Disusun oleh :
Dianna Sumarauw 19 507 020
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunianya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Kultur jaringan
Tumbuhan.
Dalam Penyusunan laporan ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan
ini.
Dalam penulisan laporan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini, khususnya kepada Dosen yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan yang membahas tentang cara pembuatan Kultur
jaringan invitro beserta kegunaan ruangan yang ada di laboratorium dan juga alat dan bahan
yang digunakan selama proses kultur jaringan Tumbuhan. Dilaksanakan di Laboratorium
Kultur Jaringan BPDASHL Tondano Kima Atas, Kecamatan Mapanget, Kota Manado Pada
tanggal 29 Mei 2021, pada Pukul 08.00-selesai WITA.
3
Kursi
Masker
Sarung tangan
Jas lab
Botol
Bahan
Hara mikro dan makro
Nh4No3
KNo3
MgSo4
H2Po4
Cacl2
H3Bo3
CoCl2
Ms4
Ma2Moo
CuSo4
Larutan stok media MS
Agar-agar 9 g/L
Gula pasir 30 g/L
NaOH 1 N
HCL 1 N
Stok A
Stok B
Stok C
Stok D
Zpt BAP
Zpt NAA
Zpt kinetin
Zpt 2,4 D
Alkohol
4
C. Metode
Semua Mahasiswa di bagi berdasarkan kelompoknya.
Kemudian perkelompok berjalan dari ruangan ke ruangan yang lain untuk mendapatkan
penjelasan dari asisten dosen tentang alat-alat dan contoh bahan yang digunakan dalam
kultur jaringan
Menulis penjelasan yang diberikan dan menanyakan apabila ada yang kurang jelas.
Mengambil gambar alat alat lab kultur jaringan
5
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
Untuk dapat menjalankan/melaksanakan praktikum kultur jaringan terdapat beberapa ruangan
yaitu, ruang persiapan, ruangan media, ruang subkultur atau ruang transfer, ruang
pertumbuhan dan inkubasi atau ruang penyimpanan dan ruang aklimatisasi,
A. ruang persiapan
Ruang persiapan merupakan ruangan yang mempunyai 3 fungsi dasar yaitu untuk
membersihkan alat-alat (alat-alat gelas seperti petri, botol, dll), persiapan dan sterilisasi
media, danpenyimpanan alat-alat gelas.Sebuah bak untuk mencuci yang dilengkapi dengan
kran untuk aliran air mengalir juga diperlukan untuk membersihkan alat-alat berbahan gelas.
Selain itu diperlukan meja yang permukaanya dilapisi dengan bahan yang mudah
dibersihkan. bahan dan alat yang digunakan dalam kultur jaringan Pertama-tama alat dicuci
bersih menggunakan sabun dan air mengalir lalu di Sterilisasi menggunakan autoklaf dan
oven, sterisasi dilakukan selama satu hari dengan suhu 1000C, untuk penyimpanan suhu yang
digunakan 450 C.
B. Ruang Media
Pembuatan media dilakukan dalam ruangan ini, mulai dari peracikan, pencampuran bahan
kimia hingga mendapatkan media yang cocok untuk tanaman yang akan di kulturkan,
pembuatan media antara lain:
Menyiapkan alat dan zat kimia yang diperlukan.
Menghitung cara pengenceran yang dibutuhkan.
Mengukur kebutuhan bahan kimia sesuai dengan perlakuan.
Mencampurkan kebutuhan bahan kimia kedalam gelas tabung.
Memanaskan dan mengaduk bahan kimia yang tercampur dengan stirrer.
Setelah larutan berbuih, mengecek pH larutan. Jika kurang dari 5,8 makamemberikan
larutan NaOH sedikit demi sedikit singga memperoleh pH5,8. Sedangkan jika pH lebih
dari 5,8, maka memberikan tetesan larutanHCl sehingga larutan mencapai pH 5,8.
Memasukan larutan media kedalam botol kemudian menutupnya dengan plastik tebal
berukuran 0,05 cm dan mengikatnya dengan karet gelang.
Meletakan botol media ke dalam autoklaf selama 20 menit.
6
Mengangkat botol media dan membiarkan selama tiga hari, kemudian dapat digunakan
untuk media kultur jaringan tanaman.
7
E. Ruang aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan kegiatan akhir teknik kultur jaringan dan merupakan proses adaptasi
dari tanaman hasil kultur jaringan terhadap lingkungan baru, yaitu lingkungan tumbuh yang
kurang aseptik. Ruang aklimatisasi dapat dilakukan di rumah kaca atau persemaian.
Dalam laboratorium yang kami kunjungi ruang aklimatisasinya sedang dalam tahap
pembangunan dan untuk aklimatisasi itu sendiri masih menggunakan sungkup
Kondisi yang dibutuhkan pada saat aklimatisasi tergantung pada jenis tanaman dan
kualitasnya. Secara umum faktor yang mempengaruhi keberhasilan aklimatisasi adalah :
1.Kelembaban
Mempertahankan kelembaban relatif yang tinggi untuk beberapa hari pertama setelah
aklimatisasi merupakan hal yang penting untuk meningkatkan daya hidup planlet. Penurunan
kelembaban dan penurunan intensitas cahaya harus selambat mungkin dilakukan untuk
membentuk tanaman yang makin kuat sehingga tanaman tidak stres. Beberapa teknik
mendapatkan kelembaban yang sesuai adalah dengan menggunakan sistem penutupan dengan
kantong plastik bening (sungkup), sistem ini terbukti lebih baik dan relatif murah dan mudah
dalam pengerjaannya.
2.Cahaya
Pada kondisi in vitro, tanaman disinari pada tingkat cahaya yang rendah. Bila tanaman
langsung dipindahkan pada kondisi dengan tingkat cahaya yang tinggi maka daun akan
menjadi kering seperti terbakar. Untuk itu pada saat tanaman diaklimatisasi perlu diberikan
naungan. Naungan akan mengurangi transpirasi dan kelebihan cahaya yang dapat merusak
molekul klorofil. Setelah beberapa waktu dibawah naungan, tanaman secara perlahan-lahan
dipindahkan ke kondisi pencahayaan sebenarnya dimana tanaman akan ditanam.
3.Temperatur
Kondisi di ruang aklimatisasi (rumah kaca)diusahakan mempunyai suhu berkisar antara 25o –
30o C. Pengaturan suhu dapat juga dilakukan dengan melakukan penyiraman, fentilasi
terkontrol dan sistem pengkabutan.
8
BAB V
KESIMPULAN
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok
sel atau jaringan yang ditumbuhkan dalam kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut
dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman kembali. Teknik kultur jaringan
memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan
tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam
botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur
in vitro.
Untuk dapat menjalankan/melaksanakan praktikum kultur jaringan terdapat beberapa ruangan
yaitu, ruang persiapan,ruangan media, ruang subkultur atau ruang transfer, ruang
pertumbuhan dan inkubasi atau ruang penyimpanan dan ruang aklimatisasi.
Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama disebabkan
pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan jaringan yang dikulturkan. Hara
terdiri dari komponen yang utama dan komponen tambahan. Komponen utama meliputi
garam mineral, sumber karbon (gula), vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti
senyawa nitrogen organic, berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak
multak, tetapi dapat menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya (Anonim, 2011)
Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di
Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta
dapat menimbulkanpenyakit.Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat
dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Lili, S., (2020) Pengenalan Laboratorium Kultur JaringanTumbuhan, Pembuatan Media dan
Metode Sterilisasi.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132326898/pengabdian/pengenalan-lab-kuljar.pdf.
(Diakses pada tanggal 21 juni 2021)
10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26