Anda di halaman 1dari 18

NAMA : GLORIA G S TUWAIDAN

NIM : 19507016

PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI

MK : ZOOLOGI VERTEBRATA (D)

Pengertian Amfibi

Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi,


tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di
darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang
berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi
diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan
yaitu di darat dan di air.
Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan
jumlah hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah
hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat mengatur
suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari
untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di
perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring
dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan
amfibi pun dapat berjalan di atas daratan.

Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang


lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu
hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernafas dengan
insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk
(bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di
daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernafas
dengan paru-paru. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan
peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan
hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang.
Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi
terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat.
(Zug, 1993).
Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang
berkembang baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang
berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan
kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf
mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak
depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi
sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang.
Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang
menghasilkan bahan pelembab atau perekat. Walaupun demikian,
tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan
ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota
Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi
dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan
insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis
amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada
waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada
juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya.
Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air.
(Duellman and Trueb, 1986).

Amfibi dijumpai diseluruh dunia kecuali di kutub. Mereka


menempati sejumlah habitat yang berbeda-beda seperti hutan
hujan, kolam, dan danau. Mereka juga ada di daerah berumput di
lereng pegunungan tinggi, bahkan juga di gurun. Meskipun amfibi
dewasa dapat bertahan hidup selama periode kemarau panjang,
umumnya mereka membutuhkan tempat-tempat lembab seperti
sungai dan kolam. Di wilayah hutan hujan tropis yang lembab,
banyak katak dapat bertahan hidup tanpa memiliki sumber air
tetap. Sebagai hewan yang berdarah dingin, amfibi tidak aktif
dalam kondisi dingin.
Pada kondisi ini mereka melakukan hibernasi, biasanya dalam
lumpur di dasar kolam. Musim kawin amfibi sering berlangsung
kacau. Amfibi jantan dan betina berkumpul bersama dalam jumlah
besar. Setelah membuahi telur, biasanya amfibi tidak lagi
mempedulikan telurnya. Hanya sedikit jenis amfibi yang
melindungi telur. Umumnya spesies amfibi kecil mengandalkan
penyamaran atau melarikan diri saat terancam pemangsa. Ada pula
amfibi yang mengandalkan kulit yang mencolok untuk menakuti
musuh. Ada jenis amfibi yang mempunyai racun. Katak beracun
dari Amerika Selatan memiliki warna yang mencolok sebagai tanda
bahaya pemangsanya. Racun katak sangat kuat ‘racun emas’ yang
dimiliki kodok dart dari kolombia misalnya, dapat menewaskan
sekitar 1.000 orang sekaligus.
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai
hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam,
yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan
telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas,
larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah
tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama,
berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi
hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-
tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.

Ciri-ciri Amfibi
ciri-ciri amfibi atau amfibia antara lain ialah :

 Penutup pada tubuhnya berupa kulit yang berlendir


 Hewan tersebut berdarah dingin (poikiloterm)
 Amfibi tersebut mengalami metamorfosis sempurna.
 Hewan ‘berkaki empat’ (tetrapoda) yang dengan alat gerak
berupa 2(dua) pasang kaki. Kaki amfibi tersebut
mempunyai selaput renang yang terdapat di antara jari-jari
kakinya tersebut. Kaki tersebut berfungsi juga untuk dapat
melompat serta berenang.
 Jantung pada amfibi terdiri dari 3(tiga) ruangan yakni 2(dua)
serambi dan juga  1(satu) bilik.
 Alat pernafasan pada amfibi setelah dan juga sebelum
bermetamorfosis berbeda. Saat masih larva (kecebong) alat
pernapasannya ialah berupa insang. Setelah dewasa bernafas
menggunakan paru-paru dan juga kulit.
 Mata pada amfibi mempunyai selaput tambahan disebut
dengan membrana niktitans. Selaput tersebut berguna
disaat menyelam.
 Amfibi tersebut berkembang biak dengan cara bertelur dan
juga pembuahan eksternal, yakni betina melepaskan telurnya
dan juga kemudian dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh
induknya.

 Amfibia mempunyai ciri-ciri:

Penutup Kulit yang


tubuh berlendir

dua pasang kaki dan


pada setiap kakinya
terdapat selaput
renang yang terdapat
Alat gerak di antara jari-jari
kakinya dan kakinya
berfungsi untuk
melompat dan
berenang.

pernapasan pada saat


masih kecebong
berupa insang, setelah
dewasa alat
pernapasannya
Alat berupa paru-paru dan
pernapasan kulit dan hidung
amfibi mempunyai
katup yang mencegah
air masuk ke dalam
rongga mulut ketika
menyelam

Suhu tubuh tidak tetap, berubah-


ubah mengikuti suhu
lingkungannya
(berdarah
dingin/poikiloterm)

Peredaran
Tertutup
darah

Mata dan matanya


mempunyai selaput
tambahan yang
Alat
disebut membrana
penglihatan
niktitans yang sangat
berfungsi waktu
menyelam

dengan cara
melepaskan telurnya
dan dibuahi oleh yang
Berkemban
jantan di luar tubuh
g biak
induknya
(pembuahan
eksternal

terdiri dari tiga


Jantung ruangan yaitu dua
serambi dan satu bilik

Sistem Pencernaan Hewan Amfibi


Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan di akhiri
oleh anus. Pada beberapa bagian dari trackus digestoria
mempunyai struktur dan ukuran yang berbeda. Mangsa yang
berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi
oleh air liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah.
Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagus yang
menghasilkan sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk ke
dalam vetriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan.
Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan menjadi
hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung
enzim, yang merupakan katalisator. Enzim yang dihasilkan oleh
ventriculus dan intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin
untuk protein, lipase untuk lemak.

Di samping itu ventrikulus menghasilkan asam klorida untuk


mengasamkan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan
makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik.
Makanan masuk ke dalam intestinum dari ventriculus melalui klep
pyloris. Kelenjar pencernaan yang besar ialah hepar dan
pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum. Hepar
yang besar terdiri dari beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang
dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang
kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus
Cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang
merupakan saluran gabungan dengan dengan saluran yang dari
pankreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak. Bahan
yang merupakan sisa di dalam intestinum mayor menjadi feses dan
selanjutnya di keluarkan melalui anus.

Amfibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding


mulutnya. Ada beberapa amfibi yang lidahnya tidak dapat bergerak,
tetapi sebagian besar bangsa Amfibi mempunyai lidah yang dapat
dijulurkan ke luar serta katak dan kodok lidah digulung ke
lambung. Usus menunjukkan berbagai variasi. Pada Caecillia
menunjukkan ada gulungan kecil dan tidak dibedakan antara usus
kecil dan usus besar, pada katak dan kodok terdapat usus yang
relatif panjang, menggulung yang membuka kloaka.
Sistem pencernaan Amphibi hampir sama seperti pada Pisces,
meskipun keduanya memiliki makanan yang berbeda. Sistem
pencernaan Amphibi lebih rincinya sebagai berikut:

1. Rongga mulut
Rongga mulut atau cavum oris pada katak dilengkapi dengan
gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah
untuk menangkap mangsa. Gigi Amphibi berbentuk V dengan
perkembangan yang tidak sempurna. Giginya terdapat pada
rahang atas dan rahang bawah. Pada rahang atas disebut gigi
maxilaris sedangkan pada rahang bawah disebut gigi vomerin.

Lidah katak berbentuk menggulung, panjang dan bertekstur


kenyal dan lengket, digunakan untuk menangkap mangsa.
Mangsa yang berupa hewan kecil, kebanyakan serangga, akan
dibasahi oleh air liur. Meskipun demikian, Amphibi tidak
begitu banyak memiliki kelenjar ludah.

2. Kerongkongan ( esofagus )
Setelah dari dari cavum oris, makanan menuju esofagus yang
berupa saluran pendek. Esofagus akan menghasilkan sekresi
alkalis dan mendorong makanan masuk lambung.

3. Lambung ( ventrikulus )
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan. Berbentuk
kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung
katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya
esofagus dan lubang keluar menuju usus. Bagian muka
ventrikulus yang besar disebut cardiac, sedang bagian
posterior mengecil dan berakhir di pyloris. Kontraksi dinding
otot ventrikulus meremas makanan menjadi hancur dan
dicampur dengan sekresi ventrikulus yang mengandung enzim
atau fermen, yang merupakan katalisator. Tiap – tiap enzim
mengubah sekelompok makanan menjadi ikatan – ikatan yang
lebih sederhana.

Enzim yang dihasilkan oleh ventrikulus dan intestinum terdiri


atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak.
Di samping itu, ventrikulus juga menghasilkan asam klorida
untuk mengasamkan bahan makanan. Mengasamkan bahan
makanan berguna untuk membunuh mangsa dan membunuh
kuman penyakit, mengingat mangsa katak adalah serangga
atau hewan kecil lainnya yang mungkin masih hidup. Gerakan
yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut
gerakan peristaltik.

Di dekat lambung, menempel pankreas yang berwarna kuning


yang menghasilkan enzim untuk mencerna makanan. Selain
itu juga terdapat hepar yang menghasilkan cairan empedu
yang menetralisir racun dan zat – zat toxic yang masuk ke
saluran pencernaan katak. Hepar yang besar terdiri ats
beberapa lobus dan bilus ( zat empedu ) yang dihasilkan akan
ditampung sementara dalam vesica felea yang kemudian akan
dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystecus dahulu
kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran
gabungan dengan saluran yang dari pancreas. Fungsi bilus
untuk mengemulsi zat lemak.

4. Usus ( intestinum )
Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus
meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas
batas-batasnya. Di dalam usus terjadi penyerapan makanan
oleh enzim yang dihasilkan pankreas.
Makanan masuk ke dalam intestinum melalui ventrikulus
melalui klep pyloris.

5. Usus besar
Di dalam usus besar katak hanya terjadi penyerapan air dan
pembusukan sisa makanan. Bahan makanan yang merupakan
sisa dalam intestinum mayor akan menjadi feses. Usus besar
berakhir pada rektum dan akan menuju kloaka.
6. Kloaka
Merupakan muara bersama antara saluran pencernaan
makanan, saluran reproduksi, dan urine.

Kelenjar pencernaan pada amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati


dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus
kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi
mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang
berwarna kehijauan. Pankreas berwarna kekuningan, melekat
diantara lambung dan usus dua belas jari (duodenum). Pankreas
berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada
duodenum.

Jenis-Jenis Amfibi
Jenis-Jenis atau macam-macam amfibi atau amfibia di Indonesia
antara lain ialah sebagai berikut : Amfibi (amphibia) tersebut
terbagi ialah menjadi tiga ordo yaitu anura (kodok dan katak),
caudata (salamander), dan gymnophiona (sesilia).

Ordo Anura
Dikenal ialah sebagai kodok atau juga katak. Ordo tersebut terdiri
dari sekitar 55 famili dengan jumlah spesies mencapai sampai 6.455
di seluruh dunia. Indonesia mempunyai 351 spesies kodok dan juga
katak yang telah teridentifikasi. Sebagai Contoh amfibi dari ordo
Anura yang hidup di Indonesia antara lain ialah sebagai berikut :
Katak Pelangi (Ansonia latidisca), Katak Bertaring (Limnocetes sp.),
(Philautus pallidipes), Kodok Sawah (Fejervarya cancrivora),
Bancet Hijau (Occidozyga lima), Precil Jawa (Microhyla achatina),
dan Kodok Pohon Jawa (Rhacophorus javanus) ,Katak Darah
(Leptophryne cruentata), Bangkong Sungai (Phrynoidis aspera),
Kongkang Jeram (Huia masonii), Kodok Pohon Kaki Putik .

Ordo Caudata
Dikenal ialah sebagai salamander. Ordo tersebut terdiri dari 10
famili dengan total spesies ialah mencapai 671 jenis. Ordo
tersebut tidak terdapat di Indonesia. Sebagai contoh hewan amfibi
dari ordo Caudata antara lain ialah Salamander Raksasa Cina
(Andrias davidianus) yang hidup di China, Salamander punggung
merah (Plethodon cinereus) di Amerika Utara, dan juga  Asiatic
Salamanders (Hynobius kimurae).

Ordo Gymnophiona
Dikenal ialah sebagai Sesilia. Ordo tersebut erdiri dari 10 famili
dengan total spesies yang mencapai 200 jenis. Amfibi dalam
anggota ordo Gymnophiona tersebut  yang hidup di Indonesia ialah
(pulau Sumatera, Jawa, dan juga Kalimantan) ialah dari genus
Ichthyophis sp. Beberapa dari jenis yang hidup di Indonesia antara
lain ialah : Indonesia Caecilian (Ichthyophis bernisi), Java Caecilian
(I. javanicus), Black Caecilian (I. monochrous), Kapahiang Caecilian
(I. paucidentulus), Yellow-banded Caecilian (I. paucisulcus), dan
Sumatra Caecilian (I. sumatranus), Billiton Island Caecilian (I.
billitonensis), Elongated Caecilian (I. elongatus), Javan Caecilian (I.
hypocyaneus).

Struktur dan fungsi alat tubuh amfibi


1. Tubuh terdiri dari kepala dan badan atau kepala, badan, dan
ekor tubuh berlendir
2. Mempunyai dua lubang hidung yang berhubungan dengan
rongga mulut yang disebut koane
3. Di kanan kiri tulang vomer yang berbentuk V terdapat
penghubung antara rongga mulut dengan rongga telinga
disebut Eustrachius
4. Endoskeleton mempunyai kolumna vertebratis (ruas tulang
belakang)
5. Terdapat sepasang rahang, gigi, lidah, dan langit-langit
6. Kelopak mata digunakan untuk menjaga kelembaban mata.
7. Telinga digunakan untuk menangkap gelombang suara.
8. Alat pernapasan utama amfibi dewasa biasanya berupa paru-
paru yang dibantu oleh pori-pori kulit.
9. Sistem peredaran darahnya adalah system peredaran darah
ganda.
10. Kulit amfibi tidak bersisik dan halus, kelembaban kulit
selalu terpelihara karena adanya kelenjar mokusa. Pada
amfibi kulit berperan dalam :
a) Menjaga keseimbangan air dan respirasi.
b) Membantu mengatur suhu tubuh ketika berada didarat.
c) Melindungi diri dari hewan predator.

Klasifikasi Amfibi
Bangsa caudata atau salamander merupakan bangsa yang bertubuh
serupa kadal, namun berkulit licin tanpa sisik. Bangsa kedua yaitu
apoda atau gymnophiona yang mempunyai ukuran paling kecil
diantara amfibi yang lain. Bentuknya seperi cacing dengan kepala
dan mata yang tampak jelas. Satu lagi bangsa amfibi yang paling
umum dijumpai yaitu bangsa anura atau katak. Katak mudah
dikenali dari tubuhnya yang tampak seperti berjongkok dengan
empat paha untuk melompat, leher yang tidak jelas, dan tanpa ekor
(Iskandar 1998). Bangsa apoda tersebar di daerah tropis, kecuali di
Madagaskar, New Guinea dan Australia. Salamander tersebar luas
di daerah temperate dari belahan bumi utara meskipun terdapat
satu famili yang terdapat di daerah tropis. Sedangkan bangsa anura

tersebar hampir di seluruh dunia, dengan keanekaragaman


tertinggi di daerah tropis (Cogger & Zweifel 2003).
Bangsa apoda mempunyai ukuran terkecil 15 mm sedangkan yang
terbesar mencapai 1,5 meter. Bangsa salamander mempunyai
ukuran terkecil 27 mm dan yang terbesar mencapai 160 cm.
Sedangkan bangsa anura terkecil berukuran 1 cm dan yang terbesar
mencapai 40 cm dengan berat 3,3 kg (Hofrichter 2000).

Menurut AmphibiaWeb (2011) jumlah amfibi di dunia sekarang ini


mencapai 6810 jenis yang terdiri dari 6013 anura, 608 caudata dan
189 gymnophiona. Indonesia memiliki sekitar 450 jenis anura dan
terdapat 10 famili dari bangsa anura yang ada di dunia. Famili
tersebut adalah Bombinatoridae (Discoglossidae), Megophryidae
(Pelobatidae), Bufonidae, Lymnodynastidae, Myobatrachidae,
Microhylidae, Pelodryadidae, Ranidae, Rhacophoridae dan Pipidae
(Iskandar 1998).
Dari penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa amfibi dibagi
menjadi 3 ordo yaitu:

 Urodela / Caudata contohnya salamander.


 Apoda / bymnophyona contohnya salamander cacing.
 Anura contohnya katak dan kodok.

Berikut adalah penjelasan setiap ordo berdasarkan


contoh-contohnya.

 Caudata
Ciri-cirinya:
a) Hewan karnivora (pemakan daging).
b) Makanannya berupa invertebrata kecil (serangga, sifut,
cacing, keong kecil)
c) Fertilisasi secara internal. Salamander jantan menghasilkan
sel sperma yang mengandung spermatofor. Setelah proses
kopulasi (kawin) spermatofor ditampung di dalam kloaka
salamander betina, merupakan muara dari saluran urine,
genital, dan pemcernaan. Didalam kloaka sel telur dibuahi
oleh sel sperma.

 Apoda
Ciri-ciri Apoda:
a) Tidak berkaki
b) Sering kali buta
c) Ukuran sama dengan cacing pada umumnya panjang 10 cm
sampai 1 m.
d) Habitat di dalam tanah yang subur.
e) Makanan berupa cacing dan invertebrate tanah lainnya.
f) Contohnya yaitu lehthyiphis glutinosus.

 Anura
Ciri-ciri katak :
a) Jenis amfibi tidak berekor.
b) Kepala bergantung pada anggota badan belakang yang
terspesialisasi untuk melompat
c) Memiliki kulit yang halus.
d) Habitat didekat perairan air tawar.

 kodok
Ciri-ciri kodok :
a) Jenis amfibi tak berekor
b) Kepala terhubung dengan anggota badan sehingga dapat
terspesialisasi untuk melompat.
c) Bertubuh gemuk.
d) Kulit kasar berintil
e) Habitat ditempat lumpur

Peranan Amfibi dalam kehidupan


 Dalam rantai makanan amfibi berperan untuk mengatur
populasi serangga.
 Amfibi merupakan makanan bagi unvertebrata lain misalnya
ular dan burung.
 Amfibi digunakan sebagai makanan bagi manusia yaitu untuk
memperoleh asupan protein (misalnya katak hijau)
 Selain itu dimanfaatkan sebagai objek praktikum dan
penelitian.
Karakteristik dan Pembagian Kelompok Tetrapoda

Ciri-Ciri Tetrapoda:

 Memiliki appendages -> Tetrapoda


 Anggota tubuh berpasangan masing-masing dengan 5 jari (kecuali
mengalami modifikasi)
 Tubuh tidak langsung berhubungan dengan tubuh (ada leher)
 Kepala dapat bergerak bebas, kecuali pada Amphibia
 Memiliki lubang hidung yang terbuka ke arah rongga mulut
 Umumnya respirasi menggunakan paru-paru
 Umumnya hidup di darat
 Tubuh ditutupi oleh kulit yang lembab (Amphibia), sisik (Reptil),
bulu (Aves), rambut (Mammalia)

Berdasarkan struktur anatomi dan morfologinya, kelompok Tetrapoda dari


Superkelas Gnathostomata dibagi menjadi 4 kelas, yaitu:

1. Amphibia

 Memiliki kulit yang lembab


 Bernapas dengan paru-paru dan/atau kulit
 Memiliki sistem pendengaran, namun tidak memiliki daun telinga
 Jantung terdiri atas 2 atrium dan 1 ventrikel
 Fertilisasi ekternal, bertelur atau melahirkan anak
 Telur kecil, tidak bercangkang  -> telur dilindungi oleh kapsul jeli,
diletakan di air atau lingkungan yang lembab
 Larva mengalami metamorfosis sempurna
 Poikiloterm

Contoh: Rana (katak hijau), Bufo (kodok bangkong), Hyla, Microhyla

2. Reptilia

 Vertebrata pertama yang sepenuhnya tinggal di daratan (terestrial)


 Bertelur atau melahirkan anak
 Telur berukuran besar dan sudah ditutupi cangkang
 Kulit bersisik dari zat tanduk, memiliki cadangan makanan, dan
diperkuat dengan osteoderm tulang
 Sisik bersifat kedap air
 Memiliki rongga mulut tanpa gigi dengan lidah dapat digerakan.
 Jantung mempunyai 2 atrium dan 2 ventrikel, namun terpisah
tidak sempurna, kecuali pada Crocodilidae.
 Bersifat poikilotermis dan eksotermis –> pengaturan suhu tubuh
dilalukan dengan perilaku, misalnya menjemur diri
 Reptilia dibagi menjadi 4 Ordo, yaitu:

 Chelonia

 tubuh ditutupi oleh rumah, karapak pada bagian dorsal dan


plastron di bagian ventral yang tersusun atas sejumlah dermal yang
ditutupi perisai dari zat tanduk
 memiliki rahang tanpa gigi, namun  memiliki paruh dari zat tanduk
 mengalami reduksi jumlah vertebrae
 contoh: Chelonia sp. (penyu)

 Crocodilia

 Tubuh dilapisi oleh sisik dari zat tanduk yang tebal


 Gigi hanya terdapat pada rahang
 Tengkorak tipe dipsid
 Contoh: Osteolaemus, Alligator

 Squamata

 Anggotanya merupakan  kadal atau ular


 Tubuh ditutupi oleh sisik dari zat tanduk dan mengalami ekdisis
 Pada ular, terdapat organ Jacobson, yaitu organ yang berfungsi
sebagai peraba atau mendeteksi panas (suhu tubuh) mangsa
 Contoh: Gekko, Draco, Phyton, Vipera

 Rhyncocephalia

 Contoh: Tuatara

3. Aves

 Memiliki 4 appendages, namun 2 appendages depan mengalami


modifikasi menjadi sayap
 Jari kedua pada appendages depan mengalami modifikasi,
memanjang sebagai penyokong utama bulu untuk terbang.
 Kaki belakang mengalami modifikasi untuk berjalan, berenang,
atau keduanya.
 Tubuh ditutupi oleh bulu, namun kaki bagian bawah ditutupi oleh
sisik seperti pada reptil
 Bernapas dengan paru-paru
 Fertilisasi internal
 Telur bercangkang, tersusun atas zat kapur, dan memiliki cadangan
makanan (egg yolk)
 Ketika masih kecil memiliki gigi yang berfungsi menghancurkan
cangkang telur (egg tooth), namun ketika dewasa gigi tersebut akan
hilang
 Endotermik
 Memiliki penglihatan yang tajam
 Suara dihasilkan oleh siring yang terdapat pada dasar trakea
 Jantung terdiri atas 4 ruang
 Memiliki 9 kantung udara
 Bersifat homoiotermis dan endotermis  -> dapat mempertahankan
suhu tubuhnya, tidak bergantung pada lingkungan
 Secara ekologi, burung dibagi menjadi 4 kelompok:

 Burung yang hidup di tanah

contoh: Ordo Casuariformes

 Burung yang hidup di air tawar

contoh: Ordo Anseriformes

 Burung yang hidup di pantai

contoh: Charadriiformes

 Burung yang hidup di laut lepas

contoh: Pelecaniformes

 Burung hidup di pohon

contoh: Columbiformes

 Burung yang mencari makan di udara

contoh: Apodiformes

 Burung penyanyi

Contoh: Passeriformes

 Burung pemangsa
contoh: Falconiformes
4. Mammalia

 Memiliki 4 kaki
 Tubuh ditutupi oleh rambut
 Memiliki kelenjar susu  -> Mammalia
 Memiliki kepala dan leher yang fleksibel
 Suara dihasilkan oleh pita suara pada laring
 Jantung terdiri atas 4 ruang
 Endotermik dan homoiotermis
 Bernapas dengan paru-paru
 Telur kecil dan berkembang di dalam uterus, kecuali pada
Monotremata
 sebagian besar melahirkan anak, namun ada pula yang bertelur
melahirkan
 Mamalia terbagi menjadi 3 subkelas, yaitu:

1. Prototheria

 Masih bertelur dan memiliki kloaa


 Tidak memiliki putting susu
 Memiliki kantung marsupial
 Contoh: Ordo Monotremata: Tachyglosus

2. Metatheria

 Merupakan kelompok hewan berkantung


 Memiliki telur dengan cadangan makanan, tidak bercangkang,
namun ditutupi albumin dan telur berada pada pada uterus
 Anak lahir pada tahap perkembangan awal kemudian pindah ke
kantung marsupium yang di dalamnya terdapat putting susu.
 Contoh: Ordo Marsupialia: Macropus (kanguru)

3. Eutheria

 Memiliki telur yang sangat kecil, memiliki atau tidak ada cadangan
makanan sama sekali, namun memiliki membran vitelia
 Telur tetap berada di uterus
 Anak lahir dalam masa perkembangan yang lebih maju
 Tidak memiliki kantung marsupium
 Memiliki putting susu yang menonjol bebas dari permukaan
ventral tubuh
 Tidak memiliki kloaka
 Contoh: Ordo Insectivora, Primata, Chiroptera

Anda mungkin juga menyukai