupa satu pasang hemipenis. Pada kadal dan ular, hemipenis memanjang seperti ekor.
Hanya satu hemipenis yang akan masuk ke organ fertilisasi hewan betina, tetapi
keduanya masuk secara bergantian.
H. Alat Gerak pada Reptil

Semua reptil memiliki tungkai yang berpasangan, kecuali anggota tanpa tungkai,
memiliki struktur tubuh yang lebih baik dari pada amphibi dan memiliki desain atau
bentuk tungkai yang sesuai untuk berjalan di daratan. Sebagian besar reptil modern
berjalan dengan tungkai-tungkai yang meregang ke bagian luar dan perut mereka begitu
dekat dengan tanah atau daratan. Sebagian dinosaurus, dan beberapa kadal, berjalan
dengan tungkai yang tegak menopang tubuhnya, perubahan yang disesuaikan untuk
pergerakan yang cepat dan mendukung berat tubuhnya. Beberapa dinosaurus berjalan
hanya dengan tungkai belakang yang sangat kuat (Hickman et al., 2001). Reptil yang
tidak mengalmi reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan setiap
jarinya bercakar

I. Sistem Ekskresi pada Reptil

Organ ekskresi pada reptilia adalah dua ginjal kecil metanephros. Pada subkelas
Diapsida, sisa metabolisme nitrogen dibuang dalam bentuk asam urat, pada kura-kura
sisa metabolisme utama yang diekskresikan adalah urea. Ginjal pada reptil tidak bisa
menghasilkan urine cair yang lebih pekat dari pada cairan tubuh mereka. Hal ini karena
tidak adanya struktur khusus di nephros ginjal yaitu lengkung Henle, sehingga beberapa
reptil menggunakan usus besar dan kloaka untuk membantu reabsorbsi air. Beberapa
hewan juga bisa mengambil dan menyimpan air dalam suatu kantung. Kelebihan garam
juga diekskresikan oleh beberapa reptil melalui lubang hidung (nasal) dan kelenjar
garam

Saluran ekskresi pada reptil berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik
untuk ordo-ordo reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada ordo Squamat
dan kloaka dengan celah membujur terdapat pada ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia

J. Ciri-ciri Hewan Reptil

 tubuh terdiri atas kepala, leher, badan dan ekor


 habitat di darat dan di air
 tubuh ditutupi sisik yang tersusun atas zat tanduk
 bernapas dengan paru-paru
 berdarah dingin (poikiloterm)
 berkembang biak dengan bertelurpasang kaki, kecuali pada ular
 umumnya alat gerak berupa dua
 jantung terdiri dari 4 ruang dengan sekat yang belum sempurna

Jenis hewan eptil ini juga memiliki ciri-ciri khusus. yaitu sebagai berikut :

1. Jenis hewan ini mempunyai kulit yang bersisik dan kering yang terbuat dari
sebuah zat tanduk yang fungsi nya untuk melindungi dari kekeringan.
2. Jenis hewan ini berjalan dengan melata yang dimana semua tubuh menelungkup
ke permukaan tanah, sedangkan pada bangsa ular bergerak dengan mengerutkan
otot di kedua sisi tulang belakang yang secara bergantian.
3. Reptil memiliki dua pasang kaki dan pada tiap kaki memiliki cakar. Sedangkan
pada hewan penyu kakinya memipih yang berbentuk kayuh untuk membantu
ketika sedang berenang.
4. Reptil ini berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) pada penyu dan
bertelur melahirkan (ovovivipar) pada ular boa. Fertilisasi secara internal, alat
kelamin jantan disebut sebagai hemipenis.

Reptilia adalah hewan darat yang dapat hidup di air. Hewan ini bernapas dengan paru-
paru. Kulit reptilia sangat keras, kering, dan bersisik. Kulit reptil yang keras disebabkan
adanya zat kapur (zat kitin) seperti pada kura-kura. Hewan ini berdarah dingin, bergerak
dengan menggunakan perut (melata), seperti ular dan ada juga yang menggunakan
keempat kakinya, seperti buaya, komodo, biawak, kadal, dan penyu. Reptilia
berkembang biak dengan bertelur dan ada juga yang ber- telur dan beranak. Pembuahan
terjadi dalam tubuh induk betina (internal). Reptilia dibagi menjadi empat ordo, yaitu:

 Ordo Ophidia (bangsa ular), contohnya ular pohon, ular piton, dan ular sawah.
 Ordo Crocodilia (bangsa buaya), contohnya buaya dan aligator.
 Ordo Lacertilia (bangsa kadal), contohnya kadal, komodo, bunglon, biawak, dan
tokek.
 Ordo Chelonia ( bangsa kura-kura), contohnya kura-kura dan penyu.

K. Klasifikasi Reftil
Kebanyakan orang hanya tau kalo hewan reftil hanya ular dan buaya saja. Tapi hewan
reftil itu banyak sekali jenis hewan-hewan lain yang termasuk ke dalam kelas reptil.
Agar lebih mudah untuk membedakan hewan-hewan tersebut, para ahli sudah
mengklasifikasikan ke dalam beberapa ordo. yaitu sebagai berikut ini

a. Ordo Squamata

Squmata yaitu salah satu jenis hewan reptil yang pada umumnya memiliki kulit bersisik.
Ordo Squamata yaitu ordo terbesar dari kelas reptil. Sebagian dari hewan reptil
termasuk kedalam ordo squamata.

Ordo ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epdermis bertanduk yang secara periodic
mengelupas sebagian atau keseluruhan. Osteodem biasanya tidak ada tapi pada
beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan temat lain. Kepala pada dasarnya tipe
diapsid. Arcade bawah tidak sempurna atau tidak ada arkade atas juga sering demikian.
Tidak memiliki tulang kuadratojugal (penghubung tulang kuadrat dan jugal) sehingga
memungkinkan terjadinya gerakan kinetis (pergerakan tengkorak akibat posisi tulang
kuadrat).
Phyton molurus (ular sawah)
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Serpentes
Famili : Phitonidae
Genus : Phyton
Species : Phyton molurus

Contohnya : yakni pada bangsa ular dan kadal. Ordo ini terbagi atas 3 subordo, yaitu
diantaranya :

Subordo Lacertilia
Jenis Hewan yang satu ini termasuk kedalam subordo ini umumnya memiliki sisik
yang bervariasi, bercakar dan bersifat pentadactylus yaitu pada kaki belakang yang
terdiri atas 5 jari dan terdapat selaput renang diantara jari-jari kaki tersebut. Hewan yang
termasuk kedalam subordo ini memiliki kelopak mata dan lubang telinga. Selain itu,
mereka juga memiliki lidah yang panjang dan bisa dilontarkan untuk menangkap
mangsa, contohnya: hewan Bunglon. Meskipun kebanyakan dari hewan dari subordo ini
juga bersifat autotomi yaitu bisa melepaskan ekornya ketika ada bahaya contohnya :
Cecak.

Subordo Serpentes

Bangsa ular yaitu salah satu jenis hewan yang termasuk ke dalam subordo. Subordo
ini juga dikenal dengan suatu keunikannya yaitu tidak memiliki kaki. Ciri lainnya yaitu
mereka tidak memiliki kelopak mata yang sehingga kelopak mata tersebut digantikan
oleh suatu selaput transparan yang berfungsi untuk melindungi mata.

Keunikan lain dari subordo ini yaitu jenis reftil ini memiliki thermosensor, organ
perasa (tactile organ) dan organ Jacobson yang sebagai reseptornya yang sehingga
bangsa ular memiliki penciuman tajam yang peka terhadap sebuah rangsangan kimia di
rongga hidungnya. Sebagian dari bangsa ular memiliki taring bisa yang berfungsi
sebagai pertahanan dan melumpuhkan mangsanya.

Contohnya : Ular

Subordo Amphisbaenia

Subordo Amphisbaenia jenis hewan ini tidak berkaki ntapi memiliki suatu
kenampakan seperti cacing karena pada warnanya yang agak merah muda dan sisiknya
yang tersusun seperti cincin. Karena waktu hidupnya kerap menghabiskan waktu di
bawah tanah, yang sehingga sedikit sekali informasi yang bisa di dapatkan dari hewan
reptil ini. Kepalanya yang bersatu dengan lehernya, tengkorak terbuat dari tulang keras,
memiliki gigi median pada bagian rahang atasnya tidak memiliki telinga luar dan
matanya yang tersembunyi oleh sisik dan kulit. Bentuk tubuhnya memanjang dan pada
bagian ekornya hampir menyerupai kepalanya.
contohnya : dari hewan ini yakni wormlizards

b. Ordo Crocodilia

Bangsa buaya yaitu salah satu jenis dari ordo ini. Ordo crocodilian ini memiliki sebuah
sisik yang tebal dan terbuat dari sebuah keratin yang diperkuat dengan sebuah
lempengan tulang yang disebut dengan skuta yang sebagai pelindung. Berbeda dengan
ular, sisik pada hewan buaya ini rontok satu persatu. Buaya juga memiliki otot yang
kuat pada ekornya. Pada Kepala ordo crocodilian ini berbentuk piramida, keras dan kuat
yang disertai dengan gigi yang runcing yang berfungsinya untuk mencabik-cabik
mangsanya.

Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki pendek
dengan jari-jari berselaput tebal, ekor panjang, kulit tebal, jantung terbagi atas 4
ruangan terpisah. Ovipar, telinga berlubang kecil. Contoh Crocodilus Americanus.
Aligator
Klasifikasi Crocodylus porosus
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Crocodylia
Famili : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus
Contoh : dari ordo ini yaitu Buaya Air Tawar, Buaya Air Asin dan berbagai jenis
bangsa buaya lainnya.

c. Ordo Chelonia
Ordo chelonian yaitu salah satu jenis hewan reptilian yang memiliki cangkang, Bentuk
tubuh yang pendek dan lebar dilindungi oleh karapas dan plaston, tidak bergigi dan
lidah tidak bisa menjulur. Cangkang pada jenis ordo ini yaitu pada bagian dari tulang
belakang dan di modifikasi dari tulang rusuk yang berfungsi untuk pertahanan serta
untuk perlindungan dari predator. Sedangakan cangkang bagian atas dari chelonian ini
disebut dengan karapaks sedangkan pada bagian bawahnya disebut dengan plaston.

Spesies pada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar,
terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan
perisai sebelah ventral datra yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu
digabungkan pada bagian lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk
tebal, tidak mempunyai gigi, tetapi rahang berkulit tanduk sebagai penggantinya.
Tulang kuadrat pada kranium mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah,
sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang belakang toraks dan tulang costae
(rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai, termasuk hewan ovipar. Telurnya
diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstrimitas sebagai alat gerak baik didarat
atau di air. Ordo Testudinata dibagi 2 family:

a. Familia : Chelonidae

Species : penyu hijau (Chelonia Mydas)

b. Familia : Tryonychidae

Species : Kura-kura al-dabra

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Reptilia

Ordo : Testudines

Subordo : Cryptodira

Famili : Testudinidae
Genus : Geochelone

Species : Geochelone gigantea

Contoh : hewannya yaitu Kura-kura dan penyu.

d. Ordo Rynchochephalia

Jenis reftil yang ini merupakan ordo terakhir dari kelas reptil. Hewan yang termasuk ke
dalam ordo ini yaitu Tuatara dan satu satunya spesies yang termasuk ke dalam ordo ini.
Dikabarkan bahwa hewan tuatara ini sudah hidup sejak zaman dinosaurus. Tuatara ini
berasal dari pulau lepas pantai di Selandia Baru. Ciri-ciri pada tuatara ini sendiri yakni
memiliki duri yang berderet di sepanjang tulang belakang dan memiliki mata ketiga
yang berfungsi untuk mengenali suatu perbedaan antara gelap dan terang.

Yang masih hidup sampai sekarang mempunyai bentuk serupa kadal, berkulit tanduk
dan bersisik, bergranula, punggungnya berduri pendek. Tulang rahangnya mudah
digerakkan. Contoh yang masih hidup di Australia : Sphenodon punctatum (tuatara).
Klasifikasi Sphenodon punctatum
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Rhynchocepholia
Famili : Rhynchocepholidae
Genus : Sphenodon
Species : Sphenodon punctatu
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan tetapi pada
beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama sekali seperti
pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak mengalami reduksi tungkai
umumnya memiliki 5 jari atau Pentadactylus dan setiap jarinya bercakar. Rangkanya
pada Reptilia mengalami osifikasi sempurna dan bernafas dengan paru-paru.

Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara),


Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes,
Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong,
dan Caiman) dll.

Beberapa Reptlia bermanfaat dalam kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut:

a. Sebagai predator alami, contohnya ular memekan tikus, bengkarung memakan


serangga.

b. Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging kura-kura, dan telur penyu.
c. Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat-obatan.

d. Beberapa reptilia juga merugikan, misalnya ular memangsa hewan ternak dan ular
berbisa dapat membunuh manusia.

3.2. Saran

Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah
ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan
kita dan bermanfaat. Amin

DAFTAR PUSTAKA

Makalah Reptilia. 2012. Reptilia. Rifanifanfan. blogspot.com/2012/11/makalah-


reptilia.html

Sirkulasi. 2011. Sirkulasi Pada Reptil. http://roffismart.blogspot.com/2011/11/sistem-


sirkulasi-pada-reptil.html.

http://hasnainiindah77.blogspot.com/2014/03/makalah-reptilia-disusun-
dandiajukan.html

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-reptil/

Anda mungkin juga menyukai