Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TUMBUHAN

DOSEN MATA KULIAH :


Dr. Sukmarayu P. Gedoan, SP,MP
Dr. Helen J. Lawalata, SP,M.Si

Disusun oleh :
Dianna Sumarauw 19 507 020

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunianya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Kultur jaringan
Tumbuhan.
Dalam Penyusunan laporan ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan
ini.
Dalam penulisan laporan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada Dosen yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Sawangan, 21 juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


BAB I
Pendahaluan .................................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum..................................................................................................................... 1
BAB II
Tinjauan Pustaka ............................................................................................................................. 2
BAB III
Metode Praktikum ........................................................................................................................... 3
BAB IV
Hasil dan Pembahasan .................................................................................................................... 6
BAB V
Kesimpulan ..................................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ............................................................................................................................... 10
Lampiran-lampiran ....................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dalam kondisi aseptik, sehingga bagian
tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman kembali. Teknik kultur
jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik
perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi
aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini
sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca"
karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.
Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap
bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-
jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan
memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui apa saja yang ada dalam laboratorium kultur jaringan
2. Mengetahui bagaimana pembuatan media kultur jaringan
3. Mengetahui bagaimana proses kultur jaringan tumbuhan
1.3 Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa dapat Mengetahui apa saja yang ada dalam laboratorium kultur jaringan
2. Mahasiswa dapat Mengetahui bagaimana pembuatan media kultur jaringan
3. Mahasiswa dapat Mengetahui bagaimana proses kultur jaringan tumbuhan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam memulai melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan


peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur
jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu
laboratorium yang ideal yang memiliki: 1.) Ruang persiapan yang di dalamnya terdapat
timbangan analitik, lemari pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas
standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas, dan
wadah kultur), alat untuk mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse,
fumehood, destilator, dan kereta dorong; 2.) Ruang transfer yang di dalamnya terdapat
laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat
steril, dan timbangan kecil. 3.) Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu
fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur,
mikroskop binokuler, dan shaker. (Barahima, 2011).
Kultur jaringan tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan organ, jaringan dan
sel tumbuhan. Jaringan dapat dikulturkan pada agar padat atau dalam medium hara cair. Jika
ditanam dalam agar, jaringan akan membentuk kalus, yaitu massa atau sel-sel yang tak
tertata. Kultur agar juga mempergunakan teknik untuk meristem (Suryo, 1992).
Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama disebabkan
pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan jaringan yang dikulturkan. Hara
terdiri dari komponen yang utama dan komponen tambahan. Komponen utama meliputi
garam mineral, sumber karbon (gula), vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti
senyawa nitrogen organic, berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak
multak, tetapi dapat menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya (Anonim, 2011)
Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di
Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja
serta dapat menimbulkanpenyakit. Maka dari itu laporan ini akan membahas tentang
bagaimana proses serta alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan dari eksplan sampai
menjadi tanaman yang siap di tanam.

2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan yang membahas tentang cara pembuatan Kultur
jaringan invitro beserta kegunaan ruangan yang ada di laboratorium dan juga alat dan bahan
yang digunakan selama proses kultur jaringan Tumbuhan. Dilaksanakan di Laboratorium
Kultur Jaringan BPDASHL Tondano Kima Atas, Kecamatan Mapanget, Kota Manado Pada
tanggal 29 Mei 2021, pada Pukul 08.00-selesai WITA.

B. Alat dan Bahan


Alat
 Oven
 Autoklaf
 Pinset scalpel
 Gunting
 Laminar airflow
 Timbangan analitik
 magnetik Stirrer
 ph meter
 Spatula
 Gelas ukur
 Gelas kimia
 Label
 Aquades
 Microwave
 Pipet
 Netpot
 Plastic
 Lampu ultraviolet (UV)
 AC
 Rak
 Lemari
 Meja

3
 Kursi
 Masker
 Sarung tangan
 Jas lab
 Botol

Bahan
Hara mikro dan makro
 Nh4No3
 KNo3
 MgSo4
 H2Po4
 Cacl2
 H3Bo3
 CoCl2
 Ms4
 Ma2Moo
 CuSo4
 Larutan stok media MS
 Agar-agar 9 g/L
 Gula pasir 30 g/L
 NaOH 1 N
 HCL 1 N
 Stok A
 Stok B
 Stok C
 Stok D
 Zpt BAP
 Zpt NAA
 Zpt kinetin
 Zpt 2,4 D
 Alkohol

4
C. Metode
 Semua Mahasiswa di bagi berdasarkan kelompoknya.
 Kemudian perkelompok berjalan dari ruangan ke ruangan yang lain untuk mendapatkan
penjelasan dari asisten dosen tentang alat-alat dan contoh bahan yang digunakan dalam
kultur jaringan
 Menulis penjelasan yang diberikan dan menanyakan apabila ada yang kurang jelas.
 Mengambil gambar alat alat lab kultur jaringan

5
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
Untuk dapat menjalankan/melaksanakan praktikum kultur jaringan terdapat beberapa ruangan
yaitu, ruang persiapan, ruangan media, ruang subkultur atau ruang transfer, ruang
pertumbuhan dan inkubasi atau ruang penyimpanan dan ruang aklimatisasi,

A. ruang persiapan
Ruang persiapan merupakan ruangan yang mempunyai 3 fungsi dasar yaitu untuk
membersihkan alat-alat (alat-alat gelas seperti petri, botol, dll), persiapan dan sterilisasi
media, danpenyimpanan alat-alat gelas.Sebuah bak untuk mencuci yang dilengkapi dengan
kran untuk aliran air mengalir juga diperlukan untuk membersihkan alat-alat berbahan gelas.
Selain itu diperlukan meja yang permukaanya dilapisi dengan bahan yang mudah
dibersihkan. bahan dan alat yang digunakan dalam kultur jaringan Pertama-tama alat dicuci
bersih menggunakan sabun dan air mengalir lalu di Sterilisasi menggunakan autoklaf dan
oven, sterisasi dilakukan selama satu hari dengan suhu 1000C, untuk penyimpanan suhu yang
digunakan 450 C.

B. Ruang Media
Pembuatan media dilakukan dalam ruangan ini, mulai dari peracikan, pencampuran bahan
kimia hingga mendapatkan media yang cocok untuk tanaman yang akan di kulturkan,
pembuatan media antara lain:
 Menyiapkan alat dan zat kimia yang diperlukan.
 Menghitung cara pengenceran yang dibutuhkan.
 Mengukur kebutuhan bahan kimia sesuai dengan perlakuan.
 Mencampurkan kebutuhan bahan kimia kedalam gelas tabung.
 Memanaskan dan mengaduk bahan kimia yang tercampur dengan stirrer.
 Setelah larutan berbuih, mengecek pH larutan. Jika kurang dari 5,8 makamemberikan
larutan NaOH sedikit demi sedikit singga memperoleh pH5,8. Sedangkan jika pH lebih
dari 5,8, maka memberikan tetesan larutanHCl sehingga larutan mencapai pH 5,8.
 Memasukan larutan media kedalam botol kemudian menutupnya dengan plastik tebal
berukuran 0,05 cm dan mengikatnya dengan karet gelang.
 Meletakan botol media ke dalam autoklaf selama 20 menit.

6
 Mengangkat botol media dan membiarkan selama tiga hari, kemudian dapat digunakan
untuk media kultur jaringan tanaman.

C. Ruang Subkultur atau ruang tranfer


merupakan ruang yang digunakan untuk isolasi, inokulasi dan subkultur (penjarangan)
padakondisisteril yang di dalamnya terdapat lemari kaca atau kabinet yang disebutLaminar
Airflow(LAF). Laminar Airflowini digunakan untuk pemotongan eksplan, melakukan
penanaman dan subkultur. Akan tetapi jika tidak ada LAF yang memadai, tahap isolasi
(pemotongan eksplan) dapat dilakukan di antara kertas saring steril.Sangat dianjurkan untuk
menggunakan jas laboratorium yang bersih selama tahap persiapan dan mensterilkan tangan
dengan alkohol 96% (Pierik, 1987).Alat-alat seperti scalpel, gunting dan alat-alat inokulasi
lainnya harus disterilkan dengan alkohol 96% dan dilanjutkan dengan pemanasan di atas api
bunsen.Lampu ultraviolet (UV) juga digunakan untuk mensterilkan ruang, sebelum LAF
digunakan.Pemotongan eksplan juga dilakukan di dalam LAF yang kemudian dilanjutkan
dengan beberapatahapan sterilisasi sebelum ditanam pada media kultur.Selama inokulasi atau
penanaman, botol yang berisi media padat pada prinsipnya pada kondisi horisontal, hal ini
dilakukan untuk mengurangi kontaminasi, terutama ketika tidak bekerja dalam
LAF.Subkultur atau tahap penjarangan juga dilakukan dalam LAF, dan merupakan tahapan
yang perlu dilakukanpada metode kultur jaringan. Ada beberapa alasan perlu dilakukannya
subkultur, diantaranya yaitu nutrisi media yang semakin lama semakin berkurang, munculnya
browning atau media agar menjadi kecoklatan karena jaringan tanaman kadang mengeluarkan
senyawa toksik, ataueksplan membutuhkan tahap perkembangan lebih lanjut.

D. Ruang pertumbuhan dan inkubasi (Growing area)


Growing area merupakan ruang pertumbuhanatau ruang penyimpananhasil kultur pada
kondisicahaya dan temperatur yang terkontrol.Ruang pertumbuhanini terdiri dari rak-rak
yang biasanya terbuat dari kaca dan digunakan untuk meletakkan botol-botol kultur setelah
prosespenanamanan pada ruang isolasi di dalam LAF. Rak-rak yang digunakan untuk
inkubasi dilengkapidengan lampu neon di atasnya sebagai sumber cahaya.Sedangkan ruang
pertumbuhandalam kultur jaringan dilengkapi dengan Air conditioner(AC) untuk mengontrol
suhu ruang.

7
E. Ruang aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan kegiatan akhir teknik kultur jaringan dan merupakan proses adaptasi
dari tanaman hasil kultur jaringan terhadap lingkungan baru, yaitu lingkungan tumbuh yang
kurang aseptik. Ruang aklimatisasi dapat dilakukan di rumah kaca atau persemaian.
Dalam laboratorium yang kami kunjungi ruang aklimatisasinya sedang dalam tahap
pembangunan dan untuk aklimatisasi itu sendiri masih menggunakan sungkup
Kondisi yang dibutuhkan pada saat aklimatisasi tergantung pada jenis tanaman dan
kualitasnya. Secara umum faktor yang mempengaruhi keberhasilan aklimatisasi adalah :
1.Kelembaban
Mempertahankan kelembaban relatif yang tinggi untuk beberapa hari pertama setelah
aklimatisasi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan daya hidup planlet. Penurunan
kelembaban dan penurunan intensitas cahaya harus selambat mungkin dilakukan untuk
membentuk tanaman yang makin kuat sehingga tanaman tidak stres. Beberapa teknik
mendapatkan kelembaban yang sesuai adalah dengan menggunakan sistem penutupan dengan
kantong plastik bening (sungkup), sistem ini terbukti lebih baik dan relatif murah dan mudah
dalam pengerjaannya.
2.Cahaya
Pada kondisi in vitro, tanaman disinari pada tingkat cahaya yang rendah. Bila tanaman
langsung dipindahkan pada kondisi dengan tingkat cahaya yang tinggi maka daun akan
menjadi kering seperti terbakar. Untuk itu pada saat tanaman diaklimatisasi perlu diberikan
naungan. Naungan akan mengurangi transpirasi dan kelebihan cahaya yang dapat merusak
molekul klorofil. Setelah beberapa waktu dibawah naungan, tanaman secara perlahan-lahan
dipindahkan ke kondisi pencahayaan sebenarnya dimana tanaman akan ditanam.
3.Temperatur
Kondisi di ruang aklimatisasi (rumah kaca)diusahakan mempunyai suhu berkisar antara 25o –
30o C. Pengaturan suhu dapat juga dilakukan dengan melakukan penyiraman, fentilasi
terkontrol dan sistem pengkabutan.

8
BAB V
KESIMPULAN

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok
sel atau jaringan yang ditumbuhkan dalam kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut
dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman kembali. Teknik kultur jaringan
memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan
tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam
botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur
in vitro.
Untuk dapat menjalankan/melaksanakan praktikum kultur jaringan terdapat beberapa ruangan
yaitu, ruang persiapan,ruangan media, ruang subkultur atau ruang transfer, ruang
pertumbuhan dan inkubasi atau ruang penyimpanan dan ruang aklimatisasi.
Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama disebabkan
pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan jaringan yang dikulturkan. Hara
terdiri dari komponen yang utama dan komponen tambahan. Komponen utama meliputi
garam mineral, sumber karbon (gula), vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti
senyawa nitrogen organic, berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak
multak, tetapi dapat menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya (Anonim, 2011)
Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di
Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta
dapat menimbulkanpenyakit.Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat
dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Endin, I., (2013). Teknik aklimatisasi tanaman hasil kultur jaringan.


http://www.biotifor.or.id/2013/lb.file/gambar/File/infotek%202013/INFOTEK%20Vo
l.11%20No.2,%20September%202013%20Pak%20Endin.pdf (Diakses pada tanggal
21 juni 2021)

Rahmat, H., (2019). LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KULTUR JARINGAN TANAMAN.


https://www.academia.edu/38446779/LAPORAN_PRAKTIKUM_ALAT_ALAT_TEKN
IK_KULTUR_JARINGAN_TANAMAN_RAHMAT_HIDAYAT_AGRONOMI_FAKULT
AS_PERTANIAN_UNIVERSITAS_JAMBI_docx. (Diakses pada tanggal 21 juni 2021)

Lili, S., (2020) Pengenalan Laboratorium Kultur JaringanTumbuhan, Pembuatan Media dan
Metode Sterilisasi.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326898/pengabdian/pengenalan-lab-kuljar.pdf.
(Diakses pada tanggal 21 juni 2021)

Wikipedia. (2021). Kultur Jaringan. https://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan. (Diakses


pada tanggal 21 juni 2021)

Anonimous. (2012). Laporan Pengenalan alat kultur Jaringan. http://madi-


cmos.blogspot.com/2012/03/laporan-pengenalan-alat-kultur-jaringan.html. (Diakses
pada tanggal 21 juni 2021)

10
LAMPIRAN-LAMPIRAN

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Anda mungkin juga menyukai